Jodoh & Rahasianya ...










“Saya ingin bertanya... apa arti jodoh yg sebenarnya... pilihan atau takdir...?” Melalui anugerah-NYA izinkan kami menjawab.

Sahabatku… Tidak selamanya pernikahan berakhir menjadi hal yang indah dalam hidup. Ada kalanya kita kalah, terpuruk dalam kedalaman rasa sakit karenanya.  Saat ini terjadi, kebanyakan kita hanya bisa merunduk dipojokan kamar dan berbisik “ya sudahlah… dia memang sudah jodoh saya”. Menghapus perih dan bangkit atau mungkin tidak pernah bangkit tapi terus meratap – meratapi jodoh.

Bagi yang belum menikah, justru mereka sedang gencar-gencarnya mencari jodoh. Frustasinya, setelah berkali-kali berproses mencari jodoh, belum pula-lah mereka menemukan jodohnya. Dalam pencarian itu  umur terus terkikis dan mereka yang sedang menunggu jodohnya selalu bertanya “kapan menikah?” lalu mereka yang ditanya menjawab pasrah “belum ketemu jodohnya” atau “belum ditakdirkan jodohnya”.

Hmm... Lalu apa itu arti jodoh sahabatku…?

Kalau mengikuti arti kata jodoh di KBBI adalah : Orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup atau sesuatu yang cocok sehingga menjadi sepasang. Dari pengertian dasar ini kita bisa mengartikan Mencari jodoh sebagai proses mencari pasangan yang cocok. Sementara Tidak jodoh berarti kenyataan bahwa pasangan tidak cocok. Lalu BERJODOH berarti menemukan pasangan yang cocok.

Lalu apa itu kecocokan? Dimanakah kita bisa menemukan kecocokan itu dan apa pula yang dicocokan?

Apakah cocok dalam urusan jodoh itu seperti sepasang sepatu yang harus sama? Karena bahkan meskipun sepatu itu sama, tapi mereka tetap tidak serupa. Kaki kita tidak akan bisa memakai sepatu yang sama persis bukan? Karena memang kaki kanan manusia tidak serupa dengan kaki kirinya. Sepatu untuk kaki kiri tidak akan pernah sama bentuknya seperti sepatu untuk kaki sebelah kanan, meskipun modelnya sama. Jadi kecocokan bukan apa yang terlihat sama, melainkan apa yang dirasakan sama.

Rasa sama inilah yang akhirnya membuat seseorang nyaman, tentram dan damai. Sehingga mampu menyimpulkan bahwa inilah jodoh saya. Jadi sebenarnya dalam pernikahan atau berpasangan rasa sama yang menjadi dasarnya. Saat rasa ini tidak terpenuhi, maka muncullah kalimat “tidak jodoh”.  

Lalu siapakah yang menentukan tidak jodoh ini? Siapakah yang bertanggung jawab?

Mohon jangan buru-buru menjawab sesuatu adalah takdir sebelum memahami takdir itu sendiri. Kebodohan bisa menghapus iman seseorang. Iman membutuhkan akal. Mengingkari akal sama seperti mengingkari iman. Pembahasan mengenai takdir sebenarnya sudah kami bahas terpernci di postingan berikut https://www.facebook.com/pesan.semesta.7/posts/165128254654291 silahkan bisa dibaca kembali.

Sahabatku… Dalam hidup ini berlaku yang namanya hukum sebab-akibat. Ini adalah hukum universal yang dibuat dan disusun langsung oleh SANG PEMBUAT. Jadi apapun dan siapapun pasti akan mengikuti sistem ini. Seluruh pergerakan semesta mengikuti sistem ini, termasuk kehidupan manusia. Hukum sebab akibat adalah hukum terlogis dari tiap tindakan manusia. Hukum ini tersusun berdasarkan kehendakNYA. Sistem agung yang menjadikan kehidupan didalam semesta ini seimbang.

Perinsip dalam hidup ini sebenarnya sangat simpel; hindari sebabnya kalau tidak mau merasakan akibatnya. Manusia harus mampu melihat segala tindakan dan kejadian dalam sudut pandang hukum sebab akibat. Karena setiap manusia menentukan, memilih dan menyusun sebab akibatnya sendiri. Kita memilih pilihan-pilihan yang dibuat oleh SANG PEMBUAT. Ini juga berlaku saat manusia mencari pasangan yang cocok (jodoh).

Mari kita kembali ke pertanyaan diatas : Lalu siapakah yang menentukan tidak jodoh ini? Siapakah yang bertanggung jawab?

Jawaban pertama, yang menentukan TIDAK JODOH adalah murni sebab-akibat dari hasil yang bergulir dari pilihan manusia. Jawaban kedua, yang bertanggung jawab adalah manusia itu sendiri. Makhluk yang diberi kenikmatan untuk memilih piliha didalam hidupnya.

Sahabatku… Awal dari ‘berjodoh’ adalah hukum sebab akibat – akibat dari ‘tidak jodoh’ adalah hukum sebab akibat – akibat dari ‘ujung jodoh’ adalah hukum sebab akibat.

