3 PELAJARAN AGAR TIDAK OVERDOSIS KECEMASAN (ANXIETY)


Sahabatku… Sederhananya, kecemasan adalah rasa takut dan ketakutan yang membuat kita waspada. Secara biologis rasa cemas itu dimaksudkan untuk menempatkan kita dalam kesadaran yang tinggi sehingga kita siap untuk ancaman potensial. Contohnya, saat mengangkat sepanci air yang mendidih, jasad kita mengelola rasa cemas. Kita cemas tangan kita melepuh karena memegang gagang panci, akhirnya kita memilih mengambil lap, atau menunggu panci itu menghangat.

Sayangnya, ketika kita mulai merasakan kecemasan yang berlebihan, atau kita hidup dalam kondisi kecemasan yang konstan, kita dalam masalah. Kecemasan kita menempatkan diri kita pada area yang sangat berbahaya, namun lucunya kecemasan yang overdosis ini, sama sekali tidak menyadari area berbahaya yang sedang dimasukinya itu sendiri.

Perasaan cemas adalah bagian dari respons stress tubuh. Pertarungan atau respons melawan kita terpicu, dan sistem kita dibanjiri dengan norephinefrin dan kortisol. Keduanya dirancang untuk memberi kita dorongan untuk persepsi, refleks, dan kecepatan dalam situasi berbahaya. Mereka meningkatkan detak jantung, mendapatkan lebih banyak darah ke otot-otot, mendapatkan lebih banyak udara ke paru-paru, dan secara umum membuat siap untuk menghadapi ancaman apa pun yang ada. Jasad mengalihkan perhatian penuh untuk bertahan hidup. Idealnya, semuanya mati ketika ancaman lewat. Intinya kecemasan adalah ketegangan jasad.

Sebenarnya jasad kita sangat lelah pada mode ini. Tapi meski lelah, perlu diketahui bahwa jasad, termasuk otak manusia tidak pernah mematikan respon melawan kecemasan, karena otak manusia tidak bisa membedakan realita dan tidak realita. Jasad kita tetap bekerja sesuai dengan respon yang kita buat. Jadi, saat respon yang kita buat adalah cemas, maka jasad hanya akan bekerja di mode yang mendukung itu, yaitu mode stres. Meskipun kecemasan itu sama sekali tidak nyata. Akhirnya, mau tidak mau kita harus hidup dengan efek fisik dan emosional dari kecemasan setiap hari. Respons stres jasad adalah sesuatu yang dirancang untuk digunakan saat dibutuhkan dan kemudian dilepaskan. Tapi kecemasan terus-menerus membuat kita tetap waspada dan gelisah sepanjang waktu. Itulah kenapa anxiety bisa benar-benar merusak jasad seseorang.

Pada perwujudannya, anxiety memiliki beberapa macam jenis dan tingkatan. Namun kalau diambil secara garis besar anxiety itu dianggap sebagai rasa kecemasan seseorang yang berlebihan diatas normal. Tapi kalau kita mau bertanya, memang normalnya tingkat kecemasan manusia seperti apa? Jawabannya tidak ada angka normal. Karena normalnya kecemesan manusia adalah 0. Artinya kita memang tidak tercipta untuk cemas. Betul kita tercipta untuk waspada. Tapi waspada tidak harus cemas, kecemasan akan menjadi pilihan. Kita memilih cemas sebagai siklus sebab akibat dari pengelolaan diri yang tidak sesuai sebagaimana semestinya kita diciptakan.

Apakah anxiety bisa disembuhkan. Jawabannya adalah IYA. Sakit adalah sebab akibat, sembuh juga adalah sebab akibat. Kita bisa memilih nasib sehat, bisa juga memilih nasib sakit. Tergantung disisi mana kita akan memilih. Kalau mengenai pengertian nasib masih tidak terlalu jelas silahkan baca disini https://www.facebook.com/pesan.semesta.7/posts/165128254654291

Untuk berbicara pada tahap awal tentang anxiety disorder, maka kita akan masuk dulu ke dalam jasad. Karena ketakutan dan kecemasan itu tidak terolah diluar, tapi didalam. Jasad kita yang mengolah segala rasa dan mewujudkannya untuk kita. Tapi kita juga adalah pengendali jasad ini. Jadi jelas segala macam rasa bisa kita kendalikan. Termasuk kebahagiaan, kedamaian, kebencian dan segala rasa lainnya. SANG MAHA menjadikan kita sebagai khalifah bukan sebagai korban. Bagaimana bisa kita menjadi korban, kalau kita bisa memilih nasib kita sendiri.

Tapi, ngomong-ngomong  dari manakah kecemasan itu berasal ?

