Rezeki-MU











Sahabatku… Kita selalu, sering dan mungkin sampai detik ini masih mengucap kata “Rezeki-MU”. Sebuah ungkapan penuh penghambaan yang sangat indah untuk diucapkan. Bermaksud kita selalu percaya bahwa segala hal adalan dariNYA. Jadi esensi dari kata “Rezeki-MU” ini memang sangat dalam dan bermakna. Hanya sayangnya kedalaman esensi dan maknanya tidak terlalu mengena, saat kita ucapkan atau kita praktekkan.

Agar esensi dan maknanya benar-benar menjadi mengena, kita harus melihat kedalam untuk meresapi apa itu maksud awal dari kata “Rezeki-MU”.

Sahabatku… Dalam hidup manusia, rezeki selalu identik dengan sebuah kesuksesan, dan kesuksesan manusia selalu identik dengan sesuatu yang bersifat keduniawian. Jadi, manusia biasanya akan selalu berkata itu rezeki saat dia mendapatkan sesuatu yang menguntungkan dirinya secara finansial. Ini bukan sesuatu yang salah namun hanya keliru.

Kekeliruan kita dalam mengidentikan keuntungan finansial sebagai sebuah rezeki berdampak tidak baik bagi jiwa. Akhirnya jiwa tidak mampu lagi meresapi esensi dan makna mendalam dari rezeki. Meski jiwa itu masih mengakui bahwa rezeki ini adalah rezeki-MU.
Lalu kalau ini keliru, maka bagaimana yang tidak keliru?

Sahabatku… Meluruskan kekeliruan itu sama beratnya dengan meluruskan kaca yang yang melengkung. Kalau Anda mencoba meratakan kaca yang melengkung, maka mau tidak mau Anda akan membuat sebuah retakan. Jadi, untuk meluruskan kaca yang melengkung, maka kaca itu harus dileburkan terlebih dahulu dan dicetak kembali. Sama halnya tentang kekeliruan kita mengindentikan rezeki. Kita harus melebur paradigma lama kita dan mencetaknya dengan cetakan yang baru.

Sahabatku… Sekiranya harta kita hilang, rumah kita terbakar, makanan kita habis, pangkat kita jatuh, lalu apakah yang tersisa dari rezeki yang kita punya, bukan begitu? Tapi ini hanya terjadi apabila kita mengidentikkan rezeki sebagai kebutuhan financial belaka. Namun saat kita mampu mencetak cetakan yang baru tentang rezeki maka ini tidak akan terjadi.

Sahabatku… Rezeki-MU adalah diriMU. Artinya diri kita ini adalah diriNYA. Nafas kita ini adalah nafasNYA. Gerak kita ini adalah gerakNYA. Tangan ini adalah tangaNYA. Kaki ini adalah kakiNYA. Pikiran ini adalah pikiranNYA. Jadi benar memang rezeki ini adalah rezeki-MU. Karena kita tidak mampu melakukan apapun tanpaNYA. Aksi tidak akan ada aksi tanpaNYA. Rencana tidak akan ada rencana tanpaNYA. Hasil tidak akan ada hasil tanpaNYA.

Sahabatku renungkanlah… Rezeki Anda adalah apa yang DIA berikan untuk Anda, agar Anda menjalani hidup denganNYA. Jadi apapun itu bentuknya, ucapkanlah “Ini Rezeki-MU” Mata ini, nafas ini, detak jantung ini, senyum ini, kerlingan ini. Lalu Anda akan menangis sahabatku… Ternyata mana dari diri kita yang bukan rezeki-MU ?


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com  
IG : @pesansemesta.ig   -  FB: pesansemesta.7
Lebih baru Lebih lama