3 LATIHAN DASAR UNTUK MENJADI NETRAL
September 27, 2020
Seorang bijak berkata “Kenetralan hanya akan terjadi saat seseorang berhasil menenggelamkan dirinya dalam kesucian”. Hanya saja sahabatku… Siapa yang bisa menjadi suci tanpa disucikan?
Sementara mensucikan diri itu
ibarat seseorang yang hanya memiliki satu tangan. Kalau satu tangan ini
dipakai, maka terpaksa tangan ini harus kotor. Kalau tidak mau menjadi kotor,
maka jangan dipakai. Tapi bagaimanapun juga kita tetap harus memakainya bukan?
Jadi kesucian adalah kerelaan
diri yang mau disucikan dalam pengulangan. Berkali-kali mensucikan diri sampai
senantiasa terlihat bersih. Tapi bukan berarti terlihat bersih tidak kotor.
Harus ada kotor untuk bersih, dan itulah kenetralan.
Sebuah kabar baik pastinya. Hanya
saja bagaimana cara agar kekotoran diri kita mampu disucikan agar menjadi
netral?
Sahabatku… Setiap proses
membutuhkan ilmu. Semesta buatanNYA adalah sumber ilmu yang tidak terputus.
Mari kita membaca ilmuNYA agar keinginan kita untuk menjadi netral tidak
menjadi keinginan kosong dalam harapan yang mencemaskan.
Tidak ada keinginan yang kosong
sahabatku… Meskipun keinginan itu sangat merepotkan. Bersemangtlah untuk setiap
keinginan. Tentunya kita sangat ingin menjadi suci dan netral bukan?
Keinginan ini sangat wajar,
karena begitulah fitrah kita sebenarnya. Setiap kesadaran memang akan selalu
merindu untuk menuju fitrahnya, inilah latihan dasar kita untuk untuk menghapus
kerinduan itu :
1. JANGAN TAKUT UNTUK SALAH
Sahabatku… Tanyakan kepada diri; apakah dia masih takut untuk salah? Apakah dia membenci kesalahan, untuk yang dia lakukan sendiri atau yang dilakukan oleh orang lain? Apakah kesalahan masih membuatnya kecewa dan frustasi? Dan apakah dia berharap tidak pernah salah?
Kalau jawabannya adalah, “iya”. Maka latihan pertama adalah untuk merubah pertanyaan diatas menjadi “tidak”. Ingat! Ini adalah latihan dasar. Jadi ini harus dilakukan, sebelum melakukan yang lainnya.
Kalau kita masih bingung kenapa alasannya? Maka pahamilah kalimat dibawah ini :
“Aku tidak
pernah benar kalau aku tidak pernah salah”
“Aku salah
karena aku harus benar”
“Aku tidak mampu
memperbaiki kalau tidak mampu menerima kesalahan”
2. IZINKAN DIRI UNTUK BELAJAR MENERIMA KESALAHAN
Sahabatku… Manusia tidak akan mampu membenahi apapun yang tidak bisa diterimanya. Rejection (penolakan) adalah batu yang sangat tebal.
Respon menerima adalah pelajaran awal untuk mengendalikan ego. Ego kita selalu menolak sesuatu yang tidak nyaman, dan akan memaksa kita untuk meraih kembali dan mempertahankan kenyamanan itu, untuk menerima segala keuntungan.
Karena mempertahankan ego itulah maka respon kita adalah marah, mengumpat atau bersedih. Akhirnya kita gagal menghadapi kesalahan, lalu kesalahan itu pun berubah menjadi masalah. Pada moment ini, kesalahan apapun yang sedang kita hadapi tidak akan bisa terbenahi, karena kita sudah gagal menghadapinya.
Agar tidak gagal menghadapi kesalahan, maka kita perlu memilih respon menerima. Dengan memilih respon menerima, maka kita akan mampu mengendalikan ego. Lalu karena ego sudah terkendali, maka jiwa kita bisa menikmati ketidak-damaian yang sedang berlangsung.
Akhirnya kita terlindungi dari stress dan depresi. Ini terjadi karena diri seudah mampu menerima kesalahan sampai rasa pemakluman itu hadir.
