3 LANGKAH AGAR DIRI TERLEPAS DARI ZONA KEINGINAN



“Energy terbentuk dalam zona netral, bukan zona keinginan”

Mereka bilang hidup ini digerakan oleh keinginan. Kita boleh menganggap itu betul. Meski pada keniscayaannya keinginan tidak bisa menggerakan kehidupan.

Bukti sederhananya, cobalah berdiri di depan sepiring makanan saat lapar. Secara logika, pastinya Anda ingin memakannya karena Anda lapar bukan? Tapi apakah Anda akan memakannya dengan keinginan Anda, atau dengan kesadaran Anda yang berhasil menggerakan tangan untuk mengambil makanan dalam sepiring makanan itu dan menyuapnya?

Iya betul sahabatku…

Keinginan menjadi dasar bagi manusia untuk mau bertindak lalu memenuhi kebutuhannya. Tetapi keinginan tidak pernah menjadi penggerak yang alami. Kesadaran kitalah yang bertindak sebagai penggerak dan bukanlah keinginan kita.

Disinilah letak kemulian manusia dibuat. Dimana manusia dibuat untuk tidak menjadi budak keinginannya, melainkan pengendali keinginannya sendiri.

Dimana meski manusia memiliki insting keinginan yang kuat dalam dirinya. Tetapi tetap dirinya tidak diprogram untuk dikontrol oleh keinginanya sendiri. Melainkan justru untuk mengendalikan keinginannya agar dirinya tidak HANYA terperangkap dalam zona keinginan.

Kami sebut perangkap, karena zona keinginan adalah zona tidak netral seseorang. Dimana seseorang dengan sengaja menempatkan dirinya pada satu tempat yang belum dimilikinya. Bukan yang sudah dimilikinya.

Kalau kita berhasil menempatkan diri dalam zona tidak memiliki dan mempertahankan posisinya, maka itulah energy yang kita bentuk. Padahal sebenarnya kita mengharapkan bentuk yang sebaliknya bukan?

Disinilah pentingnya melepas diri dari ZONA keinginan. Karena rahasia agar keinginan terwjud sebenarnya sangat sederhana namun sangat powerfull. Rahasianya adalah, jangan hidup dalam zona keinginan. Tapi rubahlah keinginan itu menjadi ALASAN.

Kita harus ingat kalau manusia adalah makhluk energetis yang dibuat dengan keagungan dan kecukupan yang sempurna. Pada core yang sebenar-benarnya kita adalah energi netral semesta yang juga membentuk energi. Sementara sekali lagi, energy terbentuk dalam zona netral, bukan zona keinginan.

Energy terbentuk dalam zona netral berdasarkan hukum sebab-akibat. Jadi, kalau kita berhasil keluar dari zona keinginan untuk merubah segala keinginan menjadi sebuah sebab untuk akibat yang sesuai dengan keinginan, maka segala keinginan akan selalu terkabul.

Lalu, bagaimana caranya keluar dari zona keinginan? Ada 3 langkah untuk keluar dari zona keingainan :

Langkah Pertama : Menerima untuk mengendalikan

Saat keinginan muncul, maka terimalah. Jangan ditolak! Keluar dari zona keinginan bukan menutup segala keinginan. Tetapi mengendalikannya. Lalu, bagaimana cara mengendalikan keinginan?

Caranya sederhana, tapi jujur tidak semudah itu. Hal paling awal, imajinasikan segala keinginan itu secara detail. Benar-benar detail dan sangat detail. Jangan lewatkan satu apapun. Anda bisa mempraktekannya dengan cara apapun. Boleh ditulis, dirangkai, digambar. Apapun itu yang penting detailnya sangat jelas.

Setelah detail keinginan Anda jelas, maka Anda harus setuju untuk menjadi pengabul keinginan itu sendiri, dan inilah bagian yang tidak mudahnya itu.

Kebanyakan manusia terjebak dalam zona keinginan, karena tidak mau bersusah payah menjadi pengabul keinginan dirinya sendiri. Mereka berdalih, kalau pengabulan itu tugasnya Dzat Maha.

Padahal mereka hanya tidak mau bersusah payah. Meski Dzat Maha sendiri sudah berUjar tidak akan merubah kaum, kecuali kaum itu mau merubah dirinya sendiri. Tetap saja dalih itu digunakan, karena tidak mau memaksimalkan anugerahNYA.

