PELAJARAN AGAR DIRI MAMPU MENGENDALIKAN EMOSINYA (BAGIAN 2)


Sahabatku… Kalau segala emosi bersumber dari molekul berarti harus ada yang menggerakan molecular itu dan satu-satunya jawaban tentang siapa pengendali molekul didalam diri manusia adalah kesadaran yang mampu mengendalikan dirinya sendiri.

Setiap makhluk diberi kesempatan untuk memprogram kesadarannya untuk mampu mengendalikan jiwa dan jasad yang seharusnya sudah dia mampu kendalikan dari awal. Sayangnya dari awal kita sudah salah didik. Kita senantiasa belajar mengendalikan apa yang diluar bukan apa yang didalam. Padahal diri kita lah satu-satunya pengendali utamanya.

Sama halnya dengan bagaimana kita mengendalikan perasaan. Kita berusaha mati-matian untuk mengendalikan situasi di luar agar senantiasa sesuai keinginan kita. Akhirnya diri kita rapuh saat menghadapi begitu banyak kenyataan kalau semuanya tidak berjalan seperti apa yang kita mau.

Emosi menjadi tidak stabil lalu kita terjebak dalam derita perasaan yang sebenarnya hanyalah molekul yang kita buat sendiri.

Nah, pertanyaanya sekarang adalah bagaimana kita mampu membentuk kesadaran jiwa yang mampu mengendalikan segala emosi yang dihadapinya?

Sebenarnya bukan sekedar emosi yang dihadapi, tapi juga emosi yang dibuat oleh jasadnya sendiri. Ini karena emosi bukan apa yang kita lihat diluar, tapi apa yang kita bentuk didalam (silahkan baca artikel bagian 1)

Sahabatku… Semoga jawaban kami ini mampu membantu kita semua untuk mampu membentuk kesadaran jiwa ini. Perhatikanlah tiap kalimatnya dan resapilah kalau ini bukan sekedar tentang spiritualitas, ini juga merupakan saintific yang luput kita pelajari. Matimatika terlogis dari apa yang seharusnya kita pelajari di awal.

Tapi tidak pernah ada pelajaran yang terlambat selama ruh ini masih menghidupi kesadaran kita untuk mulai belajar menerima pelajaran. Kalau sampai mati kita harus belajar bersamaNYA, maka kenapa tidak? Lagi pula apa itu kematian saat segalanya memang hanya energy yang senantiasa hidup dalam keabadiaan?

Sahabatku… Kalau kita percaya ada sumber Maha Ilmu, maka jangan pernah melewati satu pun pelajaran yang sudah seharusnya kita terima. Pancarkanlah keingintahuan tanpa menilai apapun, karena penilaian kita akan menutupi ilmuNYA yang tidak pernah terbatas. MAHA itu tidak memiliki batas, maka jangan membatasi apapun tentang diri ini sahabatku… Kita adalah wujud ke-MahaanNYA dalam porsi yang seimbang-imbangnya. Teruslah belajar dan hasil pelajaran kita akan menyeimbangkan porsi yang lebih besar.

Jadi bagaimana kita mampu membentuk kesadaran jiwa yang mampu mengendalikan segala emosi yang dihadapinya?

Ada dua pelajaran penting yang mohon mulailah di pelajari. Apabila ada pertanyaan silahkan ditulis di comment.

 

pelajaran pertama : Kendalikan ego dengan pemakluman

Ego itu bukan perasaan. Ego itu terletak dan diprogram didalam salah satu bagian otak manusia. Bagian otak ini berhubungan langsung dengan tulang belakang dan terus menerus mengendalikan saraf tubuh manusia.

Bagian otak ini tidak belajar tapi selalu mengenali kebutuhan dan keinginan pemiliknya. Artinya, apapun yang kita butuhkan, maka bagian otak ini akan mengaktifkan seluruh organ jasad melalui saraf untuk memenuhinya. Termasuk keinginan kita untuk mengekspresikan emosi melalui perasaan.

Misalnya, membanting gelas saat marah. Meraung saat sedih. Membenci saat tersakiti. Membalas untuk mendendam. Melompat saat bahagia. Ada begitu banyak bagian detail otak dan sistem saraf tentang bagaimana hal ini terjadi, namun terlalu detail menjelaskannya hanya akan membuat rumit tulisan ini.

Hal yang harus kita ketahui adalah EMOSI ADALAH RACIKAN MOLEKULAR SEMENTARA PERASAAN YANG MUNCUL KE PERMUKAAN HANYA TERJADI KARENA BAGIAN DARI DIRI (EGO) BERPIKIR ITU MERUPAKAN SEBUAH KEBUTUHAN UNTUK DIRASAKAN.

Pemenuhan kebutuhan adalah alasan utama terbentuknya molekul kepuasaan, ego manusia senang dengan rasa puas ini karena itu merupakan tanda kalau dia (bagian otak ego) telah menyelesaikan tugasnnya dengan baik dan benar. Ini jelas bebahaya! Itulah kenapa kita butuh kesadaran yang mampu mengendalikan dengan baik bagian otak ini.

Kesadaran utama yang paling dibutuhkan adalah “pemakluman”

Sahabatku… Untuk mampu mengendalikan emosi dan tidak menjadi korban dari perasaan kita membutuhkan sesuatu yang disebut “pemakluman”

Sementara pemakluman hanya akan tercapai saat kita tahu bagaimana sistem pembentuknya dan fokus pada solusi terbaik bukan pada pemenuhan ego.

