Menonton dan Menilai









Kebanyakan kita saat ini senang sekali menonton tayangan berita dan mulai menilai seluruh isinya. Apa isi dari tayangan itu yang paling menyenangkan, selain tentang hal-hal buruk yang terjadi bukan?

Kebayakan kita saat ini senang sekali menonton tayangan infotaiment dan mulai menilai seluruh isinya. Apa isi dari tayangan itu yang paling menyenangkan, selain hal-hal buruk yang terjadi dikehidupan artist-artist itu bukan?

Kebayakan kita saat ini senang sekali menonton tayangan channel youtube dan mulai menilai sesuai dengan apa yang kita nilai bagus bukan?

Menilai, menilai, menilai, dan menilai. Seberapa sering kita menilai segala hal diluar diri kita dan didalam diri kita sendiri “Saya tidak sekaya dia”, “Dia lebih pintar dari saya”, “Dia sangat agamis yaa, tidak seperti saya”, “Anak saya nakal dan tidak sepintar anak dia”, “Suami saya tidak romantis begitu”, “Istrinya cantik sekali, tidak seperti istri saya”, “Heran kenapa dia selalu tampil modist, gimana yaa saya bisa tampil modist juga”, “Dia sangat berdosa, aku lebih sholeh darinya”.

Lalu apa artinya diri kita tanpa penilaian-penilaian itu? Bisakah kita memilih melewati satu hari dengan menjadi netral tanpa penilaian apa-apa, bahkan untuk sesuatu yang kita tonton. Baik itu menonton kedalam diri maupun keluar diri? Bisakah kita memilih untuk mengganti apapun yang kita tonton hanya sebagai wujud asli keseimbangan hidup? Bisakah kita memilih untuk menonton segalanya dengan sifat penuh pemakluman?

Jawabannya : BISA! Asalkan kita mampu menghapus identitas diri kita, dengan identitas SANG PENGHIDUP itu sendiri. Siapakah objek-objek yang kita nilai itu selain SANG PENGHIDUP itu sendiri? Pantaskah kita menilai SANG PENGHIDUP? Tentulah tidak bukan.

Disatu sisi kita mengakui diri beriman kepada SANG PENGHIDUP, namun disisi lain kita masih terus menerus menilai-nilai ciptaan SANG PENGHIDUP itu sendiri. Apakah ini pantas dilakukan saat iman sudah diakui? Tentulah tidak bukan.

Sahabatku… Saat kita  memilih berubah menjadi netral dan berhenti menilai, artinya kita mulai menghormati iman kita kepada SANG PENGHIDUP. Kalaulah DIA menghormati tiap layar kehidupan, lalu kenapa kita tidak? Apapun yang kita nilai, itu adalah bersumber dariNYA. Hanya dariNYA segala-segalanya berasal. Lalu kenapa kita tidak melihat segalanya sebagai sumberNYA?

Sahabatku… Mulai sekarang saat menonton apapun, jangan hanya melihat tayangan itu sebagai sesuatu yang harus Anda nilai. Namun lihatlah kebesaran SANG PENGHIDUP yang menghidupkan Anda dan tayangan itu. Lihatlah juga bahwa dalam kebesaranNYA SANG PENGHIDUP tetap menghidupkan tanpa penilaian apa-apa.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7
Lebih baru Lebih lama