Pesan Semesta.
melampaui batas menjadi satu

3 LATIHAN DASAR UNTUK MENJADI NETRAL


 

Seorang bijak berkata “Kenetralan hanya akan terjadi saat seseorang berhasil menenggelamkan dirinya dalam kesucian”. Hanya saja sahabatku… Siapa yang bisa menjadi suci tanpa disucikan?

Sementara mensucikan diri itu ibarat seseorang yang hanya memiliki satu tangan. Kalau satu tangan ini dipakai, maka terpaksa tangan ini harus kotor. Kalau tidak mau menjadi kotor, maka jangan dipakai. Tapi bagaimanapun juga kita tetap harus memakainya bukan?

Jadi kesucian adalah kerelaan diri yang mau disucikan dalam pengulangan. Berkali-kali mensucikan diri sampai senantiasa terlihat bersih. Tapi bukan berarti terlihat bersih tidak kotor. Harus ada kotor untuk bersih, dan itulah kenetralan.

Sebuah kabar baik pastinya. Hanya saja bagaimana cara agar kekotoran diri kita mampu disucikan agar menjadi netral?

Sahabatku… Setiap proses membutuhkan ilmu. Semesta buatanNYA adalah sumber ilmu yang tidak terputus. Mari kita membaca ilmuNYA agar keinginan kita untuk menjadi netral tidak menjadi keinginan kosong dalam harapan yang mencemaskan.

Tidak ada keinginan yang kosong sahabatku… Meskipun keinginan itu sangat merepotkan. Bersemangtlah untuk setiap keinginan. Tentunya kita sangat ingin menjadi suci dan netral bukan?

Keinginan ini sangat wajar, karena begitulah fitrah kita sebenarnya. Setiap kesadaran memang akan selalu merindu untuk menuju fitrahnya, inilah latihan dasar kita untuk untuk menghapus kerinduan itu :


1.       JANGAN TAKUT UNTUK SALAH

Sahabatku… Tanyakan kepada diri; apakah dia masih takut untuk salah? Apakah dia membenci kesalahan, untuk yang dia lakukan sendiri atau yang dilakukan oleh orang lain? Apakah kesalahan masih membuatnya kecewa dan frustasi? Dan apakah dia berharap tidak pernah salah? 

Kalau jawabannya adalah, “iya”. Maka latihan pertama adalah untuk merubah pertanyaan diatas menjadi “tidak”. Ingat! Ini adalah latihan dasar. Jadi ini harus dilakukan, sebelum melakukan yang lainnya.

Kalau kita masih bingung kenapa alasannya? Maka pahamilah kalimat dibawah ini :

“Aku tidak pernah benar kalau aku tidak pernah salah”

“Aku salah karena aku harus benar”

“Aku tidak mampu memperbaiki kalau tidak mampu menerima kesalahan”

 

2.       IZINKAN DIRI UNTUK BELAJAR MENERIMA KESALAHAN

Sahabatku… Manusia tidak akan mampu membenahi apapun yang tidak bisa diterimanya. Rejection (penolakan) adalah batu yang sangat tebal.

Respon menerima adalah pelajaran awal untuk mengendalikan ego. Ego kita selalu menolak sesuatu yang tidak nyaman, dan akan memaksa kita untuk meraih kembali dan mempertahankan kenyamanan itu, untuk menerima segala keuntungan.

Karena mempertahankan ego itulah maka respon kita adalah marah, mengumpat atau bersedih. Akhirnya kita gagal menghadapi kesalahan, lalu kesalahan itu pun berubah menjadi masalah. Pada moment ini, kesalahan apapun yang sedang kita hadapi tidak akan bisa terbenahi, karena kita sudah gagal menghadapinya.

Agar tidak gagal menghadapi kesalahan, maka kita perlu memilih respon menerima. Dengan memilih respon menerima, maka kita akan mampu mengendalikan ego. Lalu karena ego sudah terkendali, maka jiwa kita bisa menikmati ketidak-damaian yang sedang berlangsung.

Akhirnya kita terlindungi dari stress dan depresi. Ini terjadi karena diri seudah mampu menerima kesalahan sampai rasa pemakluman itu hadir.

