MANUSIA BEBAS
Desember 08, 2022
Pikiranmu bisa menjadi penjaramu yang nyata. Makanya jadilah manusia bebas.
Kalau dirimu ingin melepas dogma, maka cucilah akalmu dengan belajar pada semesta. Semesta itu netral, jadi tidak ada dogma disana. Dogma itu ibarat kotoran yang kalau dicuci bisa bersih.
Kalau masa lalu masih menjadi bagianmu, maka terimalah. Segala yang diterima tidak akan pernah disesali lagi.
Terakhir dirimu tidak terikat oleh masa depan, justru masa depan yang terikat olehmu. Jadilah yang terbaik sekarang dan syukuri, maka masa depanmu tidak akan pernah takut lagi.
Peganglah ini, karena siapa tau dirimu masih terikat.
Salam Semesta
BAGAIMANA CARA MENEMUKAN AWAL KESADARAN?
Oktober 20, 2022.png)
Setiap manusia akan melalui masa pelajaran dimana mereka akan menemukan cara mereka masing-masing. Saran kami bawalah sepotong kecil kenetralan. Kenetralan, meski hanya disajikan sepotong kecil bisa sangat berguna untuk penyadaran.
Kenetralan yang sengaja dibawa akan membantu kita untuk meredam ego merasa benar.
Dalam kesadaran tidak ada yang salah atau benar. Penyadaran adalah hal yang sangat pribadi dan proses yang bersifat tertutup.
Kalau Anda tidak bisa membawa kenetralan dalam perjalanan menemukan awal kesadaran, maka Anda dipastikan terjebak dalam ego yang merasa paling benar dan yang lain selain Anda adalah salah.
Puncaknya kenetralan adalah ketidakpedulian pada benar dan salah, tetapi hanya fokus pada keniscayaan. Di titik keniscayaan itulah kesadaran berawal. Temuilah dirimu di sana.
Salam Semesta
PERKUATLAH KESADARAN
Oktober 10, 2022.png)
Dirimu pada dasarnya, adalah kesadaran tanpa bentuk.
Dirimu pada dasarnya, adalah netral tanpa penilaian.
Dirimu pada dasarnya, adalah fitrah penyebar kebaikan.
Tanpa disadari memang ego senantiasa menjauhkan diri dari dirinya sendiri. Lalu jika kita membiarkan ego mengambil terlalu banyak kendali atas diri sendiri, tanpa kendali apapun dari kesadaran, maka diri menjadi sangat bergantung pada validasi eksternal.
Perhatikan saja, bukankah selama ini kita didikte habis-habisan untuk membuat lingkaran hidup yang sama dengan terlebih dahulu memperhatikan keluar, sebelum memperhatikan kedalam. Di sinilah permainan ego semakin berkibar.
Dikatakan semakin berkibar karena ego membutuhkan kehormatan untuk divalidasi. Tanpa disadari kita memang seakan selalu dipaksa melihat keluar dan mengagumi apapun yang diluar, seakan-akan yang diluar itu memang semengagumkan itu.
Sampai-sampai kita lupa kalau apapun nilai yang kita lihat keluar, bukan karena nilainya seperti itu, melainkan karena kita telah memikirkannya demikian.
Saat seseorang lupa kalau segala yang diluar bersumber dari yang dalam, pastinya hidupnya akan melelahkan penuh dengan kekecewaan, ketakutan, kebencian, keraguan, keserakahan berasal dari sini.
Sahabatku…
Diri ini ibarat bangunan, diri bisa membangun bangunan yang bagus, diri juga bisa membangun bangunan yang jelek. Tapi, baik itu bangunan bagus atau bangunan jelek sekalipun, tetap keduanya butuh pondasi yang kuat. Tanpa pondasi yang kuat, bahkan bangunan paling jelek sekalipun pastilah akan lebih mudah runtuh.
Pondasi diri itu adalah kesadaran. Saat kesadaran dikendalikan oleh ego, maka kesadaran akan rapuh. Beda halnya bila kesadaran yang mengendalikan ego, maka kesadaran pun akan menguat dan berubah menjadi pondasi yang kuat.
Saat kita membangun hidup pada pondasi (kesadaran) yang rapuh, maka segala apa yang dibangun itu tidak akan bertahan lebih lama. Pasti ada saja kurangnya, ada saja buruknya, dan ada saja tidak cukupnya.
Ego palsu membiarkan Anda untuk terpusat pada pencapaian-pencapaian Anda, hanya dengan dasar pemenuhan rasa puas belaka. Berbeda dengan kesadaran yang senantiasa mendorong untuk kembali menjadi fitrah otentik Anda.
Salam Semesta
PAST LIFE - HIDUP PADA MASA SEKARANG
September 16, 2022.png)
Sahabatku… Bagi yang kemarin bertanya bagaimana agar tidak terjebak pada PAST LIFE dan cara memulai agar kesadaran selalu hidup di masa sekarang? Maka jawabannya adalah tiga, yaitu BERGERAKLAH… BERAKSILAH… BERILAH MAKNA PADA TIAP DETIK HIDUP.
.
Selalu ingat, kalau Waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu akan selalu menjadi anak penurut. Begitulah SANG PENCIPTA menciptakannya, hanya agar kita tidak lupa untuk bergerak dalam pusaran kasih sayangNYA.
Salam Semesta
TEKNIK LOA = TEKNIK MEMBERI
September 16, 2022.png)
Sahabatku... diri ini adalah gerbangnya semesta. Dzat Maha sudah membekali kita dengan kecukupan yang cukup untuk membentuk apapun.
Kecukupan diaktifkan dengan ketidakraguan untuk memberi. Semesta itu memberi, lalu menerima. Bukan menerima lalu memberi.
Berilah yang terbaik bagi dirimu, dan semestamu. Berusahalah untuk memberi setulus semesta ini memberi. Sungguh kecukupanNYA akan senantiasa mencukupkan.
Salam Semesta
PERASAAN BERASAL DARI PIKIRAN
September 01, 2022.png)
SEGALA EMOSI YANG KITA RASAKAN BUKAN RASA YANG MENGAKAR DARI LUAR – MELAINKAN RASA YANG MUNCUL DARI ENERGI YANG KITA BUAT SENDIRI.
RAHASIA MERAIH KEKUATAN AFIRMASI
Agustus 16, 2022.png)
BERBICARALAH YANG BAIK ATAU LEBIH BAIK HENING
Agustus 09, 2022.png)
Sahabatku… mulai sekarang mari kita berbicara yang baik atau
lebih baik kita belajar mengheningkan pikiran ini dari kata-kata yang
menurunkan vibrasi tubuh kita. Alasannya begini…
Kata-kata mengandung unsur getaran yang memainkan peran
vital dalam dunia molekular.
Semakin baik kalimat maka semakin tinggi frekuensinya.
Sebaliknya, semakin buruk kalimat maka semakin rendah frekuensinya. Inilah yang
menjadi alasan kenapa setiap kalimat memiliki frekuensi tersendiri dan mampu
mengubah molekular.
DR. Masaru Emoto sudah membuktikan tentang bagaimana
gelombang/frekuensi suara bisa mempengaruhi molekular air. Rata-rata kandungan
air dalam tubuh manusia adalah sebesar 55 sampai 60%. Jadi bisa dibayangkan sendiri, betapa
berpengaruhnya kata-kata yang kita ucapkan.
