PesanNYA Untuk Para Suami Bijaksana









Sore itu dibawah atap rumah terlihat seorang wanita sedang berdiri diantara kedua anaknya yang sedang berkelahi. Di satu sisi tangannya dia harus buru-buru membalas pesan yang masuk dari pelanggannya yang sedang complain. Satu sisi matanya lagi sedikit melirik ke cucian yang menumpuk diujung koridor dan rumah yang luluh lantah berantakan. Dia juga masih sempat mengintip ke atas meja makan yang masih kosong.

Setelah berhasil menyelesaikan konflik saudara yang berlangsung dan konflik external dengan pelanggannya, dia lanjut berputar-putar sekeliling rumah, hebatnya dalam hitungan menit rumah yang tadinya seperti habis diserang monster ganas bisa kembali ke bentuk semula. Bersih, wangi dan tertata rapih.

Sekilas dia mengintip kedua anaknya yang sudah berdamai, mengambil nafas senang sambil membuka kulkas. Seperti kalkulator canggih, dari hanya melihat apa yang tersedia di dalam kulkas, dia bisa mengkalkulasi dan mengambil keputusan tentang apa yang akan terhidang diatas meja makan untuk suami dan kedua anaknya. Srenk.. srenk.. srenk.. trink… Seperti mantra ajaib makanan super lezat terhidang diatas meja.

Dia kembali melihat jam, baiklah masih ada sisa waktu sebelum suaminya pulang. Diraihnya cucian-cucian baju yang menumpuk itu dan tidak sampai dua puluh menit sebelum suaminya pulang cucian-cucian itu sudah tersusun rapi dilemari.

Lalu suaminya pulang… Suaminya sekilas menatap istrinya dengan lelah. Tampilan yang begitu membosankan dimatanya. Rambut yang terkonde, wajah lelah yang berminyak, sama sekali tidak wangi, hanya bau keringat dan asap dapur. Perempuan itu mencoba tersenyum melihat tatapan suaminya, dia tidak tahu apa isi pikiran suaminya, baginya mungkin suaminya sangat lelah dikantor. Tidak mau terlalu menggangu suaminya dia berkata “Ayo makan kamu pasti lapar”. Mendengar kalimat itu suaminya hanya mengangguk, baginya itu hanya sebaris kalimat biasa, yang selalu diucapkan istrinya sepulang kantor.

Setelah mandi dan berpakaian, suaminya duduk didepan meja makan. Sementara istrinya sedang sibuk bolak-balik menyuapi kedua anak mereka. Seusai suaminya makan, istrinya ternyata baru keluar dari kamar dengan wujud aslinya. Rambutnya tersisir rapi, wajah kelimisnya hilang, dan badannya wangi. Tampilan yang diinginkan suaminya pada awal dia disambut pulang kantor. Tanpa sadar suaminya berkata “Begini donk mah, cantik…” Mendengar pujian suaminya, bukannya bahagia istrinya malah melempar bantal dan berlari menuju kamar, menangis.

Andai tangisan itu mampu berbicara, maka mungkin suaminya mampu mengerti ketidak adilan yang berlangsung. Tapi sayangnya tangisan itu tidak bisa berbicara, maka biarkan kami yang berbicara. Maka dengarkanlah pesan kami untuk semua laki-laki dan perempuan.

Pesan ini hanya ingin mengingatkan kalian bahwa kalian adalah sama. SANG PENGHIDUP menghidupkan Anda sama, hak dan kewajiban Anda sama. SANG PENGHIDUP tidak pernah membuat undang-undang bahwa seorang perempuan harus melakukan apa yang dilakukannya sekarang. Atau juga seorang laki-laki harus melakukan apa yang dilakukannya sekarang. Jadi, apa yang berlangsung sekarang hanyalah budaya yang dibuat manusia, bukan apa yang DIA buat untuk kalian.

Pada wujud asli, kalian berdua adalah sama. Kalian sama makhlukNYA. Kalian semua memiliki hak yang sama dariNYA. Dan kalian semua berkawijaban untuk memimpin dan memakmurkan diatas semestaNYA.

DIA tidak menciptakan diskriminisasi. Laki-laki lebih kuat dari perempuan hanyalah selogan ego yang dengan sengaja dikoar-koarkan selama puluhan generasi untuk meruntuhkan umat manusia itu sendiri.

Satu-satunya alasan kaum perempuan di kerdilkan adalah, karena seorang perempuan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki dan kaum laki-laki juga memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh kaum perempuan. Andaikan kekuatan ini menyatu dan tersempurnakan. Maka bumi akan menjadi tempat yang sangat sempurna untuk manusia. Sayangnya kita memang sengaja dimundurkan.

Sahabatku… Pada awal penciptaanNYA laki-laki dan perempuan adalah wujud keharmonisan yang saling menyeimbangkan. Sekali lagi tulisan ini bukan gerakan feminisme, tapi ini adalah gerakan kembali ke wujud awal yang diciptakan SANG PENGHIDUP. Dimana SANG PENGHIDUP tidak melihat itu laki-laki atau itu perempuan. Setiap kalian memiliki hak dan kewajian yang sama diatas Semesta raya ini.  

Jadi sahabatku… Istri Anda yang sedang melakukan seluruh pekerjaan rumahnya untuk Anda, tidak melakukan itu semua karena SANG PENGHIDUP menciptakan perempuan untuk itu, bukan! Dia terpaksa melakukan itu karena puluhan generasi mereka sengaja membentuk perempuan seperti itu.

Jadi sahabatku… Ingatkan ini kepada istri Anda : Bahwa dia memiliki hak untuk terus belajar, dia memiliki hak untuk spiritualitasnya, dia memiliki hak untuk memakmurkan, dan dia juga memiliki hak untuk membangun serta mewujudkan mimpinya.

Sahabatku… Anda adalah suami yang bijaksana dan istri Anda sangat mulia dan tulus melakukan seluruh kewajibannya untuk laki-laki se-bijaksana Anda. Mohon jangan lupa untuk mengingatkan istri Anda tentang hak dariNYA yang harus dia terima, karena ini adalah pesanNYA.

Sahabatku… Percayalah! Hanya suami bijaksana yang mampu mengingatkan hak istrinya, dan Andalah suami bijaksana itu sahabatku…

Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com
IG : @pesansemesta.ig   -  FB: pesansemesta.7
Lebih baru Lebih lama