CARA MERUBAH LIMITED BELIEF
April 15, 2021
Menurut hukum kekekalan energi, energi dapat dirubah dari suatu energi menjadi energi lain. Jadi tidak ada yang tidak bisa dirubah dalam hidup ini. Setiap orang memiliki kekuatan untuk memilih keyakinannya. Itulah kenapa keyakinan seseorang bisa berubah dan berkembang menjadi baik. Sahabatku... Mari kita pelajari caranya. Salam Semesta Copyright (C) 2021 Connect to Pesan Semesta
UNTUK APA KITA BERPUASA?
April 13, 2021
Seorang sahabat bertanya
“Sebenarnya untuk apa kita berpuasa?” Sungguh pertanyaan yang bagus pada awal
bulan yang bagus. Mari kita mempelajari jawaban semesta secara netral, agar
kita mampu mengambil pelajaran terindah dariNYA. Melalui anugerahNYA kami menjawab.
Sahabatku… Kami tidak akan
menjawab kalau satu-satunya alasan kita berpuasa adalah untuk pahala. Pahala
itu merupakan hal gaib yang butuh keikhlasan agar bisa terwujud.
Satu-satunya cara kita
menyaksikan pahala adalah dengan menyaksikan kebaikan yang dibawanya. Dari
proses penyaksian itulah, kita akan mampu melihat wujud pahala yang sebenarnya.
Dan pastinya, kita hanya akan melihatnya dengan diri yang tidak lagi mendikte
angka yang terterima.
Jadi Sahabatku… Untuk apa kita
berpuasa?
Jawabannya adalah kita berpuasa
untuk belajar pengendalian.
Tetapi bukan untuk mengendalikan
lapar dan haus. Karena kita tidak berpuasa untuk lapar dan haus. Tetapi untuk
menjadi rasa lapar dan haus itu sendiri. Kita berpuasa agar mampu berdiri
diluar barisan depan hanya untuk melihat diri sendiri.
Jadi sahabatku… Saat berpuasa
perhatikanlah rasa lapar itu, perhatikanlah rasa haus itu dan belajarlah
darinya.
Belajarlah untuk merasakannya.
Belajarlah untuk menyatu dengannya. Lalu belajarlah untuk mengendalikannya.
Mengendalikan disini bukan
menghilangkan keniscyaannya. Namun meresapi nilai-nilai keniscayaan itu
sendiri. Meresapi kalau setiap keniscayaan terbentuk dengan tali keseimbangan
yang halus dan terkendali.
Sudah menjadi aturanNYA kalau
jasad akan lapar dan haus. Rasa lapar merupakan hasil dari serangkaian proses
yang terjadi ketika kadar glukosa atau gula dalam darah menipis. Ketika kadar
glukosa menipis, sistem pencernaan melepaskan berbagai jenis hormon, termasuk
insulin.
Pelepasan hormon-hormon tersebut
merupakan sinyal bahwa tubuh membutuhkan asupan bahan bakar. Di otak sinyal
dari jasad ini diterjemahkan sebagai rasa lapar.
Berarti secara tidak langsung,
jasad berkomunikasi dengan memberi tahu kebutuhan yang kita butuhkan melalui
rasa lapar. Sehingga akhirnya memaksa diri untuk memenuhi kebetuhannya dengan
makan.
Tapi nanti dulu, jasad kita boleh
saja merengeki kebutuhannya. Namun ternyata kebutuhan pun tercipta agar bisa
terkendalikan. Dan ternyata jasad kita pun paham kalau kita sedang ingin
mengendalikannya.
Jadi begini, setelah melewati
waktu 8 jam berpuasa, hati akan menggunakan cadangan glukosa terakhirnya.
Apabila ini terjadi, jasad memasuki kondisi gluconeogenesis menandai bahwa
jasad mentrasisi dirinya ke mode puasa.
Pada mode puasa ini, penelitian
telah menunjukkan bahwa gluconeogenesis meningkatkan jumlah kalori yang dibakar
jasad. Tanpa karbohidrat yang masuk akhirnya jasad menciptakan glukosa sendiri
menggunakan lemak. Ini proses yang aman bagi jasad. Hanya saja proses ini
membuat kita merasakan lapar yang semakin akut.
Rasa lapar akut yang kita rasakan
akhirnya terus menerus menekan otak ego kita untuk terus menerus memikirkan dan
membutuhkan makanan selama berpuasa. Otak ego disebut juga otak primal.