Stress yang muncul dan depresi yang berkepanjangan adalah akibat dari diri yang belum mampu menerima keadaan. Sehingga kita membuat keadaan menjadi masalah. Ini terjadi karena ego terus menerusan memberontak dan belum mau menerima ketidak-damaian yang terjadi. 

Padahal saat kita memilih menerima sepenuhnya ketidak-damaian, ketidak-damaian akan berubah menjadi kedamaian. Dan inilah yang dibutuhkan oleh jiwa dan jasad kita.

Coba tanyakan sendiri; apakah seseorang itu bisa memperbaiki apabila dirinya stress???

Bahkan dirinya sendirilah yang pertama kali harus diperbaiki, sebelum kesalahannya diperbaiki. Karena apabila pikiran sudah mengganggu jasad, maka jasad akan beroperasi tidak seimbang. Lalu bagian siapa yang mampu memperbaiki siapa?

Sahabatku… Buah dari kenetralan adalah pemakluman. Hanya saja, bagaimana kita bisa memaklumi sesuatu yang tidak kita terima?


3.       BELAJAR UNTUK TIDAK MENILAI HASIL PELAJARAN TAPI HANYA TERUS MEMPERBAIKI 

Pada latihan kali ini, anggap kita sudah berhasil melewati dua latihan sebelumnya. Kita boleh bersenang hati dalam kedamaian yang sedang berlangsung ini. Kedamaian yang muncul dari jiwa yang sudah mampu melihat kesalahan dan menerimanya.

Pasti senang rasanya karena sudah tidak terganggu lagi dengan hal-hal yang tidak sesuai rencana. Pasti juga bahagia bisa memaklumi setiap kesalaha orang lain dengan bijak.

Namun pada latihan kali ini kita sudah dituntut untuk memperbaiki. Kita tidak memaklumi kesalahan untuk dilupakan atau dibiarkan, melainkan untuk diperbaiki.

Kenapa memperbaiki kesalahan masuk kedalam latihan untuk menjadi netral?

Jawabannya sudah pasti karena ini dua hal yang berhubungan. Dalam kenetralan kita sudah mulai berhenti menilai, namun tidak berhenti beraksi. Iya betul ego ini sudah mampu memaklumi setiap kesalahan yang telah terjadi, namun bukan berarti kita berhenti memperbaiki.

Mampukah kita hanya beraksi tanpa menilai? Bisakah kita membiarkan diri berjalan diatas teriknya matahari tanpa menilai panasnya? Kuatkah kita terus berlari tanpa menilai kecepatannya? Mampukah kita memperbaiki tanpa berbangga diri telah memperbaiki. 

Sahabatku… Saat kita membiarkan penilaian sebagai prioritas hidup, maka kita telah sukses menghilangkan bagian hidup itu sendiri. Hidup membutuhkan aksi dan bukan penilaian. Belajar menghilangkan penilaian adalah pokok yang paling susah dari latihan kenetralan.

Karena itu latihan teringannya adalah dengan tidak memberikan hidup secara rela begitu saja untuk dinilai dan menilai.

“Hiduplah untuk memperbaiki kehidupan tanpa membutuhkan nilai” Bukankah Dzat Maha selalu begitu? Berapa nilai yang Dia harapkan dari apa yang telah dilakukanNYA? Tidak ada bukan? Itulah kenetralan.

Sahabatku… Cukup tiga dulu untuk hari ini. Mari kita melatih diri kita untuk terus terlihat bersih. Ingat saja terus, kalau harus ada kotor untuk bersih. Dzat Maha selalu membuat dua kubu yang berbeda. Perhatikan atom, dia memiliki positif, dia memiliki negatif dan dia juga memiliki netral. Tugas kita hanya menempatkan diri ditengah, dan itulah fitrah manusia yang sebenarnya.

Saat ego manusia tidak mengerti apa itu menempatkan diri ditengah, maka hancurlah kenetralan. Kenetralan adalah fitrah manusia yang bisa terkoyak oleh egonya sendiri. Pahami rahasia kecil ini sahabatku… Karena mungkin latihan kita ini akan berlangsung selamanya.

