Pesan Semesta.
melampaui batas menjadi satu

MANUSIA BEBAS



Pikiranmu bisa menjadi penjaramu yang nyata. Makanya  jadilah manusia bebas.

Kalau dirimu ingin melepas dogma, maka cucilah akalmu dengan belajar pada semesta. Semesta itu netral, jadi tidak ada dogma disana. Dogma itu ibarat kotoran yang kalau dicuci bisa bersih. 

Kalau masa lalu masih menjadi bagianmu, maka terimalah. Segala yang diterima tidak akan pernah disesali lagi. 

Terakhir dirimu tidak terikat oleh masa depan, justru masa depan yang terikat olehmu. Jadilah yang terbaik sekarang dan syukuri, maka masa depanmu tidak akan pernah takut lagi. 

Peganglah ini, karena siapa tau dirimu masih terikat. 


Salam Semesta

  • 0
  • Desember 08, 2022
admin16 admin16 Author

BAGAIMANA CARA MENEMUKAN AWAL KESADARAN?



Setiap manusia akan melalui masa pelajaran dimana mereka akan menemukan cara mereka masing-masing. Saran kami bawalah sepotong kecil kenetralan. Kenetralan, meski hanya disajikan sepotong kecil bisa sangat berguna untuk penyadaran. 

Kenetralan yang sengaja dibawa akan membantu kita untuk meredam ego merasa benar. 

Dalam kesadaran tidak ada yang salah atau benar.  Penyadaran adalah hal yang sangat pribadi dan proses yang bersifat tertutup.

Kalau Anda tidak bisa membawa kenetralan dalam perjalanan menemukan awal kesadaran, maka Anda dipastikan terjebak dalam ego yang merasa paling benar dan yang lain selain Anda adalah salah. 

Puncaknya kenetralan adalah ketidakpedulian pada benar dan salah, tetapi hanya fokus pada keniscayaan. Di titik keniscayaan itulah kesadaran berawal. Temuilah dirimu di sana.

Salam Semesta

  • 0
  • Oktober 20, 2022
admin16 admin16 Author

PERKUATLAH KESADARAN




Dirimu pada dasarnya, adalah kesadaran tanpa bentuk.

Dirimu pada dasarnya, adalah netral tanpa penilaian.

Dirimu pada dasarnya, adalah fitrah penyebar kebaikan.

Tanpa disadari memang ego senantiasa menjauhkan diri dari dirinya sendiri.  Lalu jika kita membiarkan ego mengambil terlalu banyak kendali atas diri sendiri, tanpa kendali apapun dari kesadaran, maka diri menjadi sangat bergantung pada validasi eksternal.

Perhatikan saja, bukankah selama ini kita didikte habis-habisan untuk membuat lingkaran hidup yang sama dengan terlebih dahulu memperhatikan keluar, sebelum memperhatikan kedalam. Di sinilah permainan ego semakin berkibar.

Dikatakan semakin berkibar karena ego membutuhkan kehormatan untuk divalidasi. Tanpa disadari kita memang seakan selalu dipaksa melihat keluar dan mengagumi apapun yang diluar, seakan-akan yang diluar itu memang semengagumkan itu. 

Sampai-sampai kita lupa kalau apapun nilai yang kita lihat keluar, bukan karena nilainya seperti itu, melainkan karena kita telah memikirkannya demikian.  

Saat seseorang lupa kalau segala yang diluar bersumber dari yang dalam, pastinya hidupnya akan melelahkan penuh dengan kekecewaan, ketakutan, kebencian, keraguan, keserakahan berasal dari sini.


Sahabatku…

Diri ini ibarat bangunan, diri bisa membangun bangunan yang bagus, diri juga bisa membangun bangunan yang jelek. Tapi, baik itu bangunan bagus atau bangunan jelek sekalipun, tetap keduanya butuh pondasi yang kuat. Tanpa pondasi yang kuat, bahkan bangunan paling jelek sekalipun pastilah akan lebih mudah runtuh.

Pondasi diri itu adalah kesadaran. Saat kesadaran dikendalikan oleh ego, maka kesadaran akan rapuh. Beda halnya bila kesadaran yang mengendalikan ego, maka kesadaran pun akan menguat dan berubah menjadi pondasi yang kuat.

Saat kita membangun hidup pada pondasi (kesadaran) yang rapuh, maka segala apa yang dibangun itu tidak akan bertahan lebih lama. Pasti ada saja kurangnya, ada saja buruknya, dan ada saja tidak cukupnya. 

Ego palsu membiarkan Anda untuk terpusat pada pencapaian-pencapaian Anda, hanya dengan dasar pemenuhan rasa puas belaka. Berbeda dengan kesadaran yang senantiasa mendorong untuk kembali menjadi fitrah otentik Anda.


Salam Semesta

  • 0
  • Oktober 10, 2022
admin16 admin16 Author

PAST LIFE - HIDUP PADA MASA SEKARANG



Sahabatku… Bagi yang kemarin bertanya bagaimana agar tidak terjebak pada PAST LIFE dan  cara memulai agar kesadaran selalu hidup di masa sekarang? Maka jawabannya adalah tiga, yaitu BERGERAKLAH… BERAKSILAH… BERILAH MAKNA PADA TIAP DETIK HIDUP.

.

Selalu ingat, kalau Waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu akan selalu menjadi anak penurut. Begitulah SANG PENCIPTA menciptakannya, hanya agar kita tidak lupa untuk bergerak dalam pusaran kasih sayangNYA.


Salam Semesta

  • 0
  • September 16, 2022
admin16 admin16 Author

TEKNIK LOA = TEKNIK MEMBERI

 




Sahabatku... diri ini adalah gerbangnya semesta. Dzat Maha sudah membekali kita dengan kecukupan yang cukup untuk membentuk apapun. 

Kecukupan diaktifkan dengan ketidakraguan untuk memberi. Semesta itu memberi, lalu menerima. Bukan menerima lalu memberi. 

Berilah yang terbaik bagi dirimu, dan semestamu. Berusahalah untuk memberi setulus semesta ini memberi. Sungguh kecukupanNYA akan senantiasa mencukupkan.


Salam Semesta

  • 0
  • September 16, 2022
admin16 admin16 Author

PERASAAN BERASAL DARI PIKIRAN



SEGALA EMOSI YANG KITA RASAKAN BUKAN RASA YANG MENGAKAR DARI LUAR – MELAINKAN RASA YANG MUNCUL DARI ENERGI YANG KITA BUAT SENDIRI.

Apa yang kita anggap sebagai emosi atau perasaan adalah pengalaman energi yang bergerak melalui tubuh.
Selama ini manusia berpikir, perasaannya ditentukan oleh suasana hatinya. Padahal sebenarnya suasana hatinya ditentukan oleh pikirannya. Lalu pikirannya menentukan perasaannya.
Dalam tubuh perasaan adalah neurokimia (zat kimia otak). Otak memegang andil penting dalam mengatur zat-zat penghasil perasaan ini.
Tetapi pikiran memegang peranan juga. Karena bagaimana otak menghasilkan perasaa tergantung dengan bagaimana pikiran mensettingnya.
Jadi maksudnya, emosi atau perasaan itu belum benar-benar ada dalam tubuh sampai kita membuatnya sendiri melalui pikiran.

