Kunci Menuju Semesta : Energi – Vibrasi – Frekuensi





Mau tidak mau kita memang harus mempelajari apa itu energi, vibrasi dan frekuensi. Alasan utama adalah karena ini merupakan kunci pertama kita mengenal semesta. Mempelajari energi, vibrasi dan frekuensi berarti mempelajari semesta dan manusia. Seharusnya ini sudah menjadi kesadaran kita bersama. Sama seperti mengetahui bahwa manusia memiliki dua mata, satu hidung dan satu mulut. Sangat disayangkan pengetahuan tentang ini tidak pernah dijabarkan secara jelas pada awal pendidikan kita. Padahal ini adalah hal yang paling penting dan menarik untuk dibahas.

Kita sering mengkaitkan pembahasan ini tentang ilmu fisika dan kimia, tapi sebenarnya ini bukan. Energi, vibrasi dan frekuensi adalah ilmu semesta yang harus kita ketahui secara kolektif. Mempelajari energi, vibrasi dan frekuensi adalah hal menakjubkan dimana kita bisa melihat bagaimana manusia dan semesta bekerja pada wujud aslinya.

Karenanya pada kesempatan kali ini, izinkan kami membahasnya bersama dengan Anda. Meski pembahasan kita kali ini masih berada pada tahapan dasar. Namun ini adalah tahapan awal untuk sebuah pengertian baru yang dahsyat.


Hal pertama yang akan kita bahas adalah energi. Apa itu energi ?

Seluruh materi dalam semesta ini tidak lain terbentuk dari molekul.  Molekul adalah kumpulan atom-atom yang saling berikatan kuat satu sama lainnya. Perlu diketahui bahwa atom tidak memiliki struktur fisik. Jika kita mengamati komposisi atom dengan mikroskop, kita akan melihat pusaran kecil seperti tornado, dengan sejumlah pusaran energi yang sangat kecil yang disebut quark. Jadi inti dari tiap materi yang kita lihat adalah energi yang saling bervibrasi.


 



Apa yang kita lihat secara kasat mata biasa hanyalah hasil akhir dari begitu banyak energi yang duduk didalam satu atom. Energi-energi itu dengan cerdasnya bekerja untuk membentuk sesuatu yang kita lihat sebagai materi. Termasuk didalamnya manusia. Jadi sebenarnya manusia adalah energi yang berada didalam energi. Berarti Anda dan saya adalah memang makhluk tidak terbatas. Kita tercipta dari materi energi. Semesta dan segala isinya juga tercipta dari materi energi. Energi akan selalu ada dan ada.  

Hal yang perlu digaris bawahi adalah, energi-energi ini tidak mungkin terwujud secara mandiri atau kebetulan. Lalu siapakah yang memberi kecerdasan kepada energi-energi ini, untuk terus bergerak dan membentuk sesuatu yang kita sebut nyata, bisa dilihat, diraba, dirasa dan diolah? Tentunya seluruh alam raya yang tersusun dengan sangat kompleks ini, tidak mungkin terjadi dalam sebuah kebetulan belaka. Energi tidak menciptakan energi yang sama. Ada sesuatu yang lebih besar yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata apapun, mari kita sebut sumber energi yang tidak bisa dijelaskan itu adalah SANG PENCIPTA.


Lanjut pembahasan berikutnya. Apa itu vibrasi ?

Energi memiliki sifat, pertama bahwa seluruh energi memiliki getaran. Energi bergerak secara konstan. Kita hidup dilautan getaran/vibrasi. Manusia adalah makhluk bergetar begitu juga dengan makhluk lainnya dan materi apapun di dalam semesta ini, baik materi yang masih terlihat atau tidak terlihat seperti udara dan gas. Baik yang bisa bergerak atau diam seperti dinding beton.

