TIGA RAHASIA BESAR AGAR DOA MANUSIA SENANTIASA TERKABUL



Sahabatku… Tidak semua orang merasa doanya terkabul. Banyak yang masih tersudut dipojokan dengan doanya masing-masing. Padahal Dzat Maha sudah membuat sistem super hebat agar setiap doa itu terkabul. Seharusnya doa kita memang selalu terkabul. Masalahnya, itu tidak terjadi. Lalu kenapa doa manusia tidak terkabul dan bagaimana caranya agar doa kita senantiasa terkabul?

Sebelum kami menjawabnya, mohon pahamilah kalau sistem terkabulnya doa bukan tentang kadar iman seseorang. Kalau pun kita tidak beriman sekalipun, doa kita tetap akan dikabulkanNYA apabila kita mampu mengerti sistemNYA.

Sistem yang dibuat oleh Dzat Maha adalah sistem yang netral. Sistem ini bekerja bagi seluruh isi semesta. Rahmat bagi semesta alam. Begitulah senantiasa bekerja, meski nama Tuhan yang kita sebut tidak sama, atau kita tidak pernah mengenal nama Tuhan sekalipun.

Sahabatku… Pada hakikatnya doa muncul sebagai hasil dari getaran energi pikiran. Setiap getaran harusnya menarik frekuensi yang sama sesuai dengan getarannya. Itulah kenapa Dzat Maha senantiasa menjanjikan kepastian pengabulan doa. – Jadi apa itu rahasia besarnya?


RAHASIA Pertama : SAAT BERDOA JANGAN MEMINTA – berdoalah seakan doa itu sudah terkabul

Sahabatku… Kesalahan pertama yang kita lakukan saat berdoa adalah MEMINTA. Tapi bagaimana bisa salah – bukankah karena kita tidak memiliki justru kita meminta?

Jadi begini, doa adalah frekuensi yang kita lepas. Dalam berdoa apa yang kita lepas bukan kalimat, melainkan energi yang kita bentuk. Apabila dalam doa kita membentuk energi tidak memiliki, itu sama saja dengan kita melepas frekuensi tidak memiliki. Padahal frekuensi hanya akan menarik frekuensi yang sama.

Saat kita meminta, berarti energi yang kita getarkan adalah energi tidak memiliki. Dengan kata lain, frekuensi yang kita tarik adalah frekuensi tidak memiliki dan frekuensi yang akan kita tangkap adalah frekuensi yang sama juga.

Logikanya, 0 + 0 = 0. Jadi kalau begini hampir selamanya kita tidak akan memiliki apa yang kita minta. Kecuali kita melakukan sebab-akibat yang kebalikannya. Maka solusinya adalah, jangan meminta saat berdoa tapi baliklah situasinya.

Ambil contoh kita berdoa untuk sembuh. Maka ketimbang berdoa “Ya Tuhan mohon sembuhkanlah saya” cobalah untuk membalik situasinya

“Ya Tuhan terimakasih untuk kesembuhan yang kau anugerahkan. Setiap anggota tubuhku bekerja sedemikian baiknya. Jiwaku menguat. Hatiku gembira dengan kesembuhan ini. Aku senantiasa bersyukur dengan kesembuhan ini”

Dengan cara ini kita membentuk energi sesuai dengan apa yang kita inginkan, bukan sesuai dengan apa yang tidak kita inginkan. Kalau kita meminta sembuh, berarti kita tidak memiliki sembuh, maka sembuh tidak akan menghampiri kita. Kalau kita bersyukur akan kesembuhan, maka kita akan senantiasa dikelilingi dengan energi kesembuhan.

Saat berdoa, apapun doanya. Asumsikan kalau diri kita sudah memiliki apa yang ingin kita miliki. Bukan hanya sekedar asumsi namun rasakanlah juga euforianya. Izinkan diri kita tersenyum dan mensyukurinya terlebih dahulu.

Tidak ada yang salah disini. Sistem ini bukan sedang mengajari kita untuk membohongi kenyataan. Justru sebaliknya, sistem ini mengajari kalau kita bukanlah korban dari keadaan. Kita hidup bebas untuk membentuk energy kita sendiri.

Dzat Maha tidak pernah membuat kita untuk sedetik pun menjadi korban, kenapa kita menjadi seperti ini, hanya karena kita besar tanpa sedikitpun tahu kalau diri ini tidak terbatas.

Kalau kita memahami rahasia ini, maka kita tidak akan pernah mengulang-ngulang doa yang sama. Tapi kita hanya akan menghadirkan selalu rasa syukur yang sama disetiap desah nafas kita. Karena doa kita memang akan terkabul sesuai dengan energi apapun yang kita bentuk.

Segalanya apa yang dibentuk manusia memang sudah terkabul. Dengan kata lain, sistem ini ingin mengajarkan kita kalau apapun itu energi yang kita bentuk adalah DOA. Dan inilah rahasia yang kedua.


RAHASIA KEDUA : DOA BUKAN MANTRA YANG DIBACA – DOA ADALAH GERAKAN MANUSIA

Manusia adalah energi. Pada lavel yang tidak mampu kita saksikan, manusia hanyalah energi. Molekul pembentuk sel kita hanya terbentuk dari atom. Sementara atom hanya terbentuk dari energi.
Energi senantiasa bergetar, lalu getaran energi menghasilkan frekuensi, lalu frekuensi ini menarik frekuensi yang sama. Jadi sebenarnya apapun itu gerakan kita adalah doa. Baik terucap seperti diatas atau tidak pernah terucap sekalipun.

Sampai detik ini memang sebagian manusia masih berpikir kalau doa itu sekedar bait-bait yang diucapkan, tapi itu tidak sepenuhnya betul. Karena apapun yang mereka aksikan adalah membentuk energi.

