KUNCI MENYEIMBANGKAN STRESS AGAR TETAP WASKITA

 

Sahabatku… Segala hal yang tidak seimbang dan tidak terseimbangkan akan berlari jauh dari rahmatNYA yang sebenarnya. Segalanya akan menjadi rahmatNYA saat segalanya terseimbangkan sesuai dengan pembentukan awalnya.

Dan itulah porsi pelajaran kita dalam hidup ini, yaitu belajar untuk terus menjadi penyeimbang. Pada hari yang selalu indah ini kita akan fokus belajar melihat kebaikan stress yang seimbang. Lalu belajar menjadi penyeimbang stress yang handal.

Jadi, seperti apa itu stress yang seimbang?

Stress sebenarnya adalah semburan energi yang pada dasarnya memberi tahu seluruh jasad kita tentang apa yang harus dilakukannya. Jadi stress adalah respon yang kita bentuk dan kendalikan dalam kesadaran.

Itulah kenapa dalam dosis seimbang, stres justru memiliki banyak keuntungan. Misalnya, stres dapat membantu kita menghadapi tantangan sehari-hari dan memotivasi diri untuk mencapai tujuan.

Stres yang seimbang juga bisa membantu kita menyelesaikan tugas dengan lebih efisien. Bahkan dapat meningkatkan memori dan ketajaman akal dalam mengambil keputusan.

Jadi memang tubuh kita sebenarnya butuh stress pada level yang seimbang agar tetap waskita, yaitu waspada dengan apapun yang ada dihadapan. Untuk menjadi waskita, tubuh kita butuh sikap. Sementara stress yang seimbang bisa menjadi sikap yang baik, namun tidak dengan stress yang tidak seimbang.

Jujur saja tidak ada kebaikan yang bisa kita ambil dari stress yang tidak seimbang. Baik dilihat dari dunia mikrokosmos atau makrokosmos. Semua hasil dari stress yang tidak seimbang justru membentuk hal yang sangat buruk.

Misalnya saja stress membuat otak menjadi error dalam mengatur sistem kekebalannya sendiri. Akhirnya kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan antigen berkurang. Itu sebabnya seseorang yang hidup tanpa bisa menyeimbangkan stressnya, maka dirinya menjadi lebih rentan terhadap infeksi.

Karena memang stres jangka panjang merangsang gen yang meningkatkan peradangan dengan atau tanpa  melakukan pelepasan steroid. Ini bukan hal yang baik bagi kesejahteraan tubuh. Justru ini adalah cikal awal kerusakan-kerusakan jasad yang menyebar. Ibarat racun yang sengaja ditelan pelan-pelan itulah stress yang tidak seimbang.

Ada begitu banyak tulisan yang lengkap membahas buruknya stress bagi tubuh, karena itu disini kita tidak akan membahas dampak stress, tapi kita akan membahas si pembentuk respon stress itu, yaitu kita sendiri. Kita akan fokus kepada sumber stress, yaitu diri.

Sahabatku… Stress hanyalah respon diri. Kita menjadi stress karena kita meresponnya seperti itu. Sayangnya memang, kita tidak begitu paham kalau stess hanyalah respon yang bisa kita bentuk dan kita kendalikan. Akhirnya kita sering terjebak dengan melebihkan kadarnya, sehingga akhirnya stress menjadi tidak seimbang.

Jadi sahabatku… Apabila tulisan ini sempet terbaca oleh kita, maka memang inilah saatnya. Inilah saatnya diri mengenal dirinya, mengendalikan dirinya dan membentuk diri terbaiknya. Dalam fokus kita kali ini kita akan belajar bagaimana diri membentuk stress terbaiknya, yaitu stress yang seimbang.

Sahabatku… Seperti biasa kami hanya men-share kuncinya saja disini, begitulah semesta memberi pesan. Melalui kunci-kunci ini, masing-masing kita akan membuka pintu-pintunya yang terkunci. Bagaimana cara kita membuka dan menemukan pintu yang terkunci adalah jalan semesta kita yang unik. Tiap-tiap kita akan melakukannya dengan keunikan caranya masing-masing.

#Kunci pertama membentuk stress yang seimbang

“Menerima itu bukan kepasarahan tetapi keberserahan total”

Sahabatku… Stress muncul karena kita menolak sebuah kondisi, apapun itu. Penolakan adalah awal yang baik apabila kita mau menerimanya dan merubahnya. Tetapi menjadi awal yang tidak baik apabila kita tidak mau menerima dan merubahnya.

