THE LAW OF KARMA: BAGAIMANA MEMBENTUK KARMA DAN MEWARISINYA?

 


Seorang sahabat bertanya “Bisa diuraikan untuk penjelasan : Apa dampak bagi kehidupan seseorang jika telah melakukan hal yang sangat dilarang tuhan..seperti berzinah atau yg lain seperti memakan hak orang lain..apa ya pak dampak dihari hari setelahnya bagi orang tersebut? ”

Sungguh sebuah pertanyaan yang mengajak kita untuk kembali merenungi karma apa yang telah kita bentuk dan karma apa yang akan kita warisi. Melalui izinNYA kami menjawab

Iya sahabatku… yang akan kami bahas adalah KARMA dan bukan DOSA.

Karma itu tidak seperti istilah dosa. Saat kita membawa istilah dosa, maka kita seakan-akan memaknai kalau hal yang sedang kita perbuat adalah larangan Tuhan, dan kita harus berhenti melakukannya karena Tuhan, karena kalau kita melakukannya maka kita akan berdosa.

Akhirnya, yang kita pikirkan justru adalah besaran dosanya dan bukan seberapa besar dampaknya. Lalu kita pun mencari-cari penembusan yang seimbang sehingga akal kita pun luput untuk memahami esensinya.

Esensi karma bukan sebuah larangan melainkan sebuah kebaikan yang berjenjang akibat dari pemahaman yang paham.

Saat kita berbicara tentang karma maka kita akan berbicara tentang DAMPAK dan bukan PEMBALASAN.

Sahabatku… Kalau tangan ini digerakkan oleh sistemNYA, lalu tangan ini mencuri hak orang lain akankah diriNYA membalas dendam kepada tangan ini? Kemanakah kasih sayangNYA – Apakah kita dibuatNYA hanya untuk dibuat takut, atau untuk diajak berpikir agar berakal?

Setiap manusia yang berakal pasti bisa memikirkan sebab dan akibat dari setiap gerakannya. Karenanya pada jawaban semesta kami akan duduk untuk belajar tentang karma (dampak) sebagai sebuah anugerah kecerdasan awal akal bagi semesta.

Sebagai semesta kita adalah energi. Semuanya adalah energi, termasuk pikiran dan emosi kita, yang merupakan energi yang bergerak. Jadi, pada dasarnya, semua yang kita lakukan membentuk energi yang sesuai yang kembali kepada kita dalam beberapa bentuk.

Jadi sederhananya, semua yang kita lakukan membentuk konsekuensi positif atau negatif. Menggunakan karma sebagai seperangkat pedoman yang ampuh untuk hidup kita yang mampu mendorong kita untuk lebih memperhatikan pikiran, tindakan, dan perbuatan kita sebelum kita membuat keputusan.

Sahabatku… Dzat Maha sudah memberikan segalanya untuk kita bentuk. Api bisa menjadi baik dan bisa juga menjadi buruk semua tergantung bagaimana kita membentuknya. Sayangnya kita tidak paham. Akhirnya kita terjebak pada lingkaran dosa dan terus menganggap kalau Dzat Maha bisa menjadi sangat buruk dengan hukuman yang sangat keji.

Seseorang yang kesadarannya berkembang pasti akan berpikir kalau ini sungguh kata-kata yang tidak pantas untuk disandingkan kepada Dzat Maha. Dan memanglah, memang itu tidak pantas. Kami memohon maaf untuk segala ketidakpantasan yang telah kita sandingkan kepadaNYA dengan terus belajar aturan-aturan awal semesta.

Dalam aturan semesta ini ada yang namanya the law of karma. Maksud dari the law of karma ini adalah, bahwa segala hal yang dilakukan akan membawa sebab dan akibat yang sesuai.

Sesuai disini bukan berarti hal yang sama akan terjadi juga. Sesuai disini adalah akibat yang tidak menjauhi sebab dan sebab yang tidak menjauhi akibat.

Contohnya; Anda mengkhianati istri Anda dengan berzina bersama orang lain. Apakah karmanya Anda akan dikhianati juga? Bukan begitu, belum tentu Anda akan dikhianati tiba-tiba tanpa sebab-akibat yang jelas. Tetapi karmanya adalah energi emosi yang sudah terlanjur terbentuk, dan inilah hal kritis yang menjadi konsekuensi Anda selamanya.

Jadi begini Sahabatku… Energi merekam apapun getaran emosi. Jadi apapun emosi kita mempengaruhi energi kita. Baik emosi frekuensi negatif ataupun frekuensi positif.

Dalam kehidupan yang sekarang ini setiap makhluk hidup senantiasa menyimpan getaran energinya sebagai memori semesta. Dengan kata lain getaran energi emosi kita apapun itu frekuensinya akan menjadi jejak yang tidak terhapus dalam semesta.

Inilah yang kami maksud dengan membentuk karma dan mewariskannya.