Salam Semesta

  • 0
  • September 01, 2022
admin16 admin16 Author

RAHASIA MERAIH KEKUATAN AFIRMASI

 


RAHASIA MERAIH KEKUATAN AFIRMASI
Banyak praktisi spiritual yang mengajarkan tentang kekuatan afirmasi untuk membentuk energi dan merubah keadaan. Sayangnya sedikit dari mereka yang gamblang memberi tahu rahasia pentingnya.
.
Rahasia pentingnya adalah: Sebagus apapun kalimat afirmasi atau sesering apapun kalimat afirmasi diucapkan. Afirmasi tetap tidak memiliki kekuatan super kompleks untuk mewujudkan energi yang Anda inginkan, kecuali Anda mau membentuk perasaan yang sesuai.
.
AFIRMASI HARUS DIUCAPKAN DENGAN PERASAAN YANG SESUAI
.
Dalam sains, kita dididik untuk mengabaikan apa yang bisa kita rasakan, terutama jika tidak ada bukti fisik yang kuat. Ilmu pengetahuan dan kedokteran berbasis bukti memilih untuk mengabaikan apa yang orang rasakan, padahal ini sangatlah POWERFULL.
.
RAHASIA UNTUK MERAIH KEKUATAN AFIRMASI adalah jangan pernah mengucapkan afirmasi apapun tanpa membawa perasaan di dalamnya. Perasaan yang sesuai, artinya vibrasi yang sesuai, dan ini sangatlah penting.
Kenapa ini penting?
.
Karena Manusia tidak menarik frekuensi dengan kalimat afirmasi, tapi dengan vibrasi mereka. Anda bermanifestasi dengan getaran energy Anda, dan bukan sekedar kalimat yang Anda ucapkan.
Apakah ini juga berlaku saat kita bersyukur? Dan kami rasa Anda juga mulai bertanya, bagaimana caranya belajar merasakan sesuatu yang belum dimiliki?
Besok akan kami lanjut membahasanya... sekarang siapkan rasa
terbaik
dari jiwa ter-netral.
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com
Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast
  • 0
  • Agustus 16, 2022
admin16 admin16 Author

BERBICARALAH YANG BAIK ATAU LEBIH BAIK HENING

 



Sahabatku… mulai sekarang mari kita berbicara yang baik atau lebih baik kita belajar mengheningkan pikiran ini dari kata-kata yang menurunkan vibrasi tubuh kita. Alasannya begini…

Kata-kata mengandung unsur getaran yang memainkan peran vital dalam dunia molekular.

Semakin baik kalimat maka semakin tinggi frekuensinya. Sebaliknya, semakin buruk kalimat maka semakin rendah frekuensinya. Inilah yang menjadi alasan kenapa setiap kalimat memiliki frekuensi tersendiri dan mampu mengubah molekular.

DR. Masaru Emoto sudah membuktikan tentang bagaimana gelombang/frekuensi suara bisa mempengaruhi molekular air. Rata-rata kandungan air dalam tubuh manusia adalah sebesar 55 sampai 60%.  Jadi bisa dibayangkan sendiri, betapa berpengaruhnya kata-kata yang kita ucapkan.

Karenanya sahabatku… Selalu hindari berbicara dengan kata-kata yang TIDAK baik. Baik itu berbicara kepada orang lain atau juga berbicara kepada diri sendiri. Lebih baik berbicaralah yang baik atau diam. Tapi berhati-hatilah juga dalam diam, karena self talk (berbicara kepada diri sendiri) tidak harus bersuara.

Setiap kata-kata yang diucapkan tanpa suara juga menjadi getaran pikiran yang selalu akan bergetar melalui sistem saraf dan dibaca oleh tubuh sebagai sebuah instruksi.

Instruksi itu terbaca oleh otak kemudian dibuatkan representasi nyata perubahan kimia yang kompleks melalui berbagai jenis neurotransmitter (bahan kimia otak)

Artinya, tubuh kita senantiasa berubah tergantung bagaimana kita berbicara dengannya melalui pikiran. Hasil komunikasi ini akan memancar menjadi frekuensi diri sendiri. Lalu frekuensi internal ini akan terus menarik frekuensi eksternal yang sesuai.

Kalau kita ingin terjebak dalam energy yang positif, maka salah satu caranya adalah dengan terus membentuk frekuensi yang baik melalu kata-kata yang baik atau lebih baik kita belajar untuk menjadi hening.

Hening itu tidak berarti harus diam tanpa kata-kata. Hening itu terjadi saat diri tidak lagi sengaja mengganggu dirinya sendiri dengan kata-kata yang menurunkan getaran kesadarannya sendiri.

Apabila kita terus belajar menjadi hening, maka lama-lama kita akan tahu bagaimana itu kedamaian diri.

Salam Semesta

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

  • 0
  • Agustus 09, 2022
admin16 admin16 Author

RAHASIA DOA : SAAT BERDOA JANGAN MEMINTA – BERDOALAH SEAKAN DOA ITU SUDAH TERKABUL

 


Sahabatku… Kesalahan pertama yang kita lakukan saat berdoa adalah MEMINTA. Tapi bagaimana bisa salah – bukankah karena kita tidak memiliki justru kita meminta?

Jadi begini, doa adalah frekuensi yang kita lepas. Dalam berdoa apa yang kita lepas bukan kalimat atau baitnya, melainkan getaran energi yang kita bentuk. 

Karenanya saat berdoa jangan meminta. Saat kita meminta, berarti energi yang kita getarkan adalah energi tidak memiliki. Dengan kata lain, frekuensi yang kita tarik adalah frekuensi tidak memiliki dan frekuensi yang akan kita terima adalah frekuensi yang sama juga.

Maka solusinya adalah, jangan meminta saat berdoa tapi baliklah situasinya. Ambil contoh kita berdoa untuk sembuh. Maka ketimbang berdoa “Ya Tuhan mohon sembuhkanlah saya” cobalah untuk membalik situasinya

“Ya Tuhan terimakasih untuk kesembuhan yang kau anugerahkan. Setiap anggota tubuhku bekerja sedemikian baiknya. Jiwaku menguat. Hatiku gembira dengan kesembuhan ini. Aku senantiasa bersyukur dengan kesembuhan ini”

Dengan cara ini kita membentuk energi yang selaras dengan apa yang kita inginkan, bukan sesuai dengan apa yang TIDAK kita inginkan.

Energi kecukupan adalah vibrasi yang kuat. Kalau kita MERASA CUKUP akan KONDISI yang sudah ada, maka kita akan senantiasa dikelilingi dengan energi yang terus bertambah.

Itulah kenapa Dzat Maha menyakinkan barangsiapa yang bersyukur maka akan ditambah. Kenapa? Karena energy yang bervibrasi dari manusia yang bersyukur adalah getaran kecukupan, maka wajar kalau kecukupannya akan selalu bertambah.

Kita ini dibentuk dari energy, jadi wajar kalau kita bergerak sebagaimana gerakan energy. Sekali lagi, doa adalah frekuensi yang kita lepas. Dalam berdoa apa yang kita lepas bukan kalimat atau baitnya, melainkan getaran energi yang kita bentuk.

Karenanya, saat berdoa jangan meminta. Tetapi berdoalah seakan doa itu sudah terkabul.  Bukan hanya sekedar asumsi namun rasakanlah juga euforianya. Izinkan diri kita tersenyum dan merasakan kecukupannya terlebih dahulu.

Pahami kalau otak tidak mengetahui perbedaan pikiran nyata dengan pikiran imaginasi. Tetapi otak akan senantiasa mengatur vibrasi setiap sel tubuh Anda agar bergetar sesuai arahan kesadaran.

Kesadaran Andalah yang mengetahui perbedaan pikiran nyata dengan pikiran imaginasi. Manfaatkan kemampuan ini untuk membuat manifestasi terbaik Anda.

Tidak ada yang salah disini. Sistem ini bukan sedang mengajari kita untuk membohongi kenyataan. Justru sebaliknya, sistem ini mengajari kalau kita bukanlah korban dari keadaan. Kita hidup bebas untuk membentuk energy kita sendiri.