 

Salam semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

  •  
  •  
  •  
  • 0
  • September 27, 2020
admin16 admin16 Author

MEDITASI UNTUK MENGAKTIFKAN MIND-BODY CONNECTION


Sahabatku… Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi kepada kita semua tentang cara termudah untuk mengaktifkan mind-body connection (keterhubungan pikiran dengan tubuh), yaitu dengan cara meditasi.

Mengaktifkan hubungan pikiran dan tubuh itu bukan bermakna kalau keterhubungan ini mati dan tidak bekerja. Keterhubungan antara pikiran dan tubuh terus bekerja meskipun kesadaran kita tidak memahaminya.

Hanya saja ketidakpahaman kita membuat keterhubungan ini akan terus berlangsung tanpa kesadaran aktif kita. Sungguh sayang bukan? Padahal efek positif dari keterhubungan ini akan berlipat-lipat apabila pikiran kita dengan kesadaran penuhnya berhubungan dengan tubuh.

Kami memilih meditasi karena pada prakteknya, meditasi bisa menjadi cara termudah untuk memulainya. Diharapkan disamping rajin melakukan meditasi ini, kita juga mulai mau mempelajari detail-detail keterhubungan pikiran dengan tubuh, sehingga kita mampu menyusun aksi-aksi yang harmonis.

Sebelum memulai tahap-tahap meditasinya, kami ingin menegaskan apabila hal ini bukan hal yang gaib atau mistis. Apa yang akan kita lakukan ini adalah hal normal dan memang sudah sewajarnyalah manusia mampu mengaktifkan keterhubungan antara pikiran dan tubuhnya sendiri.

Sekarang mari kita mulai meditasinya. Meditasi ini akan terdiri dari tiga tahap. Keberhasilan ketiga tahapnya akan terjadi apabila kita bisa mampu menetralkan diri saat melakukannya. Kenetralan adalah kunci dari keberhasilan meditasi.  

Tahap Pertama Meditasi : Merasakan pergerakan tubuh

Meditasi mind-body connection tidak biasa dengan meditasi yang biasa dilakukan. Pada meditasi yang biasa kita lakukan kita diarahkan untuk mengosongkan pikiran. Nah, pada meditasi mind-body justru sebaliknya. Saat melakukan meditasi ini justru kita harus mengaktifkan pikiran kita untuk mampu merasakan pergerakan didalam tubuh kita sendiri.

Otak adalah pusat kendali tubuh: otak mengirimkan pesan ke tubuh melalui jaringan saraf yang disebut "sistem saraf", yang mengontrol setiap otot, sehingga dapat berjalan, berlari, dan bergerak.

Sistem saraf meluas ke seluruh tubuh dari sumsum tulang belakang, yang mengalir dari otak ke tulang punggung, seperti cabang-cabang pohon. Otak juga bertanggung jawab atas cara manusia mengalami dunia di sekitarnya.

Sel-sel saraf di mata, telinga, dan hidung mendeteksi sensasi-sensasi ini, dan mengirimkan sinyal ke berbagai bagian otak yang mengubahnya menjadi apa yang kita lihat, dengar, dan cium - semuanya dalam hitungan milidetik.

Selain mengirimkan sinyal listrik melalui sistem saraf, otak juga menggunakan sinyal kimiawi untuk mengontrol proses di dalam tubuh. Otak manusia, dengan milyaran neuron yang bekerja bersama, mengirimkan sinyal ke tubuh untuk menentukan bagaimana perasaan mereka, dari satu saat ke saat berikutnya.

Nah dari data-data diatas ini, maka apa yang akan kita lakukan saat ini adalah menghadirkan kesadaran kita untuk mampu merasakan pergerakan otak ini terlebih dahulu. Hal yang diharapkan dari tahap awal ini adalah untuk merasakan sensasinya terlebih dahulu.

Otak selalu berusaha mencari cara untuk menjelaskan sensasi yang kita rasakan di tubuh kita. Apabila kita secara sadar meminta kepada otak untuk merasakan sensasi ini, maka otak akan dengan senang hati melakukannya.