Stress yang muncul dan depresi yang berkepanjangan adalah akibat dari diri yang belum mampu menerima keadaan. Sehingga kita membuat keadaan menjadi masalah. Ini terjadi karena ego terus menerusan memberontak dan belum mau menerima ketidak-damaian yang terjadi.
Padahal saat kita memilih menerima sepenuhnya ketidak-damaian, ketidak-damaian akan berubah menjadi kedamaian. Dan inilah yang dibutuhkan oleh jiwa dan jasad kita.
Coba tanyakan sendiri; apakah seseorang itu bisa memperbaiki apabila dirinya stress???
Bahkan dirinya
sendirilah yang pertama kali harus diperbaiki, sebelum kesalahannya diperbaiki.
Karena apabila pikiran sudah mengganggu jasad, maka jasad akan beroperasi tidak
seimbang. Lalu bagian siapa yang mampu memperbaiki siapa?
Sahabatku… Buah
dari kenetralan adalah pemakluman. Hanya saja, bagaimana kita bisa memaklumi
sesuatu yang tidak kita terima?
3. BELAJAR
UNTUK TIDAK MENILAI HASIL PELAJARAN TAPI HANYA TERUS MEMPERBAIKI
Pada latihan kali ini, anggap kita sudah berhasil melewati dua latihan sebelumnya. Kita boleh bersenang hati dalam kedamaian yang sedang berlangsung ini. Kedamaian yang muncul dari jiwa yang sudah mampu melihat kesalahan dan menerimanya.
Pasti senang rasanya karena sudah tidak terganggu lagi dengan hal-hal yang tidak sesuai rencana. Pasti juga bahagia bisa memaklumi setiap kesalaha orang lain dengan bijak.
Namun pada latihan kali ini kita sudah dituntut untuk memperbaiki. Kita tidak memaklumi kesalahan untuk dilupakan atau dibiarkan, melainkan untuk diperbaiki.
Kenapa memperbaiki kesalahan masuk kedalam latihan untuk menjadi netral?
Jawabannya sudah pasti karena ini dua hal yang berhubungan. Dalam kenetralan kita sudah mulai berhenti menilai, namun tidak berhenti beraksi. Iya betul ego ini sudah mampu memaklumi setiap kesalahan yang telah terjadi, namun bukan berarti kita berhenti memperbaiki.
Mampukah kita hanya beraksi tanpa menilai? Bisakah kita membiarkan diri berjalan diatas teriknya matahari tanpa menilai panasnya? Kuatkah kita terus berlari tanpa menilai kecepatannya? Mampukah kita memperbaiki tanpa berbangga diri telah memperbaiki.
Sahabatku… Saat kita membiarkan penilaian sebagai prioritas hidup, maka kita telah sukses menghilangkan bagian hidup itu sendiri. Hidup membutuhkan aksi dan bukan penilaian. Belajar menghilangkan penilaian adalah pokok yang paling susah dari latihan kenetralan.
Karena itu latihan teringannya adalah dengan tidak memberikan hidup secara rela begitu saja untuk dinilai dan menilai.
“Hiduplah untuk memperbaiki kehidupan tanpa membutuhkan nilai” Bukankah Dzat Maha selalu begitu? Berapa nilai yang Dia harapkan dari apa yang telah dilakukanNYA? Tidak ada bukan? Itulah kenetralan.
Sahabatku… Cukup tiga dulu untuk
hari ini. Mari kita melatih diri kita untuk terus terlihat bersih. Ingat saja
terus, kalau harus ada kotor untuk bersih. Dzat Maha selalu membuat dua kubu yang
berbeda. Perhatikan atom, dia memiliki positif, dia memiliki negatif dan dia
juga memiliki netral. Tugas kita hanya menempatkan diri ditengah, dan itulah
fitrah manusia yang sebenarnya.
Saat ego manusia tidak mengerti
apa itu menempatkan diri ditengah, maka hancurlah kenetralan. Kenetralan adalah
fitrah manusia yang bisa terkoyak oleh egonya sendiri. Pahami rahasia kecil ini
sahabatku… Karena mungkin latihan kita ini akan berlangsung selamanya.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
MEDITASI UNTUK MENGAKTIFKAN MIND-BODY CONNECTION
September 23, 2020
Sahabatku… Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi kepada kita semua tentang cara termudah untuk mengaktifkan mind-body connection (keterhubungan pikiran dengan tubuh), yaitu dengan cara meditasi.