Dzat Maha tidak pernah membuat kita untuk sedetik pun menjadi korban, kenapa kita menjadi seperti ini, hanya karena kita besar tanpa sedikitpun tahu kalau diri ini tidak terbatas.

Kalau kita memahami rahasia ini, maka kita tidak akan pernah mengulang-ngulang doa yang sama. Tapi kita hanya akan menghadirkan selalu rasa cukup yang sama di setiap desah nafas kita. Rasa cukup yang bergetar dari kesadaran yang paham kalau doanya memang sudah terkabul, dan cukup ditarik ke dalam dirinya sendiri. 

Akhirnya kesadaran pun bisa bersaksi kalau Dzat Maha memang sudah mengabulkan segala DOA.

 

Salam Semesta

Copyright © www.pesansemesta.com

Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast

Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/


  • 0
  • Agustus 03, 2022
admin16 admin16 Author

HIDUP DALAM ZONA KECUKUPAN

 


Kecukupan itu artinya tidak kekurangan. Sementara keinginan itu artinya penuh dengan kekurangan.

Saat Anda hidup dalam zona cukup, maka vibrasi yang Anda lepas kepada semesta adalah vibrasi tidak kekurangan. Dan karena vibrasi selalu melepas dan menarik frekuensi yang sama, maka Anda akan selalu dikeliling oleh energi kecukupan.

Saat hidup dikeliling oleh energi kecukupan. Bukan berarti Anda diam saja tanpa berusaha sama sekali. Anda tetap melakukan banyak aksi, dan mungkin lebih banyak ketimbang sebelumnya. Tetapi Anda akan menyadari, kalau aksi-aksi yang Anda lakukan hasilnya selalu membuat Anda cukup.

Kami tidak sedang berbicara tentang kecukupan material belaka, tetapi juga kecukupan batin. Dan ini luar biasa. Energi kecukupan sangat luar biasa. 

Saran kami jangan remehkan energi kecukupan. Tidak semua jiwa bisa dengan mudah merasakan kecukupan bahkan saat dirinya berkelimpahan harta tahta sekalipun.

Puncak kesuksesan yang sebenarnya hanyalah jiwa yang merasa cukup, pikiran yang meresa cukup dan hati yang merasa cukup.

Kebanyakan manusia masih berpikir kalau bersyukur bisa membawa mereka untuk hidup dalam zona cukup. Apakah itu juga menurut Anda?

Sayangnya itu sedikit keliru. Izinkan kami spill satu rahasia besar disini. 

Rahasianya: Anda harus hidup dalam zona cukup untuk bersyukur. Bukan bersyukur untuk hidup dalam zona cukup.

Saat Anda sengaja bersyukur sambil berharap bisa hidup dalam zona cukup, maka Anda sedang membohongi diri Anda sendiri.

Bersyukur itu getaran energi, bukan kalimat terimakasih. Mohon jangan disamakan, karena hasilnya tidak akan pernah sama, kecuali Anda mengucapkan terimakasih dengan getaran bersyukur. 

Selama Anda menggunakan kalimat terimakasih sebagai afirmasi bersyukur, tetapi getaran yang Anda lepas kepada semesta itu bukan getaran bersyukur, maka Anda sedang menipu diri Anda sendiri.

Itu bukanlah vibrasi bersyukur. Itu adalah vibrasi harapan. Artinya, Anda sengaja memperjelas kondisi Anda yang tidak hidup dalam zona cukup, dan tebak apa hasilnya?

Iya, Anda semakin kesulitan untuk hidup di zona cukup, karena Anda tidak pernah benar-benar bersyukur. Anda hanya berharap bisa hidup di zona cukup, karena Anda belum cukup. Dengan ucapan syukur itu Anda berharap kecukupan datang. 

Mohon jangan tersinggung. Tapi pikirkanlah baik-baik. Anda adalah energi, jadi mau tidak mau Anda harus bergerak sesuai dengan gerakan energi.

Energi tidak mengenal keberpura-puraan. Tidak ada yang bisa dibohongi dalam ranah energi. Segalanya tentang kesadaran Anda memang akan senantiasa bergetar sebegitu-apa adanya.

Energi selalu bervibrasi dan selalu patuh pada hukum tarik menarik frekuensi. Manusia adalah energi, kita selalu menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang kita pancarkan.

Vibrasi adalah cikal bakal realita terbaik Anda. Vibrasi itu terpancar dari kesadaran Anda tanpa bisa berbohong atau dibohongi.

Tugas akhirnya cukup jelas, yaitu belajar cara hidup dalam zona kecukupan. 

Sekarang semua tergantung Anda – Jelas rute pelajaran Anda semakin panjang, bukan?

Inilah kehidupan, segalanya sudah disediakan. Tapi apakah kesadaran mau belajar untuk menggunakan kehidupan yang sudah disediakan?

Dzat Maha memang se-netral itu dalam memberi pilihan. Belajarlah memilih yang terbaik dalam kebaikanNYA ini. Seharusnya kebaikanNYA sudah menjadi kecukupan yang secukup-cukupnya. Tapi, apa yang sedang membutakan kesadaran ini? Kenapa seluruh kebaikanNYA ini belum bisa menjadi kecukupan?


Salam Semesta

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast

Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/


  • 0
  • Juli 27, 2022
admin16 admin16 Author

HATI-HATI JANGAN BERGETAR DI ZONA KEINGINAN


Ini penting! Mohon dibaca perlahan agar Anda mengerti kalau apapun keinginan Anda bisa terwujud, dengan syarat Anda tidak sengaja menggetarkan energi di zona keinginan.

Jadi begini, saat Anda menginginkan sesuatu, maka pikiran Anda terus membangun energi. Sementara energi pikiran terus bergetar untuk menarik frekuensi yang sama.  

Masalah yang Anda hadapi dengan keinginan Anda adalah kenyataan bahwa Anda tidak memiliki apapun yang Anda ingini itu.

Buat kita itu wajar. Kita tidak memiliki, makanya kita ingin. Tapi, bukan begitu cara ENERGI bekerja.

Mohon dipahami, manusia adalah kesadaran. Kesadaran adalah energi. Selamanya kita akan bergerak sebagaimana keniscayaan gerakan energi.

Mohon jangan bergetar di zona keinginan.

Sebagai energi, Anda bertugas membentuk apapun dengan getaran Anda. Apabila energi Anda sengaja dibiarkan bergetar di zona keinginan. Berarti frekuensi yang Anda tarik adalah frekuensi tidak memiliki.

Dengan kata lain, Anda sengaja sedang membentuk energi yang tidak selaras. Akhirnya keinginan Anda menjadi sangat sulit untuk terwujud.

Dan saat Anda merasa semakin sulit, maka disaat itu pula frekuensi kesulitan makin mendekati Anda. Selamanya keinginan pun tetap menjadi keinginan yang sulit.

Di sinilah kenapa kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita membentuk nasib yang tidak selaras. Hanya karena kita tidak mengetahui cara kerja diri sendiri.

Mulai sekarang mohon tinggalkan zona keinginan. Itu adalah zona yang tidak selaras dengan apapun keinginan Anda.  

Untuk solusinya, mulailah belajar untuk bergetar di zona kecukupan, sehingga Anda bisa mewujudkan keinginan Anda dengan cara yang selaras. 

 

Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com


Kami yakin Anda mau bergetar selaras dalam kebaikan. Share dan ajak semesta lainnya untuk bergabung bersama kita dengan cara klik JOIN https://t.me/PesanSemestaPodcast

Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/






  • 0
  • Juli 13, 2022
admin16 admin16 Author

MOVE IN – SOLUSI AGAR TERKONEKSI DENGAN DIRI SENDIRI (AWAL MEMBANGUN SELF-CONNECTION)



Seorang sahabat bertanya “Bagaimana caranya terkonek ke dalam? Sehingga yang di dalam tak terlupakan dan tersadari?”

