Pelajari Emosi Diri







Kebanyakan kita ingin dimengerti secara emosional oleh orang lain. Tapi tidak mau belajar untuk mengerti emosi dirinya sendiri. Sebelum menjadi pemimpin. Maka kita harus tahu betul siapa diri kita. Khususnya yang berhubungan dengan emosi.

Kita harus tahu, hal-hal apa yang mempengaruhi emosi kita. Apa yang membuat diri sangat sensitif, dan ingin menangis. Apa yang membuat kita bisa begitu bersemangat, atau apa yang bisa membuat kita begitu terpuruk, merasa bosan, atau meledak marah. Ini juga adalah bagian dari mencintai diri. Bagaimana mungkin Anda mencintai sesuatu yang tidak Anda ketahui itu apa?

Selama beberapa tahun, saya belajar apa yang bisa merubah emosi saya. Akhirnya saya juga mengetahui penyebab-penyebab emosi saya, dan mulai mensetting bagaimana cara merespondnya. Kita tidak bertanggung jawab dengan apa yang terjadi dihidup ini. Tapi kita bertanggung jawab dengan apa yang kita respon. Bagaimana Anda meresponnya, itulah tanggung jawab Anda.

Setelah Anda belajar mengenal bagaimana emosi Anda muncul. Lalu Anda belajar bagaimana mempersiapkan respon apabila ada hal yang menyentuh emosi-emosi itu. Coba memikirkan apa dan bagaimana cara terbaik yang sesuai dengan diri Anda, untuk merespon tiap-tiap emosi itu. Jadi kalau sedih, harus seperti apa. Kalau marah, harus bersikap bagaimana. Kalau senang, harus seperti apa, dan seterusnya.
Ini Anda pikirkan secara sadar dengan menggunakan logika berpikir secara menyeluruh. Jadi, Anda ikut mempertimbangkan pula sebab-akibat dari tiap respon yang Anda tentukan.

Selama ini kita belajar merespon emosi tanpa kesadaran. Jadi kebanyakan kita secara tidak langsung belajar merespon dengan melihat keluar diri. Bukan menentukan dari dalam diri. Seorang anak belajar merespon emosi dari orang tuanya. Dia memperhatikan bagaimana orang tuanya saat marah, bahagia, memiliki masalah dan lainnya. Beranjak besar, dia mulai memperhatikan lingkungannya dan mulai mengamati pula bagaimana lingkungannya merespon emosi.

Tahun demi tahu berlalu, akhirnya respon-respon luar masuk kedalam alam bawah sadar dan menjadi pilihan pribadi dalam merespon emosi. Ini secara otomatis terjadi, karena memang  pribadi ini tidak pernah secara sadar memikirkan bagaimana seharusnya dia merespon emosinya sendiri.

Seorang anak yang tidak pernah melihat orang tuanya melempar pintu saat marah. Kemungkinan tidak akan melempar pintu saat marah. Begitu juga sebaliknya. Seorang anak yang selalu melihat orang tuanya bersikap positif dan bersemangat menjalani hidup. Kemungkinan besar akan tumbuh dengan sikap positif dan semangat.

Inilah gunanya kita mempelajari emosi diri. Dimana kita akan meneliti kembali secara sadar tentang bagaimana cara kita merespon dan mengelola emosi didalam diri. Kenyataannya tidak ada yang namanya emosi buruk, karena perasaan itu adalah energi. Energi hanya bervibrasi dan menarik frekuensi yang sesuai. Jadi, cara Anda merespon energi itulah yang bisa menghasilkan output nilai positif atau negatif.
 
Untuk mengerti ini secara detail, mari kita telaah dua cerita ayah dibawah ini. Kita sebut cerita Ayah A dan Ayah B.


Cerita Ayah A
Ayah pulang kantor dengan kondisi lelah, lalu dengan kelelahannya itu Ayah A berucap kepada ketiga anaknya “Jangan ganggu ayah, ayah cape kerja seharian cari uang buat kalian. Sekarang ayah cuma mau istirahat. Kalian jangan bersisik mainnya!”


Cerita Ayah B
Ayah B pulang kantor dengan kondisi lelah juga, lalu dengan kelelahannya itu Ayah B berucap kepada ketiga anaknya “Nak, Ayah cape banget pulang kantor, tapi Ayah tetep semangat cari uang buat kalian. Karena ayah sayang sama kalian. Ayo sini main sama ayah, tapi sambil pijitin ayah donk!”


Bisa kita perhatikan dengan jelas. Emosi Ayah A dan Ayah B sama, yaitu LELAH sehabis pulang kerja. Tapi perbedaan cara si ayah A dan B merespon rasa lelahnya lah yang menjadikan akhir ceritanya berbeda. Saya yakin Anda sudah bisa membayangkan bagaimana akhir cerita dari dua kejadian diatas, yang pertama berakhir negatif dan yang kedua berakhir positif.

Jadi yang terpenting bukan apa itu emosi-nya. Tapi bagaimana cara kita merespon emosi itulah yang terpenting. Intinya, kita memiliki kekuatan penuh untuk memilih bagaimana perasaan yang akan kita alami dengan memilih bagaimana cara kita meresponnya. Pancarkan selalu vibrasi positif, untuk mendatangkan feedback yang sama. Semesta tidak akan pernah salah menilai.


Salam Semesta


Copyright © www.pesansemesta.com

IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7
Lebih baru Lebih lama