Manusia telah diberi kelengkapan alat untuk memilih. Kita telah diberi akal pikiran yang tersinkronisasi dengan otak. Karenanya pastikan otak kita berevolusi dengan baik, dengan cara membiarkannya teru memiliki akal pikiran yang sehat. Apakah pembahasan mencari pasangan hidup berhubungan dengan otak dan pikiran?

Sahabatku… Tidak ada dalam hidup kita yang tidak pernah tidak berhubungan dengan otak dan pikiran. Bahkan untuk mengupil pun kita membutuhkan otak dan pikiran. Pernahkah kita bertanya kenapa kita mencari jodoh?

Itu sebenarnya karena mencari pasangan adalah bagian yang sudah diatur secara biologis oleh jasad kita sendiri. Otak reptil kita yang mengatur ini. Kita mencari pasangan berdasarkan dorongan dari otak reptil kita sendiri. Di otak inilah segala kebutuhan ego diatur sedemikian rupa, termasuk kebutuhan berpasangan.

Tapi kalau otak ini kita biarkan berjalan sendiri, maka maaf hasilnya akan sama dengan binatang. Manusia harus mengaktifkan dua bagian otak lainnya, yaitu otak rasional dan otak emosional. Otak tritunggal kita ini harus diaktifkan bersamaan, dan dalam porsi yang seimbang. Mengaktifkan otak rasional dan otak emosional adalah dengan menggunakan akal pikiran. Karena dengan berpikir, seseorang bisa mengaktifkan kejernihan akal dan hatinya secara bersamaan.

Dan dari sanalah bisa lahir alasan-alasan yang bisa dibangun untuk membuat rasa sama, dasar dari kecocokan rasa yang menjadi dasar dari jodoh. Jadi mohon berintropeksi dulu, MOVE IN sebentar untuk memikirkan diri kita, pasangan kita, dan apa itu rasa sama yang kita harapkan dan ingin kita buat. Lalu beraksilah, jadikanlah jodoh itu kenyataan.

Sahabatku… Dalam proses beraksi kita mohon pahami paragraph-paragrap dibawah ini, agar kita semua menjadi bijak dalam menentukan dan memilih jodoh.

Pertama, mohon pahami bahwa pasangan bukan objek seksual. Dia adalah pasangan jiwa kita, seseorang yang kita pilih untuk menemani hidup kita. Kita menggengam tangannya bukan sebagai apa-apa, tapi sebagai pasangan jiwa. Mencari jodoh, berarti sedang mencari pasangan jiwa, bukan sekedar mencari objek seksual. Otak reptil kita memang menuntut kita untuk memenuhi hasrat seksual. Tapi otak emosional dan rasional kita juga memahami bahwa hasrat seksual bukan segalanya. Ada kebutuhan-kebutuhan lain dari diri kita yang lebih dari sekedar kebutuhan seksual.

Kedua, jodoh adalah dua jiwa yang menyatu. Jodoh ini bukan sekedar tentang Anda atau dia. Jadi bagaimana bisa kita menuntut jodoh yang sempurna bagi diri kita, kalau kita sendiri bahkan tidak sempurna baginya. Kalau seseorang mengerti betapa pentingnya membentuk diri yang terbaik, maka setiap orang akan fokus membina dirinya menjadi yang terbaik. Tanpa terus-terusan menuntut apa yang terbaik dari orang lain. Kecocokan bukan tentang apa yang terbaik dari dirimu untuk diriku. Tapi bagaimana kita membangun kebaikan kita bersama. Baik bagimu dan baik bagiku. Keseimbangan indah dalam pergerakan semesta.

Ketiga, jodoh adalah abadi. Karena jodoh adalah ikatan rasa yang terus bergerak dalam kebersamaan semesta. Saat manusia berhasil membangun jodohnya, menyatukan jiwanya, maka itulah keseimbangan abadi. Sama seperti kaki kanan dan kaki kiri. Tidak sama, tapi cocok.

Sahabatku… Cukup tiga saja dahulu untuk hari ini. Kalau saat ini Anda sudah berjodoh (memiliki pasangan) coba tanyakan kepada pasangan Anda “Maukah kau menjadi pasangan jiwaku? Sama seperti jasadku yang berjodoh dengan jiwaku. Sama seperti kaki kananku yang berjodoh dengan kaki kiriku?” Kalau pasangan Anda menjawab iya, maka berproseslah sahabatku… Buatlah jodoh Anda bersamanya.

Tidak ada rahasia apa-apa dalam jodoh. Apapun yang berlangsung dihadapan kalian berdua adalah proses kalian untuk menjadi dua jiwa yang menyatu. Dua jiwa yang berjodoh. Dua jiwa yang nyaman, tentram dan damai.

Tentu kita memiliki pilihan disini. Kita selalu memiliki pilihan… Inilah hidup yang diatur oleh SANG PEMBUAT. Bahkan jodoh pun sangat adil sesuai dengan porsi pilihan kita sendiri. DIA MEMANG MAHA ADIL.

Jadi sahabatku? Jangan berpikir lagi kalau jodoh adalah takdir. Kita membuat jodoh kita sendiri. Selamat membuat jodoh sahabatku… Ingat saja kita tidak pernah sendirian SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT menenami tiap langkah kita dalam porsi yang tidak pernah terbayangkan.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com


Lebih baru Lebih lama