Self-Connection adalah keterhubungan diri dengan kesadaran diri. Detik ini kita boleh mengaku kalau kita mengetahui keberadaan diri. Tetapi faktanya, belum tentu kita terkoneksi dengan diri kita sendiri.

Jadi begini, manusia itu memiliki tiga komponen; yaitu jasad, jiwa dan ruh. Ketiga komponen ini menghasilkan yang namanya kesadaran. Inilah diri Anda.

Setiap kita adalah kesadaran, dan seharusnya kita terhubung dengan kesadaran itu agar apapun dan bagaimanapun kita bergerak senantiasa selaras. Kesadaran adalah keselarasan, kenapa?

Karena setiap kesadaran memegang kunci menuju kesemestaan diri. Setiap kesadaran memegang tugas untuk makna uniknya masing-masing.

Semakin Anda terhubung dengan kesadaran, semakin Anda paham makna yang Anda bawa dalam kehidupan ini.

Setiap kita membawa makna dalam kehadirannya di Bumi ini. Akan tetapi makna itu tidak berada diluar diri, melainkan di dalam diri. Itulah kenapa untuk menemukan makna, menggunakan makna, berbagi makna dan menjadi makna, seseorang harus MAU mengarungi perjalanan untuk menemui kesadaran dirinya terlebih dahulu dengan mulai mengenal dirinya terlebih dahulu.

Cara untuk mengenal diri dimulai dengan memperhatikan diri. Mempelajari diri. Lalu, perlahan-lahan menggunakan seluruh kinerja diri secara maksimal untuk mengeluarkan makna dari diri sendiri.

Sahabatku… Proses itu disebut MOVE IN.

MOVE IN itu ibarat perjalanan menuju diri sendiri. Dengan MOVE IN ini kita mulai merangkak perlahan untuk merasakan kembali diri kita. Kembali mengenal yang di dalam, agar mampu mengatur yang diluar.

Bukan hanya itu, dengan MOVE IN kita juga akan mengenal kembali dengan APA kita bergerak. Sehingga perlahan kita akan semakin merasakan seluruh kinerja diri, lalu menyadari kalau kita bergerak dengan dan bersama cintaNYA yang tidak terbatas, sangat netral dan tidak butuh pengakuan apa-apa.

Itulah kenapa MOVE IN itu sebaiknya senantiasa dilakukan oleh siapapun yang ingin kesadaran dirinya berkembang. Karena untuk memilih kesadaran yang lebih baik bukan seperti melepas jubah untuk diganti dengan jubah yang baru. Namun secara sadar memperbaiki jubah yang sekarang agar meningkat menjadi lebih baik, untuk secara terus menerus digunakan.

Sebenarnya, setiap kesadaran pasti merindukan makna dari kehadiran dirinya sendiri. Anda pasti begitu rindu, ingin mengetahui dengan jelas kenapa Anda harus hidup dan untuk apa? Bukan sembarangan seseorang begitu ingin mengenal dirinya sendiri. Seseorang yang ingin mengenal dirinya, adalah tanda kalau kesadarannya ingin berbagi makna.

Hidup adalah perjalanan yang singkat. Ratusan juta detik bisa berlalu begitu saja. Menguap tanpa jejak bagi manusia yang tidak mau memberi makna.

Terimakasih untuk pertanyaan sahabat… Tidak ada pertanyaan yang datang secara kebetulan. Selalu ada alur semesta yang membawa makna untuk segala pertanyaan dan jawaban.

Semesta selalu memiliki jawaban dan solusi bagi setiap diri yang masih kesulitan terhubung dengan kesadarannya sendiri.  Tidak ada seorang pun yang tidak terhubung dengan kesadarannya. Seumur hidup Anda terhubung dengan kesadaran Anda. Kalau terasa tidak terhubung, maka bukan berarti keterhubungan atau koneksi tidak ada.

Itu hanya karena Anda belumlah mengenal diri.  Mengenal diri adalah jawaban dan cara yang praktis untuk mengawali keterhubungan dengan kesadaran.  Detik siapapun Anda yang membaca artikel ini, memiliki kesempatan yang sama untuk terhubung dengan kesadaran diri.  

Sebenarnya, kami sudah menyiapkan buku yang baru akan kami launching beberapa bulan ke depan. Tapi ternyata, pertanyaan ini mengawalinya lebih cepat.

Begitulah semesta saat bekerja, terbaca sangat kebetulan. Namun tidak ada yang kebetulan. Tidak kebetulan sahabat bertanya. Tidak kebetulan juga kami menjawabnya. Tidak kebetulan juga buku ini hadir lebih cepat dan terbaca oleh Anda. Tidak kebetulan juga Anda mengenal diri.

Inilah jalan semesta dengan pelajarannya yang kental. Semesta bekerja dengan cara yang sangat unik dan selalu selaras apabila tidak didikte oleh ego.

Akhir kata sahabatku… Seimbangkan selalu harapan dengan aksi tepat. Kalau Anda berharap mengenal diri, maka jangan hanya berharap, namun aksikanlah! Karena bagaimanapun, manusia butuh melakukan sebab terbaik untuk menerima akibat terbaik.

Apabila Anda butuh tahu “bagaimana cara meng-aksikannya?” maka cobalah membaca buku MOVE IN. Semoga buku ini menjadi solusi bagi setiap semesta yang ingin mengenal dirinya sendiri. Semoga rindu kepada diri bisa terobati setelah ini.

Anda pasti begitu rindu dengan diri Anda yang sebenarnya. Kalau iya, mulailah dengan MOVE IN.

 

Salam Semesta

 

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Informasi buku  https://bit.ly/PesanSemestaBuku

Follow  https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/


  • 0
  • Juli 11, 2022
admin16 admin16 Author

BAGAIMANA CARANYA MERUBAH ENERGI?



"Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain."

Sahabatku… energi selalu merubah dan berubah. Bahasan tentang bagaimana energi selalu merubah dan berubah bisa dibaca detail di buku METAMORPHOSA. Disini kami akan mengajarkan bagaimana caranya merubah energi.

Anggap keberadaan diri Anda sebagai energi. Pikiran Anda, perasaan Anda, gerakan tubuh dan jiwa Anda secara keseluruhan menghasilkan kesadaran yang adalah energi yang dihidupkan dalam lautan energi.

Dalam lautan energy ini Anda bisa merubah energy diri Anda menjadi lebih baik.

Caranya adalah perhatikan dahulu getaran Anda detik ini. Setiap getaran akan menarik frekuensi. Untuk perbaikan, berarti Anda harus membuat getaran yang berbeda, agar Anda bisa menarik frekuensi yang lebih baik dari yang sekarang. 

Saat Anda berhasil menarik frekuensi yang berbeda, maka disaat itulah perubahan energi menjadi nyata.

Begitulah caranya manusia merubah energi mereka sendiri. Terbaca sangat sederhana, bukan?

Ini sederhana karena tugas terberatnya adalah memperhatikan getaran Anda sendiri. Manusia tidak suka memperhatikan dirinya sendiri. Manusia lebih suka memperhatikan yang diluar dirinya. Akhirnya, getaran pikiran mereka sendiri ter-abaikan dan terpengaruh.

Pengaruh pikiran yang terbesar, adalah diri tidak tahu lagi apa yang terbaik bagi dirinya sendiri, menurut tugas dan tujuan dirinya dirinya sendiri.

Padahal pikirannya adalah jembatan menuju kesadaran dirinya sendiri. Saat kesadaran sudah berhasil mengabaikan getaran dirinya sendiri, apalagi kalau membiarkan getararan itu terpengaruh dengan cara yang buruk, maka bagian apa lagi yang bisa dirubah menjadi lebih baik?

