TIPS PENTING AGAR STRES TIDAK MENJADI STRES









Sahabatku... Sekuat apa kita menghadapi stres; apakah kita lebih kuat dari pada stres?

Penting untuk dicatat bahwa walaupun stres dapat menyebabkan penyakit, stres sebenarnya hanya terjadi pada beberapa orang. Terlalu banyak stres dalam hidup ini adalah betul. Namun semua kembali kepada bagaimana seseorang breaksi terhadap stres, itulah yang menentukan.

Respon kita, itulah yang berlaku didalam hidup ini. Kita tidak bertanggung jawab dengan apapun kejadian yang terjadi didalam hidup ini. Tapi kita bertanggung jawab dengan apapun yang kita respon. Bagaimana kita meresponnya, itulah tanggung jawab kita. Siang dan malam akan selalu sama. Tapi bagaimana kita memberlakukan siang dan malam itulah yang membuatnya berbeda. Senang dan sedih akan selalu sama. Tapi bagaimana kita merasakan senang dan sedih itulah yang membuatnya berbeda. Kenyataan dan kebenaran akan selalu ada. Tapi bagaimana kita menerimanya, itulah yang membuatnya berbeda.

Memang ada banyak cara untuk meredakan stres. Travelling, tertawa, meditasi, curhat, bahkan makan coklat pun bisa meredakan stres. Tetapi cara-cara ini, ibarat tablet paracetamol yang meredakan sakit kepala dengan hanya menumpulkan saraf tanpa sedikitpun mengobati sakit yang sebenarnya. Sama halnya dengan stres, dengan meredakan stres berarti kita hanya memperbaiki permukaan saja. Manusia butuh dari sekedar pereda stres, kita butuh kemampuan mengelola stres.

Mengelola stres adalah merubah persepsi kita dalam menghadapi stess. Yaitu agar stres tidak menjadi stres. Lalu dengan apakah kita memiliki kemampuan untuk mengelola stres yang baik?

Sahabatku… Disinilah spiritualitas seseorang akan bekerja untuk menyeimbangkan kembali jasad dan jiwanya. Satu-satunya hal yang merubah persepsi kita dalam menghadapi stres agar tidak menjadi stres adalah spiritualitas. Dengan spiritualitas seseorang akan memiliki kematangan kontrol terhadap respon stresnya. Artinya; stres apapun tidak mempengaruhi level kesadarannya dalam bertindak, berpikir dan berperasaan.

Stres adalah siklus yang bergerak dari stresor ke respons stres kembali ke stresor. Mangkuk di mana siklus ini berada adalah pemutusan kita dari diri sendiri dan dari PENCIPTA dan PEMBUAT kita. Jika kita tetap terhubung dengan diri dan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT siklus stres tidak pernah mendapatkan momentum untuk bersarang didalam mangkuk kita.

Itulah kenapa seseorang yang spiritual memiliki management stres yang baik. Karena memang kita harus tahu siapa diri kita, dan bagaimana hidup kita untuk menjalani kehidupan yang tenang dan damai. Ketika kita terhubung kembali dengan diri dan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT cara-cara untuk mengelola stres kita akan muncul secara alami. Karena ketika kita terhubung dengan Yang ESA, ada banyak sekali bantuan dan dukungan sehingga kekhawatiran kecil manusia kita, tampaknya tidak lagi penting. Mereka pergi berlalu tanpa arti dan kita pun terus menjadi damai tanpa stres.

Sahabatku… Spiritual adalah hal pribadi yang memang setiap spirit (jiwa) memiliki spiritual. Karena spiritualitas adalah hubungan seseorang dalam memaknai kehidupan dan keESAan didalam dirinya. Kita tidak membicarakan agama saat berbicara tentang spiritualitas. Setiap agama dibangun berdasarkan spiritualitas. Jadi meskipun seseorang tidak memeluk agama, bukan berarti dia tidak spiritual. Begitu juga sebaliknya. Bukan berarti seseorang memeluk agama, maka lantas dia menjadi spiritual, meskipun agama dibangun berdasarkan spiritualitas.

Inilah yang menjadi jawaban kenapa banyak dari kita yang beragama, tapi masih mengalami stres dan terjebak didalamnya. Kalau kita kritis bertanya “Kenapa agama tidak bisa menyelematkan mereka?” Jawabannya adalah karena tidak adanya spiritualitas dalam beragama mereka. Agama hanyalah label identitas, spritualitas lah yang akan membawa seseorang mau memahami dan memaknai ajaran-ajaran positif yang dibawa oleh label agamanya. Tanpa spiritualitas agama hanyalah agama, sesuatu yang Anda peluk. Tapi tidak pernah Anda pahami.

Jadi sahabatku… Apapun agama Anda pahamilah bahwa keagamaan harus didasari dengan spiritualitas, bukan sekedar menyembah tapi turut merasakan keterhubungan dengan yang disembah. Menghadirkan yang disembah dan hidup bersamaNYA sambil terus memaknai ajaran-ajaranNYA.
Kalau Anda bisa meresapi ini, maka Anda akan mengerti bahwa tidak ada stres dalam hidup ini. Setiap lembar goresan memori yang tertanam didalam otak Anda adalah kebersamaan Anda denganNYA dan hanya itulah yang Anda ambil dari hidup ini.

Ibarat berjalan dihamparan kebun bunga mawar, Anda hanya memetik mawarnya, bukan memetik durinya. Anda hanya menghirup harum mawarnya, bukan bau pupuknya. Anda hanya menikmati warna merah dan hijau daunnya, bukan tanahnya.

Baik dan buruk akan selalu berdampingan. Hitam dan putih akan selalu berdampingan. Kita akan kehilangan warna putih kalau tidak ada hitam. Begitu juga kita akan kehilangan baik kalau tidak ada buruk.

Sekarang tinggal bagaimana Anda memilihnya sahabatku…Pilihlah kebaikan dan hiduplah didalam kebaikan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT. Semua adalah baik, tergantung siapa yang mampu melihat, merasakan, bergerak dan hidup didalam PEMILIK KEBAIKAN itu sendiri.

Akhir kata, ingatlah sahabatku… Stres hanyalah gemblengan agar kita menjadi semakin kuat. Tapi kita hanya akan menjadi setingkat lebih kuat dari stres, karena kita tahu siapa sumber kekuatan kita. Karena kita menyadarkan diri kalau kita memang menggenggam kuat kekuatanNYA, maka itulah kita tidak pernah menjadi lebih lemah dari pada stres, karena kita percaya pada sumber kekuatan kita. Kita percaya pada kekuatan SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT. Inilah tips agar stres tidak menjadi stres!


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

Lebih baru Lebih lama