Karenanya sahabatku… Selalu hindari berbicara dengan
kata-kata yang TIDAK baik. Baik itu berbicara kepada orang lain atau juga
berbicara kepada diri sendiri. Lebih baik berbicaralah yang baik atau diam. Tapi
berhati-hatilah juga dalam diam, karena self talk (berbicara kepada diri
sendiri) tidak harus bersuara.
Setiap kata-kata yang diucapkan tanpa suara juga menjadi getaran
pikiran yang selalu akan bergetar melalui sistem saraf dan dibaca oleh tubuh
sebagai sebuah instruksi.
Instruksi itu terbaca oleh otak kemudian dibuatkan
representasi nyata perubahan kimia yang kompleks melalui berbagai jenis neurotransmitter
(bahan kimia otak)
Artinya, tubuh kita senantiasa berubah tergantung bagaimana
kita berbicara dengannya melalui pikiran. Hasil komunikasi ini akan memancar
menjadi frekuensi diri sendiri. Lalu frekuensi internal ini akan terus menarik
frekuensi eksternal yang sesuai.
Kalau kita ingin terjebak dalam energy yang positif, maka
salah satu caranya adalah dengan terus membentuk frekuensi yang baik melalu kata-kata
yang baik atau lebih baik kita belajar untuk menjadi hening.
Hening itu tidak berarti harus diam tanpa kata-kata. Hening itu
terjadi saat diri tidak lagi sengaja mengganggu dirinya sendiri dengan
kata-kata yang menurunkan getaran kesadarannya sendiri.
Apabila kita terus belajar menjadi hening, maka lama-lama
kita akan tahu bagaimana itu kedamaian diri.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
RAHASIA DOA : SAAT BERDOA JANGAN MEMINTA – BERDOALAH SEAKAN DOA ITU SUDAH TERKABUL
Agustus 03, 2022
Sahabatku… Kesalahan pertama yang kita lakukan saat berdoa
adalah MEMINTA. Tapi bagaimana bisa salah – bukankah karena kita tidak memiliki
justru kita meminta?
Jadi begini, doa adalah frekuensi yang kita lepas. Dalam berdoa apa yang kita lepas bukan kalimat atau baitnya, melainkan getaran energi yang kita bentuk.
Karenanya saat berdoa jangan meminta. Saat kita meminta,
berarti energi yang kita getarkan adalah energi tidak memiliki. Dengan kata
lain, frekuensi yang kita tarik adalah frekuensi tidak memiliki dan frekuensi
yang akan kita terima adalah frekuensi yang sama juga.
Maka solusinya adalah, jangan meminta saat berdoa tapi
baliklah situasinya. Ambil contoh kita berdoa untuk sembuh. Maka ketimbang
berdoa “Ya Tuhan mohon sembuhkanlah saya” cobalah untuk membalik situasinya
“Ya Tuhan terimakasih untuk kesembuhan yang kau anugerahkan.
Setiap anggota tubuhku bekerja sedemikian baiknya. Jiwaku menguat. Hatiku
gembira dengan kesembuhan ini. Aku senantiasa bersyukur dengan kesembuhan ini”
Dengan cara ini kita membentuk energi yang selaras dengan
apa yang kita inginkan, bukan sesuai dengan apa yang TIDAK kita inginkan.
Energi kecukupan adalah vibrasi yang kuat. Kalau kita MERASA
CUKUP akan KONDISI yang sudah ada, maka kita akan senantiasa dikelilingi dengan
energi yang terus bertambah.
Itulah kenapa Dzat Maha menyakinkan barangsiapa yang
bersyukur maka akan ditambah. Kenapa? Karena energy yang bervibrasi dari
manusia yang bersyukur adalah getaran kecukupan, maka wajar kalau kecukupannya akan
selalu bertambah.
Kita ini dibentuk dari energy, jadi wajar kalau kita
bergerak sebagaimana gerakan energy. Sekali lagi, doa adalah frekuensi yang
kita lepas. Dalam berdoa apa yang kita lepas bukan kalimat atau baitnya,
melainkan getaran energi yang kita bentuk.
Karenanya, saat berdoa jangan meminta. Tetapi berdoalah
seakan doa itu sudah terkabul. Bukan
hanya sekedar asumsi namun rasakanlah juga euforianya. Izinkan diri kita
tersenyum dan merasakan kecukupannya terlebih dahulu.
Pahami kalau otak tidak mengetahui perbedaan pikiran nyata
dengan pikiran imaginasi. Tetapi otak akan senantiasa mengatur vibrasi setiap
sel tubuh Anda agar bergetar sesuai arahan kesadaran.
Kesadaran Andalah yang mengetahui perbedaan pikiran nyata
dengan pikiran imaginasi. Manfaatkan kemampuan ini untuk membuat manifestasi
terbaik Anda.
Tidak ada yang salah disini. Sistem ini bukan sedang
mengajari kita untuk membohongi kenyataan. Justru sebaliknya, sistem ini
mengajari kalau kita bukanlah korban dari keadaan. Kita hidup bebas untuk
membentuk energy kita sendiri.
Dzat Maha tidak pernah membuat kita untuk sedetik pun
menjadi korban, kenapa kita menjadi seperti ini, hanya karena kita besar tanpa
sedikitpun tahu kalau diri ini tidak terbatas.
Kalau kita memahami rahasia ini, maka kita tidak akan pernah mengulang-ngulang doa yang sama. Tapi kita hanya akan menghadirkan selalu rasa cukup yang sama di setiap desah nafas kita. Rasa cukup yang bergetar dari kesadaran yang paham kalau doanya memang sudah terkabul, dan cukup ditarik ke dalam dirinya sendiri.
Akhirnya kesadaran pun bisa bersaksi kalau Dzat Maha memang sudah mengabulkan segala DOA.
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com
Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast
Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/
HIDUP DALAM ZONA KECUKUPAN
Juli 27, 2022.png)
Kecukupan itu artinya tidak kekurangan. Sementara keinginan
itu artinya penuh dengan kekurangan.
Saat Anda hidup dalam zona cukup, maka vibrasi yang Anda
lepas kepada semesta adalah vibrasi tidak kekurangan. Dan karena vibrasi selalu
melepas dan menarik frekuensi yang sama, maka Anda akan selalu dikeliling oleh energi
kecukupan.
Saat hidup dikeliling oleh energi kecukupan. Bukan berarti
Anda diam saja tanpa berusaha sama sekali. Anda tetap melakukan banyak aksi,
dan mungkin lebih banyak ketimbang sebelumnya. Tetapi Anda akan menyadari,
kalau aksi-aksi yang Anda lakukan hasilnya selalu membuat Anda cukup.
Kami tidak sedang berbicara tentang kecukupan material belaka, tetapi juga kecukupan batin. Dan ini luar biasa. Energi kecukupan sangat luar biasa.
Saran kami jangan remehkan energi kecukupan. Tidak semua jiwa bisa dengan mudah merasakan kecukupan bahkan saat dirinya berkelimpahan harta tahta sekalipun.
