Pantaskan Diri Dengan Berpikir Positif









Apa yang sedang Anda harapkan : Keluarga yang harmonis, anak-anak yang pintar, rumah yang bagus, mobil baru, jodoh, kenaikan pangkat, kelancaran usaha, kesehatan, atau apapun itu. Apabila harapan Anda belum berwujud nyata, coba tanyakan satu hal sekarang “Sudah pantaskah aku menerima yang aku minta?” Karena DIA tidak memberi apa yang kita minta, DIA hanya memberi apa yang pantas kita terima. Jangan meminta! cukup pantaskan diri saja untuk menerima.

Lalu apa arti kepantasan itu sebenarnya dan bagaimana ? Bukankah kalau kita pantas kita tidak akan meminta lagi, justru karena kita tidak pantas makanya kita meminta Begitukah yang Anda pertanyakan saat ini sahabatku?

Sahabatku.. Perlu kita ketahui bersama, bahwa setiap pikiran adalah energi yang berfibrasi dan menarik frekuensi. Sama seperti bentuk awal semuanya yang adalah energi. Begitu juga dengan pikiran yang termasuk didalamnya segala macam permintaan.

Selama ini kita berdiri seperti mengerti betul apa yang kita minta kepadaNYA. Tapi betulkah kita memang benar-benar telah memantaskan diri untuk menerima apa yang kita minta? Ternyata, jangankan memantaskan diri secara keseluruhan. Bahkan untuk memantaskan pikiran kita untuk menerima pun, itu sebenarnya belum kita lakukan.

Memantaskan pikiran untuk menerima artinya berpikiran positif sesuai dengan terkabulnya permintaan. Bukan berpikir negatif yang bertolak belakang dengan permintaan.

Jujur ini merupakan sebuah seni berpikir yang harus dilatih. Karena otak kita selalu memproses dan dipenuhi pikiran-pikiran negatif yang bertolak belakang dengan permintaan kita sendiri.

Contohnya kecilnya seperti ini : Anggap hari ini kita ingin melakukan persentasi yang bagus dikantor. Tapi alih-alih memikirkan presentasi yang bagus, otak kita justru dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang bukan memikirkan diri kita telah melakukan presentasi yang bagus. Otak kita justru malah memikirkan sebaliknya. Dia berpikir bagaimana kalau presentasi kita kacau, bagaimana kalau ada data yang tidak sesuai, bagaimana kalau bos tidak suka, bagaimana kalau persentasi kita jadi bahan ejekan dan lain sebagainya. Akhirnya pikiran kita terfokus kepada sesuatu yang tidak kita inginkan, bukan yang kita inginkan. Dan ini merupakan awal dari bencana. Kenapa?

Karena pikiran kita itu seperti channel radio. Kita harus berhati-hati dengannya, caranya dengan menyamakan antara pikiran dan permintaan kita sendiri. Seperti Anda ingin mendengar lagu pop, tapi Anda malah memilih channel radio dangdut. Tentu kemungkinan Anda mendengar lagu pop di channel radio dangdut sangat kecil. Jadi Anda dengan sengaja mempersempit kesempatan Anda mendengar lagu pop, padahal lagu itu yang ingin Anda dengar. Kenapa Anda tidak memilih channel radio pop, malah channel radio dangdut?

Begitu juga dalam kehidupan nyata, yang sering kita lakukan adalah memilih frekuensi yang salah, dengan cara memancarkan fibrasi pikiran yang tidak sesuai dengan permintaan.

Kita ingin hubungan yang harmonis, namun didalam pikiran kita selalu memikirkan pasangan yang tidak setia dan suami atau istri yang tidak lagi mencintai kita. Padahal seharusnya kita memikirkan betapa Anda mencintai dan dicintai oleh suami atau istri Anda.

Kita ingin masalah selesai, tapi setiap hari kita hanya fokus memikirkan banyaknya kesulitan-kesulitan dari masalah itu, bukan solusi dan rasa keluar dari masalah itu.

Saat kita sakit, namun setiap hari-hari kita hanya dipenuhi dengan bayang-bayang sakit itu bukan bayang-bayang kesembuhan dan bukan rasa sehat yang berangsung-angsur datang.
Kita mengharapkan anak-anak cerdas yang manis dan sopan. Namun kita hanya fokus memikirkan betapa anak-anak kita sangat nakal, tidak bisa diatur dan susah belajar.

Dari contoh nyata diatas dapat kita simpulkan. Bahwa memang selama kita menginginkan sesuatu, kita selalu memikirkan hal-hal yang bertolak belakang dengan keinginan kita sendiri. Pikiran adalah energi yang menghasilkan fibrasi lalu menarik frekuensi. Jadi kalau yang Anda pikirkan adalah ketidaksetiaan, kesulitan, ketidak sembuhan. Maka hal-hal itulah yang Anda tarik masuk kedalam diri Anda. Tidak peduli apakah Anda menyadari hal ini atau tidak. Tidak peduli Anda menginginkannya atau tidak. Tapi beginilah memang hukum Semesta berjalan.

Akhirnya Anda jadi merasakan kehampaan didalam harapan-harapan Anda kepadaNYA. Anda merasa doa Anda sangat lamban dikabulkan. Anda merasa ketidak bahagiaan, Anda merasa masalah tidak selesai-selesai, Anda merasa penyakit tidak sembuh-sembuh. Lalu Anda mulai menyalahkanNYA, padahal ini adalah hasil dari pikiran Anda yang tidak memantaskan diri.

Karena itu sahabatku mulai sekarang pantaskan pikiran Anda untuk menerima keinginannya dengan mulai membiasakan diri ber-positif thinking. Berpikir positif adalah akar dari percepatan keinginan. Saat Anda ragu, maka pikirkanlah kepercayaan. Saat Anda tertimpa masalah, maka pikirkan solusi. Saat Anda sakit, maka pikirkan kesembuhan. Cukup dengan memikirkan saja, nanti Semesta yang akan mencarikan jalan-jalan keluarNYA untuk Anda.

Itulah kenapa disebut, bahwa pikiran merupakan gerbang awal dari kemusnahan dan keajaiban. Untuk memilih keajaiban cukup dengan bepikir positif. Manusia akan sulit berpikir positif apabila mereka masih merasa mengontrol segalanya. Adakalanya kita memang harus beristirahat, menarik nafas panjang dan berserah diri secara total kepadaNYA sambil terus melakukan aksi-aksi positif.


Salam Semesta


Copyright © www.PesanSemesta.com

IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7
Lebih baru Lebih lama