EMPAT TRIK SEDERHANA AGAR GROUNDING LEBIH EFEKTIF




Secara teknis grounding atau earthing adalah terapi yang berfokus pada penyelarasan kembali energi listrik tubuh dengan menyambungkannya kembali ke bumi.

Kita ini sebenarnya adalah makhluk bioelektrik yang hidup di planet listrik. Jasad kita beroperasi secara elektrik. Semua sel yang membentuk jasad memancarkan beberapa frekuensi yang berjalan, misalnya, jantung, sistem kekebalan, otot, dan sistem saraf. Jadi hampir seluruhnya.

Sementara Bumi ini seperti baterai raksasa yang berisi muatan listrik alami dan halus — jenis energi khusus yang ada di dalam tanah sangat baik untuk diserap tubuh. Jadi antara kita dan Bumi itu tercipta hubungan special yang saling membutuhkan.

Penelitian ilmiah juga sudah menunjukkan bahwa tubuh dapat dilindungi dan ditolong untuk menjadi lebih baik saat kita tersambung kembali ke Bumi secara elektrik.

Bumi memiliki suplai elektron bebas yang tak terbatas, jadi ketika seseorang melakukan grounding, elektron tersebut secara alami mengalir antara bumi dan tubuh, mengurangi radikal bebas dan menghilangkan muatan listrik statis.

Grounding berguna untuk menenangkan diri saat stress, atau saat seseorang merasa kewalahan dengan emosi-emosi negatif yang membebaninya. Grounding juga terbukti mampu mengurangi kerusakan otot, meredakan nyeri, dan mencegah terjadinya peradangan di dalam tubuh, yang pada gilirannya mencegah gangguan kesehatan terkait peradangan.

Aktifitas grounding sendiri dapat dilakukan dengan cara yang sederhana seperti; Berjalan tanpa alas kaki, berbaring di tanah, berendam dalam air. Bisa dilakukan di alam terbuka atau sekedar di area taman rumah yang sempit.

Agar grounding atau earthing yang kita lakukan membawa hasil yang lebih efektik, maka ada beberapa trik sederhana yang bisa kita lakukan. Diantaranya adalah :

 

1# Sapalah Alam

Sahabatku… Menyapa alam itu bukan ide yang gila! Justru malah sebaliknya. Kadang kita lupa betapa terkoneksinya kita dengan alam. Grounding yang efektif itu bukan sekedar berjalan atau berdiri begitu saja di atas tanah tanpa alas kaki. Tetapi juga belajar untuk terhubung dengan alam tempat dimana kita berada lalu menyatu dengan bumi.

Alam disini sifatnya tidak terbatas, rumah Anda termasuk alam, kolam renang itu juga adalah alam, taman sempit dipojokan halaman rumah Anda juga adalah alam. Dimanapun kita berada, maka itulah alam kita dan seharusnya kita terhubung dengannya.

Tidak butuh cara yang aneh untuk menyapa alam. Cukup koneksikan hati dan pikiran untuk menyapa alam seperti kita menyapa seseorang. Sebarlah salam yang tulus, setulus apa yang alam berikan kepada kita.

 

2# Perhatikanlah Nafas

Memperhatikan nafas adalah dengan menjadi sadar pada pergerakan nafas itu sendiri. Kita jarang melakukan ini bukan? Bagi sebagian kita, memperhatikan napas yang otomatis adalah pekerjaan yang tidak terlalu penting. Namun sekali-kali lakukanlah. Minimal pada waktu melakukan grounding.

Tujuan dari memperhatikan nafas atau bernafas dengan sadar adalah untuk menjadi sepenuhnya hadir pada kondisi diri saat ini. Kebanyakan kita tidak hidup pada saat ini. Pikiran kita menerawang menuju masa depan, masa lalu atau memperhatikan hal lain yang bukan diri sendiri.

Padahal menjadi diri sendiri bisa membantu melepaskan kekhawatiran tentang masa lalu atau masa depan. Karena itu diharapkan dengan melakukan pernapasan sadar, maka akan membantu kita untuk masuk kedalam diri lebih mudah, dan bisa lebih bersyukur pada apa yang kita miliki sekarang.

