PERKUATLAH KESADARAN




Dirimu pada dasarnya, adalah kesadaran tanpa bentuk.

Dirimu pada dasarnya, adalah netral tanpa penilaian.

Dirimu pada dasarnya, adalah fitrah penyebar kebaikan.

Tanpa disadari memang ego senantiasa menjauhkan diri dari dirinya sendiri.  Lalu jika kita membiarkan ego mengambil terlalu banyak kendali atas diri sendiri, tanpa kendali apapun dari kesadaran, maka diri menjadi sangat bergantung pada validasi eksternal.

Perhatikan saja, bukankah selama ini kita didikte habis-habisan untuk membuat lingkaran hidup yang sama dengan terlebih dahulu memperhatikan keluar, sebelum memperhatikan kedalam. Di sinilah permainan ego semakin berkibar.

Dikatakan semakin berkibar karena ego membutuhkan kehormatan untuk divalidasi. Tanpa disadari kita memang seakan selalu dipaksa melihat keluar dan mengagumi apapun yang diluar, seakan-akan yang diluar itu memang semengagumkan itu. 

Sampai-sampai kita lupa kalau apapun nilai yang kita lihat keluar, bukan karena nilainya seperti itu, melainkan karena kita telah memikirkannya demikian.  

Saat seseorang lupa kalau segala yang diluar bersumber dari yang dalam, pastinya hidupnya akan melelahkan penuh dengan kekecewaan, ketakutan, kebencian, keraguan, keserakahan berasal dari sini.


Sahabatku…

Diri ini ibarat bangunan, diri bisa membangun bangunan yang bagus, diri juga bisa membangun bangunan yang jelek. Tapi, baik itu bangunan bagus atau bangunan jelek sekalipun, tetap keduanya butuh pondasi yang kuat. Tanpa pondasi yang kuat, bahkan bangunan paling jelek sekalipun pastilah akan lebih mudah runtuh.

Pondasi diri itu adalah kesadaran. Saat kesadaran dikendalikan oleh ego, maka kesadaran akan rapuh. Beda halnya bila kesadaran yang mengendalikan ego, maka kesadaran pun akan menguat dan berubah menjadi pondasi yang kuat.

Saat kita membangun hidup pada pondasi (kesadaran) yang rapuh, maka segala apa yang dibangun itu tidak akan bertahan lebih lama. Pasti ada saja kurangnya, ada saja buruknya, dan ada saja tidak cukupnya. 

Ego palsu membiarkan Anda untuk terpusat pada pencapaian-pencapaian Anda, hanya dengan dasar pemenuhan rasa puas belaka. Berbeda dengan kesadaran yang senantiasa mendorong untuk kembali menjadi fitrah otentik Anda.


Salam Semesta

Lebih baru Lebih lama