CARA MEMPRAKTEKAN MEDITASI PIKIRAN
Februari 26, 2021
Sahabatku… Tahukah kalau meditasi pikiran itu sangat penting?
Banyak yang salah sangka dengan berpikir kalau meditasi
pikiran itu adalah untuk membuat aliran pikiran berhenti. Sebenarnya tidak
demikian, bagaimanapun juga pikiran itu tidak akan bisa terhenti.
Pikiran adalah aliran informasi yang terkelola oleh otak
dalam kesadaran. Pastinya, kita tidak bisa menghentikan aliran informasi itu.
Manusia hidup dengan mengelola informasi. Setiap informasi yang terkelola adalah
pikiran.
Jadi justru aliran pikiran tidak boleh terhenti. Tetapi kita
juga tidak boleh terbawa oleh arus pikiran yang negatif, ataupun yang positif
begitu saja tanpa mengendalikannya.
Aliran pikiran yang terkendali oleh kesadaran mampu membawa
efek positif yang sangat bagus bagi diri. Dengan pikiran yang lebih terkendali
kita mampu menjadi waskita. Kewaskitaan diri tentunya akan menjadi sangat
menguntungkan bagi kesadaran.
Dengan berwaskita, kita akan menjadi lebih damai, lebih
tenang dan lebih mampu menyikapi segala apapun yang ada di hadapan.
Pertanyaannya; Bagaimana caranya mengendalikan aliran
pikiran agar tidak membawa pengaruh buruk kepada kesadaran?
Sahabatku… Caranya adalah dengan mulai mempraktekan meditasi
pikiran.
Sebenarnya meditasi pikiran itu tidak terlalu rumit. Tidak
juga butuh waktu yang lama dalam praktek. Dalam hitungan menit pun kita bisa
melakukannya dan bisa juga menikmati hasilnya. Tanpa butuh pengetahuan yang
terlalu rumit tentang pikiran atau otak.
Untuk aplikasinya sendiri ada dua tahap yang bisa kita
praktekkan. Dua tahapan ini akan sangat berpengaruh pada jasad dan jiwa kita
apabila dipraktekan secara netral. Dengan kata lain, segala beban dan hasrat
harus terlebih dahulu di-nolkan sebelum memulainya.
Lalu bagaimana cara mempraktekkan meditasi pikirannya?
Baiklah sahabatku… Mari kita langsung kepada dua tahap itu.
#TAHAP PERTAMA : TERIMA DAN BERNAFASLAH.
Coba tutuplah mata Anda, biarkan aliran pikiran apapun itu
bergejolak dan berputar-putar sambil Anda mengatur nafas. Jangan fokuskan diri
Anda pada aliran pikiran itu. Tapi fokuskan saja diri Anda untuk memperhatikan
aliran nafas. Teruslah bernafas sampai nafas Anda perhatikan nafas Anda menjadi
teratur.
Disini rahasianya :
Saat jasad kita menarik napas dalam-dalam, detak jantung
sedikit meningkat. Saat jasad mengeluarkan napas, detak jantung melambat. Napas
dalam yang berulang secara alami akan membuat detak jantung lebih sinkron
dengan napas.
Ini membuat otak kita melepaskan endorfin, yang merupakan
bahan kimia yang memiliki efek menenangkan alami. Saat jasad seseorang tenang
secara alami makan neocortex nya (bagian otak logis) bisa bekerja dan aktif.
Dalam dunia kedokteran sendiri sudah terbukti kalau
pernapasan dalam yang lambat dapat meningkatkan aktivitas saraf vagal yang
diindeks oleh variabilitas detak jantung (HRV). HRV dikaitkan dengan
pengambilan keputusan yang lebih baik.
Saat nafas Anda sudah memperhatikan nafas mulai teratur,
maka masuklah ke tahap dua. Jangan terburu-buru, kadang kita selalu
terburu-buru menyelesaikan masalah tanpa memantaskan diri.
Kepantasan diri adalah kepantasan jasad dan jiwa dalam
membentuk keadaan. Jadi jangan menipu prosesnya, meski kita begitu ingin
semuanya terselesaikan.
#TAHAP KEDUA : JADILAH OBSERVATOR YANG MENGENDALIKAN SETIAP
PIKIRAN-PIKIRAN ITU.