Sahabatku… Move In adalah jawaban dari setiap kesadaran yang ingin fokus memperbaiki dirinya sendiri. Agar disisa hidupnya dirinya bisa menjadi rahmat bagi semesta alam. Atau minimal agar dirinya bisa kembali memperbaiki Bumi.

 

Salam Semesta

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/

  • 0
  • Juli 06, 2022
admin16 admin16 Author

JAGA PIKIRAN ANDA AGAR TERUS BERGETAR NETRAL


Getaran energi itu kompleks. Meliputi materi apapun dan apa yang terpancar oleh materi itu sendiri. Setiap materi memiliki dan memodifikasi getarannya masing-masing, tidak terkecuali diri kita.

Apabila kita menghubungkan ini dengan pikiran dan otak, maka kita pastinya akan menemukan kalau otak dan pikiran adalah energi juga.

Otak dan bagian jasad lainnya terdiri dari banyak jaringan. Jaringan tersusun dari ribuan juta sel-sel. Sel-sel itu tersusun dari molekul. Molekul terbentuk dari atom dan atom terbentuk dari energi. Jadi, iya betul otak yang mengelola pikiran adalah atom yang kalau diurut mundur hanyalah wujud dari energi yang bervibrasi.

Begitu juga dengan pikiran. Pikiran adalah energi dalam getaran. Ketika kita memikirkan suatu pemikiran tertentu, sel-sel otak kita atau neuron akan bergetar (bervibrasi) pada frekuensi tertentu dan energi berkecepatan tinggi ini akan menarik apa pun yang kita kirim melalui pikiran.

Ilmu pengetahuan sekarang telah menemukan bahwa sifat pikiran adalah urutan kuantum. Pikiran berasal dari hasil getaran energi. Walaupun kedengarannya seperti konsep atau teori, ini adalah realitas baru yang diungkapkan fisika kuantum kepada kita.

Itulah kenapa pikiran kita memiliki pengaruh kuat pada kehidupan, dan itu juga alasan kenapa pikiran bergerak dengan membawa sifat-sifat energi didalamnya.

Salah satu sifat energi yang terbesar adalah NETRALITAS.

Energi itu Netral. Energi tidak menilai dan memihak. Energi hanya memberi DAYYA dan DHARMA sesuai arahan kesadaran. Anda adalah kesadaran. Anda bukanlah ego yang penuh keinginan dan tipu daya. Anda hidup dengan energi yang netral. Tentunya sebuah penghormatan untuk bergerak sesuai sifat energi yang menghidupi dan menggerakan setiap molekular yang membentuk diri.

Pertanyaannya, bagaimana memulainya?

Sahabatku… mulailah menjaga dan mengendalikan pikiran Anda sendiri terlebih dahulu. Itu adalah energi individu yang seharusnya bermain dibawah kendali Anda. Tugas Anda untuk menjaga agar pikiran Anda agar terus bergetar netral.

Salam Semesta

Copyright 2022 © wwww.pesansemesta.com

Follow https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/

  • 0
  • Juni 30, 2022
admin16 admin16 Author

VIDEO MOTIVASI : BELAJAR MERUBAH DIRI

  • 0
  • Juni 21, 2022
admin16 admin16 Author

Buku Metamorphosa halaman 74

 



Buku Metamorphosa halaman 74 : Waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu akan selalu menjadi anak penurut. Begitulah SANG PENCIPTA menciptakannya, hanya agar kita tidak lupa untuk berubah dalam pusaran kasih sayangNYA.

Karena diciptakan netral. Waktu tidak membawa perubahan. Semestanya lah yang HARUS bergerak, berkembang dan berubah. Jadi semua tentang apa yang bisa kita lakukan di dalam waktu, bukan apa yang waktu lakukan kepada kita.

Waktu hanya melakukan satu hal berharga yaitu memberi kita kesempatan berubah, tapi waktu sendiri tidak pernah mendikte perubahan itu. Waktu akan terus menatap kita dalam kenetralan. Apapun itu yang kita lakukan, bahkan saat kita tidak memilih merubah apapun.

 

Salam Semesta

Copyright 2022 © www.Pesansemesta.com

https://bit.ly/PesanSemestaPublishing

Info buku dan order buku melalui whatsapp up Kang Wahid - 0813-2023-0283


  • 0
  • Juni 18, 2022
admin16 admin16 Author

MARI FOKUS MENINGKATKAN DIRI

 

Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself.”  Leo Tolstoy

Kesadaran akan selalu meningkat berjenjang. Dahulu mungkin kita tidak peduli dengan lingkungan dan alam Bumi kita, lalu perlahan rasa peduli itu muncul.

Sekarang kita peduli, dan akibat kepedulian itu kita menyaksikan banyak hal yang tidak benar.  Mata kita pun berubah menjadi laser penilai yang tajam, dan kita pun tergerak ingin merubah dunia, tepat di saat diri kita belum meningkat.

Sahabatku… sebesar apapun keinginan diri untuk merubah dunia. Tetap, yang pertama kali harus dirubah adalah diri dahulu. Diri harus meningkat, sebelum merubah dunia.

Berniat merubah dunia itu baik. Ingin memperbaiki Bumi itu pertanda kalau kesadaran si khalifah Bumi sudah kembali peduli.

Namun jangan juga buru-buru. Dimana saking buru-burunya, diri malah hanya menempatkan keinginan sebagai keinginan. Sampai akhirnya keinginan membenahi Bumi tidak pernah terwujud apa-apa selain hanya menjadi keinginan.

Permainan pikiran pun muncul. Jasad pun mulai terkikis, jiwa pun semakin melemah, energy pun hanya terbuang percuma. Itukah kita sahabatku…?

Kalau bisa jangan. Jangan menempatkan diri untuk terburu-buru dalam proses. Selalu ingat kalau hidup di bumi adalah pelajaran bagi mereka yang mau mengambil pelajaran.

Harapan dan keinginan yang muncul adalah salah satu gerbang pembelajaran. Lalu ‘proses’ itu adalah pembelajaran itu sendiri. Semakin kita terfokus kepada proses, semakin kita banyak belajar.

Dengan berproses kita akan mengenal kemampuan diri dengan baik. Mengetahui kelemahan yang harus diperbaiki, lalu menghargai tiap titik pencapaian diri. Bersyukur pun menjadi lebih mudah.

Sebenarnya, seluruh keinginan merubah dunia itu tidak lebih penting ketimbang menjalani pelajaran-pelajaran kehidupan detik ini – saat ini agar kita bisa belajar. 

Semesta tidak bisa didikte dengan keinginan. Regulasi semesta akan bekerja sesuai hukum sebab akibat yang sudah ditetapkan. Butuh tim yang terpelajar untuk mewujudkan ini semua.

Selalu pahami kalau Dzat Maha tidak akan merubah sebuah kaum, kecuali kaum tersebut merubah dirinya sendiri.

Sebuah perubahan butuh pelajaran, kita butuh senantiasa belajar agar mampu merubah dan berubah.

 di sekolah kita yang sekarang, yaitu sekolah kehidupan, kita memang pasti mendapatkan gemblengan agar mampu terus meningkat.” – KDZA

Jadi sahabatku… Proses, proses dan proses.

Terus saja ikuti alur proses itu, meskipun hasil akhir mungkin sama sekali belum tampak.

Percayalah! Energi yang kita curahkan sepenuhnya dalam proses, tidak hanya akan menguatkan jasad namun juga jiwa kita. Saat ini kita hanya perlu mematuhi alur kalau DOA itu adalah Dinamis, Optimis dan Aksi.

