6 CIRI EGO YANG TER-HACK



Setiap molekul air terbentuk dari penggabungan dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Tidak lebih dan tidak kurang. SANG PENCIPTA hanya memberikan satu atom oksigen dan tidak melebihkannya. Apabila kita dengan sengaja merubah struktur atom air, maka air tidak akan menjadi air.

Hal ini mengingatkan kita bahwa segala dalam hidup ini memiliki takaran. Begitu pun juga dengan ego manusia. Ego kita pun memiliki takaran. Saat kita melebihi takarannya, maka struktur kita akan berubah, keseimbangan tidak terjadi, akhirnya manfaat dari ego tidak terasa baik, justru memusnahkan. Inilah ego yang ter-hack.

Hal pertama untuk mengembalikan kedamaian diri adalah dengan mengembalikan takaran ego kita pada angka yang seharusnya. Sehingga kita kembali kepada struktur asal, kepada keseimbangan asli, lalu ego pun akan berdamai dan memberi kedamaian sebagaimana fungsi awalnya dibuatkan untuk manusia. Karena pada lapisan takdir yang sesungguhnya ego dibuat bukan untuk menyakiti, melainkan untuk melindungi manusia.

Kalau diumpamakan ego itu awalnya terkode seperti air. Sama seperti air, tawar, jernih, dan bening. Dibuat sesuai kebutuhan manusia. Tapi air juga netral dan bisa menyatu dengan apa saja untuk berubah.

Begitu juga dengan ego saat dia sudah menyatu dengan ego yang lain, maka ego berubah – ego terhack. Sayangnya 98.9% manusia tidak sadar kalau egonya telah terhack. Kita merasa ego yang terus merong-rong itu adalah ego kita yang sebenarnya, namun tidaklah demikian.
Ego tidaklah dibuat untuk menyusahkan manusia. Apabila manusia sudah mulai kesusahan dengan egonya, berarti itu adalah pertanda bagi kita untuk kembali memurnikan ego. Memurnikan ego artinya mengembalikan kode-kode kita yang telah terhack sehingga ego kita kembali menjadi ego murni. 

Ego murni adalah ego jernih tanpa hacking apapun, ego semesta begitulah kami menyebutnya. Ego semesta adalah satu juta bundel kode pemrograman awal yang dibuat jernih, bersih, bening untuk manusia. Tidak ada sedikit pun kesalahan dalam ego semesta. Jelas DZAT MAHA tidak akan pernah salah membuat atau memberi. Segala takaran pastinya sudah pas dan sesuai.

Apabila sekarang ego menjadi suatu masalah bagi manusia, itu hanya karena ego manusia telah terhack. Hidup adalah lingkaran sebab dan akibat. Manusia sering dengan sengaja melakukan sebab-sebab yang menjauhkannya dari takdirnya sendiri. Padahal manusia memang sudah ditakdirkan menjadi fitrah ego yang murni.

Jadi kita memang harus melakukan langkah-langkah pemurnian kembali. Langkah pertama kita sebelum memurnikan ego adalah menyadari diri dulu kalau ego telah terhack.
Kami menghadirkan 6 ciri-ciri ego yang ter-hack. Pengetahuan kita akan ciri-ciri ini akan menjadi tolak ukur kita dalam menilai diri sendiri untuk memperbaiki diri sendiri. Setiap semesta memiliki kesadaran dan kemampuan untuk memperbaiki semestanya sendiri. Pengetahuan adalah dasar dari segala kesadaran dan kemampuan.


1# Ego berada di atas akal:
Ego berada diatas akal adalah saat ego sudah mulai mengabaikan akal. Ego adalah dorongan pemenuhan, tanpa akal.


2# Ego menjadi keran bocor:
 Manusia mulai menjadi budak ego. Seperti keran bocor, Kita harus mencari wadah yang banyak untuk menampung segalanya. Tidak terkendali. Akhirnya Kita menjadi budak dari pemenuhan ego-ego Kita.


