Kita Semua Adalah Murid




Sahabatku…

Hidup ini adalah kamuflase tempat manusia untuk belajar. Bumi adalah dimensi awal bagi kita untuk belajar. Begitu juga nanti dalam dimensi-dimensi yang lainnya. Kita akan terus menjadi murid abadi.

Semua adalah pelajaran-pelajaran. Kita hanya mempelajari sedikit dari ilmu yang diberikan oleh DZAT Pembuat Ilmu. Sedikit saja dan itu sudah sangat membuat seumur hidup kita sibuk.

Dalam kehadirannya semesta ini membawa pelajaran terindah, terlengkap dan terupdate. Hanya kekurangan kita terletak dari bagaimana kita mengakses pelajaran itu sendiri. Untuk dapat mengakses database semesta kita harus mampu dulu berlari kembali menjadi semesta untuk mensucikan diri.

Dua hal utama yang harus disucikan adalah penilaian dan ego. Mana yang lebih penting pembicara atau apa yang dibicarakan? Lalu kenapa kita masih melihat pembicaranya. Mana yang lebih penting pesan dari yang ditulis atau siapa yang menulis? Lalu kenapa kita masih melihat penulisnya?

Kita tidak mau belajar dari belatung dan memilih belajar dari kupu-kupu. Kita tidak mau belajar dari kesalahan dan lebih memilih belajar dari kebenaran terus. Kita tidak mau belajar dari kebodohan dan lebih memilih belajar dari kepintaran.

Kita senantiasa menilai pelajaran kita untuk mendapatkan nilai-nilai manusia darinya. Itulah kita. Begitulah cara kita belajar. Untuk mengakses database semesta kita harus berhenti melihat dari sisi penilaian manusia dan mulai masuk ke sisi kenetralan.

Begitu juga dengan ego. Betapa sering kita melompati sebuah moment akal untuk berpikir, hanya karena merasa itu tidak terlalu menguntungkan, atau hanya karena itu terlalu rumit untuk dibaca, atau hanya karena itu sama sekali tidak menyenangkan dan sesuai. Padahal di moment itu semesta ingin menyampaikan pelajarannya.

Hal pertama untuk memulainya sekarang adalah, jangan pernah mereject apapun pesan yang kebetulan masuk kedalam hidup kita. Karena kebetulan itu tidak pernah ada. Selalu ada makna dibalik apapun, selalu ada perencanaan yang tersistematis dan memiliki makna. Kebanyakan makna itu adalah pelajaran yang berharga bagi mereka yang berpikir dengan akalnya, serta mampu mengendalikan penilaian dan ego dirinya. Pelajaran berharga bagi mereka yang mampu mensucikan dirinya dalam kenetralan.

Manusia suci bukanlah manusia yang tidak melakukan kesalahan sama sekali, karena kesalahan adalah salah satu gerbang pembelajaran. Manusia suci adalah mereka yang mampu menetralkan dirinya. Kenetralan adalah kepentingan, kalau kita memilih untuk mengambil pelajaran.

Semesta raya ini telah menyimpan database pelajaran ditiap sudut ruangNYA, dan itu adalah persembahanNYA untuk manusia. Mari mulai belajar kepada DZAT Pembuat Ilmu.

Tidak ada kesombongan rasa saat menerima ilmuNYA. PengetahuanNYA bukan sesuatu yang dikejar atau diberpikirkan untuk dinilai oleh angka-angka manusia. PengetahuanNYA adalah kebenaran bagi mereka yang mampu menerima kebenaran. Kenyataan bagi yang mampu melihat kenyataan.

Tentunya setiap jiwa mampu menerima kebenaran. Setiap jiwa mampu melihat kenyataan. DZAT Pembuat Jiwa akan memanggil jiwa-jiwaNYA yang telah mensucikan diri.

Rahasia mensucikan diri itu bukan sekedar bersuci dengan basuhan air, tapi menjadikan diri sejernih dan senetral air. Sehingga diri kita mampu menerima sesuap demi sesuap kedalaman ilmuNYA yang tidak bertepi. Siapapun manusia bisa mensucikan diri. Tapi harap diingat!

Manusia suci tidak perlu disucikan oleh manusia. Karena kesucian bukan penilaian manusia.  Kita mensucikan diri bukan untuk dinilai suci, tapi agar cukup suci untuk menerima ilmuNYA. Sebuah alasan abadi dari DZAT Pembuat Akal yang akan kekal selamanya. Ibarat anak kecil yang disuapi setetes demi setetes air dari dalam kolam. Akankah air didalam kolam itu habis diminumnya, sementara sumbernya terus menerus mengaliri air?

Itulah kira-kira gambaran diri kita yang sedang duduk untuk disuapi ilmuNYA. Selama menjadi murid maka tidak ada kepintaran, tidak ada pembuktian, tidak ada bagian diri yang bisa diberikan untuk ditunjukkan, tidak ada apa-apa yang bisa di aku-kan selain diriNYA.

Hanya diriNYA DZAT Maha Guru. Pembimbing Sejati Setiap Jiwa tanpa terkecuali. Tidak ada yang lain selain ke MAHA-anNYA. Bergegaslah untuk menemuiNYA dalam sucinya kenetralan dan semesta kecil ini akan mengerti. Mengerti bahwa diri ini selalu menjadi murid DZAT Maha Ilmu.

Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com


Lebih baru Lebih lama