KEKUATAN SELF TALK DAN 3 STRATEGI PEMROGRAMAN NEURO LINGUISTIK


Sahabatku… Bagaimana cara kita berbicara kepada diri hari ini? Percayalah kalau tersimpan kekuatan yang luar biasa dari bagaimana cara kita berbicara kepada diri sendiri.

Baik kita sadari atau tidak mau kita sadari, setiap diri kita melakukan aktifitas yang namanya komunikasi internal. SELF TALK begitulah singkatnya kita menyebut komunikasi internal ini. Tapi tahukah kita kalau ternyata Self Talk adalah bentuk pemrograman neuro linguistik?

Latihan pemrograman neuro linguistik sebagian besar berfokus pada penggunaan Self Talk untuk memengaruhi pikiran dan tubuh. Ini terjadi karena sesungguhnya kita memiliki koneksi antara tubuh dan pikiran yang sangat aktif.

Koneksi tubuh dan pikiran adalah elemen penting yang menentukan bagaimana berkomunikasi kepada diri benar-benar bisa memengaruhi kita. Dimana komunikasi kepada diri sendiri yang berasal dari suara kecil di kepala kita, tidak hanya memiliki potensi untuk mempengaruhi suasana hati, tetapi memiliki potensi untuk mempengaruhi keadaan fisiologis.

Jadi komunikasi yang kita ucapkan kedalam diri, yang kita pahami sendiri dan juga kita rasakan sendiri bukanlah sesuatu yang tidak memiliki efek.

Neuron adalah sel-sel otak, berjumlah miliaran, yang mampu berkomunikasi instan satu sama lain melalui pembawa pesan kimia yang disebut neurotransmitter.

Dalam dunia medis, kita sudah mengerti betul kalau sel-sel tubuh kita hanya mengikuti instruksi yang diberikan oleh neurotransmitter ini. Ketika kita menjalani hidup kita, sel-sel otak secara konstan menerima informasi tentang lingkungan kita melalui setia inputan.

Kita salah mengira tentang ‘inputan’ ini. Kita mengira kalau inputan itu adalah sesuatu yang hanya bersumber external (luar diri), padahal sumber internal (dalam diri) juga merupakan inputan bagi otak.

Saat kita melakukan Self Talk otak kemudian mencoba membuat representasi internal kita melalui perubahan kimia yang kompleks.

Ambil saja contoh ketika kita diliputi oleh ucapan-ucapa diri yang pesimis, sedih atau takut. Maka seketika kita sering merasakan di tubuh kita tiba-tiba ada beban di dada, sesak di tenggorokan, tangan kita gemetar, denyut nadi kita lebih cepat, paru-paru kita menegang, mata kita terasa perih.

Ini adalah bukti kecil kalau memang secara naluriah otak kita breaksi dengan segala komunikasi internal yang kita lakukan.

Sungguh menakjubkan, ternyata bagaimana kita berbicara kepada diri terbukti berpengaruh besar terhadap kesejahteraan fisik dan jiwa kita sendiri.

Itulah kenapa berbicara kepada diri sendiri dapat menjadi cara yang ampuh, tetapi kita perlu belajar bagaimana menggunakan Self Talk dengan benar, untuk kesejahteraan fisik dan jiwa kita.

Berikut ini adalah 3 strategi neuro linguistik yang kuat yang dapat kita gunakan untuk memanfaatkan kekuatan Self Talk. Semoga bermafaat.

1# Sahabatku… Ingat! Se-positif mungkin

Coba ucapkan dan isi kelanjutkan titik-titik dibawah ini “SAYA ……………………………………………………………………………………..”

Perhatikan jawaban spontan kita dalam mengisi titik-titik ini. Apabila isinya negatif, maka rubahlah menjadi sepositif mungkin.

Misalkan “SAYA SANGAT TIDAK BERDAYA” Nah, ini adalah negatif. Mari kita rubah menjadi “SAYA BERAKSI DAN TERUS AKAN BERAKSI SESUAI PORSI SAYA SENDIRI”

Misalkan “SAYA SELALU KEKURANGAN UANG” Mari kita rubah menjadi “SAYA AKAN SELALU MEMBUAT DIRI SAYA KECUKUPAN UANG”

Apakah ini berarti kita sedang membohongi diri sendiri? Jawabannya adalah TIDAK. Kita justru sedang mengajarkan diri untuk berdamai dan melihat sisi baik dari segala kondisi.

Selalu ada porsi kebaikan dari segala sesuatu. Hanya saja kadang porsi ini tertutupi. Izinkan diri kita untuk belajar menyaksikan porsi kebaikan yang tertutupi ini.

Membiarkan akal yang cerdas ini kita memecahkan setiap masalah yang ada dihadapannya. Membiarkan jiwa ini menjadi kuat dengan apa yang ada dihadapannya.