Baiklah, kita memang melihat dinding beton itu sebagai benda padat. Namun, apabila kita mampu mengambil mikroskop tercanggih untuk melihat dinding itu. Maka, yang akan kita lihat bukan benda padat, melainkan energi besar yang saling bervibrasi (bergetar) dalam kecepatan getaran yang sangat tinggi. Harus diketahui bahwa atom-atom selalu berada dalam keadaan bergerak konstan, dan tergantung pada kecepatan vibrasi atom-atom inilah, benda-benda muncul sebagai benda padat, cair, atau gas. Jadi, dinding beton itu bisa kita rasakan sebagai benda padat karena laju getaran energinya. Semakin cepat sebuah atom bergetar, maka semakin padat molekulnya, begitu juga yang terjadi sebaliknya.

Kebanyakan manusia belum siap betul untuk mengakui bahwa kita ini bervibrasi dan menterjemahkan vibrasi. Apa maksudnya dengan menterjemahkan vibrasi? Jadi begini, segala hal yang kita amati dengan indra kita sebenarnya adalah interpretasi vibrasi. Dengan kata lain kita mendengar karena telinga kita menterjemahkan vibrasi. Kita melihat karena kita menterjemahkan vibrasi. Kita menghirup karena hidung kita menterjemahkan vibrasi. Jari kita menterjemahkan vibrasi dan begitu juga dengan lidah. Indra adalah tentang menterjemahkan vibrasi dan karena itulah manusia mampu menerima dan memahami lingkungannya, seperti yang selalu kita lakukan sampai sekarang. Masalahnya kita tidak menyadari diri bahwa manusia adalah penterjemah ulung.

Hal yang menarik lainnya adalah tiap vibrasi memancarkan frekuensi. Ini adalah sifat energi yang kedua, yaitu energ memiliki vibrasi (getaran) yang memancarkan frekuensi. Jadi, tiap getaran akan memancarkan frekuensi uniknya masing-masing.


Lalu apa itu frekuensi?

Secara simpel kita bisa mengartikan frekuensi sebagai gelombang. Setiap energi bergetar dan getarannya itu memancarkan gelombang energi. Karena semua gelombang itu adalah perjalanan energi, maka semakin banyak energi dalam gelombang, semakin tinggi frekuensinya. Semakin rendah frekuensinya, semakin sedikit energi dalam gelombang. Jika amplitudo getaran cukup besar dan jika frekuensi alami berada dalam rentang frekuensi manusia, maka objek bergetar akan menghasilkan gelombang yang terdengar. Sebenarnya apabila kita mampu mendengar segalanya, maka semesta akan terdengar seperti harmonisasi musik yang tidak akan pernah berhenti.

Frekuensi memiliki andil yang cukup besar dalam kehidupan manusia. Kenapa? Karena frekuensi selalu akan menarik frekuensi yang sama. Artinya apabila energi mengeluarkan getaran tertentu, lalu getaran itu memancarkan frekuensi tertentu. Maka frekuensi tertentu yang terpancar hanya akan menerima frekuensi yang sama persis dari semesta. Mari kita ambil contoh yang paling menguntungkan, yaitu pikiran manusia. Pikiran manusia adalah energi yang bervibrasi lalu memancarkan frekuensi. Misal Anda memikirkan kekurangan, maka energi yang bervibrasi adalah kekurangan, vibrasi ini  secara otomatis memancarkan frekuensi kekurangan. Lalu secara otomatis pula semesta mengembalikan frekuensi Anda dengan frekuensi kekurangan. Inilah kenapa disebut memiliki andil yang cukup besar. Karena beginilah cara manusia dan semesta bekerja.

Yang kami bahas pada artikel kali ini, baru tahapan dasar untuk kita mengenali diri dan semesta. Kunci untuk memahami dan bekerja sama dengan semesta adalah menyadari bahwa manusia itu energi yang bervibrasi dan memancarkan frekuensi. Jadi, manusia dan semesta memiliki alur kerja yang sama. Pengetahuan ini adalah hal yang sangat menguntungkan. Karena ini adalah kunci untuk menyatu dan bekerja sama dengan semesta. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana mengaplikasikan kunci ini didalam kehidupan sehari-hari? Izinkan kami menjawabnya pada artikel berikutnya.


Salam Semesta

Lebih baru Lebih lama