Dengan kata lain doa itu adalah proses. Kalau kita berproses berarti kita sudah menjadi DOA kita sendiri. Dimana kita bergerak selaras dengan DOA itu sendiri. DOA tidak berada diluar kita tetapi bersama kita. Akhirnya kita pun akan semakin mendekatkan diri kepada wujud perubahan yang kita inginkan.

Tiap diri yang meningkat akan maju bersama-sama untuk merubah Bumi menjadi rumah yang lebih baik bagi kita semua. Mari fokus meningkatkan diri.

 

Salam Semesta

Copyright 2022 © www.Pesansemesta.com

https://bit.ly/PesanSemestaPublishing

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

  • 0
  • Juni 16, 2022
admin16 admin16 Author

SAATNYA MEMBACA DIRI

 


Dalam keberadaannya diri ini sudah menjadi database ilmu yang lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang luput dari penjelasan semuanya sudah berada lengkap dalam tiap diri kita. Dari mulai data, proses, serta fungsi dan tujuan semuanya sudah terekam dan terbawa dalam tiap diri kita masing-masing. 

Dan keseluruhan data informatif itu bersifat otentik dan unik sesuai dengan tujuan kesemestaan kita masing-masing. Tidak tertukar dan tidak juga pernah sama. 

Keunikan semesta sudah bernar-benar terdokumentasi dengan baik dan sempurna di tiap diri kita masing-masing.

Intinya, diri ini sudah menjadi database ilmu semesta yang lengkap. Saatnya membaca diri. Saatnya kembali menjadi pelajar semesta”

Sama seperti sifatnya database. Setiap database butuh reader (pembaca). Database yang berisi data apapun tidak akan berguna datanya kalau tidak dibaca. Karena setiap data yang sengaja dikumpulkan, selalu dikumpulkan dengan maksud dan tujuan yang melengkapi sebuah system. 

Apabila sebuah program atau user gagal membaca database dengan baik, maka akan terjadi crash pada system. Hal ini juga berlaku bagi manusia. Tubuh dan jiwa ini memiliki system yang dilengkapi oleh database super kompleks.

Database yang berada dalam diri mengandung seluruh informasi tentang keberadaan diri dan keberadaan Sang Pembuat diri. Karena itu kita jangan sampai gagal membacanya. 

Membaca diri yang adalah semesta akan menjadi tugas seorang pelajar yang harus dilakukan. Membiarkan diri men-skip pelajarannya sendiri tidak akan pernah baik. Hidup akan selalu menjadi setingkat lebih sulit saat kita tidak mampu mempelajari diri sendiri.

Hidup ini adalah kamuflase tempat manusia untuk belajar dan menjadi pelajar. Bumi ini adalah dimensi awal bagi tiap-tiap kita untuk menyebar hasil pelajaran. Begitu juga nanti dalam dimensi-dimensi yang lainnya. Selamanya kita seharusnya menjadi murid abadi yang senantiasa mempelajari ilmunya Sang Pembuat.

Semua adalah pelajaran-pelajaran. Semua adalah ilmu-ilmuNYA.  Setiap kita hidup sebagai seorang pelajar. Setiap pelajar memiliki pilihan untuk belajar atau tidak belajar. Itulah kenapa, memang manusia akan terus ditakdirkan menjadi manusia yang ber-ilmu selama dirinya belajar.

 

Salam Semesta

Copyright 2022 © www.Pesansemesta.com

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

  • 0
  • Juni 09, 2022
admin16 admin16 Author

SPIRITUAL ENLIGHTENMENT - MEMAHAMI PENCERAHAN SPIRITUAL



Seorang sahabat bertanya “Saya ini seorang yang tidak mempercayai agama. Apakah mungkin saya menjadi seorang spiritualis sejati?” Melalui izinNYA kami menjawab.

Kami hanya akan mencoba menemukan jawaban yang netral. Jadi ini bukan mungkin atau tidak mungkin. Segalanya adalah sebab akibat. Semesta hidup dalam dua nilai yang terseimbangkan.

Semoga tulisan sederhana ini menjadi pengetahuan netral semesta yang mampu mencerahkan setiap semesta yang masih terjebak dalam pengertian yang keliru untuk menemukan pencerahan spiritualnya masing-masing.

Sahabatku… Kekeliruan kecil kita selama ini adalah mengkaitkan Tuhan dengan agama. Itulah kenapa banyak dari kita yang terjebak dengan persepsi kalau untuk menjadi spiritual harus beragama, dan seseorang yang beragama sudah pasti spiritualis.

Mulai sekarang, tolong jangan lagi berpikiran kalau spiritualitas dan agama adalah sama. Memeluk agama tidak bisa menjadi tanda dari spiritualitas. Yang sebenarnya adalah, memeluk agama itu merupakan tanda dari religiusitas dan bukan spiritualitas.

Meskipun agama menekankan spiritualisme sebagai bagian dari iman. Tetaplah seseorang yang religius belum tentu spiritualis. Begitu juga kalau dibalik, seseorang yang sipiritualis belum tentu harus religius.

Spiritual adalah bergerak sebagai rahmatNYA bagi semesta alam. Spiritual tidak menghamba nama agama, melainkan menghamba langsung kepada Dzat Maha.

Perhatikanlah semesta kita, bukankah semesta kita ini tidak beragama? Tetapi, dalam ketidakjelasan agamanya kalau kita memperhatikan, semesta kita bergerak sesuai dengan aturan-aturan yang dibentuk oleh pembentukNYA. 

Mereka patuh kepada tugas dan fungsi mereka masing-masing. Mereka tidak merusak. Mereka hidup untuk memakmurkan. Mereka konsisten agar gerakan mereka adalah gerakan rahmatNYA bagi semesta alam.

Jangan jauh-jauh mencari contoh. Perhatikan saja detak jantung kita saat ini, berdetak pastinya. Faktanya, jantung umat manusia memiliki sistem operasi yang sama, meskipun mereka berbeda agama atau tidak beragama sekalipun. Atau perhatikan matahari yang terbit dan terbenam itu, apakah dia memilih satu area untuk disinari hanya berdasarkan agama?

Dari dua contoh ini saja kalau kita netral, maka kita bisa paham, kalau keniscyaan semesta tidak memandang apa itu agama kita, atau apa itu keyakinan kita. Tidak juga memandang siapa nama Tuhan yang kita sebut dan yakini. Bahkan keniscayaan semesta seakan tidak peduli apakah kita ini semesta yang spiritual atau tidak spiritual.

Sahabatku… Begitulah adanya, keniscayaan semesta itu adalah kenetralan absolut yang akan terlihat oleh akal yang mau melihat, yang akan terdengar oleh akal yang mau mendengar. Kalau sudah terlihat dan terdengar, maka kita akan paham kalau semesta ini seakan-akan mau menunjukkan bahwa Dzat Maha itu memang tidak butuh disembah.

Jadi yang paling baik yang manakah… Beragama atau spiritualis? Tentunya benak kita bertanya-tanya seperti itu bukan?

Sahabatku… Di dalam perbedaan manusia dalam berkeyakinan, baik itu memeluk agama atau tidak memeluk agama. Kita harus mau belajar memahami nilai-nilai keniscayaan semesta agar kita tidak saling menyalahkan atau membenarkan. Sekali lagi, ini adalah pembahasan yang netral. Apapun agama yang kita peluk, pastinya mengajarkan kita untuk mampu melihat kenetralan semesta dan hidup di dalamnya.

Artinya, beragama atau tidak beragama setiap kita bisa menjadi spiritualis sejati. Kami tidak akan menjawab salah satunya lebih baik. Karena kebaikan hanyalah wajahNYA. Dari Dia-lah segala kebaikan hadir, jadi kami tidak akan menilai apa itu baik sebagai sebuah penghormatan kepada Dzat Maha Baik Pembuat nilai-nilai kebaikan itu sendiri.

