Bagaimana Caranya Memaafkan Secara Radikal?









Sahabatku… Perlu kesalahan, pengkhianatan, rasa sakit, kekecewaan, kesedihan, amarah untuk meminta maaf. Jadi dengan sekumpulan rasa-rasa tidak enak-lah kita belajar untuk memafkan. Apa yang harus Anda maafkan dari suatu rasa yang enak, logikanya seperti itu.

Hanya saja merasa bersalah lalu meminta maaf atas segala rasa tidak enak yang dilakukan adalah seni, seni mengintrospeksi diri sendiri. Kebanyakan orang lebih mudah mengintrospeksi diri orang lain, ketimbang mengintrospeksi dirinya sendiri. Karena memang tidak semua orang mau sibuk memikirkan dirinya dengan apa yang telah dilakukannya, meski seharusnya begitu, dan inilah salah satu alasan kenapa seseorang terkesan sulit meminta maaf. Alasan lainnya adalah tumpulnya empati. Ketumpulan empati adalah self ego yang terlalu banyak diberi ruang. Akhirnya seseorang sangat peduli dengan dirinya sendiri tapi tidak pada orang lain.

Jadi bukan berarti mereka yang tidak meminta maaf adalah seseorang yang jahat. Karena seperti disebutkan diatas, meminta maaf adalah kecerdasan seseorang untuk mengintrospeksi dirinya dan me-manage self ego dirinya sendiri. Jelas kita tidak bisa mengatur yang diluar diri kita. Jadi memberikan maaf akan selalu menjadi pilihan yang terbaik. Terbaik bagi jasad dan jiwa kita sendiri. 

Itulah kenapa disebutkan bahwa meminta maaf adalah perbuatan seorang ‘ber-akal yang pemberani’, karena seseorang yang meminta maaf sudah berhasil mengintrospeksi dirinya sendiri dan berhasil mengontrol self egonya. Sementara memaafkan adalah perbuatan seorang ‘bijak yang baik hati’. Bijak karena sudah mau memaklumi orang yang berbuat tidak enak kepadanya, dan baik karena membiarkan orang itu belajar, meski dirinya sendiri harus menanggung sebagian dari pelajaran yang akan diterima orang itu. Digunakan kata “akan” karena memang untuk memafkan, kita tidak perlu menunggu per-meminta maaf terlebih dahulu.

Memafkan adalah satu-satunya jalan keluar untuk terlepas dari jeratan dendam. Mengharapkan seseorang meminta maaf seperti mengharapkan bulan turun dari langit agar bisa kita sentuh permukannya.

Lalu bagaimana caranya memaafkan yang baik dan benar. Karena kadang kita terjebak dalam maaf yang kita ucapkan. Ambil contoh begini; pernahkah Anda memaafkan seseorang. Tapi didalam hati Anda masih merasakan ketidak relaan, ketidak adilan, kekecewaan. Hal-hal tidak enak masih Anda rasakan, meski dalam porsi yang sedikit. Sehingga Anda seperti masih membawa beban saat menjumpai seseorang yang telah Anda maafkan itu. Jadi akal Anda sudah mengerti bahwa diri Anda telah memafkan, tapi hati Anda masih terus menerus merong-rong diri Anda sendiri. Sementara seseorang yang Anda maafkan sudah tersenyum bebas. Kalau begini bukankah Anda telah terjebak?

Sahabatku… Untuk memafkan memang diperlukan tindakan yang radikal, yaitu membawa kata maaf menjadi cinta. Anda menerima kesalahannya, lalu memaafkan dan mulai mencintai dia dengan apa yang telah dia lakukan kepada Anda. Inilah arti dari memafkan secara radikal.

Pertanyaannya: Bisakah Anda menerima perlakuan mereka dan mencintai mereka yang telah menyebabkan rasa tidak enak didalam hidup Anda? Kalau belum, berarti Anda memang belum memafkan secara radikal, mungkin hanya baru sekedar mengucapkannya saja. Karena memafkan adalah melepas dendam dan mencucinya hingga bersih. Memafkan harus dilakukan sampai kita bisa mencintai yang kita maafkan. Kalau masih ada dendam berarti masih belum termaafkan. Kalau masih ada trauma berarti masih belum termaafkan. Kalau masih ada kecewa berarti masih belum termaafkan.

Dalam ilmu neurology memaafkan erat kaitannya dengan aktivitas dalam jariangan otak yang terlibat dalam teori pikiran, empati, dan regulasi pengaruh melalui kognisi. Artinya? Dengan memaafkan kita membantu jasad untuk melepas belenggu-belenggu stress. Kalau jasad kita tidak relax, lalu bagaimana bisa jiwa kita menjadi tenang. Itulah kenapa disebutkan diatas, bahwa memaafkan adalah pilihan terbaik bagi jasad dan jiwa kita sendiri. Karena dengan memaafkan berarti kita melepas diri dari menyakiti jasad dan jiwanya sendiri.

Sahabatku… Semua adalah tentang diri, begitu juga dengan maaf yang kita buat. Saat memafkan berarti kita melakukan kebaikan kedalam diri, dan itu adalah bukti nyata dari mencintai diri sendiri. Cinta Anda kepada seseorang yang Anda maafkan adalah cinta Anda kepada diri Anda sendiri. Anda mencintai diri Anda untuk senantiasa membersihkan diri Anda dari kotoran yang disebut dendam. Karena dendam adalah hal paling buruk yang Anda simpan untuk jasad dan jiwa Anda. Seperti menyimpan roti berjamur, didalam sekantong roti baru.

Berarti sampai disini, Anda sudah mengerti bahwa untuk mendapatkan manfaat dari memaafkan, maka Anda harus memafkan mereka secara radikal, dan untuk memaafkan secara radikal berarti Anda harus mencintai mereka. Tapi bagaimana caranya?

Metode untuk mencintai mereka yang kita maafkan adalah dengan memutar kembali arah jarum jam. Mendendam adalah memutar jam secara mundur, sementara mencintai adalah memutar jam secara maju.

Artinya, memaafkan adalah pelajaran hidup, izinkan diri Anda belajar menerima pelajarannya. Jadikanlah mereka yang Anda maafkan sebagai seorang guru. Anda akan mencintai mereka yang mengajari Anda bukan? Begitu juga dengan mereka yang mengajari Anda tentang rasa tidak enak, mereka juga pantas Anda cintai. Bukankah Anda telah menerima pelajaran dari mereka.

Anda telah belajar memafkan dengan cara yang indah. Tidak ada rasa yang lebih indah dari rasa yang sedang Anda rasakan dan pelajaran yang telah Anda terima. Sekarang Anda adalah manusia bijak dan baik hati, dan itulah tingkatan Anda sekarang, tingkatan itu tidak lain Anda dapatkan karena Anda telah belajar untuk mencintai mereka yang Anda maafkan. Tersenyumlah! Aksi radikal Anda memang tidak sia-sia.

Sahabatku… Memaafkan secara radikal adalah mencintai yang kita maafkan. Ini adalah cerminan ketulusan dan kepercayaan kita bahwa segala hal dalam hidup ini adalah pelajaran-pelajaran dariNYA. Ini DIA lakukan hanya agar kita meningkat. Karena sebegitu besar DIA memang mencintai Anda. Lalu alasan apa yang membuat Anda tidak mencintai mereka yang mengajari Anda, padahal Anda sudah meningkat?


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

Lebih baru Lebih lama