SUKSES VS PUAS









Sahabatku… Apabila DIA hadir dihadapan Anda sekarang ini, membawa dua lembar kertas. Satu kertas bertuliskan kata “SUKSES” satu kertas lagi bertuliskan kata “PUAS”, maka kertas mana yang akan Anda pilih sahabatku?

Jujur DIA tidak akan mendikte pilihan Anda, DIA akan mempesilahkanlah Anda memilih kertas manapun yang mau Anda pilih. Namun sebelum kita memilih mari kita perkaya wawasan kita terlebih dahulu. Karena sebuah wawasan jelas akan sangat menentukan sebuah pilihan.

Sahabatku… Seseorang yang sukses belum tentu bisa menjadi seseorang yang puas. Sementara seseorang yang puas belum tentu bisa terlihat sebagai seseorang yang sukses dimata orang lain, tapi jelas dia bisa terlihat sukses bagi dirinya sendiri.

Jadi begini sahabatku… Memang setiap kita menginginkan sebuah kesuksesan dalam hidup ini. Kita selalu ingin sukses sebagaimana orang lain sukses? Karena memang kesuksesan selalu tentang apa yang dilihat oleh orang lain. Kadang kesuksesan tidak mengenal apa yang kita rasakan dan apa yang kita butuhkan. Karena memang kesuksesan hanya melihat apa yang dinilai oleh orang lain tentang apa itu sukses menurutnya.  

Menurut orang lain memiliki mobil lebih dari dua adalah sukses, menduduki jabatan direktur adalah sukses, melepas anak ke pelaminan itu sukses, memiliki tujuh rumah plus tiga apartemen itu sukses, membuka dua puluh cabang restoran itu sukses, menjadi pembicara di acara motivator itu sukses. Itulah kenapa Anda membayar kesuksesan dengan harga yang sangat mahal. Lalu apa itu harga mahal sebuah kesuksesan? Harga mahal sebuah kesuksesan adalah hilangnya rasa puas.

Sahabatku… Sebelum Anda membaca paragraf dibawah ini, izinkan kami menjelaskan bahwa kami sama sekali tidak bermaksud untuk membatasi ambisi sukses Anda. Melainkan kami mengajak Anda untuk merubah persepsi Anda tentang kesuksesan, agar Anda tidak kehilangan rasa puas Anda dan Anda tetap memiliki kesuksesan tanpa harus membayarnya dengan harga yang mahal.

Suatu hari seorang yang bijak mengingatkan “Hidup yang puas lebih baik dari hidup yang sukses”. Bahkan si Budi yang belum sukses pun mengeryitkan dahi mendengarnya. Budi mencoba mengabaikan kata-katanya, dan terus mencoba mengejar kesuksesan. Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, lalu akhirnya Budi sukses. Semua orang menjabat tangannya, mengakui kesuksesan Budi.

Lalu seorang bijak yang dulu mengingatkan berdiri lagi didepan Budi dan bertanya “Apakah kau puas sahabatku?” Dengan polos Budi menjawab “Belum”. Dengan senyum orang bijak itu bertanya lagi “Kenapa belum?” Budi menjawab dengan bersemangat “Karena saya belum mencapai puncak kesuksesan”. Seorang bijak itu hanya tersenyum lagi dan berkata “Kau tidak akan pernah mencapai puncak kesuksesan, karena itu adalah harga mahal yang telah kau tukar dengan kesuksesanmu
Sahabatku… Hidup yang puas lebih baik dari pada hidup yang sukses adalah karena kesuksesan diukur oleh orang lain. Tetapi kepuasan diukur oleh jiwa, pikiran, dan hati kita sendiri.

Apabila jiwa, pikiran dan hati kita tidak pernah merasa sukses, maka kita tidak akan pernah sampai kepada apa yang disebut puncak kesuksesan. Karena puncak kesuksesan yang sebenarnya hanyalah jiwa yang merasa puas, pikiran yang meresa puas dan hati yang merasa puas.

Sahabatku… Anda boleh meluncurkan roket untuk pergi menuju puncak kesuksesan. Tapi ingat, jangan pernah mau membayar mahal dengan menghilangkan rasa puas dari jiwa, pikiran dan hati Anda sendiri. Tips dari kami agar Anda tidak perlu membayar mahal adalah dengan mensyukuri semua kesuksesan Anda sebagai sebuah anugerah dariNYA bukan lagi sekedar hasil kerja keras diri sendiri.

Akhir kata sahabatku… Orang yang puas selalu mampu mensyukuri anugerah yang sudah dia miliki, karena itu adalah letak kepuasan jiwa, pikiran dan hatinya berada. Sementara orang yang sukses selalu mensyukuri anugerah yang belum dia miliki, karena dia telah membayar kesuksesan dengan rasa puasnya.

Lalu kertas mana yang akan Anda pilih sahabatku…? Agar tidak perlu membayar mahal, maka pilihlah  puas untuk sukses, bukan sukses untuk puas.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com
IG : @pesansemesta.ig   -  FB: pesansemesta.7
Lebih baru Lebih lama