TIGA HAL YANG MAMPU MENURUNKAN FUNGSI AKAL

 


Sahabatku… AKAL adalah hal paling suci dari keberadaan diri sebagai manusia. Dengan akal-lah kita mampu membentuk kesadaran terbaik agar mampu saling memakmurkan. Dengan akal pula lah kita akan mampu berjalan menuju gerbang penyaksian segala penciptaan.

Sayangnya, banyak hal dalam hidup ini yang sengaja dibuat ‘seru’ untuk menurunkan fungsi kita dalam menggunakan akal. Tugas kita sekarang adalah menjaga diri untuk tidak terjebak didalamnya.

Penjebakan diri secara suka rela adalah sebab tersendiri dari akibat yang justru ingin dihindari. Jadi, berhati-hatilah. Hidup adalah lingkaran sebab dan akibat.

Semoga tiga hal besar yang kami sampaikan kali ini bisa mulai kita hindari. Agar kita tidak terus menerus menurunkan fungsi akal.

Berikut ini adalah tiga hal yang mampu menurunkan fungsi akal :

 

#Hal Pertama : TERUS-TERUSAN MENILAI

“Akal berfungsi untuk menetralkan penilaian, bukan mempertajam penilaian”

Sahabatku… Apa yang disampaikan semesta kali ini sangatlah unik. Tapi kalau dipikirkan secara netral memang begitulah diri kita adanya. Kebanyakan hal pertama yang kita lakukan saat ini adalah menilai.  

Kita bahkan sering menilai apapun yang masih diluar jangkauan diri sendiri. Uniknya, kita begitu pintar menilai sesuatu yang bahkan belum kita pahami. Contoh sederhananya, kita menilai cuaca saat ini sangat kacau. Tetapi kita sendiri tidak paham, kenapa cuaca bisa kacau seperti ini?

“AKAL akan menuntun manusia untuk memahami sebab akibat.”

Saat seseorang paham alur sebab akibat, maka dirinya akan merendah untuk tidak menilai. Tetapi perhatikanlah hidup kita saat ini sahabatku… Bukankah gerbang penilaian selalu berada didepan mata. Kita setiap hari hidup untuk menilai, dan bahkan mempersilahkan diri dinilai. Bukan begitu?

Sahabatku… Agar penurunan fungsi akal tidak semakin tersendat akibat penilaian-penilaian. Maka ada dua hal yang harus kita lakukan, yaitu mengajak akal untuk lebih sering mengamati dan menelusuri.

Amati setiap apa yang terlihat dan telusurilah, maka seketika akal kita akan mulai berfungsi. Tetapi sebelum melakukannya kita harus selalu mengajarkan AKAL untuk belajar dalam kenetralan.

 

#Hal Kedua : BERHENTI BELAJAR

Sahabatku… Hal kedua yang mampu menurunkan fungsi akal adalah berhenti belajar. Dari kecil kita sudah terbiasa dengan mindset yang mengkaitkan sekolah dengan belajar.

Kita tidak ditanamkan mindset kalau kehidupan ini sendiri adalah sekolah. Dimana tidak ada ujung bayangan yang akan menghentikan kita untuk menjadi pelajar.

Seperti sifatnya seorang pelajar, seorang pelajar tidak akan bisa menjadi sombong dalam kepintaran. Tetapi hanya akan meningkat. Namun bahkan dalam peningkatan pun dirinya tetaplah seorang pelajar. Itulah yang menjadikan seorang pelajar selalu duduk untuk mengamati dan menelusuri pelajaran.

Sayangnya kita tidak dijadikan untuk menjadi pelajar, kita hanya dijadikan penilai. Pertama kita diajarkan kalau belajar hanya disekolah, kita tidak diberi kesempatan untuk belajar secara otodidak, belajar dari pengalaman, apalagi belajar dari semesta.  

Ditambah lagi kita hanya diajarkan belajar untuk dinilai. Dalam sekolah, kita tidak diajarkan untuk mengamati dan mencerna porsi yang sesuai akal kita masing-masing. Tetapi kita hanya diberi pelajaran yang rata untuk menjadi benar atau salah.

Jadi disaat bersamaan kita seharusnya meningkatkan fungsi akal, maka disaat yang bersamaan pula akal kita diturunkan dengan penilaian-penilaian yang diharuskan.

