APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MULAI MEMPERBAIKI KESADARAN?




Sahabatku…. Sayangnya, untuk memilih kesadaran yang lebih baik bukan seperti melepas jubah untuk diganti dengan jubah yang baru. Tapi secara sadar memperbaiki jubah yang sekarang, agar menjadi lebih baik untuk secara terus menerus kita gunakan. [Silahkan baca artikel sebelumnya]

Kebaikan sendiri adalah hal paling dinamis dari sistem yang dibuat oleh Dzat Maha. Jadi, gerakan memperbaiki kesadaran ini tidak akan pernah padam. Terus menerus kita akan bervibrasi untuk memperbaiki kesadaran lama yang terbarukan untuk menjadi bentuk sistem kebaikanNYA yang dinamis.

Pertanyaannya : Bagaimana memulainya – Apa yang harus pertama kali dilakukan untuk MULAI memperbaiki kesadaran ini?

Sahabatku… Kami tidak bermaksud membuat tulisan ini rumit, jadi sebelumnya pahamilah! Apabila Anda sedang membaca tulisan ini, maka Anda sudah memulainya!

Kita sering berpikir yang rumit untuk sesuatu yang sederhana. Kesadaran adalah hal yang cukup sederhana. Bagaimana diri kita sekarang, maka itulah seutuhnya kesadaran. Bagaimana kita melihat, mendengar, merasa, lalu dengannya kita berpikir; itulah kesadaran. Bagaimana kita memilih berpikir, dan bagaimana otak kita mengelola pikiran yang dengannya menggerakan jasad, itu juga adalah kesadaran. Keberadaan dan pengetahuan kita adalah kesadaran.

Kesadaran adalah keseluruhan gerakan jasadi dan rohani manusia. Dari pengertian sederhana ini lanjut tiap kita akan mengintrospeksi dan mengenali diri untuk menyibak kesadaran-kesadaran yang meningkat.

Jadi sahabatku… Jawaban dari pertanyaannya kita adalah : MENGINTROSPEKSI  & MENGENALI DIRI – beginilah cara manusia untuk mulai memperbaiki kesadarannya. Kalau kita bertanya kenapa? Izinkan kami sebentar saja menjelaskan.


#PERTAMA adalah MENGINTROSPEKSI

“Ia yang mengintrospeksi diri, maka telah beruntung dan yang lalai akan diri, maka telah merugi” Ali bin Abi Thalib

Sahabatku… Tahapan pertama intropeksi adalah mengenali dan mengukur tingkat keadaan diri. Biasanya ini diawali dengan rasa yang sama sekali tidak nyaman. Kekecewaan, kesedihan, amarah yang tidak habis, keinginan yang tidak pernah terpenuhi, kepuasaan yang tidak kunjung puas.

Saat diri ini mulai tidak nyaman dengan kesadaran dirinya, maka sebenarnya itu adalah tanda bagi seseorang untuk mulai melakukan introspeksi. Kenapa?

Pertama, karena dirinya sudah tidak nyaman dengan kesadarannya yang sekarang. Diri terdalam sudah tidak nyaman dengan bagaimana dirinya melihat, mendengar, berpikir dan bertindak. Kedua, karena hanya dengan diri yang mau mengenali dan mengukur tingkat keadaan dirinyalah yang mampu memperbaiki kesadaran dirinya.

Introspeksi adalah kunci pembuka menuju perbaikan kesadaran diri. Logikanya sederhana; kalau diri tidak tahu apa yang harus diperbaiki, maka bagaimana memperbaiki?

Sahabatku… Introspeksi diri dilakukan bukan untuk mencari kesalahan, namun untuk belajar jujur kepada diri sendiri. Bukan untuk menyesal namun memperbaiki.

Menyesali segala sesuatu harus dilakukan dengan cara yang benar dan bijak. Bukan dengan meratapinya, tapi memperbaikinya. Jadi, sekarang kita sudah siap untuk memperbaiki point-point dari hidup yang telah membuat kita menyesal.

Sayangnya, kebanyakan yang mengalami fase awal ketidaknyamanan ini gugur untuk memperbaiki kesadarannya. Ini terjadi dikarenakan sedikitnya dari mereka yang memilih mau mengintrospeksi diri. Kebanyakan dari mereka justru berlari keluar untuk mencari pengalihan dan bukan berlari kedalam untuk memperbaiki.

Kenapa ini terjadi? Sahabatku… Manusia begitu tergugah untuk tampil sempurna. Ini wajar, karena kita memang dibuat olehNYA begitu sempurna. Meski begitu, manusia harus belajar merendah sebentar untuk melihat dan memperbaiki. Dari proses melihat dan memperbaiki inilah nantinya manusia akan meraih kesempurnaan buatanNYA.

Lalu bagaimana cara terbaik untuk berintrospeksi diri?

Cara melakukan introspeksi adalah dengan mengambil waktu tenang. Rahasiannya ketenangan adalah kenetralaan. Dengan mencoba menelaah keadaan diri dengan sudut pandang yang putih dan tidak menghakimi untuk perlahan mengaktifkan akal untuk menganalisa tiap keadaan secara logis dan teratur.

Lakukan introspeksI dengan perlahan-lahan saja. Ingat! Jangan buru-buru tampil sempurna. Lakukan saja setahap demi setahap, sambil ditelusuri kembali kesadarannya.

