3 Langkah Sebelum Memilih Pilihan









Ada waktunya, kita akan benar-benar harus memilih tanpa menengok ke arah manapun untuk bertanya, apakah pilihan kita benar atau salah. Jadi keharusannya adalah, bagaimana menjadikan diri kita sebagai penjawab utama, dan inilah arti dari memimpin diri yang sebenarnya. Jadi yang terpenting adalah membuat diri kita mampu memilih pilihan yang sesuai dengan diri sendiri.

Sebelum itu, pertanyaan supernya adalah : Bagaimana caranya kita me-mampukan diri memilih pilihan yang sesuai dengan diri sendiri?

Perlu digaris bawahi, bahwa yang terpenting adalah memilih pilihan yang sesuai dengan diri sendiri. Bukan memilih pilihan yang benar. Sekarang bukan perkara benar atau salah. Berbicara benar dan salah akan menjadi sangat subjektive, tergantung dimana kita meletakkannya dan dari sudut mana kita melihatnya. Jadi bukan lagi tentang benar atau salah nya pilihan itu. Karena didalam pilihan yang benar terdapat pelajaran, dan didalam pilihan yang salah juga terdapat pelajaran. Hidup adalah pelajaran, butuh kenetralan untuk menerima pelajarannya.

Kembali kepada cara memampukan diri memilih? Mau tidak mau, satu-satunya cara adalah dengan meng-upgrade diri. Mesin yang lebih canggih, akan menghasilkan output yang lebih bagus bukan? Begitu juga dengan diri, untuk membuat pilihan yang sesuai dengan diri, maka diri kita lah yang perlu di upgrade terlebih dahulu. Kita harus mau meng-upgrade cara kita memperhatikan, cara kita berpikir dan cara kita menentukan.

Apabila Anda merasa diri Anda sekarang belum mampu, maka kemampuan itu harus Anda pilih untuk hadir. Hidup adalah kumpulan pilihan, tugas manusia adalah memilih.

Ada tiga langkah paling esensial dalam memilih pilihan-pilihan. Jadi, berbekal ketiga langkah ini, diharapkan kita mampu memilih banyak pilihan-pilihan yang sesuai dengan diri sendiri :


1.      MEMPERHATIKAN
Memperhatikan pilihan secara spesifik, itulah yang kita maksud disini. Di fase awal ini, kita mulai memperhatikan pilihan-pilihan yang akan dipilih dari segala sudut pandang. Kita harus melakukan ini dengan kenetralan penuh. Kesampingkan dulu penilaian-penilaian negatif. Biarkan segala kemungkinan muncul, tanpa dihakimi terlebih dahulu. Cukup kita perhatikan saja segala kemungkinan itu.

Memperhatikan berbeda jauh dengan melihat. Saat melihat kita tidak bisa menyerap informasi apa-apa didalamnya, kita hanya meng-amini wujudnya saja. Berbeda saat memperhatikan, kita bukan hanya meng-amini wujudnya, namun juga esensinya, makna dibaliknya, hakikatnya, pengertian-pengertiannya, fungsi-fungsinya, problematikanya, artinya dan lain sebagainya. Dimana ini semua akan terlewat begitu saja, jika kita hanya melihat. Dengan kata lain, dengan memperhatikan kita bisa melihat wujud inti segala sesuatu, bukan sekedar wujud luarnya saja.

Contohnya; seperti melihat sebuah pohon atau memperhatikan sebuah pohon. Saat melihat sebuah pohon yang terlintas dimata Anda hanyalah sekumpulan warna hijau diatas segaris warna coklat, sudah itu saja. Saat Anda memperhatikan sebuah pohon yang terlihat dimata Anda adalah kesadaran atau pertanyaan. Oo ternyata daun pohon ini bentuk oval dan ujungnya sangat mengerucut. Oo ternyata disetiap batang daunnya terdapat paling sedikit 10 helai daun yang berbaris. Oo ternyata batang kayu ini tidak berwarna coklat utuh, melainkan gradasi antara warna hijau muda, coklat muda dan coklat tua. Kenapa Tuhan membuat pohon ini? Kenapa Tuhan membiarkannya tumbuh disini, ditempat yang sama sekali tidak ada yang bisa merawatnya? Oo tapi, meski tidak ada yang merawat ternyata pohon ini sangat kokoh.

Itulah bedanya melihat dan memperhatikan. Sudahkan Anda berkaca hari ini? Cobalah Anda berdiri didepan kaca besar itu lalu perhatikan diri sendiri. Apa yang Anda perhatikan dari cermin itu, itulah yang akan menentukan hidup Anda kedepannya. Cobalah Anda lakukan, sekali-kali. Kita sangat jarang memperhatikan diri sendiri secara detail bukan? Lakukanlah sesering mungkin. Bukan untuk mengagumi diri, tapi untuk mengingat kembali.