Puncak kesuksesan yang sebenarnya hanyalah jiwa yang merasa
cukup, pikiran yang meresa cukup dan hati yang merasa cukup.
Kebanyakan manusia masih berpikir kalau bersyukur bisa
membawa mereka untuk hidup dalam zona cukup. Apakah itu juga menurut Anda?
Sayangnya itu sedikit keliru. Izinkan kami spill satu rahasia besar disini.
Rahasianya: Anda harus hidup dalam zona cukup untuk bersyukur. Bukan bersyukur untuk hidup dalam zona cukup.
Saat Anda sengaja bersyukur sambil berharap bisa hidup dalam
zona cukup, maka Anda sedang membohongi diri Anda sendiri.
Bersyukur itu getaran energi, bukan kalimat terimakasih. Mohon jangan disamakan, karena hasilnya tidak akan pernah sama, kecuali Anda mengucapkan terimakasih dengan getaran bersyukur.
Selama Anda menggunakan kalimat terimakasih sebagai afirmasi
bersyukur, tetapi getaran yang Anda lepas kepada semesta itu bukan getaran
bersyukur, maka Anda sedang menipu diri Anda sendiri.
Itu bukanlah vibrasi bersyukur. Itu adalah vibrasi harapan. Artinya, Anda sengaja memperjelas kondisi Anda yang tidak hidup dalam zona
cukup, dan tebak apa hasilnya?
Iya, Anda semakin kesulitan untuk hidup di zona cukup, karena Anda tidak pernah benar-benar bersyukur. Anda hanya berharap bisa hidup di zona cukup, karena Anda belum cukup. Dengan ucapan syukur itu Anda berharap kecukupan datang.
Mohon jangan tersinggung. Tapi pikirkanlah baik-baik. Anda
adalah energi, jadi mau tidak mau Anda harus bergerak sesuai dengan gerakan energi.
Energi tidak mengenal keberpura-puraan. Tidak ada yang bisa dibohongi
dalam ranah energi. Segalanya tentang kesadaran Anda memang akan senantiasa
bergetar sebegitu-apa adanya.
Energi selalu bervibrasi dan selalu patuh pada
hukum tarik menarik frekuensi. Manusia adalah energi, kita selalu menarik
frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang kita pancarkan.
Vibrasi adalah cikal bakal realita terbaik
Anda. Vibrasi itu terpancar dari kesadaran Anda tanpa bisa berbohong atau
dibohongi.
Tugas akhirnya cukup jelas, yaitu belajar cara
hidup dalam zona kecukupan.
Sekarang semua tergantung Anda – Jelas rute pelajaran Anda
semakin panjang, bukan?
Inilah kehidupan, segalanya sudah disediakan. Tapi apakah
kesadaran mau belajar untuk menggunakan kehidupan yang sudah disediakan?
Dzat Maha memang se-netral itu dalam memberi pilihan. Belajarlah
memilih yang terbaik dalam kebaikanNYA ini. Seharusnya kebaikanNYA sudah menjadi kecukupan yang secukup-cukupnya. Tapi, apa yang sedang membutakan kesadaran ini? Kenapa seluruh kebaikanNYA ini belum bisa menjadi kecukupan?
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast
Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/
HATI-HATI JANGAN BERGETAR DI ZONA KEINGINAN
Juli 13, 2022.png)
Ini penting! Mohon dibaca perlahan agar
Anda mengerti kalau apapun keinginan Anda bisa terwujud, dengan syarat Anda
tidak sengaja menggetarkan energi di zona keinginan.
Jadi begini, saat Anda menginginkan sesuatu, maka pikiran
Anda terus membangun energi. Sementara energi pikiran terus bergetar untuk
menarik frekuensi yang sama.
Masalah yang Anda hadapi dengan keinginan Anda adalah
kenyataan bahwa Anda tidak memiliki apapun yang Anda ingini itu.
Buat kita itu wajar. Kita tidak memiliki, makanya kita
ingin. Tapi, bukan begitu cara ENERGI bekerja.
Mohon dipahami, manusia adalah kesadaran. Kesadaran adalah energi.
Selamanya kita akan bergerak sebagaimana keniscayaan gerakan energi.
Mohon jangan bergetar di zona keinginan.
Sebagai energi, Anda bertugas membentuk apapun dengan
getaran Anda. Apabila energi Anda sengaja dibiarkan bergetar di zona keinginan. Berarti
frekuensi yang Anda tarik adalah frekuensi tidak memiliki.
Dengan kata lain, Anda sengaja sedang membentuk energi yang
tidak selaras. Akhirnya keinginan Anda menjadi sangat sulit untuk terwujud.
Dan saat Anda merasa semakin sulit, maka disaat itu pula frekuensi
kesulitan makin mendekati Anda. Selamanya keinginan pun tetap menjadi keinginan
yang sulit.
Di sinilah kenapa kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita
membentuk nasib yang tidak selaras. Hanya karena kita tidak mengetahui cara
kerja diri sendiri.
Mulai sekarang mohon tinggalkan zona keinginan. Itu adalah
zona yang tidak selaras dengan apapun keinginan Anda.
Untuk solusinya, mulailah belajar untuk bergetar di zona kecukupan, sehingga Anda bisa mewujudkan keinginan Anda dengan cara yang selaras.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast
Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/
MOVE IN – SOLUSI AGAR TERKONEKSI DENGAN DIRI SENDIRI (AWAL MEMBANGUN SELF-CONNECTION)
Juli 11, 2022.png)
Seorang sahabat bertanya “Bagaimana caranya terkonek ke
dalam? Sehingga yang di dalam tak terlupakan dan tersadari?”
Self-Connection adalah keterhubungan diri dengan kesadaran
diri. Detik ini kita boleh mengaku kalau kita mengetahui keberadaan diri.
Tetapi faktanya, belum tentu kita terkoneksi dengan diri kita sendiri.
Jadi begini, manusia itu memiliki tiga komponen; yaitu jasad,
jiwa dan ruh. Ketiga komponen ini menghasilkan yang namanya kesadaran. Inilah diri
Anda.
Setiap kita adalah kesadaran, dan seharusnya kita terhubung
dengan kesadaran itu agar apapun dan bagaimanapun kita bergerak senantiasa
selaras. Kesadaran adalah keselarasan, kenapa?
Karena setiap kesadaran memegang kunci menuju kesemestaan
diri. Setiap kesadaran memegang tugas untuk makna uniknya masing-masing.
Semakin Anda terhubung dengan kesadaran, semakin Anda paham
makna yang Anda bawa dalam kehidupan ini.
Setiap kita membawa makna dalam kehadirannya di Bumi ini.
Akan tetapi makna itu tidak berada diluar diri, melainkan di dalam diri. Itulah
kenapa untuk menemukan makna, menggunakan makna, berbagi makna dan menjadi
makna, seseorang harus MAU mengarungi perjalanan untuk menemui kesadaran dirinya
terlebih dahulu dengan mulai mengenal dirinya terlebih dahulu.
Cara untuk mengenal diri dimulai dengan memperhatikan diri.
Mempelajari diri. Lalu, perlahan-lahan menggunakan seluruh kinerja diri secara
maksimal untuk mengeluarkan makna dari diri sendiri.
Sahabatku… Proses itu disebut MOVE IN.