Sekali lagi, setiap manusia memiliki kesadaran. Tidak ada yang namanya ketidaksadaran diri. Setiap manusia adalah sadar dan memiliki kesadaran. Apabila kita mau memperbaiki kesadaran, maka kesadaran kita yang sekarang harus sadar betul dengan kondisinya. Agar kesadaran yang sekarang ini mau bergerak untuk memperbaiki.

Kunci untuk sukses mengintrospeksi diri adalah ketenangan jiwa dalam berfikir yang tidak condong kepada nafsu belaka. Gunakanlah akal yang tunduk pada kenetralan, bukan ego yang mengaung-ngaung kesempurnaan.


#KEDUA adalah MENGENAL DIRI

Sahabatku… Kita bahkan tidak bisa mengenal Tuhan tanpa mengenal diri. Jadi apabila kesadaran ini sudah mampu menyaksikan keburukan atau kekurangan dirinya yang mau diperbaikinya. Maka saatnya kesadaran ini untuk beraksi dan tidaklah aksi itu adalah mengenal diri.
Kenapa harus mengenal diri?

Sahabatku… Diri kita adalah keunikan penciptaan. Dzat Maha tidak membuat kita sama dan tidak pula untuk disamakan. Dzat Maha tidak membuat kita untuk melakukan yang sama dan tidak pula untuk menyamakan perbuatan. Setia manusia unik, memiliki keunikan yang harus terus dipelajarinya secara sabar dan teliti. Hasil pelajaran ini nanti akan kita bawa untuk melaksanan tujuan dan tugas kita diatas muka bumi ini.

Kalau kesadaran kita sadar; setiap kehidupan bukan kesiaan, setiap kehidupan memiliki tujuan dan tugas, maka kita akan terus mengasah kesadaran untuk memetik tujuan dan tugas itu.

Lagi pula bagaimana bisa kita mengharapkan keseimbangan kalau kita tidak bisa membuatnya??? Keberhasilan diri yang mengenal dirinya adalah harga mati dari keseimbangan semesta.

Jujur mengenal diri ini bukan perkara yang mudah memang. Selama ini kita didikte untuk membuat lingkaran hidup yang sama. Sampai akhirnya kesadaran kita sendiri bosan, lalu kita sekarang tergerak untuk mau mengintrospeksi diri. Sampai akhirnya nanti kita menemukan kalau ketidaknyamanan ini adalah karena kesadaran ini telah terbentuk tidak sesuai seharusnya – ada yang harus diperbaiki. Dan dengan kesabaran kita mau kembali mengenal dirinya. Perlahan-lahan terus dijalani sampai akhirnya kesadaran ini merekah indah dalam kebaikannya.

Kebaikan menurut siapa? – Jawabannya adalah kebaikan yang sudah digariskanNYA unik untuk diri kita sendiri. Lalu apakah setelah nanti kesadaran kita sudah merekah indah dalam kebaikan, berarti kita sudah sampai pada batas kesadaran yang baik?

Sahabatku… Bahkan semesta ini tidak memiliki batas. Jadi bagaimana bisa kita membatasi kesadaran ini? Siapa yang tahu sampai dimana – biarkan saja, izinkan saja agar kesadaran ini terus berkembang sampai nanti kesadaran ini menuju kepada inti kesadaran itu sendiri.

Memang ada banyak spiritualis yang membahas tentang layar-layar kesadaran. Ini tidak salah, hanya saja sulit mendikte gerakan Dzat Maha. Kalau kesadaran ini adalah anugerahNYA. Maka siapa yang berani mendikte sampai layar mana Dzat Maha mau membentuk kesadaran ini? Sangat sopan apabila kita terus bergerak tanpa mendikte.

Kesadaran tidak memiliki batas. Hanya Pembuat kesadaran inilah yang mampu membatasinya. Kita hanya perlu terus bergerak untuk menjadi anugerahNYA yang terbaik. MULAILAH SEKARANG!
Akhir kata sahabatku…

Tersenyumlah… Setiap langkah kita memperbaiki kesadaran ini ada Dzat Maha. Inilah kenyataan tersuci yang membuat kita terus melangkah maju dan membuat ikrar kebaikan baru dalam hidup ini.
Bersemangatlah… Setiap langkah kita memperbaiki kesadaran ini ada Dzat Maha. Inilah kenyataan tersuci yang membuat kita terus menggunakan segala potensi yang telah DIA berikan dengan sungguh-sungguh untuk menuju kebenaran kesadaran ini.

Ingat selalu untuk menuju inti kesadaran diri ini, maka kesadaran harus bangun di dalam bangun, bergerak di dalam bergerak, dan beraksi di dalam beraksi dan tidaklah kita melakukan ini memang kecuali bersama-NYA.

Kebersamaan ini karena dalam ketenangan yang hakiki diri ini hanyalah diriNYA. Memang makhluk tidak akan pernah sama dengan khaliq. Tidak pernah salah, itulah kenapa kita memang terlalu kecil untuk mengakui diri. Karena bahkan agar kesadaran ini mampu mengakui dirinya makhluk, tetap kesadaran ini butuh khaliqnya.

Kalau begitu, lalu apa sulitnya untuk mengakui kalau diri ini memang hanyalah diriNYA? Pahami pertanyaan ini pelan-pelan untuk mengintip inti kesadaran diri.


Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
----------------------------------------------------------------

Untuk metode mengenal diri kami pernah mempostingnya disini:
https://www.facebook.com/pesan.semesta.7/posts/314760889691026


Lebih baru Lebih lama