MENGENDALIKAN IMUNITAS TUBUH MELAWAN VIRUS CORONA DENGAN MULAI MEMBANGUN OTAK SPIRITUAL



Sahabatku… Tulisan ini bukan tentang obat tapi tentang pencegahan. Dimana kami mengajak kita semua untuk melakukan salah satu aktifitas pencegahan yang belum terlambat untuk kita lakukan sekarang. Bagaimanapun juga kita tetap harus berusaha melakukan sebab terbaik untuk akibat terbaik. Sementara meningkatkan imunitas tubuh adalah jawaban dari melawan virus, termasuk virus corona.

Fakta yang harus diketahui tentang imunitas yang berlangsung didalam jasad kita sekarang adalah bahwa: Neuron menggunakan sistem kabel sel yang cepat, sedangkan sistem kekebalan menggunakan jenis komunikasi nirkabel. Artinya? Otak dan kekebalan tidak bisa dipisahkan. Hampir setiap kegiatan memanfaatkan keduanya.

Otak berinteraksi dengan sistem limfatik tubuh untuk membantu menangkis penyakit dan meningkatkan kekebalan terhadap mikroba dan virus.

Sistem limfatik sendiri adalah sistem organ pada vertebrata yang merupakan bagian dari sistem sirkulasi dan sistem kekebalan tubuh (kumpulan sel imun). Sampai beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan percaya bahwa sistem limfatik ini berdiri secara independen, namun ini tidak benar lagi.
Telah terbukti kalau neuron (otak) dan sel imun bekerja bersama untuk mengidentifikasi musuh, dan mereka bekerja lebih erat bersama daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk menentukan ‘sikap’ terhadap musuh yang teridentifikasi.

Jadi berbicara tentang imunitas melawan bakteri dan virus bukan tentang sekedar mencuci tangan, memakai masker, atau satu botol obat vitamin tapi juga tentang jaringan otak. Dua kapsul vitamin yang kita minum hanya akan menjadi pemicu peningkatan kekebalan yang nomor kesekian, tapi bagaimana otak kita bekerja adalah pemicu kekebalan nomor satu.

Sementara otak kita bekerja berdasarkan pikiran, baik itu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Inilah rahasia besar yang kita kesampingkan dipojokan. Akhirnya kita sukses menjadi korban, padahal Dzat Maha tidak pernah membuat kita untuk menjadi korban.

Pikiran adalah satu-satunya senjata utama manusia, tapi itu hanya berlaku kalau manusia pintar menggunakannya. Tapi bagaimana manusia bisa pintar menggunakan otaknya, kalau informasi tentang hal ini sengaja ditutupi demi sebuah kepentingan, sengaja ditutupi untuk sebuah kemakmuran yang berpihak, sengaja ditutupi agar manusia terus menerus menjadi korban dari hidupnya sendiri.

Tidak sahabatku… Kita tidak akan menjadi korban dan kita akan terus maju, meski harus terus belajar sambil merangkak dalam kegelapan. Karenanya kami akan berbagi pengetahuan dasar untuk meningkatkan kekebalan tubuh melawan virus, termasuk virus corona.

Memang ini masih terlalu rumit untuk diungkapkan. Namun kita membutuhkan pengetahuan ini sekarang. Karena itu kami berusaha mengungkapkan hal ini sesederhana mungkin. Semoga bermanfaat.


PERTAMA : PAHAMILAH KALAU PIKIRAN MEMPENGARUHI BAGAIMANA SEL IMUN BEKERJA

Pikiran adalah sinyal listrik yang tidak pernah terputus didalam otak. Pikiran secara instan mengubah molekul kompleks dalam sirkuit luas di seluruh otak dan mempengaruhi bagaimana segala hal tentang jasad kita bekerja.  Termasuk bagaimana sirkuit kekebalan juga distimulasi melalui pikiran.

Aktifitas utama sirkuit kekebalan manusia adalah mengidentifikasi musuh, baik itu mikroba dan virus. Ini merupakan pekerjaan yang sulit. Karena baru-baru ini, ditemukan kalau jumlah mikroba dalam tubuh manusia ditemukan 10 kali lebih besar dari jumlah sel manusia. Dengan ini jumlah faktor kerja pembuatan DNA adalah 100 kali lebih besar untuk DNA mikroba dalam manusia daripada DNA sel manusia sendiri. Namun koloni mikroba ini tidak selalu buruk bahkan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Jadi tugas sel imun adalah menemukan siapa musuh dibalik selimut yang menyusup diantara triliyunan mikroba dan virus yang sedang meraja rela didalam jasad kita. Tapi bagaimana sel imun menemukan musuhnya adalah tentang bagaimana neuron (otak) ikut bekerja mengidentifikasi.

