DEFINISI TUHAN dan BER-TUHAN


Dalam lubuk hati yang terdalam, kita percaya kehidupan bukan kebetulan. Lalu kita menyebut SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT sebagai Tuhan. Namun hal pertama yang harus digaris bawahi adalah, bahwa ‘Ber-Tuhan’ memiliki arti yang berbeda dengan ‘Ber-agama’. Bertuhan artinya memiliki Tuhan dalam definisi yang mendalam. Beragama artinya memiliki agama yaitu nama sebuah kelompok yang memiliki kesamaan kepercayaan. Apakah orang yang beragama pasti memiliki Tuhan? Jawabannya relative, tergantung dari seberapa dia mendekat kepada SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang mereka sebut Tuhan.

Masing-masing agama memiliki cara untuk mendekat kepada Tuhan. Tujuan ibadah-ibadah dan doa-doa itu sebenarnya untuk mendekatkan diri kepadaNYA. Masalahnya sekarang adalah seberapa dekat ibadah itu mendekatkan diri Anda kepadaNYA. Apakah Anda sudah merasa dekat denganNYA? Sulit untuk dijawab bukan. Padahal setiap agama apapun mempercayai bahwa manusia dan Tuhan itu memang dekat. Tapi coba kita dengan jujur bertanya… Benarkah jiwa ini sudah merasa dekat dengan pemilikNYA?

Sudah berapa jam kita melakukan ibadah dalam hidup ini. Tapi kenapa puluhan jam itu tidak membuahkan sebuah kedekatan? Jujur kita butuh mencari jawaban dari pertanyaan ini. Khususnya bagi kita yang mengaku beragama dan belum merasakan apa itu artinya ber-Tuhan.

Ber-Tuhan artinya memiliki Tuhan dalam definisi yang paling mendalam. Bahwa diri ini adalah kesatuan denganNYA. Nafas ini adalah nafasNYA. Gerak ini adalah gerakanNYA. Nadi ini adalah milikNYA. Semua ini dirangkum dalam satu titik kesadaran penghambaan bahwa diri ini adalah diriNYA. Bahwa ke-akuan- diri ini telah menghilang yang ada hanyalah SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang oleh manusia disebut Tuhan.

Jadi, hal penting sebelum mengaku ber-Tuhan kita harus mampu menjawab definisi Tuhan itu apa? Tuhan itu definitif... Tuhan itu adalah sesuatu yang disembah dan puja, sesuatu yang ditakuti, sesuatu yang di prioritaskan, dan sesuatu yang mampu membuat kita melakukan sesuatu yang tidak kita sukai.

Setelahnya, lalu coba jawab pertanyaan ini : Siapakah Tuhan dalam hidup kita? Siapakah yang kita sembah dan kita puja dalam hidup ini? Siapakah sesuatu yang kita takuti dalam hidup ini? Siapakah sesuatu yang kita prioritaskan dalam hidup ini? Siapakah sesuatu yang mampu membuat kita mampu melakukan sesuatu yang tidak kita sukai dalam hidup ini?

Jawablah dalam kejujuran sahabatku... Dan kita akan menemukan bahwa itulah Tuhan kita, dan barulah kita boleh mengakui kalau diri kita ber-Tuhan. Kalau jawabannya ternyata bukan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang oleh manusia disebut Tuhan. Maka silahkan koreksi lagi pengakuan kita dalam ber-Tuhan. Ini penting, jauh sebelum kita BERSAKSI, kita harus mengerti hal ini. Jauh sebelum kita mengaku BERIMAN, kita harus meresapi ini.

Sehingga kita tidak galau lalu bertanya "Adakah Tuhan?" SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT jelas ada, tapi siapa yang kita Tuhan-kan bisa mejadi jawaban yang berbeda.

Ini memang berat, mau tidak mau, kita yang mengaku beragama atau kita yang mengaku tidak beragama, tetap harus menemukan satu titik kesadaran ini. Caranya dengan mengasah kembali akal dan hati kita dalam kedekatan denganNYA. Mendekat kepada SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT bukan untuk sesuatu yang kita sebut pahala. Namun untuk sesuatu yang kita sebut kesatuan. Bukan untuk sesuatu yang disebut keuntungan duniawai. namun untuk sesuatu yang kita sebut cinta dan penghambaan.

Karena dari definisi diatas, kita bisa mentuhankan siapa saja, bahkan kita bisa mentuhankan diri kita sendiri, orang tua, bos ataupun pasang. Dan bukan lagi mentuhankan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT.

Jadi mulai sekarang kita akan setuju untuk mencari Tuhan. Agar apapun yang melekat di jiwa kita, bukan sekedar kumpulan dogma dan doktrin tentang ke-tuhanan. Namun sebuah kesatuan penghambaan yang indah bersama SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT.

Sahabatku... Sebelum seseorang mengkoreksi tulisan ini, silahkan-lah mengkoreksi terlebih dahulu definisi Tuhan didalam hidupnya. Carilah kebenaran ber-Tuhan kita, itu adalah sebaik-baiknya kebaikan buat diri. Tulisan ini hadir hanya untuk menyampaikan, apabila bagi Anda tulisan ini tidak benar, maka tetap carilah kebaikan buat diri. Jangan berhenti, karena didalam sudut kebenaran atau bahkan dalam lautan kebohongan pun tetap kita bersama SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT.

Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com




Lebih baru Lebih lama