Sebelumnya perlu dipahami kalau spiritualis sejati itu bukanlah sebuah pengakuan yang bisa dipublikasi. Bukan nama agama yang bisa ditulis. Bukan baju yang bisa memberi gelar.

Spiritual adalah jalinan khusus dimana seseorang telah berhasil menemui diriNYA didalam dirinya. Hasil dari penemuan ini adalah pembelajaran. Jadi seorang spiritual adalah seseorang yang sadar sedang belajar dan berguru.

Seorang spiritual sejati tidak akan bisa mengakui spiritualitasnya. Itu terjadi karena memang mereka sendiri masih menjadi seorang pelajar. Sebagai seorang pelajar tidak ada lagi nilai yang mereka kejar, selain mereka terus berguru dalam penghambaan yang ikhlas, dan itulah wujud kesejatian.

Jadi spiritual sejati adalah seseorang yang belajar dan berguru kepadaNYA. Kalau kita mau bertanya, dengan apakah mereka belajar? Jawabannya adalah dengan segala apa yang diperlihatkan, diberasakan, didengarkan dan diberpikiran olehNYA termasuk dirinya sendiri. 

Sahabatku... Dirimu adalah jembatan spiritual yang panjang. Setiap makhluk adalah spiritual. Kita ini adalah ikatan yang selalu terikat denganNYA... Bahkan untuk seorang Atheis pun spiritual adalah keberadaan yang nyata yang harus dikenalinya. Pengenalannya adalah melalui mengenal diri terlebih dahulu.

Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal tuhannya. Itulah mengapa mengenal diri selalu relevant dari generasi menuju generasi.

Al-Ghazali dalam kitabnya Kîmiyâ’us Sa‘âdah mengatakan bahwa mengenal diri adalah kunci untuk mengenal Tuhan. Al-Ghazali berkata “Logikanya sederhana: diri sendiri adalah hal yang paling dekat dengan kita; bila kita tidak mengenal diri sendiri, lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenali Tuhan? Imam al-Ghazali juga mengutip hadits yang berbunyi “man ‘arafa nafsah faqad ‘arafa rabbah” (siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya)

Pada tahun 1831, Ralph Waldo Emerson menulis puisi berjudul "Γνώθι ", atau Gnothi Seauton ('Kenali Dirimu'), dengan tema "Tuhan di dalam dirimu". Puisi itu adalah lagu kebangsaan bagi keyakinan Emerson bahwa mengenal dirimu sendiri berarti mengetahui Tuhan yang Emerson rasakan ada dalam diri setiap orang. Jaluddin Rumi juga pernah berkata “Jangan melihat ke luar. Lihatlah ke dalam diri sendiri dan carilah itu.” Phytagoras juga memahami kalau dengan mengenal diri, maka seseorang akan mengenal semesta dan Dzat Maha.

Menurut kami Phytagoras dan yang lainnya tidak mengucapkannya secara berlebihan. Memang hanya itu yang akan kita dapat dari mengenal diri, plus beberapa bonus dahsyat lainnya. Kami sebut bonus karena meski terdengar sangat remeh. Namun mengenal diri adalah sebuah kunci menuju pintu lain dari ekstensi manusia yang otentik.

Bisa disimpulkan kalau mengenal diri adalah sebuah cara bagi manusia untuk menemukan makna keberadaan dirinya dan Pembentuk dirinya ditempat yang sama. Apakah ini tentang agama? Jawabannya, adalah Tidak!

Mengenal diri, mewaspadai diri, mengendalikan diri bukan tentang agama apapun. Tetapi tentang menghargai keberadaan diri yang sudah dibuat oleh Sang Maha Menjadikan. Kalau kita menyakini Dzat Maha atau tuhan kalau kita mentuhankanNYA itulah yang membuat tiap diri menjadi ada, terlepas dari apapun agamanya. Maka tidaklah itu kecuali awal dari keyakinan yang sebenarnya.

Agama bisa saja dituduh salah atau bisa saja melakukan kesalahan. Tapi keberadaan diri kita tidak pernah salah. Cara Dzat Maha membuat kita ada untuk melengkapi semesta raya ini tidak pernah salah. Jadi sudah sewajarnya untuk menghormati Sang Maha Menjadikan kita mengenal diri, mewaspadai diri dan mengendalikan diri yang dijadikan olehNYA itu, bukan?

Faktanya kita tidak akan bisa lagi menghormati Sang Maha Menjadikan, kalau bahkan apa yang Dia jadikan ini, apa yang Dia bentuk ini, apa yang Dia amanahkan ini sengaja kita acuhkan seperti kita mengacuhkan sehelai daun kering yang rontok ditengah hujan deras. 

Sahabatku… Saat akal ini sudah mampu menggiring pemiliknya untuk menemui Dzat PembuatNYA, maka akal ini akan paham betul kalau proses hidup ini detik demi detiknya tidak akan pernah terlepas dariNYA.

Akhirnya iman bisa terbentuk dan menguat, sehingga seseorang itu mampu memahami kalau segala apa yang dia lihat, dia rasa, dia dengar dan dia pikirkan selalu berhubungan langsung denganNYA.

Akhirnya dia paham, kalau memang Dzat Maha lebih dekat dari urat nadi. Dzat Maha adalah segala tentangnya. Tidak ada detik kecuali bersamaNYA. Seperti sepasang dua bilik jantung yang menyatu. Seperti dua belah otak yang menyatu. Tanpa sela dan tanpa halang kecuali bersamaNYA. Indah dan manis, begitulah apa adanya kita menjadi hambaNYA.

Sahabatku… Sebagai orang yang menghamba, pastilah kita akan menurut kepada yang dituhankan. Inilah artinya kesucian spiritual, yaitu saat seseorang berguru kepadaNYA dalam penghambaan yang ikhlas.

Ikhlas menghamba, artinya kita tidak lagi memandang agama sebagai tuhan, melainkan hanya sebagai aturan yang kita hormati tapi tidak lagi kita tuhankan. Karena kita hanya mentuhankan Dzat Maha yang harusnya kita tuhankan, dan tidak lagi mentuhankan agama.

Sekali lagi, spiritual adalah bergerak sebagai rahmatNYA bagi semesta alam. Spiritual tidak menghamba nama agama, melainkan menghamba langsung kepada Dzat Maha. Mohon peganglah ini sebagai pencerahan yang cerah dari segala tujuan kita memilih, baik itu memilih spiritual saja atau beragama plus juga spiritual.

Apapun pilihan yang kita pilih setiap kita sejatinya memang bisa menjadi spiritual sejati. Baik itu yang tidak menganut agama, ataupun yang beragama. 

Sahabatku... Mohon jangan tersinggung dengan tulisan kami. Apabila tidak sesuai dengan keyakinan yang Anda nilai benar, maka biarkanlah apa adanya seperti ini. Keniscayaan semesta tidak hadir untuk memenuhi nilai yang Anda nilai benar.

Lagi pula dimana letaknya iman saat kita masih mencecar apa yang benar dan yang salah? Apakah kebenaran itu masih penting, padahal yang paling penting di antaranya adalah Iman “Rasa kita memilikiNYA... Rasa kita menyatu dengaNYA... Rasa kita selalu bersamaNYA” 

Pikirkanlah... Apakah benar dan salah menurut manusia itu masih penting, kalau ternyata kita sudah benar, karena telah memiliki rasa?

Simpanlah jawabannya untuk merasakan sahabatku… 

Akhir kata mohon pahami kalau kita tidak beriman untuk menjadi spiritual. Kita justru menjadi spiritual untuk menjadi beriman. Jangan dibalik agar pencerahan ini menjadi jelas dan nyata. 