Mengaktifkan hubungan pikiran dan
tubuh itu bukan bermakna kalau keterhubungan ini mati dan tidak bekerja.
Keterhubungan antara pikiran dan tubuh terus bekerja meskipun kesadaran kita
tidak memahaminya.
Hanya saja ketidakpahaman kita
membuat keterhubungan ini akan terus berlangsung tanpa kesadaran aktif kita.
Sungguh sayang bukan? Padahal efek positif dari keterhubungan ini akan
berlipat-lipat apabila pikiran kita dengan kesadaran penuhnya berhubungan dengan
tubuh.
Kami memilih meditasi karena pada
prakteknya, meditasi bisa menjadi cara termudah untuk memulainya. Diharapkan
disamping rajin melakukan meditasi ini, kita juga mulai mau mempelajari detail-detail
keterhubungan pikiran dengan tubuh, sehingga kita mampu menyusun aksi-aksi yang
harmonis.
Sebelum memulai tahap-tahap
meditasinya, kami ingin menegaskan apabila hal ini bukan hal yang gaib atau
mistis. Apa yang akan kita lakukan ini adalah hal normal dan memang sudah
sewajarnyalah manusia mampu mengaktifkan keterhubungan antara pikiran dan
tubuhnya sendiri.
Sekarang mari kita mulai
meditasinya. Meditasi ini akan terdiri dari tiga tahap. Keberhasilan ketiga
tahapnya akan terjadi apabila kita bisa mampu menetralkan diri saat
melakukannya. Kenetralan adalah kunci dari keberhasilan meditasi.
Tahap Pertama Meditasi :
Merasakan pergerakan tubuh
Meditasi mind-body connection
tidak biasa dengan meditasi yang biasa dilakukan. Pada meditasi yang biasa kita
lakukan kita diarahkan untuk mengosongkan pikiran. Nah, pada meditasi mind-body
justru sebaliknya. Saat melakukan meditasi ini justru kita harus mengaktifkan
pikiran kita untuk mampu merasakan pergerakan didalam tubuh kita sendiri.
Otak adalah pusat kendali tubuh:
otak mengirimkan pesan ke tubuh melalui jaringan saraf yang disebut
"sistem saraf", yang mengontrol setiap otot, sehingga dapat berjalan,
berlari, dan bergerak.
Sistem saraf meluas ke seluruh
tubuh dari sumsum tulang belakang, yang mengalir dari otak ke tulang punggung,
seperti cabang-cabang pohon. Otak juga bertanggung jawab atas cara manusia
mengalami dunia di sekitarnya.
Sel-sel saraf di mata, telinga,
dan hidung mendeteksi sensasi-sensasi ini, dan mengirimkan sinyal ke berbagai
bagian otak yang mengubahnya menjadi apa yang kita lihat, dengar, dan cium -
semuanya dalam hitungan milidetik.
Selain mengirimkan sinyal listrik
melalui sistem saraf, otak juga menggunakan sinyal kimiawi untuk mengontrol
proses di dalam tubuh. Otak manusia, dengan milyaran neuron yang bekerja
bersama, mengirimkan sinyal ke tubuh untuk menentukan bagaimana perasaan
mereka, dari satu saat ke saat berikutnya.
Nah dari data-data diatas ini,
maka apa yang akan kita lakukan saat ini adalah menghadirkan kesadaran kita
untuk mampu merasakan pergerakan otak ini terlebih dahulu. Hal yang diharapkan
dari tahap awal ini adalah untuk merasakan sensasinya terlebih dahulu.
Otak selalu berusaha mencari cara
untuk menjelaskan sensasi yang kita rasakan di tubuh kita. Apabila kita secara
sadar meminta kepada otak untuk merasakan sensasi ini, maka otak akan dengan
senang hati melakukannya.