Cobalah mengambil satu pikiran yang sangat menggangu dan
analisalah! Misalnya, kenapa pikiran itu sangat menggangu? Kenapa pikiran itu
muncul? Dan apa tindakan yang akan Anda lakukan setelah Anda menerima aliran
pikiran itu?
Sahabatku… Akal manusia adalah bagian paling netral dan
cerdas dalam semesta raya ini. Ego kita tidak akan mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu. Tetapi akal mampu menjawabnya dengan cerdas.
Untuk mampu menggunakan akal kita harus terlebih dahulu
netral. Sementara untuk netral kita harus belajar menerima apapun yang ada
dihadapan.
Respon menerima adalah pelajaran awal untuk mengendalikan
ego. Ego kita selalu menolak sesuatu yang tidak nyaman, dan akan memaksa kita
untuk meraih kembali dan mempertahankan kenyamanan itu.
Karena mempertahankan ego maka respon kita adalah marah,
mengumpat atau bersedih. Akhirnya kita gagal menghadapi keadaan, lalu keadaan
itu pun berubah menjadi masalah.
Pikiran kita sebenarnya hanyalah aliran informasi yang apa
adanya. Sama saja seperti lampu merah, lampu hijau atau lampu kuning. Jadi agar
kita tidak gagal menghadapi pikiran, maka kita perlu memilih respon menerima.
Dengan memilih respon menerima, maka kita akan mampu
mengendalikan ego. Lalu karena ego sudah terkendali, maka jiwa kita bisa
menikmati ketidak-damaian yang sedang berlangsung. Lalu akhirnya kita
terlindungi dari stress dan depresi.
Stress yang muncul dan depresi yang berkepanjangan adalah
akibat dari diri yang belum mampu menerima pikiran-pikiran yang dihadapinya
sendiri. Sehingga diri membuat pikiran yang seyogyanya hanya informasi menjadi
masalah besar.
Sekali lagi, ini terjadi karena ego terus menerus
memberontak dan belum mau menerima ketidak-damaian yang terjadi. Padahal saat
kita memilih menerima sepenuhnya ketidak-damaian, ketidak-damaian akan berubah
menjadi kedamaian. Dan inilah yang dibutuhkan oleh jiwa dan jasad kita.
Jadi singkatnya meditasi pikiran dipraktekkan dalam tiga
aksi penting. Aksi pertama MENERIMA, kedua BERNAFAS, ketiga BER-AKAL.
Sahabatku… Meditasi pikiran itu bukan untuk membuat pikiran
berhenti. Tetapi untuk membuat pikiran menghargai diri. Diri kita jelas lebih
cerdas dari segala pikiran itu. Diri kita adalah kecerdasanNYA.
Bukalah mata kita untuk menghargai kecerdasanNYA ini dan
jadilah diri seutuhnya. Kami ingin kita semua mempraktekkannya mulai sekarang
agar diri menjadi lebih tenang, waskita dan nyaman meskipun masalah atau
pikiran negatif menyelimuti.
Memang masalah atau pikiran negatif tidak akan menghilang
begitu saja. Tapi paling tidak, kita sudah memberikan respon terbaik di
dalamnya.
Akhir kata sahabatku… Semoga pesan ini bermanfaat bagi kita
semua. Bantu kami membagikannya kepada semesta yang lain, agar sedikit demi
sedikit, perlahan tapi pasti frekuensi ketenangan mampu terpancar dari tiap
diri kita.
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com
Official Pesan Semesta IG :
https://www.instagram.com/pesansemesta.ig/
Official Pesan Semesta Channel :
https://www.youtube.com/channel/UCk4qduA-RudmGCpHVSKuw-g
#pesansemesta
#meditasi
APAKAH TAKDIR ITU BENAR-BENAR ADA DALAM SEMESTA INI?
Februari 11, 2021
Seorang sahabat bertanya “Mau bertanya, apakah takdir itu ada? Jika ada, apa itu takdir? Dan bagaimana itu takdir?” Dengan takdirNYA yang terpilih kami menjawab.
Sahabatku… Sebagai semesta kita
ini adalah bentukan energi yang bersifat kekal, tidak bisa dimusnahkan dan
hanya bisa berubah bentuk. Jadi tidak benar juga kalau kita berkata takdir itu tidak
ada.