>> CARA PRAKTEK TAHAP PERTAMA :

Kami meminta kita untuk mengambil satu moment yang nyaman, pejamkan mata, lalu masuklah kedalam diri kita sendiri. Izinkan diri merasakan kehadiran kita.

Mulailah dengan merasakan aliran di dalam otak. Lanjut dengan merasakan tarikan dan hembusan nafas.  Lalu rasakanlah ritme degup jantung kita. Rasakanlah darah yang memompa dari jantung berjalan perlahan dan tenang menuju kepala, lalu turun ke tenggorokan kedua bahu, tangan, dada, perut lalu kedua kaki. Rasakan pula tulang rangka kita yang menopang semuanya itu.

Perlahan-lahan… Rasakanlah diri kita dan ucapkan “Selamat datang diri, aku datang”

 

Tahap kedua Meditasi : berkomunikasi dengan tubuh

Pahami sebelumnya kalau komunikasi tidak memberi perintah apalagi kritik. Komunikasi seperti percakapan dua sahabat, di mana "mendengarkan" sama pentingnya dengan "berbicara".

Jadi, kita berkomunikasi kepada tubuh, bukan untuk memerintahnya, bukan untuk mendiktenya. Namun untuk mengenalnya lalu memahami kebutuhannya. Sehingga pikiran kita dengan tubuh kita bisa lebih saling memakmurkan lagi dalam keharmonisan.

Kita juga perlu memahami kalau pun kita tidak pernah hadir untuk berkomunikasi secara langsung tetap tubuh kita mendengarkan setiap pikiran, kata, dan gambar yang kita visualisasikan, dan tidak hanya itu, tubuh kita juga bereaksi terhadapnya.

Ketika kita menjalani hidup kita, sel-sel otak secara konstan menerima informasi tentang lingkungan kita. Otak kemudian mencoba membuat representasi internal dunia eksternal kita melalui perubahan kimia yang kompleks.

Artinya? Tubuh kita berubah tergantung bagaimana kita berkomunikasi dengannya. Jadi secara tidak sadar kita memang berkomunikasi dengan seluruh sel-sel tubuh kita dan sistemnya. Efek dari keterhubungan ini akan berlipat-lipat apabila kita secara sengaja berkomunikasi dengan tubuh

 

Jadi, apa salahnya sekarang, kalau kita secara sadar mulai menjadi pemimpin yang baik dan ramah dengan mulai berkomunikasi dengan tubuh kita sendiri?

 

>> CARA PRAKTEK TAHAP KEDUA

Cobalah untuk menanyakan kabar kepada diri kita sendiri “Apa kabar diri?” cukup diucapkan melalui frekuensi pikiran, tidak perlu bersuara, lalu tunggulah sebentar sambil terus merasakan diri. Biasanya dalam waktu kurang dari lima menit. Tubuh kita akan memberi kabar tentang dirinya. Pesan kami jangan kaget dengan diri yang memberi kabar. Itu merupakan awal hubungan yang baik.

Bagaimana tubuh memberi jawaban bisa dengan beberapa cara. Kita bisa mendengar frekuensi pikiran yang terdengar sama turut menjawab pertanyaan yang kita ajukan dengan jelas.

Apabila ini belum terjadi, karena kita belum mampu membaca frekuensi pikiran. Maka ada hasil lainnya yang tidak kalah penting.

Kita bisa tiba-tiba merasakan ada bagian jasad yang tidak terasa baik, dan seperti meminta pertolongan. Ketika ini terjadi hal yang harus kita lakukan adalah memusatkan perhatian ke bagian jasad yang terasa sakit itu, lalu berikanlah energy perhatian. Bayangkan kita memberikan energy yang baik pada bagian yang sakit itu. Tanyakan pula apa yang bisa kita bantu, untuk mengurangi sakit itu.

Namun apabila tubuh kita justru terasa makin baik dan relaks, maka itu pertanda kalau tubuh kita dalam kondisi yang nyaman.

 

Tahap KETIGA Meditasi : MEMBERI PENGHARGAAN KEPADA tubuh

Sahabatku… Sebenarnya slama ini kita telah bersikap kurang bijak kepada tubuh kita sendiri. Saat pikiran kita sedang kusut, tanpa ampun kita membuat tubuh kita memahaminya. Padahal dimasa-masa kekusutan kita itu, sebenarnya tubuh kita sedang berusaha sedemikian kuat untuk tetap membuat kita seimbang.