Kalau dari sisi neurogolis, sampai disini para ilmuan percaya bahwa kecemasan adalah hasil dari obrolan terus-menerus antara sejumlah wilayah otak yang berbeda – yang disebut dengan jaringan ketakutan. Tidak ditemukan daerah otak yang benar-benar tercipta untuk mengendalikan kecemasan dengan sendirinya. Sebaliknya, interaksi di antara banyak area otak, semuanya penting untuk bagaimana kita mengalami kecemasan.

Menggunakan teknologi pencitraan otak dan teknik neurokimia, para ilmuwan telah menemukan bahwa amigdala dan hippocampus memainkan peran penting dalam sebagian besar gangguan kecemasan.

Amigdala adalah struktur di dalam otak yang diyakini menjadi hubungan komunikasi antara bagian otak yang memproses sinyal sensorik yang masuk dan bagian-bagian yang menafsirkan sinyal-sinyal ini. Ini dapat mengingatkan seluruh otak bahwa ada ancaman dan memicu respons ketakutan atau kecemasan. Kenangan emosional yang disimpan di bagian tengah amigdala mungkin berperan dalam gangguan kecemasan yang melibatkan ketakutan yang sangat berbeda, seperti ketakutan pada anjing, laba-laba, atau terbang. (Sudah dibahas pada https://www.pesansemesta.com/2019/06/cara-mengendalikan-amigdala-agar-tidak.html)

Hippocampus adalah bagian dari otak yang men-encode mengancam peristiwa dalam kenangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa hippocampus tampaknya lebih kecil pada beberapa orang yang menjadi korban pelecehan anak atau yang bertugas dalam pertempuran militer. Penelitian akan menentukan apa yang menyebabkan pengurangan ukuran ini dan peran apa yang dimainkannya dalam kilas balik, defisit dalam memori eksplisit, dan ingatan yang terfragmentasi dari peristiwa traumatis. (Sudah dibahas pada https://www.pesansemesta.com/2019/06/penjelasan-scientific-keterkaitan.html)

Pada pembahasan kali ini kita kembali menarik garis, bahwa emosi kecemasan memang juga tergaris pada garisan yang sama dengan emosi-emosi yang lain. Kecemasan bisa disebabkan oleh banyak faktor, apakah itu disebabkan oleh genetika atau dibesarkan di lingkungan yang kondusif bagi kecemasan (seperti di lingkungan yang keras atau orang tua dan guru yang berteriak sepanjang waktu).

Apa pun yang dapat menyebabkan emosi yang tidak diinginkan, apakah itu ketakutan, frustrasi atau keraguan, bisa menjadi pemicu kecemasan — dan begitu kita mengembangkan pola berpikir yang memperkuat setiap peristiwa dalam hidup kita sebagai ancaman, itu menjadi siklus yang tidak pernah berakhir.

Jadi sahabatku.. Setiap emosi memiliki sebab-akibat yang mencetuskan. Saat kita berjerawat, kita fokus membeli obat jerawat, dari mulai masker, obat oles, pencucui muka. Itu dilakukan karena jerawat yang terlihat diwajah sama sekali tidak enak dilihat, membuat jelek wajah dan memalukan. Sama juga dengan penyakit-penyakit emosi, saat penyakit emosi seperti, amarah berlebih, anxiety, mood yang tidak stabil, kesedihan mendalam, narsisme dan yang lainnya sudah muncul ke permukaan. Baru seseorang itu diobati atau mengobati dirinya.

Memang tidak ada kata terlambat. Meski anxiety masih bisa diobati dengan mulai belajar menjaga ketenangan dan kedamaian jiwa. Tapi alangkah lebih elok kalau kita tidak terlambat belajar. Ada ilmu yang harus kita pelajari benar-benar, agar kewaspadaan kita tidak menjadi kerusakan jasad kita. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Apabila kita memiliki pasangan atau kalau memang diri kita sendiri yang mengalami anxiety atau kecemasan berlebih maka mohon pelajarilah 3 pelajaran dibawah :

1# MEMILIH RESPON

Sahabatku… Belajarlah untuk memilih respon! ‘Memilih RESPON’ inilah satu hal yang ditugaskan untuk kita. Jadi sebelum menyelesaikan masalah, tugas kita sebenarnya adalah memilih respon yang baik untuk setiap keadaan. Manusia bisa mengontrol sesuatu yang diluar dengan terlebih dahulu mengontrol sesuatu yang didalam. Kita bisa mengontrol respon kita, akhirnya kita juga bisa mengontrol keadaan apapun dalam hidup kita. Sehingga kita tidak selalu menjadi korban dari keadaan yang berlangsung.

Keadaan apapun dalam hidup ini tidak pernah menjadi masalah apa-apa. Tapi respon kita lah yang membuat keadaan itu menjadi masalah. Dan respon pertama yang paling baik diantara yang terbaik adalah acceptance (penerimaan).