Dari keberadaan diri kita dalam
bentuk ini saja sudah menandakan kalau ada yang membentuk lautan energi dalam
semesta ini menjadi kehidupan yang tidak pernah kita pilih, serta mengatur
segala sistemnya.
Sentuhlah dada kita sahabatku…
Kita bisa memilih bagaimana nasibnya jantung ini berdegup, tapi kita tidak
pernah memilih takdirnya. Jantung ini akan terus berdetak sesuai takdirNYA. Tapi
jelas dalam takdirNYA itu kita bisa memilih takdir apapun yang telah
ditentukanNYA.
Kita bisa merusak jantung ini
agar menjadi sakit atau kita juga bisa memelihara jantung ini agar menjadi
sehat. Baik itu jantung yang sakit atau jantung yang sehat, keduanya sama-sama beroperasi
sesuai dengan takdirNYA. Namun keduanya akan menjadi takdir yang masing-masing berbeda
karena kita memilih membentuk nasib yang berbeda.
Jadi jangan khawatir… Tulisan ini
tidak akan mengonyak keimanan seseorang akan takdir. Tulisan ini hanya akan
membuat seseorang semakin cerdas sesuai kecerdasan awal dirinya yang terus
bergerak berdasarkan takdirNYA. Karena takdir itu ada.
LALU APA ITU TAKDIR YANG ADA?
Takdir adalah pengaturan dalam
pembentukan. Setiap bentuk yang terbentuk dari energi memiliki yang namanya
pengaturan. Jadi, keniscayaan adalah takdir. Pengaturan semesta dan sistem
operasi semesta adalah takdir.
Takdir itu adalah awal dari yang
awal. Sementara awal tidak muncul dengan kata kebetulan. Pertama dari yang
pertama itu adalah sebuah rancangan bukan kebetulan. Mari kita garis bawahi
kata ‘rancangan’. Tentunya semesta ini juga merupakan rancangan.
Uniknya, setiap energi yang
terbentuk menjadi ‘ada’ dalam alam semesta ini memiliki sistemnya
sendiri-sendiri. Setiap material adalah kompleksitas molecular yang terancang
teratur. Tidak perlu melaju jauh keluar angkasa, diri kita sendiri adalah
kompleksitas sistem molecular itu.
Contoh sederhananya adalah bagaimana
udara yang kita hirup berubah menjadi oksigen lalu berubah menjadi bahan bakar
energi dalam tubuh kita. Proses kompleks ini hanyalah salah satu sistem
molecular canggih yang nyatanya tidak pernah kita atur sendiri. Kita hanya
menggunakannya, lalu dari bagaimana kita menggunakannya, maka lahirlah alur sebab
akibat, dan dari sebab akibat ini muncullah hasil.
Hasil dari takdir yang terpilih
inilah yang sering kita sebut nasib. Sebagai energi semesta kita di takdirkan
memiliki andil untuk membentuk nasib, yaitu memilih seluruh takdir (aturan
semesta) yang ada untuk membawa hasil yang sesuai dengan kesadaran. Karenanya
jangan sampai kita salah membentuk nasib karena kesadaran kita tidak paham
bagaimana itu takdir.
JADI BAGAIMANA ITU TAKDIR?
Sahabatku…
Setiap manusia memiliki pilihan
dalam memilih takdir-takdir yang telah ditentukanNYA. Tidak salah saat
seseorang berpikir kalau apapun yang terjadi dalam hidupnya adalah 100% takdir.
Hanya saja HARUS dipahami kalau Dzat Maha Memberikan pilihan-pilihan, tetapi
tidak memilihkan. Segalanya sudah bergulir sesuai hukum sebab akibat.
Disinilah letak kesalahan-kesalahan
manusia memahami takdir suka terjadi. Kadang sesuatu itu terkesan seperti
dipilihkan olehNYA. Tetapi kalau kita mau mencerna lebih dalam lagi untuk menelusuri
sebab akibat yang berlangsung, maka akan tersadari kalau yang kita anggap
dipilihkan itu sendiri terajadi akibat sebab-akibat yang kita pilih sendiri.
Contoh sederhananya begini, seorang
pemabuk meninggal karena kecelakaan mobil. Apakah kondisi hidup dan akhir hidup
seseorang ini adalah takdir? Jawabannya adalah iya, tapi bukan takdir yang tertulis.