Artinya, saat dihadapi oleh emosi apapun, kita sudah sadar kalau segala emosi itu terbentuk oleh sistem jasadi kita. Emosi itu pun muncul agar kita mampu meresponnya dengan sebaik-baiknya.

Contoh sederhana. Coba tanyakan apakah perasaan marah itu merupakan solusi terbaik – Akal kita menjawab tidak bukan? Berarti kita harus mengendalikan kesadaran saat jasad kita membentuk molekul Epinefrin (C9H13NO3) atau adrenalin yang merupakan bahan kimia utama yang kita keluarkan ketika menjadi marah.

Apa yang harus kita lakukan adalah belajar menjadi maklum dengan molekul itu. Ucapkan secara sadar “oooh… aku sedang merasakan emosi marah” Lalu cobalah masuk dan mengendalikan bagian jasad lain yaitu otak ego yang terus merong-rong agar kita melampiaskan perasaan kemarahan itu. Caranya adalah dengan berpikir dengan akal. Mengaktifkan bagian otak neocortex yang bagi manusia sudah sengaja dibuat lebih besar dibanding otak ego oleh Dzat Maha. Fungsi bagian otak ini adalah agar manusia mampu menggunakan akalnya guna mengendalikan otak egonya.

Ini memang tidak mudah. Tapi dengan ilmu dasar yang sudah kita terima, seharusnya kita sudah mampu melakukannya. Bukan hanya saat jasad membentuk molekul emosi marah, tapi juga molekul kebahagiaan, molekul cinta, molekul puas dan molekul emosi lainnya.

Bisakah kita memaklumi emosi yang dibentuk oleh jasad? Bukan hanya itu tapi memaklumi sebab-akibatnya, memaklumi juga strategi kedepan yang akan dihadapi karenanya? 

Dari pengendalian dan pemakluman awal ini akhirnya kita mampu belajar ketingkat yang lebih atasnya lagi, yaitu mengatur koherensi jantung dan otak. 

 

pelajaran kedua : Koherensikan antara jantung dan otak

Artinya, mari kita menyeimbangkan antara jantung dan otak kita. Sehingga membentuk irama elektromagnetik yang selaras. Hingga akhirnya tercipta diri yang memiliki harmoni indah dan nyaman untuk bumi dan semesta.

Menjadi makhluk rahmat bagi semesta alam. Menjadi makhluk yang tidak memiliki kesedihan dan kecemasan. Menjadi makhluk yang menghadapi apapun dihadapan bersamanNYA. Menjadi makhluk yang berbahagia saat galau maupun saat senang. Menjadi makhluk yang berhasil memenangkan dirinya sendiri.

Menyelaraskan jantung dan otak guna membentuk irama elektromagnetik yang harmonis bukan pelajaran kedokteran atau fisika kuantum dan kimia. Melainkan pelajaran bagi setiap makhluk semesta. 100% ilmu pengetahuan dan bukan sekedar spiritualitas belaka.

Sayangnya mempraktekkan pelajaran ini belum akan tercapai kecuali kita mampu mengendalikan ego dengan pemakluman.

Namun izinkan kami menyampaikan secuil rahasia kecil disini untuk memotifasi kita semua.

Jadi begini, jantung itu adalah gerbang emosi, sementara otak adalah gerbangnya akal. Menyeleraskan kedua gerbang ini artinya menjadi nyaman dengan segala emosi dan mengaksikannya dengan akal yang jernih. Dari hasil penyelarasan kita ini, akhirnya menghasilkan elektromagnetik yang memancar.

Elektromagnetik ini bukan sembarang gelombang magnetic yang terhitung dan memancar begitu saja. Elektromagnetik ini adalah kesejahteraan dan keseimbangan bumi yang nantinya juga mempengaruhi semesta.

Dimulai dari apa yang dikendalikan oleh tiap diri menuju yang diluar diri. Inilah alasan besar kenapa Dzat Maha menyebut kalau tiap diri adalah khalifah fil ardh pemimpin bagi dirinya sendiri di muka bumi.

Seorang pemimpin harusnya menjadi penentu, termasuk penentu dari apapun perasaan yang dirasakannya.

Anda lah pemimpin itu sahabatku… Jadi sekarang molecular apa yang ingin Anda bentuk dan seperti apa Anda akan mengaksikannya? Ingat saja kalau bagaimana bumi kita juga tergantung dengan aksi Anda.

Emosi kita berharga… Begitu juga dengan perasaan ini juga berharga… Aksi kita dalam menghadapi dan mengendalikan keduanya sangat berharga.

Dzat Maha tidak pernah membuat kita dan aksi kita begitu sia-sia. Kita-lah yang mensia-siakannya sendiri. Karenanya hadapilah keduanya dengan kesadaran yang sempurna. Sempurna adalah milikNYA dan tidakkah DIA memiliki kita… Pahamilah sahabatku… dan semua rasa itu akan baik-baik saja.

Perasaan berawal dari emosi. Sementara emosi hanya molecular dan kesadaran kita lah pembentuk molecular itu… lalu kenapa sekarang emosi itu menjadi terlalu merongrong dan menyusahkan? Kemanakah kesadaran kita berada sahabatku…?

Kembalikan lagi kesadaran itu dengan pelajaran. Lalu raihlah kekuatan yang telah dianugerahkanNYA kembali. Dan jadilah pemimpin bumi yang terbaik bersamaNYA.

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

 


Lebih baru Lebih lama