Otak ego menempati posisi di otak
kecil dan batang otak. Otak primal ini bertanggung jawab atas segala pergerakan
didalam jasad dan aktifnya survival mode, yaitu fungsi bertahan hidup yang paling
mendasar dari jasad manusia.
Uniknya otak primal ini tidak
bisa berpikir. Otak ini hanya memiliki serangkaian respons perilaku yang
terbatas yang dapat dipicu oleh pemicu tertentu. Rasa lapar dan haus terproses
dalam bagian otak ini, sebagai respon yang mendesak kita untuk memenuhi
kebutuhan dirinya.
Itulah fungsinya ego. Ego
memiliki naluri kewaspadaan. Tersistem sebagai sebuah Alert system yang akan
otomatis berbunyi apabila ada hal yang tidak nyaman terjadi bagi diri.
Jadi sebenarnya ego kitalah yang
berkata… ohh kamu lemes karena puasa, kamu ga akan kuat, kamu harus makan dan
lain sebagainya.
Sementara sebenarnya dari dalam
jasad manusia sendiri masih tetap baik-baik saja. Karena jasad manusia memiliki
sistem yang netral. Sayangnya kenetralan sistem jasad kita sering dirusak oleh
ego yang tidak terkendalikan dengan baik dan benar. Tugas kitalah untuk mengendalikan
ego ini agar tersistem dengan baik dan benar.
Disinilah letak alasan kenapa
puasa kita lakukan, yaitu untuk belajar pengendalian ego. Dimana kita belajar
mengontrol ego kita untuk menjadi lebih rasional disaat yang tidak rasional
baginya.
Bagi ego, tidak rasional apabila
kita tidak makan saat lapar, dan tidak minum saat haus. Tapi bagi jasad itu
masih hal yang rasional. Karena sebenarnya sistem operasi jasad masih mampu
bertahan dalam kondisi seperti itu.
Tugas berat utama saat kita
mengaku berpuasa adalah membuka akal untuk menyeimbangkan antara keinginan
dengan kebutuhan, sehingga ego mampu terkendalikan olehnya.
Ciri manusia yang berpuasa adalah
mereka yang sudah bisa menggunakan akalnya untuk mengendalikan dirinya sendiri.
Ingat rahasia kecilnya sahabatku… Akal manusia mampu menakar kebutuhannya dan
ego manusia mampu menakar keinginannya.
Memang ada banyak hal penting
yang harus kita perjuangkan, sehingga kita pantas berkata kalau diri ini adalah
manusia yang berpuasa, dan bukan manusia yang sekedar tidak makan dan tidak
minum.
Tidak apa sahabatku… Lapar dan
haus kita saat ini bisa menjadi gerbang pelajaran yang indah bersamaNYA apabila
kita mau belajar. Saran kami, ambillah pelajarannya, jangan menilai hasilnya,
terus sajalah belajar.
Besok sebagian kita masih akan
berpuasa. Mungkin besok kita akan gunakan puasa itu sebagai pelajaran. Meski
sebenarnya setiap hari kita harus berpuasa. Setiap hari kita harus belajar
mengendalikan.
Selamat berpuasa sahabatku…
Pahala berpuasa adalah kebaikan dari hasil pelajaran itu sendiri. Pahala
bukanlah angka yang terhitung, melainkan hanyalah kebaikanNYA yang tak
terhitung.
Dalam porsi-porsi pelajaran kita
yang masih akan terus berlanjut, selalulah mengingat kalau pengendalian dan
pelajaran itu tidak pernah kita lakukan sendirian. Kita mengendalikannya
bersamaNYA dan kita juga mempelajarinya bersamaNYA. Dan setiap detik kita akan
berpuasa bersamaNYA…
Karena tidak ada setitik pun
detik yang terbentuk dalam waktu dan ruang tanpaNYA…
Akhir kata sahabatku…
Berpuasalah, dan merendahlah dalam puasa itu.
Salam Semesta
Copyright 2020 ©
www.pesansemesta.com
MEMBUAT KIAMAT BAGI BUMI ITU MUDAH
April 11, 2021
Sahabatku... Mari kita renungkan kembali apa yang telah kita lakukan kepada planet kita ini. Perenungan kita akan menjadi gerbang kewaskitaan dan tanggung jawab antara diri dan semesta.
TIGA HAL YANG MAMPU MENURUNKAN FUNGSI AKAL
April 08, 2021
Sahabatku… AKAL adalah hal paling
suci dari keberadaan diri sebagai manusia. Dengan akal-lah kita mampu membentuk
kesadaran terbaik agar mampu saling memakmurkan. Dengan akal pula lah kita akan
mampu berjalan menuju gerbang penyaksian segala penciptaan.