Tetapi takdir yang dia pilih sendiri. Seseorang ini memiliki pilihan untuk
menjadi mabuk atau tidak mabuk.
Setiap pilihan akan melaju pada
hasil. Manusia sudah dilengkapi dengan akal yang bisa berakal kalau digunakan.
Kita memiliki jasad yang bisa beraksi kalau digunakan. Kita memiliki hati
nurani dan naluri semesta kalau digunakan. Masalahnya, seluruh kelengkapan ini mau
kita gunakan atau tidak mau kita gunakan bukan takdir, melainkan adalah nasib.
Jadi pahamilah, kalau setiap apapun
yang kita pilih sudah menjadi takdir, tetapi tidak dengan pilihan kita. Artinya,
sebagai manusia kita sudah memiliki kesadaran yang bertanggung jawab dengan
apapun yang kita pilih. Karena setiap apapun yang kita pilih bukanlah ketentuan
mutlak, namun takdir yang terpilih. Tentunya sebagai pilihan kita bisa
memilihnya, bisa juga tidak memilihnya.
Setiap manusia memilih nasibnya sendiri
dalam takdirNYA. Nasib adalah takdir pengaturan semesta. Dimana seorang
dipersilahkan untuk memilih sebab dan membentuk akibat.
Hukum sebab akibat ini tidak
pernah menyalahi keniscayaan yang ditakdirkanNYA. Jadi, sudahkah kita membentuk
yang terbaik sesuai fungsi dan tujuan kehadiran kita dalam semesta ini?
Sudah berpuluh-puluh generasi
menanyakan takdir dan berharap takdir menuliskan yang terbaik baginya. Padahal dia
sendiri sudah menjadi pemilih takdir didalam takdirNYA. Lalu apa yang akan kita
perdebatkan lagi setelah ini?
Tidak sahabatku… Kita tidak akan
berdebat! Kita hanya akan membentuk kebaikan bagi diri dan bagi semesta. Kalau
hasilnya tidak sempurna, itu tidak akan menjadi masalah besar. Kita ini
hanyalah kesempurnaanNYA. Sebegitu apa adanya diriNYA membersamai diri yang
sedang menyibak kesempurnaanNYA dalam setiap kebaikanNYA yang kita pilih.
Sahabatku… Kita adalah pemilih
takdir semesta, maka itu siapkanlah kesadaran berakal yang mampu memilih nasib yang
terbaik.
Semoga sampai disini bisa
terpahami. Pelan-pelan saja memahaminya. Hilangkan ego untuk mampu memahami
kalau Dzat Maha memang sudah menyempurnakan dan memberikan segalanya untuk
manusia. Tidak ada ketidaksempurnaan. Segala ketidaksempurnaan kita hanyalah
kesempurnaanNYA yang belumlah dipilih.
Kenapa belum dipilih? Banyak
sebab akibat tentunya… Lagi-lagi semesta kadang bisa saja membentuk nasib yang
salah. Hidup ini adalah porsi pelajaran yang berjenjang. Apakah Dzat Maha akan
menghukum apabila kesalahan dalam pelajaran ini terlanjur kita lakukan?
Pikirkanlah… Bagaimana bisa Dzat
Maha Yang Sudah menjadikan setiap inci pembentukan ini anugerah dari Sumber penciptaan
sebagai hukuman? Hati-hati sahabatku… Jangan-jangan dogma dan doktrin yang kita
terima telah menilai diriNYA salah. Ikutilah akal yang telah ditakdirkanNYA
kepada kita.
Akhir kata sahabatku… Teruslah
membentuk nasib terbaik bersamaNYA dalam takdirNYA…
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
SUPERCONSCIOUS & BAGAIMANA CARA HIDUP DI DALAMNYA
Februari 06, 2021
Seorang sahabat bertanya “Kesadaran seperti apakah yang mempengaruhi Bumi?” Melalui izinNYA kami menjawab.
Sahabatku… Kesadaran adalah diri
kita. Apapun yang Anda ingat sebagai hidup Anda adalah kesadaran. Kita menerima
kesadaran ini dari hasil keterhubungan jasad, jiwa dan ruh. Ketiga komponen
yang membentuk diri kita ini akhirnya menghasilkan diri, yaitu kesadaran.
lalu Apa itu keadaan super sadar
atau superconscious?