Menerima bahwa keadaan yang sedang berlangsung tidak seperti apa yang kita harapkan, rencanakan dan inginkan. Jadi secara sengaja kita mengkondisikan diri kita secara sadar untuk memilih menerima keadaan apapun dengan porsi yang positif, baik keadaan damai ataupun tidak damai.

Respon menerima adalah pelajaran awal untuk mengendalikan ego. Ego kita selalu menolak sesuatu yang tidak nyaman, dan akan memaksa kita untuk meraih kembali dan mempertahankan kenyamanan itu. Karena mempertahankan ego maka respon kita adalah marah, mengumpat atau bersedih. Akhirnya kita gagal menghadapi keadaan, lalu keadaan itu pun berubah menjadi masalah.

Agar tidak gagal menghadapi keadaan, maka kita perlu memilih respon menerima. Dengan memilih respon menerima, maka kita akan mampu mengendalikan ego. Lalu karena ego sudah terkendali, maka jiwa kita bisa menikmati ketidak-damaian yang sedang berlangsung. Akhirnya kita terlindungi dari stress dan depresi.

Kecemasan yang berkepanjangan adalah akibat dari diri yang belum mampu menerima keadaan. Sehingga kita membuat keadaan menjadi masalah. Ini terjadi karena ego terus menerusan memberontak dan belum mau menerima ketidak-damaian yang terjadi. Padahal saat kita memilih menerima sepenuhnya ketidak-damaian, ketidak-damaian akan berubah menjadi kedamaian. Dan inilah yang dibutuhkan oleh jiwa dan jasad kita.

Sahabatku… Segala sesuatu yang kita terima dengan sepenuhnya hanya akan membawa kita kepada kedamaian. Meski ego kita tidak bisa menjelaskan alasannya. Karena inilah keajaiban penyerahan diri kepadaNYA. Kita berserah diri kepadaNYA, karena itu kita mempercayakan segala keadaan kepadaNYA. Mulai detik ini kita akan belajar menerima keadaan apapun. Karena jiwa kita percaya kebaikanNYA ada dimana-mana.


2# MERASA CUKUP

Sahabatku… Manusia cenderung selalu mengingat kebaikan yang belum mereka dapatkan, ketimbang kebaikan yang telah mereka dapatkan. Inilah awal kecemasan, pertarungan ego yang ragu kebutuhannya terpenuhi.

Pulang dari berbelanja Anda mengingat item-item yang sengaja harus Anda cancel karena Anda tidak mampu membayarnya. Ego menjadi cemas, ternyata uang saya tidak mampu mencukupi segala dan semua kebutuhan saya. Tapi dilain sisi Anda tidak mengingat item-item yang baru Anda belanjakan.

Pulang dari kantor Anda mengingat bos Anda yang menerima kenaikan pangkat lagi. Ego menjadi cemas, ternyata karir saya sangat lamban, apa yang harus saya lakukan lagi agar pangkat saya cepar naik. Tapi dilain sisi Anda melupakan kenaikan gaji yang baru di acc sebulan lalu.

Sahabatku… Di malam yang hening ini pikirkanlah kembali tentang kebaikan yang sudah kita terima dalam hidup ini. Apabila kita mampu mengingatnya, maka kita akan menunduk dan malu dengan kebaikan yan belum kita terima tapi terus kita ingat. Karena ternyata, yang telah kita terima lebih banyak dengan apa yang belum kita terima.

Sahabatku… Belajarlah untuk menjadi manusia yang cukup! Manusia yang cukup adalah manusia yang mengingat kebaikan yang diterimanya sangat banyak. Sama seperti juga dia mengingat bahwa kebaikan yang akan diterimanya sangat banyak. Manusia yang cukup percaya bahwa cukup DIA-lah sumber kebaikan hidupnya, dan dia memang sudah selalu bersamaNYA. Jadi karenaNYA dia sudah merasa cukup.


3# HANYA UNTUK WAKTU SAAT INI

Apabila kartu memori manusia rusak, yang ada hanyalah waktu sekarang. Begitulah memang adanya waktu, waktu adalah sekarang. Semesta ini berada didalam waktu dan ruang SANG PENCIPTA. Seperti apakah wujud waktu, tidak ada yang mampu menjabarkan. Waktu adalah bagian pertama yang diciptakan setelah ada diciptakan. Waktu adalah rahasia SANG PENCIPTA, yang pasti tanpa waktu tidak akan ada Semesta yang terbentuk. Kita adalah bagian semesta. Jelas kita ada karena waktu terlebih dahulu ada. LALU BAGAIMANA KITA MENGGUNAKAN WAKTU SEKARANG?