Emosi berfungsi sebagai gelombang pembawa untuk seluruh spektrum perasaan. Perasaan adalah apa yang kita sebut sebagai kemarahan, kesedihan, kegembiraan atau ketakutan dan lainnya. Kemudian interpretasi atau pemikiran kita tentang energi emosional yang memberinya makna.

Kita harus memahami bahwa emosi adalah energi yang mengalir dan membentuk sesuatu. Setiap apa yang kita bentuk akan menarik sesuatu yang sama.

Menyiratkan bahwa emosi itu memang sudah seharusnya dibentuk agar senantiasa netral atau minimal senantiasa positif.

Emosi mendorong keinginan kita, begitu juga sebaliknya. Jika kita dipenuhi dengan, katakan, kebencian, maka pikiran, perkataan, dan perbuatan kita akan didorong oleh kebencian: kita akan melakukan hal-hal yang merugikan, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, dan memikirkan pikiran-pikiran penuh kebencian yang akan membuat kebencian kita tetap hidup. Semua hal ini menghasilkan karma buruk bagi kita.

Sebaliknya, jika kita dipenuhi dengan cinta, maka pikiran, kata-kata, dan perbuatan kita akan didorong oleh cinta: kita akan melakukan hal-hal yang membantu, mengucapkan kata-kata penuh kasih, dan memikirkan pikiran-pikiran penuh kasih yang akan berdampak pada menjaga cinta kita. kuat. Dan semua ini menghasilkan karma baik.

Semua hal ini sudah tersistem secara otomatis dalam semesta ini. Sebagai bagian dari sistem, kita sudah berjalan sesuai dengan sistem ini. Baik kita paham atau tidak paham. Itulah kenapa kita memang harus senantiasa belajar agar paham.

Seperti sekarang ini sahabatku… Kita sudah paham kalau semuanya adalah sebab-akibat yang sudah tersistem. Dan apabila kita mengaktifkan sistemnya secara sengaja atau tidak sengaja, maka kita akan tetap merekam seluruh akibatnya sebagi sebab yang akan terus berlangsung sampai kita membentuk ulang energinya.

Jadi sahabatku… Kita memang harus belajar membentuk agar terus mewariskan karma terbaik. Kami ingin berbagi tips sederhana kepada kita semua disini. Satu tips ini cukup tapi bisa dikembangkan.

Satu tips dari kami adalah kendalikanlah diri.

Saat kita berbicara ‘diri’ maka kita akan berbicara tentang keasadaran. Sementara kesadaran hanyalah hasil dari tiga komponen; jasad, jiwa dan ruh. Ketiga komponen ini menjadi diri kita yaitu kesadaran.

Saat manusia awas, maka kesadarannya akan terus mengawasi dan memainkan peran pada setiap detail gerakan pikirannya sendiri. Akhirnya segalanya lebih terkendali. Tidak ada yang perlu disalahkan, tidak ada energi yang terbentuk salah, dan tidak ada emosi yang terwarisi buruk.

Sahabatku… Mohon dipahami kalau kita adalah semesta, apa yang kita warisi adalah semesta untuk semesta. Energi untuk energi. Jadi mewarisi karma bukan sekedar tentang garis keturunan, melainkan tentang segalanya.

Semesta adalah keterhubungan abadi tentang segalanya. Apa yang kita lakukan akan menjadi sebab akibat untuk segalanya. Itulah kenapa kita senantiasa diajarkan untuk berpikir. Maka pikirkanlah lagi tindakan kita sahabatku…

Kita diberi akal pikiran untuk mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.  Kita diberi akal pikiran untuk mampu mengolah dan memikirkan hasil akhir dari sebuah tindakan. Kita diberi akal pikiran untuk mampu memilih pilihan yang baik dan meninggalkan pilihan yang buruk.

Setiap kita menginginkan warisan karma kebaikan dan bukan karma keburukan, karena kita memang terlahir dengan fitrah kebaikan.

Fitrahnya SANG PENCIPTA. Biarkan akal dan jiwa kita benar-benar memahami hukum sebab akibat dari segala tindakan yang akan kita aksikan. Gunakanlah akal yang senantiasa mengendalikan ego untuk memilah segala pilihan yang akan diberaksikan.

Apabila kita terlanjut menoreh karma yang buruk dalam hidup ini percayalah pada kasih sayangNYA yang tidak terbatas. Percayalah kalau ini hanyalah pelajaran kehidupan. Kita belajar dari setiap karma, baik itu karma baik ataupun karma buruk.

Karma bukanlah hukuman, karma hanyalah pelajaran yang belum kita pelajari. Pelajaran tidak hadir untuk menghukum tetapi mendidik.

Ada banyak jalan untuk memahami pelajaran. Jalan itu tidak perlu dinilai baik atau buruk. Namun hanya perlu dilalui. Kita lalui untuk menjadi lebih baik dalam hidup ini.

Salam semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

 

 

Lebih baru Lebih lama