MOVE IN itu ibarat perjalanan menuju diri sendiri. Dengan
MOVE IN ini kita mulai merangkak perlahan untuk merasakan kembali diri kita.
Kembali mengenal yang di dalam, agar mampu mengatur yang diluar.
Bukan hanya itu, dengan MOVE IN kita juga akan mengenal
kembali dengan APA kita bergerak. Sehingga perlahan kita akan semakin merasakan
seluruh kinerja diri, lalu menyadari kalau kita bergerak dengan dan bersama
cintaNYA yang tidak terbatas, sangat netral dan tidak butuh pengakuan apa-apa.
Itulah kenapa MOVE IN itu sebaiknya senantiasa dilakukan
oleh siapapun yang ingin kesadaran dirinya berkembang. Karena untuk memilih
kesadaran yang lebih baik bukan seperti melepas jubah untuk diganti dengan
jubah yang baru. Namun secara sadar memperbaiki jubah yang sekarang agar
meningkat menjadi lebih baik, untuk secara terus menerus digunakan.
Sebenarnya, setiap kesadaran pasti merindukan makna dari
kehadiran dirinya sendiri. Anda pasti begitu rindu, ingin mengetahui dengan
jelas kenapa Anda harus hidup dan untuk apa? Bukan sembarangan seseorang begitu
ingin mengenal dirinya sendiri. Seseorang yang ingin mengenal dirinya, adalah
tanda kalau kesadarannya ingin berbagi makna.
Hidup adalah perjalanan yang singkat. Ratusan juta detik
bisa berlalu begitu saja. Menguap tanpa jejak bagi manusia yang tidak mau
memberi makna.
Terimakasih untuk pertanyaan sahabat… Tidak ada pertanyaan
yang datang secara kebetulan. Selalu ada alur semesta yang membawa makna untuk
segala pertanyaan dan jawaban.
Semesta selalu memiliki jawaban dan solusi bagi setiap diri
yang masih kesulitan terhubung dengan kesadarannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang tidak terhubung dengan
kesadarannya. Seumur hidup Anda terhubung dengan kesadaran Anda. Kalau terasa
tidak terhubung, maka bukan berarti keterhubungan atau koneksi tidak ada.
Itu hanya karena Anda belumlah mengenal diri. Mengenal diri adalah jawaban dan cara yang
praktis untuk mengawali keterhubungan dengan kesadaran. Detik siapapun Anda yang membaca artikel ini,
memiliki kesempatan yang sama untuk terhubung dengan kesadaran diri.
Sebenarnya, kami sudah menyiapkan buku yang baru akan kami
launching beberapa bulan ke depan. Tapi ternyata, pertanyaan ini mengawalinya
lebih cepat.
Begitulah semesta saat bekerja, terbaca sangat kebetulan.
Namun tidak ada yang kebetulan. Tidak kebetulan sahabat bertanya. Tidak
kebetulan juga kami menjawabnya. Tidak kebetulan juga buku ini hadir lebih
cepat dan terbaca oleh Anda. Tidak kebetulan juga Anda mengenal diri.
Inilah jalan semesta dengan pelajarannya yang kental. Semesta
bekerja dengan cara yang sangat unik dan selalu selaras apabila tidak didikte
oleh ego.
Akhir kata sahabatku… Seimbangkan selalu harapan dengan aksi
tepat. Kalau Anda berharap mengenal diri, maka jangan hanya berharap, namun
aksikanlah! Karena bagaimanapun, manusia butuh melakukan sebab terbaik untuk
menerima akibat terbaik.
Apabila Anda butuh tahu “bagaimana cara meng-aksikannya?”
maka cobalah membaca buku MOVE IN. Semoga buku ini menjadi solusi bagi setiap
semesta yang ingin mengenal dirinya sendiri. Semoga rindu kepada diri bisa
terobati setelah ini.
Anda pasti begitu rindu dengan diri Anda yang sebenarnya. Kalau
iya, mulailah dengan MOVE IN.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Informasi buku https://bit.ly/PesanSemestaBuku
Follow
https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/
BAGAIMANA CARANYA MERUBAH ENERGI?
Juli 06, 2022.png)
"Energi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain."
Sahabatku… energi selalu merubah dan berubah. Bahasan tentang
bagaimana energi selalu merubah dan berubah bisa dibaca detail di buku METAMORPHOSA.
Disini kami akan mengajarkan bagaimana caranya merubah energi.
Anggap keberadaan diri Anda sebagai energi. Pikiran Anda,
perasaan Anda, gerakan tubuh dan jiwa Anda secara keseluruhan menghasilkan
kesadaran yang adalah energi yang dihidupkan dalam lautan energi.
Dalam lautan energy ini Anda bisa merubah energy diri Anda
menjadi lebih baik.
Caranya adalah perhatikan dahulu getaran Anda detik ini. Setiap getaran akan menarik frekuensi. Untuk perbaikan, berarti Anda harus membuat getaran yang berbeda, agar Anda bisa menarik frekuensi yang lebih baik dari yang sekarang.
Saat Anda berhasil menarik frekuensi yang berbeda, maka
disaat itulah perubahan energi menjadi nyata.
Begitulah caranya manusia merubah energi mereka sendiri. Terbaca
sangat sederhana, bukan?
Ini sederhana karena tugas terberatnya adalah memperhatikan
getaran Anda sendiri. Manusia tidak suka memperhatikan dirinya sendiri. Manusia
lebih suka memperhatikan yang diluar dirinya. Akhirnya, getaran pikiran mereka
sendiri ter-abaikan dan terpengaruh.
Pengaruh pikiran yang terbesar, adalah diri tidak tahu lagi
apa yang terbaik bagi dirinya sendiri, menurut tugas dan tujuan dirinya dirinya
sendiri.
Padahal pikirannya adalah jembatan menuju kesadaran dirinya
sendiri. Saat kesadaran sudah berhasil mengabaikan getaran dirinya sendiri,
apalagi kalau membiarkan getararan itu terpengaruh dengan cara yang buruk, maka
bagian apa lagi yang bisa dirubah menjadi lebih baik?
Sahabatku… Move In adalah jawaban dari setiap kesadaran yang
ingin fokus memperbaiki dirinya sendiri. Agar disisa hidupnya dirinya bisa
menjadi rahmat bagi semesta alam. Atau minimal agar dirinya bisa kembali
memperbaiki Bumi.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
JAGA PIKIRAN ANDA AGAR TERUS BERGETAR NETRAL
Juni 30, 2022.png)
Getaran energi itu kompleks. Meliputi materi apapun dan apa yang
terpancar oleh materi itu sendiri. Setiap materi memiliki dan memodifikasi
getarannya masing-masing, tidak terkecuali diri kita.
Apabila kita menghubungkan ini dengan pikiran dan otak, maka kita
pastinya akan menemukan kalau otak dan pikiran adalah energi juga.
Otak dan bagian jasad lainnya terdiri dari banyak jaringan.
Jaringan tersusun dari ribuan juta sel-sel. Sel-sel itu tersusun dari molekul.
Molekul terbentuk dari atom dan atom terbentuk dari energi. Jadi, iya betul
otak yang mengelola pikiran adalah atom yang kalau diurut mundur hanyalah wujud
dari energi yang bervibrasi.