Jadi, kalau kita mau doa kita senantiasa terkabul, maka mulailah memperhatikanlah aksi-aksi kita.
Karena aksi kita merupakan bukti dari energi seperti apa yang sedang kita bentuk? Dari sana kita akan tahu bagaimana energi kita bergetar dan frekuensi apa yang akan sedang kita tarik?

Kalau kita mau berpikir dengan akal, sebenarnya kita sudah bisa memprediksi kenapa doa kita tidak terkabul atau terkabul lewat gerakan kita sendiri. Apabila aksi yang kita lakukan bukanlah doa yang kita inginkan. Maka wajar kalau doa kita tidak pernah terkabul.

Ambillah contoh yang sama. Seseorang berdoa ingin sehat. Tapi energi yang dia bentuk adalah merokok, makan makanan yang tidak baik bagi jasad, tidak menjaga kebersihan jasad dan lain sebagainya. Kalaulah aksinya seperti ini, mungkinkah doanya untuk sehat terkabul?

Kalau energi yang seseorang bentuk 100% berseberangan dengan doanya – maka seharusnya akalnya bisa menjawab dengan jelas kenapa doanya tidak pernah terkabul.

Pikirkan sahabatku…. Karena Dzat Maha membuat sistem ini hanya agar kita mau memikirkannya dengan akal yang jernih.

Kejernihan akal akan membawa kita pada pemahaman kalau doa memang sudah, dan akan selalu terkabul. Segala sesuatu memang telah dibuat nyata olehNYA. Tapi tidak secara otomatis. Kita harus bergerak!

Berdoa bukan tentang bait-bait mantra. Berdoa adalah sekumpulan AKSI DINAMIS yang dijalankan secara OPTIMIS.

Sebagai energi fitrah manusia bukan untuk berdiam saja dan menyusun harapan. Fitrah manusia adalah untuk ber-aksi. Roda kehidupan hanya bermuara pada AKSI-AKSI. Begitupun dengan doa hanya bermuara pada AKSI juga. Tanpa aksi apalah doa kita selain kumpulan kehampaan.

Hidup ini dibangun oleh aksi-aksi, bahkan energi tidak pernah bergetar, inilah berdoa yang sebenarnya. Pahamilah ini dan doa kita akan senantiasa terkabul.


RAHASIA KETIGA : HADIRKANLAH KENETRALAN – TANPA KENETRALAN DOA HANYALAH RAUNGAN EGO.

Rahasia besar terakhir sahabatku… Pahamilah kalau bahkan saat berdoa kenetralan harus tetap hadir. Tanpa kenetralan doa hanya akan menjadi raungan ego. Baik itu doa yang kita panjatkan, ataupun doa yang kita aksikan.

Saat kita tidak bisa netral, dan saat doa tidak lagi netral, maka kita akan terus mendikte Dzat Maha dan mendikte seluruh bimbinganNYA. Kita akan berlagak sebagai Tuhan yang tersesat. Kita terus-terusan meraungi ego kita agar keinginan kita terpenuhi.

Tanpa kenetralan kita akan terus menyuruhNYA agar tidak pernah sampai memasukkan diri ke dalam perangkap musuh. Padahal bagi Dzat Maha dengan terperangkap kita bisa belajar untuk menemukan jalan menuju surga.

Kenetralan adalah wajah ikhlas yang utama. Karenanya mohon periksalah kembali doa kita, apakah terdapat keikhlasan didalamnya? Apakah kita berdoa, atau kita sedang menyuruh-nyuruh dzat yang kita panggil Tuhan? Kalau belum, mari belajar lagi sahabatku…

Ingat saja kalau ikhlas itu bukan sekedar apa yang rela kita bagi, atau apa yang rela kita terima. Tapi seberapa rela kita menghilangkan diri. Bergerak dalam ketulusan sebagai jiwa yang hanya mengikatkan diri denganNYA. Hanya ada gerakanNYA didalam gerakan kita. Hanya ada keinginanNYA didalam keinginan kita. Hanya ada diriNYA didalam diri kita.

Saat seseorang berhasil dengan ikhlasnya. Maka setiap gerakan adalah kerelaan tapi tanpa gerakan kerelaan itu sendiri. Seperti air yang masuk kedalam gelas atau masuk kedalam mangkuk. Bukankah air tidak pernah berpikir apakah dia rela atau tidak rela membentuk dirinya menjadi gelas atau mangkuk. Sebegitu saja dia mengikuti yang membentuknya.

Itulah keikhlasan, yaitu kita memblendingkan diri kita. Membiarkan Dzat Maha Pengatur Semesta ini yang menuntun dan membiarkan diri dituntun.

Kalau sudah begini, jawablah sahabatku… Apakah ego kita akan meraung-raung menuntut Tuhannya? Tidak akan pernah sahabatku… Pada moment inilah kita akan benar-benar mentuhankanNYA.

Akhir kata Sahabatku…

Rahasia sistem ini sangat sederhana, namun begitu kuat. Sistem ini hanya ingin kita paham kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kita tidak tercipta dan hidup untuk menjadi korban. Bagaimanapun kita membentuknya, doa kita tetap akan terkabul se-yakin apa kita menyakininya. Sekuat apa kita merasakan opitimisnya. Dan seberhasil apa kita meng-aksikannya.

Dari awal sampai kapanpun doa manusia memang sudah terkabul bersamaNYA. DIA-lah Dzat Pemberi Rahmat bagi semesta alam. RahmatNYA tidak pernah tertutup hanya bagi yang beriman.

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
Lebih baru Lebih lama