Sayangnya, banyak hal dalam hidup
ini yang sengaja dibuat ‘seru’ untuk menurunkan fungsi kita dalam menggunakan
akal. Tugas kita sekarang adalah menjaga diri untuk tidak terjebak didalamnya.
Penjebakan diri secara suka rela
adalah sebab tersendiri dari akibat yang justru ingin dihindari. Jadi,
berhati-hatilah. Hidup adalah lingkaran sebab dan akibat.
Semoga tiga hal besar yang kami
sampaikan kali ini bisa mulai kita hindari. Agar kita tidak terus menerus
menurunkan fungsi akal.
Berikut ini adalah tiga hal yang
mampu menurunkan fungsi akal :
#Hal Pertama : TERUS-TERUSAN MENILAI
“Akal berfungsi untuk menetralkan
penilaian, bukan mempertajam penilaian”
Sahabatku… Apa yang disampaikan
semesta kali ini sangatlah unik. Tapi kalau dipikirkan secara netral memang
begitulah diri kita adanya. Kebanyakan hal pertama yang kita lakukan saat ini adalah
menilai.
Kita bahkan sering menilai apapun
yang masih diluar jangkauan diri sendiri. Uniknya, kita begitu pintar menilai
sesuatu yang bahkan belum kita pahami. Contoh sederhananya, kita menilai cuaca saat
ini sangat kacau. Tetapi kita sendiri tidak paham, kenapa cuaca bisa kacau seperti
ini?
“AKAL akan menuntun manusia untuk
memahami sebab akibat.”
Saat seseorang paham alur sebab
akibat, maka dirinya akan merendah untuk tidak menilai. Tetapi perhatikanlah hidup
kita saat ini sahabatku… Bukankah gerbang penilaian selalu berada didepan mata.
Kita setiap hari hidup untuk menilai, dan bahkan mempersilahkan diri dinilai. Bukan
begitu?
Sahabatku… Agar penurunan fungsi
akal tidak semakin tersendat akibat penilaian-penilaian. Maka ada dua hal yang
harus kita lakukan, yaitu mengajak akal untuk lebih sering mengamati dan
menelusuri.
Amati setiap apa yang terlihat dan
telusurilah, maka seketika akal kita akan mulai berfungsi. Tetapi sebelum
melakukannya kita harus selalu mengajarkan AKAL untuk belajar dalam kenetralan.
#Hal Kedua : BERHENTI BELAJAR
Sahabatku… Hal kedua yang mampu
menurunkan fungsi akal adalah berhenti belajar. Dari kecil kita sudah terbiasa
dengan mindset yang mengkaitkan sekolah dengan belajar.
Kita tidak ditanamkan mindset
kalau kehidupan ini sendiri adalah sekolah. Dimana tidak ada ujung bayangan
yang akan menghentikan kita untuk menjadi pelajar.
Seperti sifatnya seorang pelajar,
seorang pelajar tidak akan bisa menjadi sombong dalam kepintaran. Tetapi hanya
akan meningkat. Namun bahkan dalam peningkatan pun dirinya tetaplah seorang
pelajar. Itulah yang menjadikan seorang pelajar selalu duduk untuk mengamati
dan menelusuri pelajaran.
Sayangnya kita tidak dijadikan
untuk menjadi pelajar, kita hanya dijadikan penilai. Pertama kita diajarkan kalau
belajar hanya disekolah, kita tidak diberi kesempatan untuk belajar secara
otodidak, belajar dari pengalaman, apalagi belajar dari semesta.
Ditambah lagi kita hanya
diajarkan belajar untuk dinilai. Dalam sekolah, kita tidak diajarkan untuk
mengamati dan mencerna porsi yang sesuai akal kita masing-masing. Tetapi kita
hanya diberi pelajaran yang rata untuk menjadi benar atau salah.
Jadi disaat bersamaan kita
seharusnya meningkatkan fungsi akal, maka disaat yang bersamaan pula akal kita
diturunkan dengan penilaian-penilaian yang diharuskan.
Sahabatku… Kalau Anda setuju,
maka janganlah melakukan hal yang kedua ini pada generasi muda kita sekarang. Izinkan
akal mereka berkembang tanpa penilaian benar dan salah. Berilah mereka project
yang mampu mereka telaah dan berpikirkan tanpa khawatir penilaian apapun.
Sehingga mampu tertanam ke dalam
jiwa mereka, kalau segalanya dalam semesta ini sudah menjadi kenetralan yang tak
ternilai. Dimana semuanya sudah menjadi Rahmat Semesta Alam-NYA.