Begitu juga dengan pikiran. Pikiran adalah energi dalam getaran.
Ketika kita memikirkan suatu pemikiran tertentu, sel-sel otak kita atau neuron
akan bergetar (bervibrasi) pada frekuensi tertentu dan energi berkecepatan
tinggi ini akan menarik apa pun yang kita kirim melalui pikiran.
Ilmu pengetahuan sekarang telah menemukan bahwa sifat pikiran
adalah urutan kuantum. Pikiran berasal dari hasil getaran energi. Walaupun
kedengarannya seperti konsep atau teori, ini adalah realitas baru yang
diungkapkan fisika kuantum kepada kita.
Itulah kenapa pikiran kita memiliki pengaruh kuat pada kehidupan,
dan itu juga alasan kenapa pikiran bergerak dengan membawa sifat-sifat energi
didalamnya.
Salah satu sifat energi yang terbesar adalah NETRALITAS.
Energi itu Netral. Energi tidak menilai dan memihak. Energi hanya
memberi DAYYA dan DHARMA sesuai arahan kesadaran. Anda adalah kesadaran. Anda
bukanlah ego yang penuh keinginan dan tipu daya. Anda hidup dengan energi yang
netral. Tentunya sebuah penghormatan untuk bergerak sesuai sifat energi yang
menghidupi dan menggerakan setiap molekular yang membentuk diri.
Pertanyaannya, bagaimana memulainya?
Sahabatku… mulailah menjaga dan mengendalikan pikiran Anda
sendiri terlebih dahulu. Itu adalah energi individu yang seharusnya bermain dibawah
kendali Anda. Tugas Anda untuk menjaga agar pikiran Anda agar terus bergetar
netral.
Salam Semesta
Copyright 2022 © wwww.pesansemesta.com
Buku Metamorphosa halaman 74
Juni 18, 2022
Buku Metamorphosa halaman 74 : Waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu akan selalu menjadi anak penurut. Begitulah SANG PENCIPTA menciptakannya, hanya agar kita tidak lupa untuk berubah dalam pusaran kasih sayangNYA.
Karena diciptakan netral. Waktu tidak membawa perubahan.
Semestanya lah yang HARUS bergerak, berkembang dan berubah. Jadi semua tentang
apa yang bisa kita lakukan di dalam waktu, bukan apa yang waktu lakukan kepada
kita.
Waktu hanya melakukan satu hal berharga yaitu memberi kita
kesempatan berubah, tapi waktu sendiri tidak pernah mendikte perubahan itu.
Waktu akan terus menatap kita dalam kenetralan. Apapun itu yang kita lakukan,
bahkan saat kita tidak memilih merubah apapun.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.Pesansemesta.com
https://bit.ly/PesanSemestaPublishing
Info buku dan order buku melalui whatsapp up Kang Wahid -
0813-2023-0283
MARI FOKUS MENINGKATKAN DIRI
Juni 16, 2022.png)
“Everyone thinks of changing
the world, but no one thinks of changing himself.” Leo Tolstoy
Kesadaran akan selalu meningkat berjenjang. Dahulu mungkin
kita tidak peduli dengan lingkungan dan alam Bumi kita, lalu perlahan rasa
peduli itu muncul.
Sekarang kita peduli, dan akibat kepedulian itu kita
menyaksikan banyak hal yang tidak benar.
Mata kita pun berubah menjadi laser penilai yang tajam, dan kita pun
tergerak ingin merubah dunia, tepat di saat diri kita belum meningkat.
Sahabatku… sebesar apapun keinginan diri untuk merubah dunia.
Tetap, yang
Berniat merubah dunia itu baik. Ingin memperbaiki Bumi itu pertanda
kalau kesadaran si khalifah Bumi sudah kembali peduli.
Namun jangan juga buru-buru. Dimana saking buru-burunya,
diri malah hanya menempatkan keinginan sebagai keinginan. Sampai akhirnya
keinginan membenahi Bumi tidak pernah terwujud apa-apa selain hanya menjadi
keinginan.
Permainan pikiran pun muncul. Jasad pun mulai terkikis, jiwa
pun semakin melemah, energy pun hanya terbuang percuma. Itukah kita sahabatku…?
Kalau bisa jangan. Jangan menempatkan diri untuk
terburu-buru dalam proses. Selalu ingat kalau hidup di bumi adalah pelajaran
bagi mereka yang mau mengambil pelajaran.
Harapan dan keinginan yang muncul adalah salah satu gerbang
pembelajaran. Lalu ‘proses’ itu adalah pembelajaran itu sendiri. Semakin kita
terfokus kepada proses, semakin kita banyak belajar.
Dengan berproses kita akan mengenal kemampuan diri dengan
baik. Mengetahui kelemahan yang harus diperbaiki, lalu menghargai tiap titik
pencapaian diri. Bersyukur pun menjadi lebih mudah.
Sebenarnya, seluruh keinginan merubah dunia itu tidak lebih
penting ketimbang menjalani pelajaran-pelajaran kehidupan detik ini – saat ini
agar kita bisa belajar.
Semesta tidak bisa didikte dengan keinginan. Regulasi
semesta akan bekerja sesuai hukum sebab akibat yang sudah ditetapkan. Butuh tim
yang terpelajar untuk mewujudkan ini semua.
Selalu pahami kalau Dzat Maha tidak akan merubah sebuah
kaum, kecuali kaum tersebut merubah dirinya sendiri.
Sebuah perubahan butuh pelajaran, kita butuh senantiasa
belajar agar mampu merubah dan berubah.
“di sekolah kita yang sekarang, yaitu sekolah kehidupan, kita memang
pasti mendapatkan gemblengan agar mampu terus meningkat.” – KDZA
Jadi sahabatku… Proses, proses dan proses.
Terus saja ikuti alur proses itu, meskipun hasil akhir mungkin
sama sekali belum tampak.
Percayalah! Energi yang kita curahkan sepenuhnya dalam
proses, tidak hanya akan menguatkan jasad namun juga jiwa kita. Saat ini kita
hanya perlu mematuhi alur kalau DOA itu adalah Dinamis, Optimis dan Aksi.
Dengan kata lain doa itu adalah proses. Kalau kita berproses
berarti kita sudah menjadi DOA kita sendiri. Dimana kita bergerak selaras
dengan DOA itu sendiri. DOA tidak berada diluar kita tetapi bersama kita. Akhirnya
kita pun akan semakin mendekatkan diri kepada wujud perubahan yang kita
inginkan.
Tiap diri yang meningkat akan maju bersama-sama untuk
merubah Bumi menjadi rumah yang lebih baik bagi kita semua. Mari fokus
meningkatkan diri.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.Pesansemesta.com
https://bit.ly/PesanSemestaPublishing
Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig
Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta
SAATNYA MEMBACA DIRI
Juni 09, 2022.png)
Dalam keberadaannya diri ini sudah menjadi database ilmu yang lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang luput dari penjelasan semuanya sudah berada lengkap dalam tiap diri kita. Dari mulai data, proses, serta fungsi dan tujuan semuanya sudah terekam dan terbawa dalam tiap diri kita masing-masing.
