Jadilah AKAR









Faktanya akar tidak pernah tumbuh lebih indah dibanding pohonnnya. Akar selalu berada ditempat yang gelap, lembab dengan banyak serangga. Sementara pohon terus tumbuh kokoh, menjulang, disebut dan dipuji. Saat melihat pohon mangga, kita semua memanggilnya pohon mangga. Kita tidak memanggilnya akar mangga.

Padahal semua hanya bermula dari akar. Batang yang kokoh, buah yang ranum, cabang-cabang yang menjulang, daun-daun yang rimbun. Semua itu berasal dari akar. Tidak ada pohon jenis apapun yang tidak memiliki akar. Semua pohon memiliki akar, yang melalui akar itulah segala kebaikan yang dirasakan pohon disalurkan.

Sahabatku… Melalui akar kita diajarkan bahwa ikhlas bukan tentang memberi apa yang bisa kita relakan. Tapi justru menerima porsi kita dalam memberi tanpa syarat kerelaan apa-apa. Akar tidak pernah mengharapkan kebaikan-kebaikan yang dirasakan oleh pohon. Meski dari akar-lah si pohon bisa menerima segala kebaikan-kebaikan itu, dan inilah wujud nyata keikhlasan.

Tidak ada lagi kerelaan dan perbuatan baik di dalam ikhlas. Ikhlas adalah menerima bukan memberi. Kita selalu tulus dengan apa yang kita terima. Tidak pernah kita menghitung ketulusan yang kita rasakan saat menerima. Saat menerima rasa tulus sudah menjadi wajar. Begitu juga-lah seharusnya ikhlas. Sebuah rasa ketulusan yang tidak pernah terbersit lagi dibenak. Jadi ikhlas adalah menerima apa yang menjadi porsi kita didalam kehidupan. Tidak ada lagi kata perbuatan baik. Karena baik sudah menjadi kewajaran. Apa itu perbuatan baik saat semua memang harus melalukan kebaikan?

Kita memang harus meluangkan banyak waktu untuk bercermin kepada semesta. Kepada semesta-lah wujud keikhlasan, tergambarkan dengan sangat sempurna. Akar pun sudah menggambarkan wujud keikhlasannya dengan sangat jelas. Kejelasan yang saking jelasnya sering kita lewati begitu saja. Faktanya kita masih selalu menghitung kerelaan saat ikhlas. Padahal ikhlas adalah tentang menerima porsi kehidupan kita sendiri.

Sekarang mari sejenak kita meluangkan waktu untuk bertanya ‘apa porsi kita dalam kehidupan ini?’ Apapun itu jawabannya maka ikhlas-lah seperti akar. Akar menerima porsi yang telah diberikanNYA. Tidak membanggakan porsinya, dan tidak pula pernah iri dengan porsi yang bukan porsinya.

Sahabatku… Alangkah indah hidup ini apabila kita mengetahui porsi kita dan ikhlas didalamnya. Sebuah kerelaan menerima bukan memberi.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com


Lebih baru Lebih lama