Bagi tubuh kita, kepentingan ditentukan oleh jumlah perhatian atau energi emosional yang kita berikan. Tubuh kita akan selalu mematuhi kebutuhan kita dengan cara yang efisien ini. Semakin kita menaruh perhatian, fokus dan rasa kebutuhan, maka semakin tubuh kita pengerti kalau hal yang kita inginkan ini adalah sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi.

Kebutuhan adalah setingkat diatas keinginan, dan tubuh kita sangat memahami perinsip ini. Contoh kecilnya, kita tetap akan mengantuk, meski kita begitu ingin tidak mengantuk. Kita tetap akan pergi ke kamar kecil, meski kita menahannya. Ini karena tubuh kita secara sistematis terus membaca kebutuhan jasad kita.

Sama seperti kita, tubuh juga menghargai penghargaan. Beberapa orang mungkin berpikir ini gila, tetapi ketika kita mengatakan "Terima kasih" kepada tubuh, maka tubuh akan cenderung melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita. Otomatis pikiran kita pun akan menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan tersungging begitu saja. Jadi mengertilah, kalau pujian dan terimakasih yang tulus akan langsung menghasilkan efek yang lebih baik kepada keduanya.

 

Akhir kata sahabatku… Keterhubungan itu adalah jalinan dalam keharmonisan yang mengharmoniskan. Kadang kita tidak harus menunggu benar-benar harmonis baru menjalin. Kadang justru rusaknya keharmonisan bisa menjadi awal jalinan yang lebih baik.

Apapun kondisinya, tetap tujuannya adalah demi mengharmoniskan. Karena harmonis itu sudah pasti seimbang, dan seimbang itu adalah keniscayaan.

Salam semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

  •  
  •  
  •  
  • 0
  • September 23, 2020
admin16 admin16 Author

APAKAH MIND-BODY CONNECTION ITU NYATA?

 


Sahabatku… Tidak diragukan lagi bahwa hubungan pikiran-tubuh itu nyata. Bagaimanapun manusia memandang dirinya sekarang, tetap dirinya adalah wujud komponen-komponen yang menjadi satu dalam keterhubungan.

Salah satu keterhubungan yang kurang kita pahami adalah keterhubungan antara pikiran dan tubuh. Dimana pada pergerakannya pikiran dan tubuh tidak pernah menjadi entitas yang berfungsi secara terpisah, melainkan satu unit yang berfungsi.

Selamanya, manusia tidak akan pernah menjadi makhluk individual bahkan didalam pikirannya sendiri. Karena keutuhan diri kita adalah hasil dari keterhubungan yang senantiasa berlangsung.

Hanya saja bagaimana tubuh dan pikiran saling terhubung tidak terjadi secara kebetulan begitu saja, ada rancangan rumit yang bisa kita pelajari untuk kita ambil manfaatnya. Lalu apa saja kira-kira bentuk hubungan antara pikiran dan tubuh?

1.       Pikiran membuat otak berproses. Sementara otak memproses pikiran.

Di dalam otak, pikiran dikenal sebagai energi yang menjadi sumber informasi yang mengaliri seluruh bagiannya, lalu berkat aliran informasi dari pikiran ini otak berproses. Aliran informasi dari pikiran menjadi sinyal listrik yang berjalan melalui sistem saraf menuju otak yang kemudian memberi makna dan membuat seluruh jasad kita merespons dengan melepaskan neurokimia dan mengirimkan sinyal listrik antar neoron.

Tanpa adanya proses diatas ini, maka akan dipastikan pikiran tidak akan pernah memiliki makna dan arti apa-apa. Bahkan untuk memikirkan pikiranpun kita tidak akan mampu. Jadi, hubungan antara pikiran dengan tubuh dimulai dari otak, lalu otak menyebarkannya ke seluruh tubuh.

Ketika kita menjalani hidup kita, sel-sel otak secara konstan menerima informasi tentang lingkungan kita. Otak kemudian mencoba membuat representasi internal dunia eksternal kita melalui perubahan kimia yang kompleks.