Dan keseluruhan data informatif itu bersifat otentik dan unik sesuai dengan tujuan kesemestaan kita masing-masing. Tidak tertukar dan tidak juga pernah sama.
Keunikan semesta sudah bernar-benar terdokumentasi dengan baik dan sempurna di tiap diri kita masing-masing.
Intinya, diri ini sudah menjadi database ilmu semesta yang lengkap. Saatnya membaca diri. Saatnya kembali menjadi pelajar semesta”
Sama seperti sifatnya database. Setiap database butuh reader (pembaca). Database yang berisi data apapun tidak akan berguna datanya kalau tidak dibaca. Karena setiap data yang sengaja dikumpulkan, selalu dikumpulkan dengan maksud dan tujuan yang melengkapi sebuah system.
Apabila sebuah program
atau user gagal membaca database dengan baik, maka akan terjadi crash pada
system. Hal ini juga berlaku bagi manusia. Tubuh dan jiwa ini memiliki system
yang dilengkapi oleh database super kompleks.
Database yang berada dalam diri mengandung seluruh informasi tentang keberadaan diri dan keberadaan Sang Pembuat diri. Karena itu kita jangan sampai gagal membacanya.
Membaca diri yang adalah semesta akan menjadi
tugas seorang pelajar yang harus dilakukan. Membiarkan diri men-skip
pelajarannya sendiri tidak akan pernah baik. Hidup akan selalu menjadi
setingkat lebih sulit saat kita tidak mampu mempelajari diri sendiri.
Hidup ini adalah kamuflase tempat manusia untuk belajar dan
menjadi pelajar. Bumi ini adalah dimensi awal bagi tiap-tiap kita untuk
menyebar hasil pelajaran. Begitu juga nanti dalam dimensi-dimensi yang lainnya.
Selamanya kita seharusnya menjadi murid abadi yang senantiasa mempelajari
ilmunya Sang Pembuat.
Semua adalah pelajaran-pelajaran. Semua adalah ilmu-ilmuNYA. Setiap kita hidup sebagai seorang pelajar.
Setiap pelajar memiliki pilihan untuk belajar atau tidak belajar. Itulah
kenapa, memang manusia akan terus ditakdirkan menjadi manusia yang ber-ilmu
selama dirinya belajar.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.Pesansemesta.com
Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig
Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta
SPIRITUAL ENLIGHTENMENT - MEMAHAMI PENCERAHAN SPIRITUAL
Juni 04, 2022.png)
Kami
hanya akan mencoba menemukan jawaban yang netral. Jadi ini bukan mungkin atau
tidak mungkin. Segalanya adalah sebab akibat. Semesta hidup dalam dua nilai
yang terseimbangkan.
Semoga tulisan sederhana ini menjadi
pengetahuan netral semesta yang mampu mencerahkan setiap semesta yang masih
terjebak dalam pengertian yang keliru untuk menemukan pencerahan spiritualnya
masing-masing.
Sahabatku… Kekeliruan kecil kita selama
ini adalah mengkaitkan Tuhan dengan agama. Itulah kenapa banyak dari kita yang
terjebak dengan persepsi kalau untuk menjadi spiritual harus beragama, dan seseorang
yang beragama sudah pasti spiritualis.
Mulai sekarang, tolong jangan
lagi berpikiran kalau spiritualitas dan agama adalah sama. Memeluk agama tidak
bisa menjadi tanda dari spiritualitas. Yang sebenarnya adalah, memeluk agama
itu merupakan tanda dari religiusitas dan bukan spiritualitas.
Meskipun agama menekankan
spiritualisme sebagai bagian dari iman. Tetaplah seseorang yang religius belum
tentu spiritualis. Begitu juga kalau dibalik, seseorang yang sipiritualis belum
tentu harus religius.
Spiritual adalah bergerak sebagai
rahmatNYA bagi semesta alam. Spiritual tidak menghamba nama agama, melainkan
menghamba langsung kepada Dzat Maha.
Perhatikanlah semesta kita, bukankah semesta kita ini tidak beragama? Tetapi, dalam ketidakjelasan agamanya kalau kita memperhatikan, semesta kita bergerak sesuai dengan aturan-aturan yang dibentuk oleh pembentukNYA.
Mereka patuh kepada tugas dan
fungsi mereka masing-masing. Mereka tidak merusak. Mereka hidup untuk
memakmurkan. Mereka konsisten agar gerakan mereka adalah gerakan rahmatNYA bagi semesta alam.
Jangan jauh-jauh mencari contoh. Perhatikan
saja detak jantung kita saat ini, berdetak pastinya. Faktanya, jantung umat
manusia memiliki sistem operasi yang sama, meskipun mereka berbeda agama atau
tidak beragama sekalipun. Atau perhatikan matahari yang terbit dan terbenam
itu, apakah dia memilih satu area untuk disinari hanya berdasarkan agama?
Dari dua contoh ini saja kalau kita
netral, maka kita bisa paham, kalau keniscyaan semesta tidak memandang apa itu
agama kita, atau apa itu keyakinan kita. Tidak juga memandang siapa nama Tuhan
yang kita sebut dan yakini. Bahkan keniscayaan semesta seakan tidak peduli
apakah kita ini semesta yang spiritual atau tidak spiritual.
Sahabatku… Begitulah adanya, keniscayaan
semesta itu adalah kenetralan absolut yang akan terlihat oleh akal yang mau melihat,
yang akan terdengar oleh akal yang mau mendengar. Kalau sudah terlihat dan
terdengar, maka kita akan paham kalau semesta ini seakan-akan mau menunjukkan
bahwa Dzat Maha itu memang tidak butuh disembah.
Jadi yang paling baik yang manakah…
Beragama atau spiritualis? Tentunya benak kita bertanya-tanya seperti itu bukan?
Sahabatku… Di dalam perbedaan
manusia dalam berkeyakinan, baik itu memeluk agama atau tidak memeluk agama.
Kita harus mau belajar memahami nilai-nilai keniscayaan semesta agar kita tidak
saling menyalahkan atau membenarkan. Sekali lagi, ini adalah pembahasan yang
netral. Apapun agama yang kita peluk, pastinya mengajarkan kita untuk mampu
melihat kenetralan semesta dan hidup di dalamnya.
Artinya, beragama atau tidak
beragama setiap kita bisa menjadi spiritualis sejati. Kami tidak akan menjawab
salah satunya lebih baik. Karena kebaikan hanyalah wajahNYA. Dari Dia-lah
segala kebaikan hadir, jadi kami tidak akan menilai apa itu baik sebagai sebuah
penghormatan kepada Dzat Maha Baik Pembuat nilai-nilai kebaikan itu sendiri.
Sebelumnya perlu dipahami kalau
spiritualis sejati itu bukanlah sebuah pengakuan yang bisa dipublikasi. Bukan
nama agama yang bisa ditulis. Bukan baju yang bisa memberi gelar.
Spiritual adalah jalinan khusus
dimana seseorang telah berhasil menemui diriNYA didalam dirinya. Hasil dari
penemuan ini adalah pembelajaran. Jadi seorang spiritual adalah seseorang yang
sadar sedang belajar dan berguru.