Hidup adalah rangkaian sebab dan akibat. Jadi cobalah menerima kondisinya dahulu, lalu jadikan kondisi itu untuk menjadi energi kita dalam merubah keadaannya. Hiduplah terus dengan menerima apapun yang ada dihadapan dan merubahnya.

Itulah ciri-ciri kewaskitaan dan dari kebiasaan itulah stress yang seimbang mampu terbentuk.

 

#Kunci kedua membentuk stress yang seimbang

“Kemakmuran diri tidak pernah hadir dari diri yang masih bersaing”

Sahabatku… Stress muncul karena persaingan. Mungkin masih sulit diakui kalau kita memang sering merasa tersaingi. Memang merasa tersaingi bisa menjadi pemicu yang baik untuk senantiasa beraksi dinamis. Tapi kalau persaingan itu sudah menyakiti diri, maka nilainya akan menjadi berbeda.

Bagaimanapun sengitnya hidup ini, diri kita ini butuh kasih sayang yang tulus dari kita. Semakin kita menyanyangi diri, semakin diri paham apa yang terbaik buat kesejahteraan dirinya sendiri. Sehingga diri pun mampu lebih menghargai apapun yang sedang dihadapinya, ini juga adalah ciri-ciri kewaskitaan.

Jadi sahabatku… Sayangilah dirimu, jangan mengecewakan dirimu, jangan berhenti menghargai dirimu. Apalagi kalau kau percaya dirimu adalah gerbang rahmatNYA.

 

#Kunci ketiga membentuk stress yang seimbang

“Jadikan kedamaian diri bukan sebagai hasil, tetapi sebagai teman perjalanan yang mengiringi”

Sahabatku… Stress muncul karena kita lupa meletakan kedamaian. Dimana kita masih meletakkan kedamaian diri sebagai hasil dari diri yang tidak memiliki masalah, sebagai diri yang tidak memiliki tantangan, sebagai diri yang hidupnya sempurna.

Pertanyaanya; kalau kondisi kedamaian harus sedemikian, maka bagaimana bisa kita meraihnya?

Hidup adalah pelajaran, setiap seorang pelajar pasti akan menemui masalah. Pasti akan menemui tantangan, dan seseorang yang belajar juga tidak akan pernah sempurna.

Sahabatku... Kebrutalan hidup manusia dalam belajar tidak melulu harus menciptakan kecemasan dan ketakutan. Setiap manusia bisa memilih untuk terus hidup ditengah kebrutalan tanpa membiarkan dirinya terseret kedalam ketakutan yang mencemaskan.

Jujur saja kebanyakan kita masih memiliki mindset kalau kedamaian adalah suatu dimensi atau keadaan yang terbentuk begitu saja. Padahal tidaklah demikian. Kedamaian adalah kondisi manusia yang berhasil menyeimbangkan dirinya.

Saat manusia sudah mampu memposisikan hitam dan putih hidupnya kedalam porsi yang seimbang, maka kedamaian akan senantiasa menyertainya.

Rahasia untuk mencapai hitam dan putih yang seimbang ini ada didalam diri kita masing-masing. Saat kita berbicara tentang diri, maka kita berbicara tentang dua komponen yang bisa dibentuk dan satu komponen yang akan terus setuju dan mendukung apapun itu bentuk yang kita bentuk.

Dua komponen itu adalah jasad dan jiwa, lalu satu komponen lainnya adalah ruh atau energy penghidup. Jadi dengan kata lain, kedamaian dibentuk oleh diri kita melalui tiga komponen pembentuk diri kita sendiri.

Tugas kita sekarang adalah untuk mulai membentuk kesadaran diri yang damai sehingga membuat jasad mampu merasakan kedamaian. Ingat saja kalau diri ini sudah memiliki kunci untuk membentuk kedamaian. Jadi kedamaian itu memang kita bawa saat ini, detik ini, tidak terpisah, hanya ada.

Akhir kata sahabatku… Stress yang seimbang terbentuk dalam diri yang damai, yaitu diri yang tidak bersaing tetapi hanya berserah diri secara total kepadaNYA, dengan hanya belajar menjadi penyeimbang segala bentukanNYA.

Diri kita adalah bentukannya, jadi jelas ini adalah hubungan yang sangat manis bukan? Bahkan dalam hal yang kita anggap negatif seperti stress sekali pun, hubungan manis itu tampak sangat nyata, lalu apa yang membuat kita tertutup untuk melihat?

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

Official Pesan Semesta IG : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/

Official Pesan Semesta Channel : https://www.youtube.com/channel/UCk4qduA-RudmGCpHVSKuw-g

 

#pesansemesta

Lebih baru Lebih lama