Keadaan super sadar merupakan
keadaan yang sudah mampu memisahkan diri dari pikiran. Manusia yang mampu menjadi
penyeimbang dari pikirannya, melawati pikirannya hanya untuk hasil yang
memakmurkan dirinya, tidak terombang-ambing dengan pikiran dan paham betul
kalau pikiran hanyalah aliran informasi yang terproses oleh otaknya dan bukan
sebagai dirinya.
Setiap keadaan super sadar akan
menghasilkan diri yang lebih netral, tenang, tidak reaktif dan mampu fokus
dengan setiap goal yang harus dituju. Akhirnya dirinya mampu membuat percepatan
kepada kedamaian, ketenangan, dan kepada setiap tujuan dan tugasnya memakmurkan
diatas muka bumi ini.
Hasil terujung dari keadaan super
sadar adalah rasa bersyukur yang mendalam kepada Sang Pembuat. Berterimakasih kepadaNYA
untuk setiap apapun yang diberpikirkan dan untuk setiap apapun kondisi yang
terlalui. Ini terjadi karena setiap aliran informasi apapun yang diterimanya sudah
terolah secara netral tanpa beban.
Bagaimana menurut Anda sahabatku…
Apakah Anda ragu keadaan super sadar diatas tidak akan membuat kebahagiaan
tanpa syarat – Bukankah dari membacanya saja sudah membuat kita nyaman bukan?
Siapa yang tidak nyaman saat dia sudah
bisa mengendalikan dirinya sendiri dan begitulah memang kita seharusnya
sahabatku…
Sayangnya selama ini selalu
dikatakan kalau manusia adalah makhluk yang tidak bisa terlepas dari
pikirannya. Jawabannya adalah betul memang begitu adanya. Setiap part organ
tubuh kita ini mempunyai efek sensoris untuk menangkap setiap pergerakan molecular
yang terjadi di luar tubuh.
Mata kita memantulkan cahaya
untuk menerima gambar. Telinga kita menerima gelombang untuk mendengar. Mengidentifikasi
bau adalah cara otak kita memberi tahu Anda kita tentang lingkungan. Di atas
atap rongga hidung terdapat epitel olfaktorius. Jaringan ini mengandung
reseptor khusus yang sensitif terhadap molekul bau yang bergerak di udara.
Begitu juga kalau kita mau
memperhitungkan efek sensoris dari kulit kita sendiri, maka akan menjadi sungguh
menakjubkan betapa banyak informasi yang kita terima tentang dunia melaluinya.
Indera peraba kulit inilah yang memberi otak kita banyak informasi tentang
lingkungan alam, termasuk suhu, kelembapan, dan tekanan udara. Termasuk didalamnya
kondisi Bumi tempat kita berdiri. Begitu juga kondisi indra peraba ini
memungkinkan kita merasakan sakit fisik — kebutuhan untuk menghindari cedera,
penyakit, dan bahaya.
Belum lagi kita berbicara tentang
otak sebagai pemimpin utama dari seluruh reseptor. Dalam otak seluruh informasi
yang kita terima dari pergerakan molekular terkumpul dan terproses. Dari hasil
proses ini kita mampu memiliki yang namanya pikiran.
Jadi kalau mau disingkat; Apa itu
pikiran? Maka jawabannya adalah aliran informasi yang tersajikan oleh otak
sebagai sebab-akibat dari informasi molecular yang terproses dalam kesadaran.
Jadi, pikiran itu bukan diri
Anda. Diri Anda adalah kesadaran yang memaknai setiap aliran pikiran. Mohon
pahami hal ini dan semua akan baik-baik saja dalam hidup ini sahabatku…
Mereka berkata kalau pikiran akan
menentukan takdir kita. Sebenarnya itu tidak terlalu benar. bukan pikiran yang
menentukan nasib kita, tetapi kesadaran lah yang menentukannya.
Dalam kesadaran kita akan membuat
keputusan besar, yaitu mau diapakan seluruh informasi ini?
Apakah kita akan membiarkan diri
tenggelam didalamnya? Apakah kita akan memanfaatkannya untuk menarik hasil? Apakah
kita akan membiarkannya berlalu begitu saja? Semua pilihan kesadaran akan
menarik sebab – akibat tertentu.
Dalam dunia mikorokosmos sebab
adalah frekuensi dan akibat adalah frekuensi. Frekuensi yang senantiasa menarik
frekuensi. Dari sinilah awal proses kita membentuk energi baru.