Seorang spiritual sejati tidak
akan bisa mengakui spiritualitasnya. Itu terjadi karena memang mereka sendiri
masih menjadi seorang pelajar. Sebagai seorang pelajar tidak ada lagi nilai
yang mereka kejar, selain mereka terus berguru dalam penghambaan yang ikhlas,
dan itulah wujud kesejatian.
Jadi spiritual sejati adalah
seseorang yang belajar dan berguru kepadaNYA. Kalau kita mau bertanya, dengan
apakah mereka belajar? Jawabannya adalah dengan segala apa yang diperlihatkan,
diberasakan, didengarkan dan diberpikiran olehNYA termasuk dirinya sendiri.
Sahabatku... Dirimu adalah jembatan spiritual yang panjang. Setiap makhluk adalah spiritual. Kita ini adalah ikatan yang selalu terikat denganNYA... Bahkan untuk seorang Atheis pun spiritual adalah keberadaan yang nyata yang harus dikenalinya. Pengenalannya adalah melalui mengenal diri terlebih dahulu.
Al-Ghazali dalam kitabnya Kîmiyâ’us Sa‘âdah mengatakan bahwa
mengenal diri adalah kunci untuk mengenal Tuhan. Al-Ghazali berkata “Logikanya sederhana: diri sendiri adalah hal
yang paling dekat dengan kita; bila kita tidak mengenal diri sendiri, lantas
bagaimana mungkin kita bisa mengenali Tuhan? Imam al-Ghazali juga mengutip
hadits yang berbunyi “man ‘arafa nafsah faqad ‘arafa rabbah” (siapa yang
mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya)”
Pada tahun 1831, Ralph Waldo Emerson menulis puisi berjudul
"Γνώθι ",
atau Gnothi Seauton ('Kenali Dirimu'), dengan tema "Tuhan di dalam dirimu". Puisi itu adalah lagu kebangsaan bagi
keyakinan Emerson bahwa mengenal dirimu sendiri berarti mengetahui Tuhan yang
Emerson rasakan ada dalam diri setiap orang. Jaluddin Rumi juga pernah berkata
“Jangan melihat ke luar. Lihatlah ke
dalam diri sendiri dan carilah itu.” Phytagoras juga memahami kalau dengan
mengenal diri, maka seseorang akan mengenal semesta dan Dzat Maha.
Menurut kami Phytagoras dan yang lainnya tidak mengucapkannya
secara berlebihan. Memang hanya itu yang akan kita dapat dari mengenal diri,
plus beberapa bonus dahsyat lainnya. Kami sebut bonus karena meski terdengar
sangat remeh. Namun mengenal diri adalah sebuah kunci menuju pintu lain dari
ekstensi manusia yang otentik.
Bisa disimpulkan kalau mengenal diri adalah sebuah cara bagi
manusia untuk menemukan makna keberadaan dirinya dan Pembentuk dirinya ditempat
yang sama. Apakah ini tentang agama? Jawabannya, adalah Tidak!
Mengenal diri, mewaspadai diri, mengendalikan diri bukan
tentang agama apapun. Tetapi tentang menghargai keberadaan diri yang sudah
dibuat oleh Sang Maha Menjadikan. Kalau kita menyakini Dzat Maha atau tuhan
kalau kita mentuhankanNYA itulah yang membuat tiap diri menjadi ada, terlepas
dari apapun agamanya. Maka tidaklah itu kecuali awal dari keyakinan yang
sebenarnya.
Agama bisa saja dituduh salah atau bisa saja melakukan
kesalahan. Tapi keberadaan diri kita tidak pernah salah. Cara Dzat Maha membuat
kita ada untuk melengkapi semesta raya ini tidak pernah salah. Jadi sudah
sewajarnya untuk menghormati Sang Maha Menjadikan kita mengenal diri,
mewaspadai diri dan mengendalikan diri yang dijadikan olehNYA itu, bukan?
Faktanya kita tidak akan bisa lagi menghormati Sang Maha Menjadikan, kalau bahkan apa yang Dia jadikan ini, apa yang Dia bentuk ini, apa yang Dia amanahkan ini sengaja kita acuhkan seperti kita mengacuhkan sehelai daun kering yang rontok ditengah hujan deras.
Sahabatku… Saat akal ini sudah
mampu menggiring pemiliknya untuk menemui Dzat PembuatNYA, maka akal ini akan
paham betul kalau proses hidup ini detik demi detiknya tidak akan pernah
terlepas dariNYA.
Akhirnya iman bisa terbentuk dan menguat, sehingga seseorang itu mampu
memahami kalau segala apa yang dia lihat, dia rasa, dia dengar dan dia pikirkan
selalu berhubungan langsung denganNYA.
Akhirnya dia paham, kalau memang
Dzat Maha lebih dekat dari urat nadi. Dzat Maha adalah segala tentangnya. Tidak
ada detik kecuali bersamaNYA. Seperti sepasang dua bilik jantung yang menyatu.
Seperti dua belah otak yang menyatu. Tanpa sela dan tanpa halang kecuali
bersamaNYA. Indah dan manis, begitulah apa adanya kita menjadi hambaNYA.
Sahabatku… Sebagai orang yang
menghamba, pastilah kita akan menurut kepada yang dituhankan. Inilah artinya
kesucian spiritual, yaitu saat seseorang berguru kepadaNYA dalam penghambaan
yang ikhlas.
Ikhlas menghamba, artinya kita tidak
lagi memandang agama sebagai tuhan, melainkan hanya sebagai aturan yang kita
hormati tapi tidak lagi kita tuhankan. Karena kita hanya mentuhankan Dzat Maha
yang harusnya kita tuhankan, dan tidak lagi mentuhankan agama.
Sekali lagi, spiritual adalah
bergerak sebagai rahmatNYA bagi semesta alam. Spiritual tidak menghamba nama
agama, melainkan menghamba langsung kepada Dzat Maha. Mohon peganglah ini
sebagai pencerahan yang cerah dari segala tujuan kita memilih, baik itu memilih spiritual saja atau
beragama plus juga spiritual.
Apapun pilihan yang kita pilih setiap kita sejatinya memang bisa menjadi spiritual sejati. Baik itu yang tidak menganut agama, ataupun yang beragama.
Sahabatku... Mohon jangan tersinggung dengan tulisan
kami. Apabila tidak sesuai dengan keyakinan yang Anda nilai benar, maka
biarkanlah apa adanya seperti ini. Keniscayaan semesta tidak hadir untuk
memenuhi nilai yang Anda nilai benar.
Lagi pula dimana letaknya iman saat kita masih mencecar apa yang benar dan yang salah? Apakah kebenaran itu masih penting, padahal yang paling penting di antaranya adalah Iman “Rasa kita memilikiNYA... Rasa kita menyatu dengaNYA... Rasa kita selalu bersamaNYA”
Pikirkanlah... Apakah benar dan salah menurut manusia itu masih penting, kalau ternyata kita
sudah benar, karena telah memiliki rasa?