Itu adalah pertanyaan cerdasnya; bagaimana kita menggunakan waktu yang sekarang? Sahabatku… manusia memang selalu merumitkan kehidupan yang sama sekali tidak dibuat rumit oleh SANG PEMBUAT. Itulah kenapa ada sebagian manusia masih suka hidup di masa lalu dan masih suka hidup di masa depan. Padahal masa sekarang adalah satu-satunya waktu yang kita miliki.

Apabila Anda sedang membaca artikel ini, maka ketahuilah. Masa lalu kita sudah menghilang dan masa depan kita belum terbentuk. Waktu yang kita miliki hanya sesuai dengan apa yang sedang kita isi didalam kehidupan Anda sekarang. Kalau sekarang kita sedang membaca ini, berarti itulah waktu Anda. Waktu adalah kesempatan hidup. Hal terbaik apa yang kita pilih untuk mengisi kesempatan hidup kita sekarang, itulah waktu.

Kalau pada detik ini, kita sedang mengingat masa lalu. Berarti kita menggunakan waktu untuk hidup didalam memori. Begitu juga kalau pada detik ini, kita sedang mensimulasikan masa depan. Berarti kita sedang menggunakan waktu untuk hidup didalam memori Anda. Kecemasan bisa disebabkan oleh dua hal; masa lalu atau masa depan. Sementara masa lalu dan masa depan hanyalah memori.

Maka, bagian terbaiknya adalah, cobalah untuk mensyukuri dengan sebaik-baiknya waktu yang kita miliki. Mensyukuri waktu bukan dengan mengucapkan sejuta pujian. Namun, memberikan makna kedalam waktu itu. Tidak ada tempat bagi kecemasan apabila kita mau mensyukuri waktu.

Sahabatku… Kalau kita memiliki pasangan atau sahabat yang menderita anxiety, maka dengan kasih sayang sadarilah diri mereka tentang kecemasan itu, dan bisikan kalau kecemasan itu bukan takdir mereka. kecemasan adalah nasib yang mereka pilih. Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk memilih nasib bahagia dan terbebas dari kecemasan.

Kecemasan adalah bagian normal dari proses pembelajaran hidup. Kita adalah makhluk yang waspada. Saat kecemasan muncul untuk mengganjal jalan yang mau kita lewati. Maka jangan menghindar dari kecemasan itu. Sadarilah diri “Oke… saya cemas, ini adalah kecemasan saya. Saatnya saya mengangkat kecemasan saya dan membuangnya”.

Kita sering menghindari batu yang kita lewati, lalu saat kita melewati jalan yang sama. Batu itu tetap disana. Karena batu itu berada di area pribadi kita, maka hanya kita lah yang berhak mengangkat batu itu.

Jangan menghindari kecemasan dan berkata “saya tidak cemas” pada saat kita cemas. Sadarilah segala emosi, lalu pilihlah bagian terbaiknya. Bagian terbaik dari kecemasan adalah tidak cemas. Kalau begitu angkatlah kecemasan itu secara sadar, lalu buanglah kecemasan itu secara sadar pula.

Kita tidak akan membuang kecemasan dengan apa-apa selain dengan pelajaran. Bukan dengan obat penenang, aromatic terapi, kumpul dengan teman, travelling, menyendiri dalam kesunyian, mendengar musik. Semua bagian yang diluar diri sifatnya hanya sementara. Karena yang diluar hanya dilihat dari yang didalam.

Obat penenang hanya memiliki efek selama kurang lebih 6-8 jam. Aroma terapi apabila oilnya sudah habis maka langsung terhenti. Teman-teman akan kembali pada hidupnya masing-masing. Setiap travelling tetap kita akan kembali ke rumah. Kesunyian juga bukan tempat yang sepi apabila jiwa tidak ikut sunyi. Musik akan berhenti menenangkan apabila dia berhenti berputar. 

Sahabatku… Semua akan kembali, yaitu kembali kedalam diri sendiri lagi. Jadi pengobatan terbaik anxiety adalah kembali memperbaiki diri. Kembali mengelola agar diri sesuai sebagaimana semestinya kita diciptakan.

Jadi, sekarang tinggal bagaimana kita memilihnya. Pilihlah kebaikan dengan secara sadar mengatur takaran kecemasan dan hiduplah didalam kebaikan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT. Kecemasan akan menjadi kebaikan untuk mewaspadai diri, kita tinggal membuat diri mampu mengatur takarannya. Agar kita tidak overdosis kecemasan (anxiety). Semua adalah baik, tergantung siapa yang mampu melihat, merasakan, bergerak dan hidup didalam PEMILIK KEBAIKAN itu sendiri.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com



Lebih baru Lebih lama