SEMESTA ITU BAIK, PATUHI SAJA JALANNYA

 


Sahabatku… Mematuhi jalan! Bukankah judul pelajaran kita kali ini begitu padat akan pertanyaan.

Pertanyaan pertama; Jalan seperti apa? Pertanyaan kedua; Mematuhi seperti apa?

Jalan itu artinya adalah sistem. Semesta ini adalah sekumpulan sistem terencana yang sistematis dan apik. Tidak ada kebetulan didalamnya. Karena bahkan hal kecil yang kita nilai kebetulana adalah sistematika terperinci yang sangat halus.

Anda boleh berkata kebetulan daun itu gugur menyentuh pipi Anda. Hanya saja, daun bisa gugur itu bukan kebetulan, melainkan sistem. Lalu saat mereka gugur dan turun kebawah itu juga adalah sistem. Dan juga kulit pipi Anda yang bisa merasakan daun itu juga adalah sistem yang rumit.

Dengan kata lain, kita bisa tenggelam dalam rumitnya sistem tatanan kehidupan hanya dengan hal sepele ini. Jadi, hal ini tidak sepele. Tetapi kita lah yang menyepelehkannya. Padahal dalam setiap sistem yang dipatuhi selalu akan ada kebaikan semesta didalamnya.

Contohnya, dalam tubuh kita sudah tersistem kalau tubuh membutuhkan hormone kortisol dalam kadar tertentu untuk membantu mengontrol tekanan darah, meningkatkan metabolisme glukosa tubuh, dan mengurangi peradangan. Dimana tingkat kortisol yang rendah dapat menyebabkan kelemahan, kelelahan, dan tekanan darah rendah.

Selama ini kortisol dikenal sebagai hormon stres karena perannya dalam respon stres tubuh. Tetapi kortisol lebih dari sekadar stres. Kortisol penting untuk kesehatan, tetapi terlalu banyak kortisol juga dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh dan menyebabkan sejumlah gejala yang tidak diinginkan.

Disinilah pentingnya mematuhi. Apabila kita mau mematuhi sebab akibat dari setiap sistem yang dibentuk oleh semesta. Maka kita akan mampu merasakan kebaikan semesta. Akhirnya diri mampu bersaksi kalau “Semesta yang dibentuk oleh Dzat Maha itu baik”.

Dengan kata lain, kita bersaksi kalau segalanya adalah kebaikanNYA. Bukankah gerbang pemahaman ini bisa menjadi pembawa kepada kebersaksian yang sesungguhnya.

Betapa sering kita mengharapkan kebaikan seakan-akan bentukNYA itu tidak baik. Betapa sering kita tidak mampu merasakan kebaikanNYA. Betapa sering kita meragu kalau segalanya adalah baik.

Padahal ini semua, hanya karena kita tidak bisa menjadi patuh. Namun bagaimana bisa mematuhi sistem yang baik, kalau sampai sekarang saja kita masih buta akan sistem-sistem itu? Jangankan paham, sekedar tahu saja mungkin belum.

Sahabatku… Kebaikan itu adalah nyata. Semesta tidak mungkin berbohong atau menutupi. Sebagai semesta kita sudah menjadi kebaikanNYA.  Karenanya, jadilah pelajar yang mau paham.

Untuk menjadi radar penyebar kebaikan kita harus patuh pada kebaikan asal. Sementara untuk patuh kita harus paham. Dan untuk paham kita harus kembali menjadi pelajar yang mau paham dengan belajar.

Akhir kata… Mari Belajar agar mampu menyaksikan kebaikanNYA yang terlihat. BersamaNYA kita akan terus belajar.

 

Salam Semesta

Copyright 2021 © www.pesansemesta.com

Lebih baru Lebih lama