Garis besar dari memperhatikan adalah memperjelas. Bahwa sebelum mewujudkan keinginan, maka semua keinginan-keinginan harus diperjelas dahulu sebelum dipilih. Kejelasan ini akan dibutuhkan agar kita tidak salah memilih nantinya. Salah memilih artinya salah bertindak. Salah bagi siapa, salah bagi kita sendiri. Karena kita lah yang akan memananggung semua akibatnya. Sementara obat penawarnya, adalah melihat bahwa didalam kesalahan itu terdapat pelajaran yang bisa dipetik.


2.      BERPIKIR MENDALAM
Setelah memperhatikan tibalah saatnya pada memikirkan. Seumur hidup memang kita tidak pernah berhenti menggunakan otak. Otak kita terus menerus bekerja, siang dan malam, bahkan saat tidur atau melamun sekalipun, otak kita tetap bekerja. Tapi apakah otak kita terus menerus berpikir mendalam? Belumlah tentu.

Miri-mirip dengan memperhatikan, berpikir mendalam akan menghasilkan sebuah jawaban. Misi-misi itu disusun dengan berpikir secara mendalam. Solusi-solusi itu disusun dengan berpikir secara mendalam. Begitu juga dengan pilihan-pilihan. Kalau kita tidak pernah memikirkan secara mendalam pilihan-pilihan dalam hidup ini. Pasti kita sudah mensia-siakan segala-galanya.

Berpikir mendalam adalah memikirkan apa yang telah kita perhatikan. Proses berpikir mendalam itu tidak akan tercapai, bila otak kita tidak terhubung kepada kenetralan, melainkan masih terhubung kepada egonya. Jadi, ego tidak boleh mengambil alih diri kita. Tapi kita-lah yang mengendalikannya, bukan menahannya. Anda mengerti maksud kami bukan?


3.      MENENTUKAN
Yang sedang kita bahas disini adalah langkahnya. Langkah akhir dalam kita membuat keputusan adalah menentukan. Menentukan adalah memilih. Lebih tepatnya memilih pilihan-pilihan yang sudah diperhatikan dan diberpikirkan secara mendalam terlebih dahulu. Menentukan berbeda dengan menetapkan. Menetapkan adalah tugasnya Tuhan. Sementara menentukan, itu masih tugasnya manusia. Kita diberi akal pikiran untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. 

Sebenarnya seberapa sering kita menentukan sesuatu secara individu dalam hidup ini? Kalau dihitung sebenarnya hanya beberapa saja. Sangat beruntung mereka yang bisa hidup dengan memiliki kekuatan menentukan. Kami  sebut kekuatan adalah karena tiap kita memiliki belenggu untuk menentukan sesuatu, bahkan untuk hidup kita sendiri. Belenggu itu adalah nilai-nilai orang lain. Mereka yang masih memikirkan penilaian orang lain, selalu akan mentok dengan proses ini.

Proses dimana dia akan menentukan. Biasanya mereka akan terus menerus meminta pendapat dan peng-aminan dari individu-individu lain. Baik dengan cara bertanya, berkonsultasi, meminta komentar dan menanyakan penilaian individu lain. Lalu pada akhirnya dia tidak menentukan apa-apa, karena yang menentukan adalah individu-individu lain. Akhirnya dia hanyalah peng-amin dan pelaksana saja. Padahal dia sendirilah yang nantinya akan mempertanggung jawabkan dan merasakan segala konsekuensi pilihannya.

Kami tidak bilang bertanya, berkonsultasi, meminta komentar dan menanyakan penilaian adalah hal yang salah. Kita bebas melakukan itu semua, asalkan itu tidak mempengaruhi diri secara keseluruhan. Sehingga, nilai-nilai pribadi hilang, dan tergantikan oleh nilai-nilai orang lain. Kita tetap harus memikirkan kembali segala input yang diterima, lalu menyaringnya berdasarkan nilai-nilai diri sendiri.

Saya yakin kita sudah sangat mengerti maksud point menentukan ini. Yaitu, jadilah diri sendiri. Tentukanlah hidup kita sendiri. Ini hidup kita, bukan hidup bos, bukan hidup orang tua atau pasangan. Bahkan DIA pun memberikan kita kekuatan memilih, lalu apa yang mengganggu kita dari menentukan pilihan kita sendiri? Nilai-nilai kenormalan orang lain, itukah yang menghalangi? Mereka yang diluar diri kita pun memiliki kehidupan yang harus mereka jalani.

Masing-masing kita adalah pemimpin untuk diri-dirinya sendiri. Tugas seorang pemimpin adalah menentukan. Kita lah satu-satunya pemimpin bagi diri sendiri dibumi raya ini. Jangan jadikan penilaian orang lain sebagai pemimpin kita. Tentukanlah pilihan, karena murni kita memilihnya seperti itu.


Inilah tiga langkah yang akan kita pakai dalam memilih pilihan-pilihan. Intinya adalah, jadilah sadar dengan pilihan diri sendiri. Perhatikan pilihan-pilihan dalam hidup secara seksama. Lalu pikirkanlah secara mendalam setiap hal-hal yang diperhatikan. Tips terpenting yang tidak boleh diabaikan adalah, lakukan ketiga step ini secara netral.



Salam Semesta

Copyright © www.pesansemesta.com

IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7
Lebih baru Lebih lama