TIGA SIKAP YANG PASTI MENGHALANGI KESUKSESAN !

 


Setiap manusia menyimpan nilai kesuksesannya masing-masing. Kita memiliki naluri keberhasilan. Seperti sebuah keniscayaan yang menjadikan setiap diri menyimpan ambisi untuk terus menjadi pemimpin diri yang sempurna.

Sebuah ambisi yang wajar memang. Karena sejak awal kita memang hanya hidup untuk menjadi khalifah yang bermakna dan membawa makna. Jadi sangat wajar, kalau kita memiliki naluri untuk suatu kesempurnaan yang disebut kesukesan.

Sayangnya, kesuksesan bukanlah kesempurnaan. Melainkan hanyalah jalan-jalan kesalahan yang telah terpelajari dengan waras.  

Waras bukan kata yang kasar disini. Tentunya kita harus senantiasa mempersiapkan akal agar mampu menganalisa, untuk bisa memperbaiki keadaan. Karena kesuksesan, pada wajah yang sebenarnya adalah kegagalan yang berhasil diperbaiki.

Jadi, kalau saat ini kita masih merasa menyimpan tembok yang menghalangi diri dari kesuksesan. Maka caranya adalah dengan mengendalikan diri untuk menggeser penghalangnya.

Setiap manusia memilii naluri yang setiap naluri apapun itu selalu bisa dikendalikan. Pengendalian sendiri bisa datang dari dalam diri, bisa juga datang dari luar diri. Dari manapun arah pengendalian itu, tetap setiap manusia dianugerahi kesadaran yang mampu memilih. Termasuk memilih sikap.

Tentunya kita harus bersikap sangat waras, untuk memahami kalau ada beberapa sikap yang menghalangi seorang khalifah untuk memenuhi nalurinya untuk sukses dan memberi makna.

Mari kita membuka kewarasan akal untuk menganalisa. Jangan-jangan ada salah satu dari tiga sikap dibawah ini yang masih kita lakukan untuk terus tidak sengaja menghalangi kesuksesan.

 

SIKAP PERTAMA : MENGELUH

Sahabatku… Seberapa besar kadar keluhan kita? Mulai detik ini, jangan sampai kadarnya dibiarkan berlebihan sampai menghalangi diri dari kesuksesan yang seharusnya terbentuk.

Keluhan yang terlalu berlebihan akan mengikat diri untuk tidak memahami sebab akibat. Jelas ini berbahaya!

Setiap ronde kejadian dalam semesta selalu tentang sebab akibat. Kalau kita perhatikan perjalanan mereka yang telah berhasil makmur dan memakmurkan. Kita akan melihat pola ter-standar yang akan selalu ada.

Salah satu di antara pola itu adalah KEGIGIHAN. Dan siapa sangka, kalau dalam kegigihan itu tersimpan begitu banyak corak KELUHAN yang dengan sengaja diikat erat agar tidak menjadi keluhan.

Perhatikan MCDonald, Facebook, Tesla, Alibaba, Gojek. Cerita-cerita abad baru yang memiliki pola standar, yaitu KEGIGIHAN.

Bukan berarti mereka tidak memiliki alasan untuk mengeluh. Aset, status, pengakuan dan makna yang beri saat ini adalah berkat segala keluhan yang mereka redam.

Saat seseorang memilih gigih, maka dia akan meredam seluruh keluhannya. Dia akan mengecilkan volume keluhan untuk sebuah kata, yaitu pencapaian.

Begitulah adanya, saat seorang khalifah ingin mencapai ujung gunung tertinggi, maka dia tetap harus melalui dasar gunung yang terendah. Keluhan-keluhan yang berteriak hanya akan mengikat diri seorang khalifah untuk mencapai bentuk tertingginya.

Jadi sahabatku… Sudahkah kita meredam keluhan-keluhan itu, atau kita masih sengaja membiarkan volume keluhan itu mengaung bak singa lapar?

 

SIKAP KEDUA : MALAS BERPROSES

Kesuksesan seorang khalifah adalah hasil dari sebuah proses, begitu juga dengan kegagalannya.

Apapun yang kita pilih semuanya adalah hasil dari sebuah proses. Kita sudah mempelajari pentingnya proses dari awal kehidupan kita dimulai sampai detik keberadaan kita sekarang. Itulah kenapa berproses akan selalu menjadi anak tangga yang tidak bisa kita lewati.

Sayangnya meski kita paham, kita tidak selalu melakukannya. Perhatikan harapan-harapan kita akan kesuksesan saat ini! Bukankah semuanya hanya berisi hasil?

Anda mendambakan pengakuan, Anda mengharapkan financial freedom, Anda mengharapkan kedamaian. Apapun nilai kesuksesan manusia adalah tentang hasil.