Misalnya, saat seseorang tiba-tiba memikirkan kesedihan, maka tubuh akan merespon dengan meramu hormone-hormone kesedihan. Karena tanpa tubuh yang meramu hormone kesedihan, maka kita tidak akan memikirkan pikiran sedih. Dan ini hanya satu contoh dari ribuan contoh lainnya.

Artinya? Tubuh kita berubah tergantung bagaimana kita berhubungan dengannya. Jadi secara tidak sadar kita memang berhubungan dengan seluruh sel-sel tubuh kita dan sistemnya dengan bagaimana kita berpikir.

Apakah keterhubungan pikiran dengan tubuh ini adalah koneksi yang rumit? Jawabannya pastilah iya, bahkan kita bisa menghabiskan berpuluh-puluh lembar hanya untuk membahas bagaimana otak melelepaskan neorotransmiter sesuai dengan kadar pikiran seseorang. Dimana kadarnya selalu berdinamis sesuai dengan lavel kesadaran seseorang. Hubungan ini benar-benar kesempurnaanNYA yang terbentuk!

 

2.        KITA MAMPU MENGONTROL TUBUH DENGAN MENGONTROL PIKIRAN

Dahulu manusia menganggap pikiran sebagai pikiran dan tubuh sebagai tubuh. Sampai akhirnya ilmu pengetahuan membuktikan kalau tubuh dan pikiran memiliki keterhubungan. Uniknya keterhubungan ini bukan sekedar keterhubungan biasa, melainkan keterhubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Secara teknis ini dibenarkan, karena neurotransmiter mengontrol hampir semua fungsi tubuh, mulai dari perasaan bahagia hingga mengatur hormon hingga mengatasi stres. Oleh karena itu, pikiran kita memengaruhi tubuh kita secara langsung karena tubuh menafsirkan pesan yang datang dari otak untuk mempersiapkan kita menghadapi apa pun yang diharapkan.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa stres psikologis memengaruhi tingkat katekolamin kita, yang meliputi neurotransmiter dopamin, epinefrin, dan norepinefrin. Perubahan neurokimia ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi bahaya. Namun, peningkatan kronis katekolamin menekan sistem kekebalan, dan penekanan sistem kekebalan meningkatkan risiko infeksi virus dan penyakit lainnya.  

Jadi pada prakteknya pikiran manusia memiliki pengaruh yang sangat besar untuk mengontrol kesehatan tubuh kita sendiri. Begitu juga sebaliknya, apabila tubuh kita terpaksa bermasalah, maka pikiran pun akan merasakan dampak besarnya.

Jujur mengontrol tubuh agar tidak membawa pengaruh buruk kepada pikiran adalah jauh lebih mudah. Pertanyaanya; mampukah kita mengontrol pikiran? Mampukah kita berdiri diantara positif dan negativenya pikiran untuk menyeimbangkannya tanpa merusak tubuh kita sendiri?

 

3.       Pikiran membuat kecerdasan. Otak membuat pikiran cerdas.

Sahabatku… Hubungan pikiran dan tubuh bisa menjadi kunci akses kita untuk membentuk kecerdasan yang memakmurkan. Jadi bukan melulu keterhubungan ini tentang kesejahteraan jasad dan jiwa, melainkan juga kesejahteraan semesta juga. Satu hal yang jarang dibahas, meski kita mengakui kepentingannya.

Otak kita sudah tersetting dengan cerdas untuk terus belajar-dan belajar dari segala macam ilmu yang dikonsepkan oleh pikiran. Mulai dari hal-hal yang remeh seperti menulis-membaca, sampai hal-hal yang besar seperti skill yang terasah. Tanpa otak, pikiran tidak akan mungkin bisa membuat sebuah cetak biru dari segala keterampilan yang dimilikinya.

Meski intinya otak bisa belajar apa saja dan bisa terampil dalam hal apa saja. Namun pikiran kita lah yang mempengaruhi seberapa terampil kecerdasan kita mampu terwujud.