Apapun yang kita lakukan pada
dunia makrokosmos selalu akan mempengaruhi dunia mikrokosmos. Bagaimana
kesadaran (diri) memproses aliran informasi (pikiran) akan menghasilkan
elektromagnetik.
Jadi apapun pilihan kesadaran diri
tentang pikiran yang sedang berproses didalamnya akan berhubungan dengan
segalanya.
Pada dunia mikorkosmos semuanya adalah
ketersalingan dalam keterhubungan abadi (Unified Field).
Lalu bagaimana cara hidup dalam
keadaan super sadar atau superconscious?
Ada tiga cara yang bisa kita
aplikasikan agar terus berada pada keadaan super
1. Awasi
setiap pergerakan pikiran secara terbuka
2. Pelajari
setiap sebab-akibat sebelum memproses pikiran
3. Proses
pikiran secara netral
Dengan mencoba perlahan-laha
untuk mengawasi pergerakan aliran informasi yang diterima oleh jasad. Kita akan
perlahan-lahan mampu memahami tujuan dari pikiran yang sesungguhnya.
Setelah memahami tujuannya, maka
kita akan mampu memperhitungkan sebab-akibat dari cara kita memproses pikiran.
Ambil contoh, misalnya saat kita
menerima informasi yang buruk tentang diri sendiri. Pada saat kita menerima
informasi itu maka otak akan mengeluarkan seluruh informasi untuk mempersiapkan
diri untuk bereaksi pada situasi yang sedang dihadapi.
Pada saat seluruh informasi itu
tersaji, kita bisa mempersilahkan pikiran bawah sadar (program lama) untuk
memilih yang biasa kita pilih. Dengan itu kalau misal kita terbiasa menyikapi
informasi itu dengan marah/menangis/curhat/meratap, maka salah satu dari yang
biasa kita pilih akan muncul otomatis.
Lain halnya kalau kita masuk
dalam mode super sadar. Pada mode ini kita mampu mengawasi informasi (pikiran) itu,
dan kita akan mulai mempelajarinya secara detail sehingga mampu memilih yang
terbaik buat diri. Jadi kalau misal dahulu biasanya kita memilih reaksi marah,
maka sekarang kita bisa memilih tenang.
Bagaimana kita bisa memilih tenang
adalah karena diri sudah mulai menyadari kalau marah adalah elektromagnetik negatif
bagi diri, antar makhluk dan bumi. Dari kesadaran
yang tersadari ini diri belajar menerima orang lain yang buruk sebagai sudut
pandang diri mereka masing-masing dan mengharagai setiap apapun pandangan
manusia terhadap dirinya. Disinilah maksudnya mem-proses pikiran secara netral.
Akhirnya frekuensi yang kita
tarik bukan frekuensi marah, melainkan frekuensi ketenangan dan penghargaan. Lihatlah,
bukankah hanya dengan ini saja kita sudah turut menjaga elektromagnetik diri agar
tidak membawa pengaruh buruk terhadap Bumi?
Korelasi sederhana. Sebegitu sederhananya memang kesadaran
semesta saling terhubung dan mempengaruhi. Sayang kesederhanaan korelasi
kesadaran ini kurang terpahami oleh kita. Semoga perlahan-lana korelasi ini bisa
terpahami dengan baik oleh kita semua.
Bagaimanapun juga kita dibentuk
untuk menjadi pemimpin bagi diri. Setiap pemimpin akan bertanggung jawab
terhadap pilihannya. Mari kita menjadi sadar untuk memilih yang terbaik dalam
kesadaran yang terus diasah dan dilatih untuk menjadi baik bagi diri, makhluk
dan Bumi.
Mungkin saat ini sebagian kita
ada yang meragu pada dirinya sendiri. Sebagian kita berpikir kalau ini keadaan
super sadar ini terlalu berat untuk diaplikasikan.
Sahabatku… Netralkan diri kita
dari menilai kesanggupan dirinya sendiri. Cobalah dan lakukanlah. Segala kesulitan
hanyalah awal dari kemudahan. Kesadaran adalah ketidakterbatasan semesta. Tidak
ada batas kesadaran. Kita tidak terbatas. Jadi jangan biarkan pikiran-pikiran
itu membatasi kesadaran kita.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com