Sukses itu hanyalah hasil sementara, dan untuk menuju hasil selalu ada satu kata yang tidak akan pernah terlewat, yaitu PROSES.

Jadi andaikan sukses itu adalah takdir setiap khalifah, maka tetap kita harus berlari menuju takdir itu sendiri. Seperti kita harus makan untuk menghilangkan lapar – harus minum untuk menghilangkan haus – harus berjalan untuk mencapai.

Kalau begitu sahabatku… Kalau kesuksesan itu adalah takdir. Maka seberapa kuat kita mau berlari menuju takdir itu sendiri? Pertanyaan jelasnya: Seberapa mau kita untuk berproses?

Seperti mengumpulkan uang 500 rupiah untuk menjadi 1 juta. Lama, tapi tetap akan terkumpul kalau prosesnya dilalui.

Jangan malas berproses, apalagi berhenti. Ingatlah untuk meredam keluhan. Karena sudah menjadi keniscayaan kalau dalam proses selalu ada positif dan negative.

Jangan biarkan diri terfokus pada hal negatifnya saja. Namun izinkan diri untuk terfokus pada hal-hal positif yang sudah diraih juga. Dengan begitu, proses kita akan menjadi manis. Bukan berarti pahitnya tidak ada. Namun kita hanya memilih untuk fokus dengan rasa manisnya saja dan bukan rasa pahitnya.

Tahu dimana harus meletakan fokus dalam berproses memang akan menjadi alasan sukses yang utama

 

SIKAP KETIGA : TIDAK FOKUS

Sahabatku… Dimana seorang khalifah mengarahkan penglihatan, maka disitulah energi akan terbentuk. Dengan syarat utama, yaitu fokus.

Jadi bisa saja, sukses masih menghalangi kita hari ini karena FOKUS – Kemanakah fokus itu kita hilangkan?

Sudah menjadi keniscayaan, kalau segala tindakan yang dilakukan dengan fokus pasti hasilnya jauh lebih cepat dan tepat.

Seperti sinar matahari dan sinar laser. Kita bisa memanfaatkan panas sinar matahari untuk menjemur dan mengeringkan. Tapi tidak untuk memotong. Sementara panas sinar laser mampu memotong benda, karena dia mampu memfokuskan panasnya hanya ke satu titik meski panasnya tidak se-dahsyat sinar matahari.

Begitu juga setelah kita menyusun dan merencanakan hal penting dalam hidup, maka langkah selanjutnya kita harus fokus di hal-hal itu sebelum berbelok ke hal penting lainnya. Fokus, fokus dan fokus!

Fokuslah selalu kepada satu goal sebelum membuat goal yang lainnya. Kita berhak membuat 1000 goal dalam hidup ini, namun ke setiap 1000 goal itu juga berhak mendapatkan satu kata dari kita, yaitu FOKUS.

Menjadi fokus memang bukan perkara mudah. Kita ini sangat mudah teralihkan, bahkan sebelum kita sampai dititik pencapaian.

Sahabatku… Saat fokus kita teralihkan, hanya kekuatan diri lah yang mampu mengingatkan. Kita manusia yang memiliki kekuatan memilih. Kita bebas memilih, apakah kita akan berjalan didalam labirin atau diluarnya. Setiap pilihan akan menentukan hasil.

Selalu ingatkan diri, bahwa kita sedang berjalan menuju pencapaian. Ada garis finish yang sedang menunggu untuk kita lewati.

Jadi, kesampingkan dulu pengganggu-pengganggu yang akan membuat fokus kita labil.

Mengamati orang lain, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, mendengar cerita sukses orang lain tanpa mengambil pelajaran, menakuti diri sendiri. Ini adalah salah satu diantara pengganggu yang sengaja kita hadirkan secara sadar untuk menggangu fokus kita sendiri.

Sahabatku… Faktnya untuk menuju keberhasilan kita tidak perlu membandingkan diri. Setiap khalifah memiliki tugas yang menjadi tujuan uniknya masing-masing. Cukup FOKUS lurus kedepan tanpa pernah menengok ke arah manapun. Lepaskan pandangan dari yang lain. Lurus saja, garis finish kita hanya ada didepan!

 

Akhir kata sahabatku… Detik ini kita adalah khalifah berbahagia yang sedang berjalan untuk membentuk, memperbaiki, dan memberi. Kesuksesan hanya tentang tiga aksi besar ini. Jadi memang sudah seharusnya seorang khalifah tidak mengeluh, tidak berhenti berproses dan tetap fokus.

 

Salam Semesta

Copyright © 2021 www.pesansemesta.com


 

Lebih baru Lebih lama