Keterampilan adalah neuoron yang saling terikat. Sekali neuron terikat berarti sekali kita terampil untuk pertama kali. Berkali-kali neuron kita terikat, maka berkali-kali kita mengasah keterampilan kita. Semakin diasah, ikatan neuron semakin kuat dan kencang.

Itulah kenapa muncul istilah practice makes perfect. Butuh waktu bagi otak untuk benar-benar memiliki kemahiran untuk satu keterampilan. Sementara kesadaran pikiran kita untuk terus belajarlah yang membuat otak kita semakin trampil.

Jadi mulai sekarang, jangan salahkan otak kita yang tidak bisa menjahit, salahkan diri yang tidak mengajarinya menjahit. Percayalah dengan beberapa kali mencoba, kita bahkan akan heran, bagaimana bisa otak kita belajar begitu cepat dan pintar. Kita hanya harus belajar dengan cara yang tepat. Tingkatkan ketepatan pikiran untuk mengasah keterampilan barunya setiap saat, dan jangan lupa berlatih.

Hal yang perlu diingat, otak adalah budak pikiran, bagaimanapun pikiran itu kita tempatkan, maka begitu pula-lah otak terus menerus mewujudkan pikiran kita.

Pikiran adalah doa yang tidak pernah terucap, namun senantiasa terkabul. Pikiran adalah bagaimana manusia hidup dan bagaimana hidup itu bagi manusia.

 

--------------------

Sahabatku… Sebenarnya masih terlalu banyak hubungan ajaib antara pikiran dan otak. Disini cukup kita bahas tiga hubungan saja dahulu. Tulisan ini akan menjadi panjang apabila diteruskan.

Tentunya masih ada dan banyak, karena pada dasarnya segalanya adalah kesatuan yang terhubung untuk saling memakmurkan. Tidak peduli seberapa dalam perbedaan yang tersaksikan. Pikiran hanyalah energi yang mengaliri otak yang adalah materi fisik. Namun sebesar apapun kita menyaksikan perbedaan keduanya, nyatanya mereka terus dihidupkan untuk saling mempengaruhi.

Mind-body connection menjadi tanda kecil bahwa Dzat Maha Pembuat memang tidak pernah membuat keterpisahan. Kesatuan yang menyatu dalam perbedaan disebut harmonisasi, diri kita adalah contoh harmonisasi kehidupan yang ter-abaikan. Kita sengaja mengabaikan pelajaran berharga dari bagaimana perbedaan mampu menyatu harmonis menjadi diri kita sendiri.

Sahabatku… Keharmonisan adalah penyadaran bahwa kita adalah satu sumber dalam perbedaan. Kita adalah satu wujud dalam kemakmuran. Kita adalah satu kesempunaan dalam kebersamaan. Tidak ada garis yang memisahkan.

Pikiran dan tubuh ini memahami hal besar ini, jauh sebelum kita memahaminya. Karena memang begitulah seharusnya semesta memahami dirinya sendiri.

Dalam keheningan yang belum paham, kita memang hanyalah keterhubungan semesta yang sedang belajar memahmi dirinya sendiri. Tugas kita sekarang adalah memahami alur kesatuan keduanya untuk mengharmoniskan keduanya.

Pertanyaannya akhirnya; Mampukan kita melakukan harmonisasi ini dengan cara yang sederhana? Jawabannya adalah iya. Esok kita akan belajar meditasi mind-brain connection untuk tetap menjaga keseimbangan hubungan pikiran dan tubuh ini senantiasa harmonis.

Teruslah belajar sahabatku… Jangan buru-buru untuk paham, nikmati terus keterhubungan diri dengan Dzat Maha Mengajarkan. Pelajaran ini tidak akan pernah luput dariNYA. Dia Memang Dzat yang Maha Meliputi.

 

Salam semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

  • 0
  • September 18, 2020
admin16 admin16 Author

DATABASE

COPYRIGHT

Seluruh artikel didalam website ini ditulis orisinil oleh tim penulis Pesan Semesta. Artikel yang kami share melalui website ini bukan hasil jiplakan, kutipan atau terjemahan.

Bagi pembaca yang ingin menghubungi penulis silahkan mengrim pesan melalui email : pesansemesta@yahoo.com


SALAM SEMESTA