APA MAKSUDNYA MENJADI SPIRITUAL SEJATI? DAN BAGAIMANA CARANYA?



Sahabatku… Apakah ada yang berniat mengaku sebagai seorang spiritual sejati? Sayangnya spiritual sejati itu bukanlah sebuah pengakuan yang bisa dipublikasi. Bukan nama agama yang bisa ditulis. Bukan baju yang bisa memberi gelar.

Spiritual adalah jalinan khusus dimana seseorang telah berhasil menemui diriNYA didalam dirinya. Hasil dari penemuan ini adalah pembelajaran. Jadi seorang spiritual adalah seseorang yang sadar sedang belajar dan berguru. Itulah kenapa seorang spiritual sejati tidak akan bisa mengakui spiritualitasnya. Itu terjadi karena memang mereka sendiri masih menjadi seorang pelajar.

Sebagai seorang pelajar tidak ada lagi nilai yang mereka kejar, selain mereka terus berguru dalam penghambaan yang ikhlas, dan itulah wujud kesejatian.

Jadi spiritual sejati adalah seseorang yang belajar dan berguru kepadaNYA. Kalau kita mau bertanya, dengan apakah mereka belajar? Jawabannya adalah dengan segala apa yang diperlihatkan, diberasakan, didengarkan dan diberpikiran olehNYA.

Sahabatku… Saat akal ini sudah mampu menggiring pemiliknya untuk menemui Dzat PembuatNYA, maka akal ini akan paham betul kalau proses hidup ini detik demi detiknya tidak akan pernah terlepas dariNYA. Akhirnya iman itu muncul dan menguat, sehingga seseorang itu mampu memahami kalau segala apa yang dia lihat, dia rasa, dia dengar dan dia pikirkan selalu berhubungan denganNYA.

Tidak ada detik kecuali bersamaNYA. Seperti sepasang dua bilik jantung yang menyatu. Seperti dua belah otak yang menyatu. Tanpa sela dan tanpa halang kecuali bersamaNYA. Indah dan manis, begitulah apa adanya.

Diri ini sebenarnya sudah memendam kerinduan yang memuncak untuk hanya merasakan kebersamaan ini. Karenanya sahabatku… Janganlah memberi pengakuan terlebih dahulu, biarkan rasa ini muncul dan memuncak terlebih dahulu. Teruslah menjadi pelajar yang taat, seorang spiritual sejati tidak mungkin pernah bisa mengakui kesucian dirinya, karena memang dia sendiri masih menjadi seorang pelajar.

Sebagai seorang pelajar kesalahan adalah bagian dari sebuah pelajaran. Saat seseorang belajar, maka barang tentu dia memang harus salah untuk memperbaiki atau diperbaiki. Kadang seorang spiritual sejati justru memang harus terkotori oleh pekatnya tinta-tinta yang hitam. Namun apalah itu artinya hitam yang kotor kalau itu hanyalah pelajaran. Sang Maha Guru pasti lebih tahu takaran hitam yang kita butuhkan.

Sebagai orang yang menghamba, pastilah kita akan menurut kepada yang dituhankan. Inilah artinya kesucian spiritual, yaitu saat seseorang berguru kepadaNYA dalam penghambaan yang ikhlas. Dalam kenetralan yang penuh.

Jadi sahabatku… Setiap kita bisa sejatinya memang bisa menjadi spiritual sejati. Lalu bagaimana caranya?

Pertama, siapkan diri yang rela mau menemui diriNYA didalam dirinya.

Kedua, siapkan diri yang rela mau menghamba untuk menerima pelajaran.

Sederhana bukan? Sayang aplikasinya tidak pernah sesederhana ini. Kesulitan pertama, adalah karena kita masih meng-agungkan diri didalam diri. Ego kita belum kita kendalikan. Doa kita sendiri saja masih penuh dengan raungan pendiktean.

Kesulitan kedua, kita masih memfokuskan penghambaan untuk tujuan yang menyenangkan. Lihat saja kenapa kita menyembahNYA? Bukankah ujung dari penyembahan itu masih untuk kesenangan? Kita menyembah agar mendapat surga, kita menyembah agar menerima imbalan, kita menyembah agar diselamatkan, kita menyembah agar segala kebutuhan dan keinginan kita terkabul.

Padahal menyembah untuk sebuah pelajaran tidaklah semenyenangkan semua tujuan diatas. Menyembah untuk sebuah pelajaran, adalah senantia belajar untuk kembali bisa berfungsi dan bertugas sebagaimana Dzat Maha merancang fungsi dan tugas kehadiran kita diatas Bumi ini.

Itulah yang membuat spiritual sejati menjadi pelajaran yang teramat sulit. Pelajaran yang tidak menyenangkan dan tidak dipenuhi dengan kesenangan yang terlihat. Sampai akhirnya, mereka yang rela mau menerima pelajaran ini membuka peti busuknya. Ternyata didalam peti busuk itu terdapat harta kehidupan yang begitu teramat indah, mempesona dan manis.

Sahabatku… Adakah yang lebih manis, mempesona dan indah selain menyaksikan diriNYA didalam diri ini? Sayang, ego kita masih berlari untuk mengakui, meski akal kita sudah mengangguk.

Jadi cara pertamanya adalah kendalikan dahulu ego itu. Biarkan akal memimpin. Akal manusia akan menuntun menuju langkah pelajaran awal, sampai akhirnya kita menemukan peti busuknya dan membukanya.

Tersenyumlah sahabatku… Setiap kita adalah seorang spiritual sejati. Sebagian ada yang sudah kembali, sebagian lain ada yang sedang dalam perjalanan. Apapun itu tetaplah kita bersamaNYA.

Salam semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

Lebih baru Lebih lama