Menjernihkan Keinginan



Sahabatku… Selama ini kita senantiasa berbicara tentang menjernihkan pikiran dan menjernihkan hati, pembicaran yang sangat bagus bukan? Pada kesempatan kali ini kita akan berbicara tentang menjernihkan keinginan.

Lalu apa itu menjernihkan keinginan?

Sebelum menjawabnya izinkan kami bertanya tentang apa-apa saja yang terlintas sebagai sebuah keinginan di pikiran Anda hari ini? Misal saja, siang yang terik tadi Anda ingin minum thai tea dingin, sore hari yang mendung Anda ingin menyeruput kuah bakso hangat, memasuki mall Anda ingin setelan pakaian baru, atau saat tadi kehujanan Anda ingin segera punya mobil.

Seiring hari yang berlalu maka list keinginan pun hanya semakin panjang, panjang dan panjang. Jadi memang hampir 80% pikiran kita dipenuhi keinginan-keinginan. Baik itu yang tampak remeh seperti diatas, atau pun keinginan-keinginan besar lainnya. 

Salahkah pikiran kita dengan keinginannya? Jawabannya TIDAK, keinginan kita adalah kewajaran yang sangat dimaklumi olehNYA. Tapi tidak oleh kita sendiri, kadang diri kita tidak bisa memaklumi keinginannya sendiri, akhirnya kita selalu diburu oleh keinginan dan lupa akan kebutuhan.

Ambil contoh, tubuh kita jelas membutuhkan sehat, tapi kita menginginkan rokok, snack gurih ber-mecin, dan manisnya soda. Diri kita butuh berbagi sebagai aksi memakmurkan, tapi kita menginginkan mobil baru, warisan seribu hektar tanah, tabungan hari tua dan asuransi. Lemari kita yang sudah penuh sesak tidak membutuhkan setelan pakaian baru, tapi kita menginginkan setelan pakaian baru. Kaki kita tidak membutuhkan alasa kaki trendy, tapi kita menginginkan sepatu yang lebih trendy.

Sahabatku… Menjernihkan keinginan artinya kemampuan diri untuk memaklumi keinginannya dan menyaring keinginannya menjadi kebutuhan. Artinya kita menjadi sangat sadar bahwa; keinginan dan kebutuhan adalah dua hal yang berbeda. Apa yang kita inginkan belum tentu apa yang kita butuhkan. Begitu juga sebaliknya, apa yang kita butuhkan belum tentu apa yang kita inginkan.

Dahulu emas sebelum menjadi batangan berharga harus melalui filtrasi yang berlapis. Sampai bubuk emas yang dibutuhkan tersaring, lalu akhirnya dikumpulkan dan diproses menjadi batangan emas yang berharga. Begitu juga seharusnya dengan keinginan kita. Saat diri kita berkeinginan maka tugas pertama kita bukan buru-buru memenuhi segala keinginan itu. Namun terlebih dahulu men-filtrasi keinginan tersebut sehingga kita bisa menyaringnya menjadi kebutuhan. Lalu baru kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, bukan keinginan-keinginan itu.

Filtrasi ini dilakukan harus dilakukan dalam kenetralan, tanpa tekanan tapi dengan pemakluman. Karena diri ini sadar keinginan yang tidak kita penuhi itu adalah bukan karena ketidak mampuan kita memenuhinya, melainkan karena itu bukanlah kebutuhan kita. Akhirnya, tidak ada sedikit pun didalam diri kita yang merana saat keinginannya tidak terpenuhi. Karena secara sadar diri sudah mengenal keinginan dan kebutuhannya sendiri,

Tentunya kondisi kebutuhan tiap-tiap kita berbeda. Jadi, tidak ada list baku tentang kebutuhan manusia itu apa saja. Jadi untuk menjernihkan keinginan memang diperlukan kebijaksaan serta kedewasaan akal pikiran kita dalam membuat pilihan. Karena apapun itu pilihannya, hasilnya akan selalu bergulir menuju diri sendiri. DIA tidak pernah menentukan pilihan makhlukNYA. Kita memang diberi kebebasan memilih dalam hidup ini. Jadi pilihan kita untuk menjernihkan keinginan harus murni dari diri sendiri. 

Karena harusnya memang kita paham, bahwa segala kebutuhan harus terpenuhi lebih awal, ketimbang keinginan. Hanya saja kita lebih sering memaksakan diri untuk lebih mengutamakan keinginan ketimbang kebutuhan. Itu semua karena kita masih memandang kebutuhan dan keinginan dengan menggunakan kacamata yang sama, yaitu kacamata ego. Tidak ada yang salah dengan ego, jelas manusia tidak akan mampu hidup tanpa ego. Kebutuhan dan keinginan pun adalah bagian dari ego. Namun meski segala macam ego menuntut pemenuhan, sebagai pengendali ego kita harus mampu member-pikirkan segala ego kita dalam kenetralan.

Sahabatku... SANG MAHA MENGETAHUI tentu mengetahui betul secara detail segala kebutuhan kita. Begitu juga DIA memahami betul secara detail segala keinginan kita. Hadirkan kenetralan didalam diri dan biarkan DIA menuntun kita untuk mem-berpikirkan. Sehingga kita menjadi manusia-manusia yang mampu menjernihkan keinginannya sendiri. 

Jelas kita membutuhkan kejernihan, karena kejernihan disegala aspek kehidupan akan memunculkan keseimbangan. Jadi dengan menjernihkan keinginan, kita akan menemukan titik keseimbangan didalam diri kita. Sehingga kita tidak selalu merasa diburu oleh keinginan diri sendiri. Keinginan tidak lagi memperbudak tuannya, dan tuannya bisa lebih bersyukur atas semua kebutuhan yang telah terpenuhi.

Akhir kata sahabatku... Renungkanlah, apa yang bisa kita syukuri dalam hidup ini, saat dengan sengaja kita membiarkan segala keinginan senantiasa merongrong dan memburu diri sendiri ?


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com
IG : @pesansemesta.ig   -  FB: pesansemesta.7
Lebih baru Lebih lama