Karena jujur saja, kita tidak membutuhkan ceramah seorang motivator. Diri ini adalah motivator terbaiknya, kalau kita mau menjadikannya seperti itu.  

 

2# Sahabatku… Ingat! Me, Myself and I

Masih suka membicarakan orang lain kepada diri sendiri? Kalau iya, cobalah perlahan-lahan mengurangi frekuensinya. Sampai kita benar-benar fokus dengan diri sendiri.

Jangan salah sangka! Kami tidak sedang mengajarkan kita semua untuk menjadi makhluk super egois.

Kami hanya mengajak kita untuk jangan membiarkan otak kita salah fokus dengan membicarakan pihak lain yang bukan dirinya sendiri pada area pribadinya.

Apalagi itu kalau hal-hal yang negatif. Tentunya kita tidak mau membentuk diri seburuk orang yang kita bicarakan bukan?

Misalkan penilaian kita tentang orang yang senantiasa kita nilai-nilai aau Masalah-masalah yang hanya bisa kita kritik tanpa kita perbaiki.

Sahabatku… Mulai sekarang, apabila kita mulai menilai-nilai pihak lain maka berhenti sejenak dan masuklah kedalam diri dan ucapkan “SAYA MENGHARGAI PRIBADI ITU DAN SAYA AKAN FOKUS MENJADI PRIBADI YANG TERBAIK”

Apabila kita melihat masalah maka beraksilah. Tidak perlu mengumpat, mengkritik, menyalahkan. Cukup beraksilah dan ucapkan “SAYA MEMILIH UNTUK MEMPERBAIKI MASALAH INI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA”. Apabila kita tidak memilih untuk memperbaiki, maka tinggalkanlah.

Buatlah layar kenyataan yang bersih dan netral. Dimulai dari diri sendiri sahabatku…

3# Sahabatku… INGAT! Siapa sahabat Anda?

Pastikan jawabannya adalah diri kita sendiri. Jadikan diri ini sebagai sahabat terbaik untuk dirinya sendiri. Hiduplah untuk diri ini terlebih dahulu.

Paling tidak cobalah dahulu berbicara kepada diri sendiri seakan diri kita berbicara kepada seorang sahabat. Penuh dengan kasih sayang, penuh dengan penghargaan, penuh dengan terimakasih dan penghormatan.

Tentunya kita tidak akan mengumpat, mengutuk, dan berbicara dengan kata-kata kasar dan menyinggung sahabat kita sendiri bukan?

Kita tidak akan berkata “SAYA SANGAT BODOH” atau “SAYA TIDAK BERGUNA”

Sahabatku… Cobalah untuk terus berkomunikasi kepada diri dengan bahasa dan kalimat yang baik. Hindari keluhan, ratapan dan bahasa yang menyudutkan diri. Dan jangan lupa juga, ucapkanlah terimakasih untuk seluruh kinerja tubuh kita.

Sama seperti kita, tubuh juga menghargai penghargaan. Beberapa orang berpikir ini gila, tetapi ketika kita mengatakan "Terima kasih" kepada tubuh, maka tubuh akan cenderung melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita.

Otomatis pikiran kita pun akan menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan tersungging begitu saja.

 Jadi mengertilah, kalau pujian dan terimakasih yang tulus langsung menghasilkan efek yang lebih baik sama seperti seorang sahabat yang mengucapkannya dengan tulus.

______________________________________

Sahabatku… Di atas adalah 3 strategi neuro linguistik yang kuat yang dapat kita gunakan untuk memanfaatkan kekuatan Self Talk dan koneksi pikiran-tubuh yang terhubung dinamis dan harmonis.

Kalau kita tidak memiliki ucapan yang baik, maka lebih baik kita diam. Hanya saja diam didalam diri adalah tantangan yang paling susah. Kalau begitu lebih baik kita belajar untuk memperbaiki komunikasi internal ini, ketimbang harus terus menerus merusak diri sendiri.

Lagi pula bagaimana bisa kita membangung komunikasi dengan PEMBUAT diri ini, kalau kita bahkan belum bisa berkomunikasi yang baik kepada diri sendiri?

Betapa banyak manusia yang lapar penghargaan tapi bahkan tidak pernah menghargai keterhubungan dirinya sendiri. Hargailah diri kita. Minimal dengan berkomunikasi yang baik dengannya.

Semakin kita menghargainya, maka semakin kita menghargai DZAT MAHA yang membuat diri ini. Beginilah cara kita membangun komunikasi awal dengan-NYA, yaitu dengan mulai berkomunikasi yang baik dahulu dengan seluruh buatanNYA didalam diri ini.

Mulailah dengan diri ini dahulu sahabatku… Bukankah diri ini adalah buatanNYA? Kalau kita menjawab tidak, lalu siapakah?

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

 

 

 

 

 

 

 


Lebih baru Lebih lama