 

Salam Semesta

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

 

  • 0
  • Juni 04, 2022
admin16 admin16 Author

FREKUENSI KESADARAN MEMPENGARUHI BUMI



Terasa atau tidak terasa. Diyakini atau tidak diyakini. Kita hidup dalam lautan frekuensi yang kita buat sendiri. Itulah kenapa disebutkan “AKU tergantung prasangka hambaKU” yang mana artinya manusia sudah sepaket dengan nasib mereka sendiri. Tergantung dari bagaimana TINDAKAN mereka sendiri.

Kesadaran manusia menentukan bagaimana seluruh molekular tubuhnya memancarkan frekuensi. Lalu hasil dari pancaran frekuensinya inilah mereka akan mempengaruhi Bumi. 

Dalam kesadaran setiap tindakan bergerak dan membentuk frekuensi. Bagaimanapun frekuensi kesadaran manusia akan selalu mempengaruhi tempat yang harus dipimpinnya, yaitu Bumi.

Tubuh kita adalah mesin molekular. Sementara setiap molekul memiliki frekuensinya masing-masing. Sudah menjadi kodratnya, setiap frekuensi molekular akan senantiasa terpengaruhi oleh kesadaran.

Sebagai energi manusia selalu menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang mereka pancarkan. Sementara elektromagnetik manusia adalah apa yang menjadi dasar geomagnetik bumi.

Apabila molekular tubuh kita menghasilkan gerakan frekuensi tertentu maka Bumi juga akan merasakan efek tertentu. Gerakan molekular adalah keterhubungan yang mempengaruhi. Jejak langkah kita diatas Bumi ini adalah keterhubungan dalam ketersalingan dengan Bumi itu sendiri.

Bumi bukan sekedar tanah bulat berbentuk bulat yang kita sebut planet. Bumi adalah kehidupan dalam kehidupan. Sama seperti kita, manusia juga adalah kehidupan dalam kehidupan. Setiap kehidupan dalam kehidupan akan selalu senantiasa menyatu dalam jalinan yang menyatu. Begitulah semesta dalam wujud yang apa adanya.

Dalam jalinan selalu ada timbal-balik. Maksud dari timbal-balik disini adalah frekuensi yang saling menarik untuk menerima. Kita tidak dapat memiliki pengalaman apapun di planet ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula melalui frekuensi.

Setiap emosi, termasuk cinta dan benci yang baru kemarin kita bahas masing-masing memiliki frekuensi tertentu. Kesehatan memiliki frekuensi tertentu. Penyakit memiliki frekuensi tertentu. Tiap organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu. Kehidupan adalah simfoni frekuensi.

Fakta ini membuat kehidupan kita saling terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia saja, namun juga terhadap seluruh makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terjalin otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan.

Medan elektromagnetik ada di mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar elektromagnetik yang aktif. Setiap gerakan, emosi dan tindakan kita memancarkan gelombang elektromagnetik yang berbeda-beda.

Gelombang elektromagnetik adalah fenomena fisik hasil dari pergerakan molekular yang tadi kita bahas di awal. Masuk kedalam molekul pada tingkat mikroskopik atom, elektron bermuatan partikel terus bergerak di sekitar inti atom, sehingga menciptakan medan magnet.

Itulah kenapa hewan, tumbuhan, bahkan benda yang kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan elektromagnetik dengan berbagai ukuran angka. Jadi ini bukan tentang manusia dan bumi saja, tetapi tentang segalanya. Semesta adalah lautan energi yang dibentuk.

Gelombang elektromagnetik ini sendiri dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati dengan jelas. Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan melihat bahwa semuanya benar-benar memiliki medan magnet, termasuk juga Bumi.

Medan magnet bumi, dikenal dengan nama medan geomagnetik, yaitu medan magnet yang memanjang dari iner core bumi ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin matahari, aliran partikel bermuatan yang berasal dari matahari. Tetapi medan magnet matahari tidak sampai situ saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto dan seterusnya.

Perpanjangan medan magnet matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet atau Interplanetary Magnetic Field (IMF). Apa yang sedang kita bahas disini, masih jalinan dalam ruang lingkup yang masih sangat sempit. Masih ada ruang lingkup luasnya yang bisa terpelajari.

Jadi kalau kita bertanya; Apakah memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi? Jawabannya adalah iya, manusia dan Bumi terhubung. Elektromagnetik manusia dan geomagnetik Bumi saling terhubung dan saling memberi pengaruh.

Lalu bagaimana frekuensi kita membawa pengaruh bagi Bumi? Jawabannya adalah dengan seluruh pergerakan jasad yang dikendarai oleh kesadaran.

Jadi begini sahabatku… Jantung manusia adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya dapat dideteksi oleh instrumen ilmiah modern. Jantung manusia terhubung secara ekslusif dengan otak. Sementara otak terkendalikan oleh kesadaran.

Secara stimulant kita memancarkan medan elektromagnetik non stop. Nah, sebenarnya medan elektromagnetik jantung berisi informasi atau kode tertentu. Informasi dan kode tertentu ini ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, kepada seluruh makhluk Bumi, termasuk ke Bumi.

Hasil percobaan menunjukkan, ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi.

Kita ambil contoh yang berhubungan dengan beberapa pembahasan kita sebelumnya, yaitu emosi cinta dan benci. Dengan cinta seseorang mampu menarik frekuensi gembira, damai, bahagia, bersyukur. Dan dengan benci seseorang mampu menarik frekuensi marah, cemburu, sedih, bersalah, malu, kepedihan.

Sayangnya rasa cinta atau benci yang kita pancarkan tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk seluruh makhluk dan planet Bumi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketika kita memancarkan emosi, jantung kita menghasilkan gelombang elektromagnetik yang akan diterima oleh bumi. Lalu frekuensi geomagnetic bumi memancar menuju magnet antar planet.

Ini adalah bukti kuat penelitian yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta. Sebuah bukti koneksi raksasa kehidupan. Sains telah membuktikan sendiri bahwa kita semua adalah bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya mencakup kehidupan di planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang ada di baliknya.

Semakin banyak orang yang memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun medan energik besar untuk bumi dan makhluk bumi lainnya. Berarti misalkan semakin banyak kebencian maka sedikitnya akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat berkontribusi pada perubahan global yang sedang berlangsung.

Ini terjadi karena medan magnet bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan semua sistem kehidupan. Dan sudah kita ketahui bersama kalau sistem kehidupan terdapat hukum sebab-akibat. Jadi apapun frekuensi yang kita lakukan akan membawa kita mendekat kepada sebab-akibat tertentu.

Selama ini mungkin kita mengira bumi tidak merasakan kebahagiaan, kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan, yang semua berasal dari kebencian hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan merasakannya juga. Bahkan sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu.

Jadi apa yang bisa kita lakukan kepada Bumi saat ini sahabatku…?

Einstein berkata, “Semuanya adalah energi dan hanya itu yang ada padanya. Cocokkan frekuensi kenyataan yang Anda inginkan dan Anda tidak bisa tidak mendapatkan kenyataan itu. Tidak bisa dengan cara lain. Ini bukan filsafat. Ini fisika.” 

Bagaimana kalau kita mulai membentuk kesadaran untuk memancarkan frekuensi terbaik bagi Bumi. Ingatlah… ibarat dua bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi.

 

Salam Semesta


Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

  • 0
  • Juni 01, 2022
admin16 admin16 Author

DATABASE

COPYRIGHT

Seluruh artikel didalam website ini ditulis orisinil oleh tim penulis Pesan Semesta. Artikel yang kami share melalui website ini bukan hasil jiplakan, kutipan atau terjemahan.

Bagi pembaca yang ingin menghubungi penulis silahkan mengrim pesan melalui email : pesansemesta@yahoo.com


SALAM SEMESTA