Takdir dan Pilihan







Apa yang terjadi dihidup kita kemarin, hari ini dan esok adalah apa yang kita pilih. Entah apakah kita menyadarinya atau tidak, tapi apa yang terjadi pada kehidupan kita adalah sesuatu yang telah kita atur dan kehendaki sendiri. Tidak ada kebetulan. Ketidak teratuan yang terlihat, adalah keteraturan itu sendiri.

Berbicara mengenai pilihan-pilihan, akan sangat berhubungan dengan kata takdir. Apakah Anda percaya dengan takdir (ketetapan Tuhan)? Kami percaya dengan takdirNYA. Tapi apa yang akan di sampaikan semesta, kemungkinan besar berbeda dengan versi yang kita pikirkan selama ini.
Kita menganggap apa yang kita kerjakan hari ini adalah takdirNYA. Apa yang kita terima hari ini adalah takdirNYA. Apa yang kita rasakan dan kejadian apapun yang menimpa kita hari ini adalah takdirNYA.

Tidak! Itu bukanlah takdirNYA. Itu hanyalah pilihan-pilihan yang dengan sadar atau tidak sadar kita pilih sendiri. Hasil dari pilihan-pilihan itu adalah hukum sebab-akibat dari pilihan-pilihan itu sendiri. Hukum ini berlaku dimanapun, kapanpun dan bagi siapapun. Terlepas dari apapun label agama yang dia tempelkan. Ini merupakan sistem kehidupan yang telah dibuat olehNYA. Berjalan otomatis, sangat canggih, seimbang dan penuh keadilan.

Bukan berarti takdirNYA itu tidak ada. Takdir-NYA mutlak ada, tapi dengan pengertian yang berbeda. Saat kita mulai merencanakan untuk melakukan banyak aktifitas pada hari ini, lalu kita melakukannya. Maka, apa yang kita lakukan pada hari ini, tindakan-tindakan kita, adalah pilihan-pilihan kita sendiri. Ini secara sadar kita lakukan berbekal komponen-komponen yang telah DIA buatkkan untuk kita, yaitu jasad, jiwa lalu ditiupkannya ruh.

Sementara yang selama ini kita sebut dengan takdirNYA bukanlah seperti itu. TakdirNYA tidak akan mengikut sertakan manusia. TakdirNYA adalah kehendak mutlak, yaitu suatu kehendak yang tidak lagi bisa di berpikirkan oleh manusia itu sendiri, tidak bisa direncanakan oleh manusia, bukan sistem sebab akibat dan pasti terjadi tanpa kompromi, tanpa pilihan, bahkan tanpa keinginan oleh manusia itu sendiri. Inilah ketetapanNYA yang sebenarnya. Berdiri agung tanpa dikte-an manusia.

Tolong jangan diartikan secara salah. Selama ini kita berpikir, kalau kita hidup dengan pengendalian penuh. Iya betul, pengendalian itu hadir dari diri kita sendiri. Kita lah yang mengendalikan diri ini, meski tidak secara penuh, meski ketetapanNYA tetap berjalan dan alur Semesta tetap ada. Namun kita mendapat porsi besar untuk membentuk diri kita sendiri.

Berbicara tentang pilihan-pilihan, berarti kita sedang berada dalam posisi dimana kita memilih untuk bertindak. Bisa diartikan, bahwa pilihan-pilihan = tindakan-tindakan yang akan kita kerjakan. Jadi selama ini, apa yang kita yakini sebagai takdir ternyata hanyalah kumpulan dari tindakan-tindakan yang kita kehendaki. Termasuk apa yang kita pikirkan, rasakan dan impikan.

Intinya, kita selalu memilih mau bertindak seperti apa dan bagaimana, kitalah penentunya. Jadi hidup adalah kumpulan pilihan-pilihan yang berbuah menjadi tindakan-tindakan yang nantinya kita sendirilah yang bertanggung jawab atas hasilnya. Wujud akhir dari tindakan-tindakan kita, adalah hukum sebab-akibat. Karena secara sadar kita telah memilihnya, bukan Tuhan.

Kebenaran ini memang mengejutkan. Karena kita tidak menyadari ini dari dahulu. Mungkin saat ini Anda masih terkaget-kaget dan tidak percaya. Kita memang butuh waktu untuk berpikir dan menerima suatu pesan yang berbeda dengan dogma yang selama ini kita terima. Tapi ambillah sisi baiknya. Sisi baiknya sekarang kita telah mengingat kembali kekuatan manusia yang sebenarnya, yaitu kekuatan untuk memilih.

Mulai sekarang, segala dogma lama yang dahulu kita percaya sebagai takdirNYA itu tidak berlaku seperti itu. Semua itu hanyalah kumpulan pilihan-pilihan. Lalu apabila dipilih, tiap-tiap pilihan-pilihan itu menghasilkan hukum sebab-akibat.

Jadi, pilihan adalah tindakan yang dengan sengaja dan sadar kita pilih untuk lakukan. DIA menghadirkan semua pilihan-pilihan dan kita lah yang memilih sendiri. DIA tidak memilihkan, namun mengarahkan. Sementara yang disebut dengan TakdirNYA adalah kehendak serta ketetapan mutlakNya tanpa mengikut sertakan manusia itu sendiri.

SANG PENCIPTA telah memberikan seluruh komponen dan kesempurnaan kepada manusia agar mampu memilih pilihan. DIA hadir untuk membimbing kita, menuntun kita menuju kebenaran memilih, bukan untuk memilihkan. Karena itulah, kenapa kita harus menemukanNYA dan hidup bersamaNYA. Agar apapun yang kita pilih, kita memilih dengan kebenaran dan untuk kebenaran, berdasarkan bimbinganNYA, dan ini merupakan wujud  takdir yang sesungguhnya.


Salam Semesta

Copyright © www.pesansemesta.com


Lebih baru Lebih lama