Memahami Hukum Sebab Akibat









Hukum sebab akibat adalah hukum terlogis dari tiap tindakan manusia. Dia tersusun berdasarkan kehendakNYA. Sistem agung yang menjadikan kehidupan didalam semesta ini seimbang.

Kami menimbang-nimbang contoh apa lagi yang pantas kami berikan kepada Anda. Selain, bahwa seluruh hal yang disebut keniscayaan adalah hukum sebab akibat. Andaikan Anda jatuh cinta, dan yang Anda cintai itu membalas cinta Anda, apa yang akan Anda rasakan? Begitu juga sebaliknya bila yang Anda cintai tidak membalas cinta Anda, apa yang akan Anda rasakan? Perasaan Anda  adalah hukum sebab akibat.

Perinsip dalam hidup ini sebenarnya sangat simpel; hindari sebabnya kalau tidak mau merasakan akibatnya. Manusia harus mampu melihat segala tindakan dan kejadian dalam sudut pandang hukum sebab akibat. Namun kenyatannya sekarang terbalik. Manusia kebanyakan menghindari akibatnya dan tetap melakukan sebabnya.

Coba tengok! Lihatlah hidup kita. Hal-hal apa yang kita ingin hindari itu terjadi, tapi masih saja kita lakukan penyebabnya. Sebelum kita menyalahkanNYA atas semua akibat yang kita perbuat sendiri, lebih baik kita ber-introspeksi diri dahulu. Bahwa kejadian itu sebenarnya hanya salah kita yang masih saja melakukan sebabnya.

Contoh; sebagian manusia dengan amat sadar membuang sampah kedalam sungai dan selokan air, penyebab yang membuat banjir. Sebagian manusia dengan amat sadar membuat sistem aliran air yang salah, penyebab yang membuat banjir. Sebagian manusia masih dengan amat sadar masih hidup di lingkungan yang tidak layak dan mengotori area itu, penyebab yang membuat, banjir. Sebagian manusia dengan sangat-sangat sadar menggunduli hutan, penyebab yang membuat banjir.

Lalu banjir itu pun benar-benar datang akhirnya. Pada moment itu berbondong-bondong manusia berkata; “Ini adalah musibah banjir dariNYA, kita harus sabar dan ikhlas menghadapinya”. Kami yakin akal Anda sangat logis saat ini. Kami ingin bertanya kepada Anda “Siapakah sebenarnya yang membuat musibah banjir itu?”. Ternyata Anda memang sangat logis. Tidak lain jawabannya adalah manusia itu sendiri. Inilah hukum sebab akibat.

Kami juga punya contoh lain yang sangat nyata, saat salah seorang tetangga teman kami di diagnosa positif kanker paru-paru. Hidupnya langsung berubah drastis, keuangannya habis untuk melakukan pengobatan, keluarganya terbengkalai, dia pun terpaksa keluar dari pekerjaan karena harus bolak-balik terapi. Kalau dilihat dari kacamata luar, hidupnya saat ini sangatlah miris dan itu semua terjadi akibat kanker paru-paru yang dia idap. Sekarang setiap hari dia mengutuk batang-batang rokok yang dia hisap semenjak bangku sekolah. Dia mengutuk iklan-iklan rokok. Dia pun mengutuk apabila ada yang merokok didepannya atau didepan keluarganya.

Sahabatku… Kadang kita memang terlalu buta untuk melihat akibat perbuatan kita sendiri, sebelum kita merasakannya sendiri. Tapi, haruskan kita merasakan akibatnya terlebih dahulu? Tidak, tidak harus. DIA membuatkan kita akal untuk menentukan tindakan apa yang akan kita perbuat.

Inilah gunanya akal itu hadir, dimana dengan akal kita belajar membuat keputusan dan menentukan. Menentukan adalah memilih. Lebih tepatnya memilih pilihan-pilihan yang sudah diperhatikan dan diberpikirkan secara mendalam terlebih dahulu. Menentukan berbeda dengan menetapkan. Menetapkan adalah tugasnyaNYA. Sementara menentukan itu masih tugasnya manusia.

Kita diberi akal pikiran untuk mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.  Kita diberi akal pikiran untuk mampu mengolah dan memikirkan hasil akhir dari sebuah tindakan. Kita diberi akal pikiran untuk mampu memilih pilihan yang baik dan meninggalkan pilihan yang buruk.

Setiap kita menginginkan kebaikan, karena kita memang terlahir dengan fitrah kebaikan. Fitrahnya SANG PENCIPTA. Biarkan akal dan jiwa kita benar-benar memahami hukum sebab akibat dari segala tindakan yang akan kita aksikan.


Salam Semesta


Copyright © www.PesanSemesta.com

IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7
Lebih baru Lebih lama