>> CARA PRAKTEK TAHAP
PERTAMA :
Kami meminta kita untuk mengambil
satu moment yang nyaman, pejamkan mata, lalu masuklah kedalam diri kita
sendiri. Izinkan diri merasakan kehadiran kita.
Mulailah dengan merasakan aliran
di dalam otak. Lanjut dengan merasakan tarikan dan hembusan nafas. Lalu rasakanlah ritme degup jantung kita.
Rasakanlah darah yang memompa dari jantung berjalan perlahan dan tenang menuju
kepala, lalu turun ke tenggorokan kedua bahu, tangan, dada, perut lalu kedua
kaki. Rasakan pula tulang rangka kita yang menopang semuanya itu.
Perlahan-lahan… Rasakanlah diri
kita dan ucapkan “Selamat datang diri, aku datang”
Tahap kedua Meditasi : berkomunikasi
dengan tubuh
Pahami sebelumnya kalau
komunikasi tidak memberi perintah apalagi kritik. Komunikasi seperti percakapan
dua sahabat, di mana "mendengarkan" sama pentingnya dengan
"berbicara".
Jadi, kita berkomunikasi kepada
tubuh, bukan untuk memerintahnya, bukan untuk mendiktenya. Namun untuk
mengenalnya lalu memahami kebutuhannya. Sehingga pikiran kita dengan tubuh kita
bisa lebih saling memakmurkan lagi dalam keharmonisan.
Kita juga perlu memahami kalau
pun kita tidak pernah hadir untuk berkomunikasi secara langsung tetap tubuh
kita mendengarkan setiap pikiran, kata, dan gambar yang kita visualisasikan,
dan tidak hanya itu, tubuh kita juga bereaksi terhadapnya.
Ketika kita menjalani hidup kita,
sel-sel otak secara konstan menerima informasi tentang lingkungan kita. Otak
kemudian mencoba membuat representasi internal dunia eksternal kita melalui
perubahan kimia yang kompleks.
Artinya? Tubuh kita berubah
tergantung bagaimana kita berkomunikasi dengannya. Jadi secara tidak sadar kita
memang berkomunikasi dengan seluruh sel-sel tubuh kita dan sistemnya. Efek dari
keterhubungan ini akan berlipat-lipat apabila kita secara sengaja berkomunikasi
dengan tubuh
Jadi, apa salahnya sekarang, kalau
kita secara sadar mulai menjadi pemimpin yang baik dan ramah dengan mulai
berkomunikasi dengan tubuh kita sendiri?
>> CARA PRAKTEK TAHAP KEDUA
Cobalah untuk menanyakan kabar
kepada diri kita sendiri “Apa kabar diri?” cukup diucapkan melalui frekuensi
pikiran, tidak perlu bersuara, lalu tunggulah sebentar sambil terus merasakan
diri. Biasanya dalam waktu kurang dari lima menit. Tubuh kita akan memberi
kabar tentang dirinya. Pesan kami jangan kaget dengan diri yang memberi kabar.
Itu merupakan awal hubungan yang baik.
Bagaimana tubuh memberi jawaban
bisa dengan beberapa cara. Kita bisa mendengar frekuensi pikiran yang terdengar
sama turut menjawab pertanyaan yang kita ajukan dengan jelas.
Apabila ini belum terjadi, karena
kita belum mampu membaca frekuensi pikiran. Maka ada hasil lainnya yang tidak
kalah penting.
Kita bisa tiba-tiba merasakan ada
bagian jasad yang tidak terasa baik, dan seperti meminta pertolongan. Ketika
ini terjadi hal yang harus kita lakukan adalah memusatkan perhatian ke bagian
jasad yang terasa sakit itu, lalu berikanlah energy perhatian. Bayangkan kita
memberikan energy yang baik pada bagian yang sakit itu. Tanyakan pula apa yang
bisa kita bantu, untuk mengurangi sakit itu.
Namun apabila tubuh kita justru
terasa makin baik dan relaks, maka itu pertanda kalau tubuh kita dalam kondisi
yang nyaman.