3# Ego menghilangkan identitas:
Identitas manusia bukannya ego, melainkan kesadaran. Kesadaran manusia akan dirinya sendiri. Ego yang terhack akan menghilang kan identitas atau kesadaran manusia itu sendiri. Manusia tidak lagi menjadi manusia. Karena itu ada istilah manusia iblis. Bukan berarti ego manusianya yang salah. Tapi manusiannya yang membiarkan kesadarannya terhack, sehingga ego menghilang kan identitasnnya. Contohnya seseorang yang sudah tidak lagi menggunakan akal untuk men-filter egonya, maka egonya akan menjadi keran bocor. Dia akan terus menerus menampung egonya, sampai orang itu mulai kehilangan kesadaran diri yang sebenarnya, yang ada di dalam kesadaran diri hanyalah, bagaimana agar goal (rasa pemenuhan ego) terpenuhi. Dari sinilah muncul ciri yang ke -empat.


4# Ego menjadi keburukan bagi diluar dirinya:
Apabila ke-tiga  ciri di atas sudah dimiliki oleh manusia, maka manusia tinggal menunggu yang keempat, yaitu ego menjadi keburukan bagi yang diluar dirinya. Lingkungan mulai merasakan efek negatif dari egonya. Misal seorang perokok, yang menjadikan lingkungannya perokok pasif. Ini adalah ciri ke empat.


5# Ego memanipulasi keburukan:
Ego memanipulasi keburukan yang diluar dirinya dengan kata-kata. Ini baik bagi saya, akhirnya manusia lupa kalau mereka adalah semesta. Manusia mulai berpikir ini adalah kebaikan baginya dan manusia mulai menghiraukan keburukan yang dirasakan oleh yang di luar dirinya. Contoh ringan, membuang sampah di laut. Mengambil terumbu karang, menjual binatang. Ego manusia memanipulasi keburukan yang dirasakan oleh korban. Menjadi kebaikan bagi diri.


6# Ego menjadikan diri egois:
Ciri terakhir dari nomor lima hanya akan menjadikan ciri keenam menjadi nyata. Manusia hanya peduli dengan dirinya sendiri, tanpa mempedulikan sesama. Manusia menjadi egosentris. Mementingkan diri, keluarga dan kelompoknya. Kepedulian sesama hanya akan menjadi sesuatu yang menguntungkan baginya. Begitu juga saat berhadapan dengan SANG MAHA dia menuntut apa yang bagi dirinya. Selalu tentang dirinya, baginya, dan untuknya segala yang menyenangkan, menguntungkan, tanpa mempedulikan orang lain.


Sahabatku… 1-6 adalah sebuah proses. Dimanakah kita berada?

Sampai dimana-kah ego kita berhasil ter-hack. Ingat bukan ego yang meng-hack diri Kita. Ego itu ibarat air yang dibutuhkan untuk menghilang kan haus. Tidak ada yang buruk dari ego. Sistem operasi manusia adalah kesempurnaan dan kebaikan buat manusia itu sendiri.
Bagaimana ego kita ter-hack bukan suratan takdir melainkan aliran sebab akibat yang mengalir dalam beberapa masa. Lalu apa itu atau siapa itu yang meng-hack ego manusia? Kita akan membahas ini lebih lanjut pada kesempatan berikutnya.

Akhir kata sahabatku… Kalau berdiri didalam ujung lorong tanpa cahaya adalah menakutkan. Maka berdiri diatas diri yang tidak mengenal dirinya justru lebih menakutkan. Tidak ada hal yang lebih menakutkan dari diri yang tidak mengenal dirinya sendiri.

Ego adalah bagian diri yang tidak akan pernah terhapus, namun hanya bisa terkendalikan. Kita butuh ilmu untuk mengendalikannya. Dimulai dari pengetahuan menuju aksi dalam pemahaman. Teruslah melangkah dan belajar bersamaNYA.

Salam Semesta

Copyright 2019 © www.PesanSemesta.com

#pesansemesta


Lebih baru Lebih lama