Jadi pertanyaannya sahabatku… Mampukah kita menerima keinginan, membentuknya, lalu mengendalikan ego kita untuk bersusah payah?

Kalau jawabannya adalah, iya. Maka mari kita maju ke langkah kedua.

 

Langkah Kedua : Beraksi secara netral

Apa itu aksi netral? Aksi netral adalah aksi seseorang yang tidak mendikte hasil. Tetapi aksi seseorang yang hanya waskita pada aksinya untuk menerima akibatnya.

Disinilah posisi membentuk energy berlangsung. Dalam langkah kedua ini seseorang akan terus berproses-berproses-berproses untuk membentuk ALASAN agar keinginannya terwujud.

Dalam langkah ini seseorang akan memaksimalkan jasadnya, akalnya, waktunya, tenaganya untuk sebuah ALASAN. Dengan kata lain, seseorang sadar dengan segala perangkat yang sudah diamanahkan kepada dirinya sendiri.

Dalam posisi ini seseorang akan melihat dirinya sendiri tumbuh dan paham betapa berharga segala amanahNYA dalam diri ini.

Akhirnya seseorang akan merasakan kalau dalam setiap proses membentuk ALASAN selalu ada Dzat Maha yang terus membersamai. Dzat Maha lebih dekat dari urat nadi pun menjadi kalimat yang nyata!

Sehingga seseoarang itu bisa melangkah menju langkah ketiga.

 

Langkah Ketiga : Berbahagia

Sahabatku… Ini adalah langkah yang berharga, yaitu saat diri mampu merasakan kebahagian melihat dirinya berproses untuk sebuah ALASAN. Dimana keinginan itu tidak lagi menjadi keinginan, melainkan hanyalah sebuah AKIBAT yang sedang disaksikan untuk terwujud.

Dalam langkah ini bukan berarti Anda sedang nyaman tanpa merasa lelah. Pasti Anda sangat lelah… Tapi yang membedakan adalah, Anda paham kalau lelah adalah harga untuk sebuah ALASAN. Anda paham kalau lelah adalah rasa tunduk Anda kepada Dzat pemberi amanah. Anda juga paham, kalau lelah hanyalah gemblengan.

Jadi dalam langkah ketiga ini, lelah tidak lagi membuat Anda sengsara atau menyengsarakan. Dalam langkah ketiga ini Anda akan dipenuhi dengan kekuatan membentuk karena Anda telah berhasil melakukan langkah kedua, yaitu beraksi secara netral.

Pikirkan begini : Kalau Anda bisa membersamai Sang Pembentuk yang membentuk segalanya tentang Anda, tentang keinginan Anda, tentang kesadaran Anda. Maka apakah Anda akan kekurangan kekuatan? Resapi pelan-pelan sahabatku…

Percayalah … Ketiga langkah ini apabila dilakukan, maka akan mewujudkan segala keinginan secara ramah tanpa penyiksaan ego karena harus terjebak dalam zona keinginan. Anda akan menyadari, kalau pada malam yang begitu lelah, Anda masih bisa tersenyum dan merasa nyaman dengan segala keinginan, dan bukan malah sebaliknya.

Jujur saja butuh banyak waktu yang terlewati sebelum pelajaran ini bisa tertulis apa adanya. Namun kami tidak sedang berbagi kesempurnaan seorang penulis, kami hanya sedang membagi pelajaran semesta yang masih sedang dipelajari. Seorang pelajar hanyalah pelajar, dan itulah kami.

Akhir kata sahabatku… Semesta adalah kecukupan yang apa adanya. Artinya, apapun nilai yang kita tanamkan, selalu akan menjadi nilai kita. Ini sangat kuat sahabatku… maka itu berhati-hatilah! Karena kita telah lama meremehkan diri kita sendiri.

Kita meremehkan Dzat Maha yang sudah membentuk kita dengan bentuk yang sempurna.

Renungkanlah! Kalau kita adalah bentukNYA yang sempurna, maka apakah kita akan dibentuk untuk merintihi keinginan atau justru untuk mewujudkannya?

Kalau begitu, jangan meremehkan diri yang sedari awal diri ini sudah dipersiapkan untuk menjadi gerbangNYA yang MAHA Kaya, Maha Utuh, dan Maha cukup.

 

Salam Semesta

Copyright 2021 ©www.pesansemesta.com

Lebih baru Lebih lama