Dengan rasa syukur yang terbangun otomatis akan lebih membantu mengurangi kecemasan, membantu mengatasi kelelahan, meredakan nyeri jenis tertentu, dan mengurangi pikiran negatif.

Itu karena bersyukur adalah pikiran positif yang mampu meledakkan kadar dopamin tinggi di otak?  Neuroscience telah menemukan hubungan antara pikiran positif dan aktivasi neurotransmitter tertentu. Jadi dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang disyukuri memaksa perubahan jasad ke fase yang lebih positif.

Rasa syukur yang dibangkitkan saat grounding akan lebih mampu merangsang lebih banyak neurotransmiter di otak kita, khususnya dopamin dan serotonin, yang meningkatkan perasaan bahagia, damai dan rasa cukup dengan diri sendiri.

 

3# Rangkullah diri

Sahabatku… Meskipun manusia tidak suka sendirian. Namun nyatanya kita masih sering sendirian dalam diri sendiri.

Grounding adalah moment yang tepat untuk kembali merangkul diri yang terabaikan. Cobalah untuk berkomunikasi kepada diri dengan bahasa dan kalimat yang baik.

Komunikasi itu seperti percakapan dua sahabat, di mana "mendengarkan" sama pentingnya dengan "berbicara". Jadi kita berkomunikasi kepada diri, bukan untuk memerintahnya, bukan untuk mengutuknya. Namun untuk mengenalnya lalu memahami kebutuhannya. Sehingga kita dengan diri kita bisa lebih saling merangkul lagi dalam keharmonisan.

Jadi hindari keluhan, ratapan dan bahasa yang menyudutkan diri. Jangan lupa juga ucapkanlah terimakasih untuk seluruh kinerja diri kita. Terimalah diri dengan apa adanya. Hargai apa yang sedang dia rasakan.

Sama seperti kita, tubuh juga menghargai penghargaan. Beberapa orang berpikir ini gila, tetapi ketika kita mengatakan "Terima kasih" kepada diri, maka diri akan cenderung melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita. Otomatis pikiran kita pun akan menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan tersungging begitu saja.

Jadi mengertilah sahabatku kalau pujian dan terimakasih yang tulus langsung menghasilkan efek yang lebih baik. Grounding pun akhirnya bisa menjadi lebih efektif hasilnya karena bumi mampu merespon elektromagnetik positif yang kita pancarkan.

4# Netralah!

Sahabatku… Seperti biasa, berhentilah mendefinisikan positif dan negatif. Maksudnya?

Bergeraklah sebagai semesta yang netral. Terimalah setiap hal negatif yang sedang kita bawa saat grounding. Jangan ditolak, tetapi terimalah. Karena begitulah cara kita melepaskannya, yaitu dengan menerimanya.

Ingat! Kita adalah semesta. Sementara semesta adalah kenetralan dalam keseimbangan. Grounding ini tidak akan pernah terlalu berhasil kalau kita masih memilih postif dan menolak negatif.

Sudah menjadi keniscayaan kalau positif tidak akan ada tanpa negatif. Jadi terimalah negatif yang sedang kita bawa. Karena pada saat kita menerimanya, justru negatif pun akan memudar dari tempatnya. Bergegas berubah menjadi positif yang menjadi semakin jelas.

Energi baru yang lebih segar pun akhirnya terbentuk dalam penerimaan yang tulus. Kita pun akan takjub, ternyata beginilah rasanya keseimbangan diri yang penuh dengan penerimaan tulus yang tidak merongrong keuntungan.

Akhir kata sahabatku…. Sudahkan Anda grounding hari ini? Kalau belum duduklah atau berdirilah ditempat Anda sekarang. Sapalah alamnya, perhatikan nafas itu, rangkullah diri itu, dan netralkanlah penilaian itu.

Kami ucapkan selamat grounding… Tidak ada yang aneh dari grounding atau earthing. Grounding hanyalah sedikit bukti kecil kalau kita dan Bumi adalah satu. Sebagai kesatuan memang sudah seharusnya kita saling memberi dan menerima.

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

#pesansemesta

Lebih baru Lebih lama