Tahap KETIGA Meditasi : MEMBERI
PENGHARGAAN KEPADA tubuh
Sahabatku… Sebenarnya slama ini
kita telah bersikap kurang bijak kepada tubuh kita sendiri. Saat pikiran kita
sedang kusut, tanpa ampun kita membuat tubuh kita memahaminya. Padahal dimasa-masa
kekusutan kita itu, sebenarnya tubuh kita sedang berusaha sedemikian kuat untuk
tetap membuat kita seimbang.
Bagi tubuh kita, kepentingan
ditentukan oleh jumlah perhatian atau energi emosional yang kita berikan. Tubuh
kita akan selalu mematuhi kebutuhan kita dengan cara yang efisien ini. Semakin
kita menaruh perhatian, fokus dan rasa kebutuhan, maka semakin tubuh kita
pengerti kalau hal yang kita inginkan ini adalah sebuah kebutuhan yang harus
terpenuhi.
Kebutuhan adalah setingkat diatas
keinginan, dan tubuh kita sangat memahami perinsip ini. Contoh kecilnya, kita
tetap akan mengantuk, meski kita begitu ingin tidak mengantuk. Kita tetap akan
pergi ke kamar kecil, meski kita menahannya. Ini karena tubuh kita secara
sistematis terus membaca kebutuhan jasad kita.
Sama seperti kita, tubuh juga
menghargai penghargaan. Beberapa orang mungkin berpikir ini gila, tetapi ketika
kita mengatakan "Terima kasih" kepada tubuh, maka tubuh akan
cenderung melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita. Otomatis pikiran
kita pun akan menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan
tersungging begitu saja. Jadi mengertilah, kalau pujian dan terimakasih yang
tulus akan langsung menghasilkan efek yang lebih baik kepada keduanya.
Akhir kata sahabatku… Keterhubungan
itu adalah jalinan dalam keharmonisan yang mengharmoniskan. Kadang kita tidak
harus menunggu benar-benar harmonis baru menjalin. Kadang justru rusaknya
keharmonisan bisa menjadi awal jalinan yang lebih baik.
Apapun kondisinya, tetap
tujuannya adalah demi mengharmoniskan. Karena harmonis itu sudah pasti
seimbang, dan seimbang itu adalah keniscayaan.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
APAKAH MIND-BODY CONNECTION ITU NYATA?
September 18, 2020
Sahabatku… Tidak diragukan lagi
bahwa hubungan pikiran-tubuh itu nyata. Bagaimanapun manusia memandang dirinya
sekarang, tetap dirinya adalah wujud komponen-komponen yang menjadi satu dalam
keterhubungan.
Salah satu keterhubungan yang
kurang kita pahami adalah keterhubungan antara pikiran dan tubuh. Dimana pada
pergerakannya pikiran dan tubuh tidak pernah menjadi entitas yang berfungsi
secara terpisah, melainkan satu unit yang berfungsi.
Selamanya, manusia tidak akan
pernah menjadi makhluk individual bahkan didalam pikirannya sendiri. Karena keutuhan
diri kita adalah hasil dari keterhubungan yang senantiasa berlangsung.
Hanya saja bagaimana tubuh dan
pikiran saling terhubung tidak terjadi secara kebetulan begitu saja, ada rancangan
rumit yang bisa kita pelajari untuk kita ambil manfaatnya. Lalu apa saja
kira-kira bentuk hubungan antara pikiran dan tubuh?
1.
Pikiran
membuat otak berproses. Sementara otak memproses pikiran.
Di dalam otak,
pikiran dikenal sebagai energi yang menjadi sumber informasi yang mengaliri
seluruh bagiannya, lalu berkat aliran informasi dari pikiran ini otak
berproses. Aliran informasi dari pikiran menjadi sinyal listrik yang berjalan
melalui sistem saraf menuju otak yang kemudian memberi makna dan membuat
seluruh jasad kita merespons dengan melepaskan neurokimia dan mengirimkan
sinyal listrik antar neoron.
Tanpa adanya proses
diatas ini, maka akan dipastikan pikiran tidak akan pernah memiliki makna dan
arti apa-apa. Bahkan untuk memikirkan pikiranpun kita tidak akan mampu. Jadi,
hubungan antara pikiran dengan tubuh dimulai dari otak, lalu otak
menyebarkannya ke seluruh tubuh.