Jadi otak dan sistem kekebalan bolak-balik saling berkomunikasi untuk mengidentifikasi musuh dan membuat respon yang sangat kompleks dan terbaik terhadap ancaman musuh yang menyusup.

Contohnya peradangan (inflammation). Peradangan mengacu pada proses tubuh melawan hal-hal yang membahayakannya, seperti infeksi, cedera, dan racun, dalam upaya untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Ketika musuh (bakteri buruk dan virus) masuk merusak sel-sel, tubuh kita melepaskan bahan kimia yang memicu respons dari sistem kekebalan tubuh.

Respons ini termasuk pelepasan antibodi dan protein, serta peningkatan aliran darah ke area yang rusak. Seluruh proses normalnya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari dalam kasus peradangan akut.

Peradangan akut bisa menjadi peradangan sangat kronis ketika seluruh respon ini terus menetap. Ini bagian berbahanyanya. Peradangan kronis dapat berdampak negatif pada jaringan dan organ kita yang lainnya. Jadi sayangnya pada tingkat tertentu peradangan tidak hanya dapat membunuh musuh (bakteri buruk dan virus) tetapi juga melukai organ-organ tubuh kita yang lainnya.

Untuk menghindari konsekuensi serius ini, otak berusaha memahami tingkat bahaya dan respons fisiologis yang terjadi akibat dari respon tubuh terhadap bakteri dan virus. Otak, secara sadar dan tidak sadar, berupaya memahami keadaan di lingkungan fisik dan sosial eksternal. Otak juga, memonitor lingkungan tubuh internal dan membuat penyesuaian untuk merespons ancaman eksternal. Kemudian otak mengirim sinyal untuk mengatur proses kekebalan tubuh.

Otak menggunakan hormon dan neurotransmiter untuk tujuan ini. Ketika peradangan menjadi terlalu kronis, atau ketika tubuh perlu menggunakan energi untuk tindakan yang lebih penting, maka berbagai sitokin dan steroid dikeluarkan oleh otak untuk menurunkan peradangan dan respons antivirus.

Steroid, yang disekresi oleh adrenal, memiliki efek besar pada penghentian peradangan. Banyak yang telah mengetahui kalau steroid digunakan sebagai obat untuk peradangan pada semua jenis penyakit. Tetapi kurang diketahui kalau steroid juga mengendalikan respons terhadap virus.

Pada penyakit tertentu, sistem pertahanan tubuh (sistem kekebalan) tidak berfungsi dengan baik. Ini dapat menyebabkan peradangan bekerja melawan jaringan tubuh dan menyebabkan kerusakan.

Tindakan otak untuk mengaktifkan kadar steroid mengurangi produksi bahan kimia yang menyebabkan peradangan. Membantu menjaga kerusakan jaringan serendah mungkin. Steroid juga mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh dengan mempengaruhi cara kerja sel darah putih.

Namun bagaimana otak mengatur steroid ini memiliki sebab akibat juga. Adakalanya otak kalah dan error dalam mengatur kadar steroid yang dibutuhkan oleh jasad untuk mengobati peradangan yang harus terjadi akibat bakteri dan virus. Akibatnya jasad manusia kalah dari peradangan yang dibuatnya sendiri.

Memang sekarang steroid dapat ditemukan dalam bentuk pil atau injeksi. Dalam kedokteran steroid digunakan untuk mengobati banyak kondisi di mana sistem pertahanan tubuh tidak berfungsi dengan baik dan justru menyebabkan kerusakan jaringan. Jadi steroid dapat menjadi terapi utama untuk penyakit tertentu.

Tapi sahabatku…

Cobalah menjadi rasional sebentar. Siapa yang lebih mengetahui berapa kadar kebutuhan steroid yang dibutuhkan tubuh, selain tubuh itu sendiri bukan?

Kita hanya bisa mengira-ngira kebutuhannya sesuai dengan penelitian. Tapi yang mengetahui jumlah asli steroid yang pas adalah otak kita sendiri. Obat steroid jangka panjang dapat menyebabkan masalah penglihatan, tekanan darah tinggi, dan osteoporosis. Saat meresepkan steroid/kortikosteroid, dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risikonya.

Itulah kenapa kita butuh yang alami. Tubuh kita adalah bank obat alami buat dirinya sendiri. Sayangnya gaya hidup kita justru sukses merusak jasad ini sehingga otak menjadi error untuk menentukan mana yang terbaik buat dirinya sendiri. Bahkan saat dirinya sedang sangat kritits dan butuh pertolongan.