#Hal Ketiga : MERUSAK KESADARAN
Akal adalah respon kesadaran yang
berlangsung dalam pengoperasian jasad. Manusia hanya bisa mengoperasikan
akalnya saat dirinya secara utuh sadar.
Kesadaran adalah keseluruhan
gerakan jasadi dan rohani manusia. Kita boleh mengakui, kalau saat ini kita
adalah orang yang sadar. Kita hidup, kita bergerak, kita pun senantiasa
beraktifitas. Sayangnya, sadar bukan hanya tentang bangun, bergerak dan
beraktifitas.
Lalu, apa itu orang yang sadar?
Orang yang sadar adalah seseorang
yang waspada akan pikiran, perasaan, dan tindakannya. Dia tahu apa yang dia
lakukan dan mengapa dia melakukannya. Artinya, orang yang sadar selalu
membiarkan segala tindakannya selalu bergerak berdasarkan akal yang berpikir.
Orang yang sadar adalah orang
yang mengenal dan memperhatikan diri sendiri lebih dari apapun. Karena inilah
orang yang sadar mampu mengendalikan pikiran mereka sendiri. Artinya, orang
yang sadar selalu mampu mengendalikan ego mereka dan membiarkan akalnya yang
menuntun dirinya.
Orang yang sadar selalu waspada
dengan segalanya, dan terus berusaha meningkatkan kesadaran dirinya. Senantiasa
mengajak dirinya menuju layar kesadaran yang berikutnya. Artinya, orang yang
sadar selalu membiarkan dirinya bergerak dinamis, optimis dan penuh aksi.
Jadi sadar itu bukan sekedar
membuka mata, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita lihat. Bukan sekedar
berbicara, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita ucapkan. Bukan sekedar
mendengar, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita dengar. Bukan sekedar
bergerak, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita gerakkan.
Jadi SADAR sangat erat kaitannya
dengan AKAL. Lalu apa maksudnya merusak kesadaran?
Sahabatku… Merusak kesadaran itu berarti
menghilangkan porsi diri dalam pengendalian dirinya sendiri.
Karena itu pahamilah sahabatku…
Apabila seseorang sudah mulai terbiasa untuk menilai dan dinilai. Kalau seseorang
sudah mulai terbiasa belajar hanya untuk penilaian dan menilai. Maka dengan
sengaja seseorang mulai dikendalikan dengan penilaian dan penilaian. Akhirnya,
perlahan-lahan dia kehilangan kesadarannya untuk mampu mengendalikan dirinya
sendiri.
Disaat itulah dirinya berhasil
merusak kesadarannya. Karena saat diri mulai terkendali dengan pihak lain, maka
diri hanya mengikuti secara buta tanpa sedikitpun berpikir. Akhirnya akal pun
menjadi semakin kerdil didalam tempatnya sendiri. Akal bahkan bisa kehilangan
peran dan ter-down gradekan secara brutal.
-------------------
Sahabatku… Sampai disini kita
masih memiliki pilihan untuk berhenti menilai,z untuk mulai belajar dalam
kenetralan dan untuk mulai mengendalikan diri. Tiga hal ini akan kita lakukan
bukan karena apa-apa selain agar diri lebih ber-akal lagi.
Mungkin sebagian kita bertanya-tanya.
Apakah memang sebegitu pentingnya diri untuk ber-akal dan menjaganya?
Tentu sahabatku… Karya nyata
hanya bisa tercapai oleh akal yang mau beraksi dalam kenetralan. Jadi bersiap-siaplah. Akal ini memang jembatan panjang menuju gerbang penyaksian segala penciptaan.
Salam Semesta
ALASAN POSITIF KENAPA KITA BOSAN?
April 03, 2021
Bukankah kita ingin tahu, apa itu gunanya kebosanan – kenapa kita memiliki rasa bosan dan untuk apa rasa bosan tercipta? Mari kita gali lebih dalam lagi.
Dari penggalian kita yang lebih dalam tentang rasa bosan. Kita akan menemukan satu bukti besar kalau ternyata manusia memang selalu disetting agar mampu berkembang lebih besar dari dirinya yang sekarang. Kami pastikan, kalau setelah ini Anda akan bersyukur dengan segala rasa bosan yang masih Anda rasakan. Karena ternyata, meski bosan bukan keadaan yang menyenangkan, tetapi manusia memang butuh dengan rasa bosan. Salam Semesta Copyright (C) 2021