TIDAK ADA OTAK YANG BODOH! BEGINILAH CARA MENGASAH KELAMBANAN OTAK


“Apakah lamban dalam memahami sesuatu itu bentuk dari kebodohan, apakah itu bisa di rubah??” Melalui anugerahNYA izinkan kami menjawab.

Kecepatan pemrosesan yang lambat atau buruk tidak terkait dengan kecerdasan. Apapun itu adalah kecerdasan! Kebodohan hanyalah nilai karena seseorang atau sekelompok orang mulai membandingkan tingkat kecerdasan tiap-tiap orang. Bukankah kita dibiasakan dengan ini?

Contoh seringnya adalah ketika seseorang melihat keluar dan menyaksikan kalau teman atau orang lain begitu cepat memahami atau memproses informasi sementara dirinya tidak. Lalu akhirnya dia merasa tidak berdaya dengan dirinya sendiri dan men-cap kalau dirinya lamban.

Tapi, betulkah dirinya lamban? Bukankah dirinya menjadi lamban, karena dia berhasil membandingkan dirinya dengan yang lebih cepat. Bagaimana kalau tidak ada pembanding, apakah dia masih bisa menilai kalau dirinya lamban?

Faktanya kita dibiasakan untuk mengkompetisikan kecerdasan kita sendiri untuk sebuah penilaian. Akhirnya ada orang-orang yang harus merasa bodoh. Mereka merasa bodoh karena mulai membandingkan diri mereka sendiri.

Sahabatku… Berhentilah membandingkan diri keluar untuk mencari sebuah penilaian. Diri kita sudah sempurna apa adanya. Kebodohan dan kelambanan yang kita rasakan ini hanyalah tentang diri yang belum menggunakan otaknya sendiri secara maksimal.

 

Jadi apakah kelambanan otak dalam memahami bisa dirubah?

Jawabannya adalah iya. Selalu sahabatku… Kita selalu memiliki pilihan untuk merubah apapun energy yang sudah terlanjur terbentuk.

Kalau kita bertanya apakah merubah kelambanan otak butuh kerja keras? Tentulah iya, kita tidak pernah bisa mengasah pedang dengan kapas – begitu juga dengan otak kita sendiri. Otak kita harus dilatih secara terus menerus agar tajam, cepat dan tepat sasaran.

 

Lalu bagaimanakah caranya?

“SATU CARA UNTUK MENGASAH KELAMBANAN OTAK ADALAH DENGAN MEMPERBANYAK DAN MEMPERTEBAL SINAPSIS”

Sahabatku… Sekarang didalam otak kita mungkin terdapat ratusan atau jutaan sinapsis untuk setiap kegiatan, informasi atau kebisaan.

Sinapsis secara singkat bisa disebut sebagai simpul neuron. Uniknya, otak manusia terdiri dari 10% neuron dengan sisa 90% sel glial. Kita memiliki sel glial lebih banyak dari sel neuron. Sel glial memiliki fungsi yang lebih penting didalam otak ketimbang neuron karena ternyata sel glial mampu menghalangi atau mengaktifkan neuron.

Lalu apa hubungannya ini dengan kelambanan otak?

Jadi begini kunci untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan didasarkan pada membuat koneksi sinapsi yang lebih solid, yang memungkinkan sinyal untuk bergerak lebih cepat satu sama lain.

Masalahnya otak ini adalah organ pemilih yang tidak suka membuang-buang energy. Meski apapun itu adalah sinapsis, tapi sel glial tidak akan membiarkan otak kita menyimpan sinapsi yang tidak atau jarang terpakai. Dengan canggihnya sel glial ini akan mematikan sinapsis yang jarang terpakai.

Hal yang sebaliknya juga akan terjadi apabila kita sering mengaktifkan sinapsis yang sudah terjalin, maka sel glial justru akan membuat sinapsis ini semakin tebal.

Kabar gembiranya, semakin tebal sinapsis artinya semakin cerdas atau jago kita dalam bidang itu. Inilah kenapa ada istilah practice makes perfect.

Jadi apabila kita merasa lamban disatu bidang, maka satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mengaktifkan sinapsisnya secara terus menerus. Karena tanpa sepengetahuan, otak ini akan terus mendukung usaha kita 100% untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan apapun.

 

LALU BAGAIMANA CARA MENGAKTIFKAN SINAPSISNYA?

Tentu caranya adalah dengan terus berlatih dan melakukan banyak aksi. Artinya, teruslah belajar dan janganlah terlebih dahulu menilai diri bodoh.

Pahamilah kalau masing-masing manusia dianugerahi dengan porsinya masing-masing. Porsi ini bisa kita lampaui atau bisa kita biarkan begitu saja. Kita memiliki pilihan. Apapun itu yang kita pilih, maka pilihlah yang terbaik menurut diri sendiri. Bukan menurut orang lain.

Karena kalau setiap kita memiliki porsi, berarti setiap kita juga memiliki fungsi dan tujuan. Itulah kenapa kecerdasan itu memiliki banyak wajah.

Selama ini kita hanya menyamakan kecerdasan dengan satu wajah. Sampai kita sendiri lupa kalau bahkan wajah kita itu berbeda dan unik. Kecerdasan juga memiliki keunikan, tidaklah keunikan ini kecuali hanya agar masing-masing kita melakukan fungsi dan tujuan hidupnya diatas bumi ini.

Tidak harus ada kesetaraan dalam kecerdasan. Karena kecerdasan tiap manusia hadir untuk saling memakmurkan bukan untuk saling membandingkan.

Lagi pula bagaimana kita bisa membandingkan kalau segala ini hanyalah buatan diriNYA?

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

 


Lebih baru Lebih lama