Ketika kita
menjalani hidup kita, sel-sel otak secara konstan menerima informasi tentang
lingkungan kita. Otak kemudian mencoba membuat representasi internal dunia
eksternal kita melalui perubahan kimia yang kompleks.
Misalnya, saat
seseorang tiba-tiba memikirkan kesedihan, maka tubuh akan merespon dengan
meramu hormone-hormone kesedihan. Karena tanpa tubuh yang meramu hormone kesedihan,
maka kita tidak akan memikirkan pikiran sedih. Dan ini hanya satu contoh dari ribuan
contoh lainnya.
Artinya? Tubuh
kita berubah tergantung bagaimana kita berhubungan dengannya. Jadi secara tidak
sadar kita memang berhubungan dengan seluruh sel-sel tubuh kita dan sistemnya
dengan bagaimana kita berpikir.
Apakah keterhubungan
pikiran dengan tubuh ini adalah koneksi yang rumit? Jawabannya pastilah iya,
bahkan kita bisa menghabiskan berpuluh-puluh lembar hanya untuk membahas
bagaimana otak melelepaskan neorotransmiter sesuai dengan kadar pikiran
seseorang. Dimana kadarnya selalu berdinamis sesuai dengan lavel kesadaran
seseorang. Hubungan ini benar-benar kesempurnaanNYA yang terbentuk!
2. KITA MAMPU MENGONTROL TUBUH DENGAN MENGONTROL
PIKIRAN
Dahulu manusia
menganggap pikiran sebagai pikiran dan tubuh sebagai tubuh. Sampai akhirnya
ilmu pengetahuan membuktikan kalau tubuh dan pikiran memiliki keterhubungan. Uniknya
keterhubungan ini bukan sekedar keterhubungan biasa, melainkan keterhubungan
yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Secara teknis
ini dibenarkan, karena neurotransmiter mengontrol hampir semua fungsi tubuh,
mulai dari perasaan bahagia hingga mengatur hormon hingga mengatasi stres. Oleh
karena itu, pikiran kita memengaruhi tubuh kita secara langsung karena tubuh
menafsirkan pesan yang datang dari otak untuk mempersiapkan kita menghadapi apa
pun yang diharapkan.
Misalnya,
penelitian menunjukkan bahwa stres psikologis memengaruhi tingkat katekolamin
kita, yang meliputi neurotransmiter dopamin, epinefrin, dan norepinefrin.
Perubahan neurokimia ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi bahaya. Namun,
peningkatan kronis katekolamin menekan sistem kekebalan, dan penekanan sistem
kekebalan meningkatkan risiko infeksi virus dan penyakit lainnya.
Jadi pada
prakteknya pikiran manusia memiliki pengaruh yang sangat besar untuk mengontrol
kesehatan tubuh kita sendiri. Begitu juga sebaliknya, apabila tubuh kita
terpaksa bermasalah, maka pikiran pun akan merasakan dampak besarnya.
Jujur mengontrol
tubuh agar tidak membawa pengaruh buruk kepada pikiran adalah jauh lebih mudah.
Pertanyaanya; mampukah kita mengontrol pikiran? Mampukah kita berdiri diantara
positif dan negativenya pikiran untuk menyeimbangkannya tanpa merusak tubuh
kita sendiri?
3.
Pikiran
membuat kecerdasan. Otak membuat pikiran cerdas.
Sahabatku… Hubungan
pikiran dan tubuh bisa menjadi kunci akses kita untuk membentuk kecerdasan yang
memakmurkan. Jadi bukan melulu keterhubungan ini tentang kesejahteraan jasad
dan jiwa, melainkan juga kesejahteraan semesta juga. Satu hal yang jarang
dibahas, meski kita mengakui kepentingannya.
Otak kita
sudah tersetting dengan cerdas untuk terus belajar-dan belajar dari segala
macam ilmu yang dikonsepkan oleh pikiran. Mulai dari hal-hal yang remeh seperti
menulis-membaca, sampai hal-hal yang besar seperti skill yang terasah. Tanpa
otak, pikiran tidak akan mungkin bisa membuat sebuah cetak biru dari segala
keterampilan yang dimilikinya.