Sahabatku… Kalau Anda setuju, maka janganlah melakukan hal yang kedua ini pada generasi muda kita sekarang. Izinkan akal mereka berkembang tanpa penilaian benar dan salah. Berilah mereka project yang mampu mereka telaah dan berpikirkan tanpa khawatir penilaian apapun.

Sehingga mampu tertanam ke dalam jiwa mereka, kalau segalanya dalam semesta ini sudah menjadi kenetralan yang tak ternilai. Dimana semuanya sudah menjadi Rahmat Semesta Alam-NYA.

 

#Hal Ketiga : MERUSAK KESADARAN

Akal adalah respon kesadaran yang berlangsung dalam pengoperasian jasad. Manusia hanya bisa mengoperasikan akalnya saat dirinya secara utuh sadar.

Kesadaran adalah keseluruhan gerakan jasadi dan rohani manusia. Kita boleh mengakui, kalau saat ini kita adalah orang yang sadar. Kita hidup, kita bergerak, kita pun senantiasa beraktifitas. Sayangnya, sadar bukan hanya tentang bangun, bergerak dan beraktifitas.

Lalu, apa itu orang yang sadar?

Orang yang sadar adalah seseorang yang waspada akan pikiran, perasaan, dan tindakannya. Dia tahu apa yang dia lakukan dan mengapa dia melakukannya. Artinya, orang yang sadar selalu membiarkan segala tindakannya selalu bergerak berdasarkan akal yang berpikir.

Orang yang sadar adalah orang yang mengenal dan memperhatikan diri sendiri lebih dari apapun. Karena inilah orang yang sadar mampu mengendalikan pikiran mereka sendiri. Artinya, orang yang sadar selalu mampu mengendalikan ego mereka dan membiarkan akalnya yang menuntun dirinya.

Orang yang sadar selalu waspada dengan segalanya, dan terus berusaha meningkatkan kesadaran dirinya. Senantiasa mengajak dirinya menuju layar kesadaran yang berikutnya. Artinya, orang yang sadar selalu membiarkan dirinya bergerak dinamis, optimis dan penuh aksi.

Jadi sadar itu bukan sekedar membuka mata, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita lihat. Bukan sekedar berbicara, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita ucapkan. Bukan sekedar mendengar, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita dengar. Bukan sekedar bergerak, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita gerakkan.

Jadi SADAR sangat erat kaitannya dengan AKAL. Lalu apa maksudnya merusak kesadaran?

Sahabatku… Merusak kesadaran itu berarti menghilangkan porsi diri dalam pengendalian dirinya sendiri.

Karena itu pahamilah sahabatku… Apabila seseorang sudah mulai terbiasa untuk menilai dan dinilai. Kalau seseorang sudah mulai terbiasa belajar hanya untuk penilaian dan menilai. Maka dengan sengaja seseorang mulai dikendalikan dengan penilaian dan penilaian. Akhirnya, perlahan-lahan dia kehilangan kesadarannya untuk mampu mengendalikan dirinya sendiri.

Disaat itulah dirinya berhasil merusak kesadarannya. Karena saat diri mulai terkendali dengan pihak lain, maka diri hanya mengikuti secara buta tanpa sedikitpun berpikir. Akhirnya akal pun menjadi semakin kerdil didalam tempatnya sendiri. Akal bahkan bisa kehilangan peran dan ter-down gradekan secara brutal.

-------------------

Sahabatku… Sampai disini kita masih memiliki pilihan untuk berhenti menilai,z untuk mulai belajar dalam kenetralan dan untuk mulai mengendalikan diri. Tiga hal ini akan kita lakukan bukan karena apa-apa selain agar diri lebih ber-akal lagi.

Mungkin sebagian kita bertanya-tanya. Apakah memang sebegitu pentingnya diri untuk ber-akal dan menjaganya?

Tentu sahabatku… Karya nyata hanya bisa tercapai oleh akal yang mau beraksi dalam kenetralan. Jadi bersiap-siaplah. Akal ini memang jembatan panjang menuju gerbang penyaksian segala penciptaan.

 

Salam Semesta

Lebih baru Lebih lama