Simpanlah jawabannya untuk merasakan sahabatku…
Akhir kata mohon pahami kalau kita tidak beriman untuk
menjadi spiritual. Kita justru menjadi spiritual untuk menjadi beriman. Jangan dibalik
agar pencerahan ini menjadi jelas dan nyata.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig
Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta
FREKUENSI KESADARAN MEMPENGARUHI BUMI
Juni 01, 2022.png)
Terasa atau tidak terasa. Diyakini atau tidak diyakini. Kita hidup dalam lautan frekuensi yang kita buat sendiri. Itulah kenapa disebutkan “AKU tergantung prasangka hambaKU” yang mana artinya manusia sudah sepaket dengan nasib mereka sendiri. Tergantung dari bagaimana TINDAKAN mereka sendiri.
Kesadaran manusia menentukan bagaimana seluruh molekular tubuhnya memancarkan frekuensi. Lalu hasil dari pancaran frekuensinya inilah mereka akan mempengaruhi Bumi.
Dalam kesadaran setiap tindakan bergerak dan membentuk frekuensi. Bagaimanapun frekuensi kesadaran manusia akan selalu mempengaruhi tempat yang harus dipimpinnya, yaitu Bumi.
Tubuh kita adalah mesin molekular. Sementara setiap molekul memiliki frekuensinya masing-masing. Sudah menjadi kodratnya, setiap frekuensi molekular akan senantiasa terpengaruhi oleh kesadaran.
Sebagai energi manusia selalu menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang mereka pancarkan. Sementara elektromagnetik manusia adalah apa yang menjadi dasar geomagnetik bumi.
Apabila molekular tubuh kita menghasilkan gerakan frekuensi tertentu maka Bumi juga akan merasakan efek tertentu. Gerakan molekular adalah keterhubungan yang mempengaruhi. Jejak langkah kita diatas Bumi ini adalah keterhubungan dalam ketersalingan dengan Bumi itu sendiri.
Bumi bukan sekedar tanah bulat berbentuk bulat yang kita sebut planet. Bumi adalah kehidupan dalam kehidupan. Sama seperti kita, manusia juga adalah kehidupan dalam kehidupan. Setiap kehidupan dalam kehidupan akan selalu senantiasa menyatu dalam jalinan yang menyatu. Begitulah semesta dalam wujud yang apa adanya.
Dalam jalinan selalu ada timbal-balik. Maksud dari timbal-balik disini adalah frekuensi yang saling menarik untuk menerima. Kita tidak dapat memiliki pengalaman apapun di planet ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula melalui frekuensi.
Setiap emosi, termasuk cinta dan benci yang baru kemarin kita bahas masing-masing memiliki frekuensi tertentu. Kesehatan memiliki frekuensi tertentu. Penyakit memiliki frekuensi tertentu. Tiap organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu. Kehidupan adalah simfoni frekuensi.
Fakta ini membuat kehidupan kita saling terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia saja, namun juga terhadap seluruh makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terjalin otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan.
Medan elektromagnetik ada di mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar elektromagnetik yang aktif. Setiap gerakan, emosi dan tindakan kita memancarkan gelombang elektromagnetik yang berbeda-beda.
Gelombang elektromagnetik adalah fenomena fisik hasil dari pergerakan molekular yang tadi kita bahas di awal. Masuk kedalam molekul pada tingkat mikroskopik atom, elektron bermuatan partikel terus bergerak di sekitar inti atom, sehingga menciptakan medan magnet.
Itulah kenapa hewan, tumbuhan, bahkan benda yang kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan elektromagnetik dengan berbagai ukuran angka. Jadi ini bukan tentang manusia dan bumi saja, tetapi tentang segalanya. Semesta adalah lautan energi yang dibentuk.
Gelombang elektromagnetik ini sendiri dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati dengan jelas. Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan melihat bahwa semuanya benar-benar memiliki medan magnet, termasuk juga Bumi.
Medan magnet bumi, dikenal dengan nama medan geomagnetik, yaitu medan magnet yang memanjang dari iner core bumi ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin matahari, aliran partikel bermuatan yang berasal dari matahari. Tetapi medan magnet matahari tidak sampai situ saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto dan seterusnya.
Perpanjangan medan magnet matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet atau Interplanetary Magnetic Field (IMF). Apa yang sedang kita bahas disini, masih jalinan dalam ruang lingkup yang masih sangat sempit. Masih ada ruang lingkup luasnya yang bisa terpelajari.
Jadi kalau kita bertanya; Apakah memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi? Jawabannya adalah iya, manusia dan Bumi terhubung. Elektromagnetik manusia dan geomagnetik Bumi saling terhubung dan saling memberi pengaruh.
Lalu bagaimana frekuensi kita membawa pengaruh bagi Bumi? Jawabannya adalah dengan seluruh pergerakan jasad yang dikendarai oleh kesadaran.
Jadi begini sahabatku… Jantung manusia adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya dapat dideteksi oleh instrumen ilmiah modern. Jantung manusia terhubung secara ekslusif dengan otak. Sementara otak terkendalikan oleh kesadaran.
Secara stimulant kita memancarkan medan elektromagnetik non stop. Nah, sebenarnya medan elektromagnetik jantung berisi informasi atau kode tertentu. Informasi dan kode tertentu ini ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, kepada seluruh makhluk Bumi, termasuk ke Bumi.
Hasil percobaan menunjukkan, ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi.
Kita ambil contoh yang berhubungan dengan beberapa pembahasan kita sebelumnya, yaitu emosi cinta dan benci. Dengan cinta seseorang mampu menarik frekuensi gembira, damai, bahagia, bersyukur. Dan dengan benci seseorang mampu menarik frekuensi marah, cemburu, sedih, bersalah, malu, kepedihan.
Sayangnya rasa cinta atau benci yang kita pancarkan tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk seluruh makhluk dan planet Bumi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketika kita memancarkan emosi, jantung kita menghasilkan gelombang elektromagnetik yang akan diterima oleh bumi. Lalu frekuensi geomagnetic bumi memancar menuju magnet antar planet.
Ini adalah bukti kuat penelitian yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta. Sebuah bukti koneksi raksasa kehidupan. Sains telah membuktikan sendiri bahwa kita semua adalah bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya mencakup kehidupan di planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang ada di baliknya.
Semakin banyak orang yang memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun medan energik besar untuk bumi dan makhluk bumi lainnya. Berarti misalkan semakin banyak kebencian maka sedikitnya akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat berkontribusi pada perubahan global yang sedang berlangsung.
Ini terjadi karena medan magnet bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan semua sistem kehidupan. Dan sudah kita ketahui bersama kalau sistem kehidupan terdapat hukum sebab-akibat. Jadi apapun frekuensi yang kita lakukan akan membawa kita mendekat kepada sebab-akibat tertentu.
Selama ini mungkin kita mengira bumi tidak merasakan kebahagiaan, kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan, yang semua berasal dari kebencian hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan merasakannya juga. Bahkan sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu.
Jadi apa yang bisa kita lakukan kepada Bumi saat ini sahabatku…?
Einstein berkata, “Semuanya adalah energi dan hanya itu yang ada padanya. Cocokkan frekuensi kenyataan yang Anda inginkan dan Anda tidak bisa tidak mendapatkan kenyataan itu. Tidak bisa dengan cara lain. Ini bukan filsafat. Ini fisika.”
Bagaimana kalau kita mulai membentuk kesadaran untuk memancarkan frekuensi terbaik bagi Bumi. Ingatlah… ibarat dua bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig
Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta