Mensyukuri Proses










Sahabatku… Mensyukuri proses bukan dengan mengucapkan terimakasih pada proses. Tapi dengan berproses. Berporses adalah sebuah pilihan. Seperti apa kita ingin terbentuk dan berharga akan tergantung dari seberapa kuat kita memilih berproses. Bahkan emas menjadi berharga karena dia mau berproses. Tapi mana yang lebih berharga emas atau berlian? Jelas berlian jauh lebih berharga dibanding emas. Tapi janga lupa, kalau berlian asli membutuhkan waktu berproses selama jutaan tahun untuk terbentuk. Itulah alasan utama berlian begitu mahal, indah, dan tidak bisa dihancurkan.

Hujan yang tiba-tiba turun pun, tidak turun begitu saja tanpa terlebih dahulu berproses. Bagi kita itu tiba-tiba hujan, tapi kalau kita mengerti, dari sebuah kejadian yang tiba-tiba itu, terurai kumpulan proses yang terstruktur. Begitu juga dengan diri Anda yang sekarang, diri Anda adalah uraian dari sebuah kumpulan proses yang Anda bangun sendiri. Anda bangun dari hasil berproses Anda.

Apabila sekarang Anda melihat orang lain tiba-tiba lebih kaya, tiba-tiba lebih terkenal, tiba-tiba lebih berprestasi. Maka janganlah memandang mereka dengan pandangan iri. Itu adalah hasil dari pilihan berproses mereka. Hilangkan iri dan cukup tanyakan kedalam diri “Lalu mana proses saya?”

Sahabatku… DIA selalu memberikan proses melalui harapan-harapan kita. Cuma saja kita hanya fokus kepada harapan-harapan, namun menghiraukan diri untuk berproses. Harapan adalah proses yang terstruktur. Jadi apabila mau mewujudkan harapan, maka berproses-lah. Ketika kita mulai berproses, maka disitulah kita sedang mewujudkan harapan. Inilah doa kita yang terkabul. Jangan tolak pengabulan doa dengan tidak berproses. Menolak berproses berarti menolak diri dari pengabulan doa sendiri.

Seseorang yang lupa akan hal ini, maka dia akan duduk, menengadahkan tangan sambil menangis dari siang sampai malam, agar harapannya terkabul. Dia lupa kalau harapannya sendiri adalah proses terstruktur yang hanya membutuhkannya untuk segera berproses. Akhirnya dia tidak pernah merasakan pengabulan doa apa-apa dariNYA. Karena memang dia tidak memilih untuk berproses. Padahal doa itu sudah jauh terkabul, sebelum doa itu dipanjatkan.

DIA bukan hanya SANG MAHA PENGABUL DOA tapi DIA adalah SANG MAHA MENGETAHUI. Sebelum harapan memancar dalam frekuensi. Harapan adalah energy yang bervibrasi. Tidak ada vibrasi atau pun frekuensi apa pun yang luput dariNYA. Jadi sebelum kita membuat sebuah harapan, DIA sudah mengetahui harapan itu. Bahkan membiarkan kita membuat harapan itu. Lalu membuatkan kita proses tersturktur itu dan membuat kita berproses didalamnya.

Jadi hal apa yang bisa membuktikan kalau DIA tidak mengabulkan doa-doa itu? Tidak terkabulnya doa adalah murni tentang manusia bukan tentang DIA. Tentang kita yang memilih untuk tidak berproses, melainkan hanya terus menerus mengulang-ngulang harapan dalam bentuk lafaz doa, bukan aksi.

Sahabatku… Tidak ada gunanya kita terus menerus melafalkan doa, tapi terus saja sengaja menghindarkan diri untuk berproses. Atom unsur tidak akan pernah menjadi berlian kalau tidak mau berproses. Cukup satu kali saja kita berdoa. Selebihnya biarkan diri kita menjadi doa itu. Artinya; bawalah doa-doa itu dalam aksi-aksi kita. 

Mensyukuri proses adalah dengan berproses. Bahkan kumpulan atom unsur butuh jutaan tahun dalam berproses hanya untuk membentuk sebutir berlian. Jadi ketahuilah, bagi Anda yang sedang berproses, harap mengerti bahwa berproses adalah perjalanan. Wujud harapan-harapan Anda bukan pada akhir perjalanan itu, melainkan pada perjalanan itu sendiri. Karenanya jangan pernah berhenti berproses.

Seorang bocah berharap bisa menerbangkan pesawat diatas langit. Apakah DIA tidak mendengar harapannya? Bagaimana tidak mendengar kalau DIA memberinya sebuah proses panjang agar dia berproses. Berproses hanya meminta kita untuk menerima kepantasan. Seorang bocah umur 7 tahun tentu jauh dari kata pantas menerbangkan pesawat. Tapi itu bukan harapan kosong yang mustahil apabila dia terus berproses.

Jangan pernah meragukan sebuah harapan dengan berkata harapan itu kosong. Tidak ada harapan kosong, selama kita masih mencurahkan waktu dan energi untuk terus berproses. Itu hanya karena harapan adalah proses yang terstruktur. Makanya setiap harapan butuh menerima sebuah kepantasan dalam perwujudannya. Berproses adalah jalan untuk meraih kepantasan.

Saat berproses sebongkah batu tidak pernah tahu kalau jutaan tahun kemudian dia akan menjadi seberharga berlian. Batu itu hanya berproses dan terus berproses, tanpa sedikit pun mengetahui ternyata dia akan menjadi sebegitu pantas untuk menjadi berharga. Pahamilah dan tidak akan ada kata lain saat berproses selain kebahagiaan.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

Lebih baru Lebih lama