Apakah otak suka dengan kondisi ini? Jawabannya adalah tidak. Sudah kita ketahui diatas kalau otak adalah komandan yang paling handal. Tentu ia tidak senang saat tidak bisa lagi mengkomando dengan baik dan benar.

Namun segalanya adalah sebab-akibat.  Lalu apa itu yang menyebabkan otak error dalam mengatur yang seharusnya sukses dia atur???


KEDUA : PAHAMILAH KECEMASAN DAN KETAKUTAN SOSIAL MEMPENGARUHI PIKIRAN, LALU PIKIRAN MEMBUAT OTAK ERROR DALAM MENGATUR SEL IMUN DALAM TUBUH

Faktanya justru kita sedang dihadapi dengan kecemasan tidak henti yang menyebabkan ketakutan meledak-ledak akibat dari wabah corona yang muncul ini. Meski sebenarnya kita butuh kondisi yang sebaliknya untuk mempersiapkan tubuh yang siap dengan imunitas terbaiknya.

Namun kemungkinan besar kita justru akan membiarkan diri terpengaruh arus kecemasan dan ketakutan ini secara sengaja. Karenanya mohon pahami paragraph dibawah ini :  

Sistem kekebalan adalah kumpulan milyaran sel yang bergerak melalui aliran darah. Mereka bergerak masuk dan keluar dari jaringan dan organ, membela tubuh terhadap benda asing (antigen), seperti bakteri dan virus, termasuk virus corona.

Ketika kita stres, kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan antigen berkurang. Itu sebabnya kita lebih rentan terhadap infeksi (peradangan harus terjadi).

Stres jangka panjang juga merangsang gen yang meningkatkan peradangan dengan atau tanpa  melakukan pelepasan steroid. Dalam situasi stress banyak gen yang justru malah mengurangi faktor-faktor yang menstimulasi steroid. Ini didasarkan pada perubahan reseptor steroid di dalam sel.

Jadi alih-alih membuat lebih banyak steroid, gen justru menghasilkan lebih banyak alasan yang meningkatkan peradangan, tapi peradangan yang terjadi didalam tubuh, tidak disertai dengan penawarnya.

Sedihnya proses kompleks sistem imun untuk mengurangi efektivitas reseptor steroid ini harus terjadi pada hewan dan manusia yang mengalami stres berkepanjangan.

Jadi singkatnya pada saat stress, tubuh kita justru akan memaksa tubuh melakukan banyak peradangan, dan menurunkan sistem imunitas yang justru kita butuhkan untuk mengobati peradangan itu.

Sehingga bukan hanya menahan virus bertahan lebih lama, tapi juga memaksa jasad tidak mampu melawan apapun yang diakibatkan dari virus itu. Dan tahukah kita kalau pada tingkat lanjut stress bisa menghentikan efektifitas vaksin?

Jadi sekarang kita bisa membuat kesimpulan sendiri dari kesalahan apa yang sedang kita biarkan berlangsung sekarang. Jujur dengan niat baiknya, media – telah membuat corona ini makin buruk. Membuat kita menjadi semakin sulit untuk tidak cemas dan tidak takut. Akhirnya sulit untuk tidak memilih manjadi stress.

Tapi Sahabatku… Kita masih memiliki pilihan. Masih ada waktu untuk memperbaiki sistem imunitas kita dalam menghadapi hal yang terburuk. Selain kita menjaga asupan dan gaya hidup yang bersih, mohon kita juga untuk mulai membangun otak spiritual.

Karena tulisan ini sudah menjadi sangat panjang, kita akan lanjut membahas pada artikel lanjutannya tentang apa itu otak spiritual, lalu bagaimana pengaruh otak spiritual dalam membangun sistem kekebalan tubuh dan bagaimana kita bisa mulai membangun otak spiritual dengan cara yang mudah.

Akhir kata sahabatku… Coba pikirkan, kenapa Dzat Maha harus membuat sistem stress kalau stress itu tidak pernah baik?

Kalau dipikir-pikir, itu hanya karena stress tidak seharusnya menjadi stress kalau kita mampu menyadari dengan ‘SIAPA’ kita hidup. Kita hanya butuh menjadi waspada bukan menjadi stress. Kewaspadaan adalah anugerah dan obat, agar stress tidak pernah menjadi stress.

Iya betul, kita tidak bisa mengendalikan pergerakan virus corona yang sudah mewabah ini. Tapi kita tetap memiliki pilihan terbaik tentang bagaimana jasad ini melawannya.

Lagi-lagi kita memang diberikan banyak pilihan oleh-NYA. Sudah siapkah kita untuk memilih yang terbaik menurut akal untuk menjaga tubuh ini dari virus corona?


Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

Lebih baru Lebih lama