Meski intinya
otak bisa belajar apa saja dan bisa terampil dalam hal apa saja. Namun pikiran
kita lah yang mempengaruhi seberapa terampil kecerdasan kita mampu terwujud.
Keterampilan
adalah neuoron yang saling terikat. Sekali neuron terikat berarti sekali kita
terampil untuk pertama kali. Berkali-kali neuron kita terikat, maka
berkali-kali kita mengasah keterampilan kita. Semakin diasah, ikatan neuron
semakin kuat dan kencang.
Itulah kenapa
muncul istilah practice makes perfect.
Butuh waktu bagi otak untuk benar-benar memiliki kemahiran untuk satu
keterampilan. Sementara kesadaran pikiran kita untuk terus belajarlah yang
membuat otak kita semakin trampil.
Jadi mulai
sekarang, jangan salahkan otak kita yang tidak bisa menjahit, salahkan diri
yang tidak mengajarinya menjahit. Percayalah dengan beberapa kali mencoba, kita
bahkan akan heran, bagaimana bisa otak kita belajar begitu cepat dan pintar.
Kita hanya harus belajar dengan cara yang tepat. Tingkatkan ketepatan pikiran
untuk mengasah keterampilan barunya setiap saat, dan jangan lupa berlatih.
Hal yang perlu
diingat, otak adalah budak pikiran, bagaimanapun pikiran itu kita tempatkan, maka
begitu pula-lah otak terus menerus mewujudkan pikiran kita.
Pikiran adalah
doa yang tidak pernah terucap, namun senantiasa terkabul. Pikiran adalah
bagaimana manusia hidup dan bagaimana hidup itu bagi manusia.
--------------------
Sahabatku… Sebenarnya masih
terlalu banyak hubungan ajaib antara pikiran dan otak. Disini cukup kita bahas tiga
hubungan saja dahulu. Tulisan ini akan menjadi panjang apabila diteruskan.
Tentunya masih ada dan banyak,
karena pada dasarnya segalanya adalah kesatuan yang terhubung untuk saling
memakmurkan. Tidak peduli seberapa dalam perbedaan yang tersaksikan. Pikiran
hanyalah energi yang mengaliri otak yang adalah materi fisik. Namun sebesar
apapun kita menyaksikan perbedaan keduanya, nyatanya mereka terus dihidupkan
untuk saling mempengaruhi.
Mind-body connection menjadi
tanda kecil bahwa Dzat Maha Pembuat memang tidak pernah membuat keterpisahan. Kesatuan
yang menyatu dalam perbedaan disebut harmonisasi, diri kita adalah contoh
harmonisasi kehidupan yang ter-abaikan. Kita sengaja mengabaikan pelajaran
berharga dari bagaimana perbedaan mampu menyatu harmonis menjadi diri kita
sendiri.
Sahabatku… Keharmonisan adalah
penyadaran bahwa kita adalah satu sumber dalam perbedaan. Kita adalah satu wujud
dalam kemakmuran. Kita adalah satu kesempunaan dalam kebersamaan. Tidak ada
garis yang memisahkan.
Pikiran dan tubuh ini memahami
hal besar ini, jauh sebelum kita memahaminya. Karena memang begitulah
seharusnya semesta memahami dirinya sendiri.
Dalam keheningan yang belum
paham, kita memang hanyalah keterhubungan semesta yang sedang belajar memahmi
dirinya sendiri. Tugas kita sekarang adalah memahami alur kesatuan keduanya
untuk mengharmoniskan keduanya.
Pertanyaannya akhirnya; Mampukan kita
melakukan harmonisasi ini dengan cara yang sederhana? Jawabannya adalah iya. Esok
kita akan belajar meditasi mind-brain connection untuk tetap menjaga
keseimbangan hubungan pikiran dan tubuh ini senantiasa harmonis.
Teruslah belajar sahabatku… Jangan
buru-buru untuk paham, nikmati terus keterhubungan diri dengan Dzat Maha
Mengajarkan. Pelajaran ini tidak akan pernah luput dariNYA. Dia Memang Dzat
yang Maha Meliputi.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com