THE POWER OF BELIEF – CARA MERUBAH LIMITED BELIEF MENJADI POWERFULL BELIEF

 


Sahabatku… Apa kekuatan terbesar yang tanpa modal, hampir 100% gratis, tidak meminta syarat apapun. Tapi sering tidak kita pilih? Iya, jawabannya adalah BELIEF – KEYAKINAN.

Setiap orang memiliki kekuatan untuk memilih keyakinannya. Kesadaran manusia mampu mengelola begitu banyak informasi. Lalu secara bebas, tanpa ketentuan apapun, kita mengkonsepkan keyakinan menjadi kenyataan.

Seseorang bisa memilih memiliki LIMITED BELIEF yang akan terus menarik dirinya menjadi kecil atau seseorang juga bisa memilih memiliki POWERFULL BELIEF yang akan terus menarik dirinya untuk menjadi kebesaran yang secara bertahap berkembang.

Kedua pilihan ini bebas dipilih atau dibentuk se-begitu saja. Sayangnya memang kita ini sering sembarangan membentuk belief tanpa kendali yang sadar.

Kadang dalam hidup ini kita sering tidak sadar kalau kita membiarkan diri membentuk pilihan besar ini secara otomatis.

Jadi begini, secara biologis, keyakinan adalah bagian integral dari operasi otak. Keyakinan terbentuk dari semburan neurotransmitter.

Neurotransmitter dapat diistilahkan dengan kata-kata yang digunakan otak untuk berkomunikasi dengan pertukaran informasi yang terjadi secara terus-menerus, yang dimediasi oleh pembawa pesan molekuler yang secara dramatis mempengaruhi biokimia otak.

Dengan kata lain, keyakinan adalah ikatan molecular yang bekerja dalam tubuh. Dan ini terprogram secara otomatis. Tapi bukan berarti program tidak bisa dikendalian.

Sudah menjadi keniscyaan kalau apapun yang terbentuk dalam tatanan molecular selalu bisa dikendalikan. Agar bisa dibentuk, dirubah, ditingkatkan, diturunkan atau dipertahankan begitu saja tanpa ditingkatkan atau diturunkan.

Contoh sederhananya saat tubuh kita sakit. Pada saat sakit sebagian tatanan molecular kita berubah dengan alasan-alasan tertentu. Tapi pada saat yang sama kita juga memiliki pilihan untuk memperbaiki tubuh secara benar, agar molecular tubuh kita pulih atau tidak memperbaiki sama sekali, sehingga molecular tubuh kita terus menurun.

Ini adalah contoh sederhana kalau sebuah pilihan bukan sekedar tentang kesadaran yang mempengaruhi bagian jiwawi saja. Tetapi juga mempengaruhi keseluruhan fisik manusia itu sendiri. Kita adalah komponen yang terhubung dalam ketersalingan.

Belief bukan sekedar bagian jiwa tapi juga jasad. Memang hal yang jarang diketahui oleh kita, adalah kenyataan bahwa biokimia tubuh kita berasal dari kesadaran kita. Kesadaran yang diperkuat oleh keyakinan menjadi biokimia kita.

Setiap sel kecil di tubuh kita sangat sadar dan benar-benar sadar tentang pergerakan pikiran kita, perasaan dan tentu saja, keyakinan kita.

Itulah kenapa keyakinan seseorang selalu bisa berubah dan berkembang berdasarkan PILIHAN. Keyakinan bukanlah tatanan baku. Asalkan seseorang mau MEMILIH terbuka dan mau menerima informasi lainnya, maka keyakinannya sekuat apapun bisa berubah asalkan kita tahu cara merubahnya.

Jadi sahabatku… Bagaimana caranya merubah LIMITED BELIEF menjadi POWERFULL BELIEF? Jawabannya, adalah dengan kembali memilih menjadi pelajar yang netral.

Sistem kepercayaan manusia dibentuk oleh semua pengalaman yang dipelajari dan dipraktekannya, yang lalu disaring melalui kesadarannya.

Indera kita hanya mentransfer informasi, membawanya ke otak lalu otak menangkap untuk mengolahnya berdasarakan persepsi yang sudah terprogram dalam kesadaran.

Untuk merubah program kesadaran, maka harus mau merubah pola pikirnya juga. Saat pola pikiran mulai membentuk kesadaran yang berbeda, maka saat itulah keyakinan berubah.

Sementara satu-satu caranya untuk merubah pola pikir,  adalah dengan menjadi pelajar yang NETRAL.

Kenapa? Karena apapun yang Anda nilai adalah perception reality Anda sebagai kesadaran. Tidak ada takdir yang bermain disana. Hanya ada nasib yang bisa dibentuk.

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Ini menyangkut bagaimana kesadaran menggerakkan pikiran lalu akhirnya pikiran membiarkan jasad mengelolanya.

Tetapi, persepsi itu bukan sekedar keyakinan, melainkan meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra.

Meskipun jasad seluruh umat manusia beroperasi dengan system yang sama. Tetapi setiap manusia memiliki keterbatasan fisiknya sendiri-sendiri. Dan inilah yang membuat setiap persepsi unik.

Tidak akan ditemukan persepsi yang sama persis karena tiap kita memandang hidup berdasarkan toolsnya (jasadnya) masing-masing.

Inilah alasan utama kenapa tingkat kesadaran tiap manusia juga berbeda-beda. Karena tiap setiap kita memiliki program yang bekerja secara berbeda-beda pula.

Begitulah apa adanya keniscayaan yang terbentuk. Bahkan wajah dan sidik jari kita tidaklah sama. Dalam perbedaan-perbedaan ini tiap diri diberi pilihan untuk merubah beliefnya masing-masing.

Dalam proses yang berjenjang, seluruh molecular tubuh kita akan menulis program baru untuk mendukung kesadaran baru.

Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita selalu bisa berubah menjadi baik, dan selalu menjadi baik pada detik yang sama selama kita mau netral merubahnya.  

Nah, disinilah kita akan bertanya lagi, kenapa harus NETRAL?

Sahabatku… Melalui dirinya sendiri manusia menjadi makhluk semesta yang memberi makna bagi realitanya sendiri. Tapi ternyata kenyataan yang dipersepsikan oleh kesadaran kita, tidak pernah bisa menjadi acuan akan kebenaran hakiki dari kenyataan mutlak.

Persepsi hanya bertindak sebagai lensa yang melaluinya kita memandang kenyataan. Tapi kalau kita jeli bertanya “apakah sesuatu yang kita sebut kenyataan itu adalah kebenaran mutlak?” maka untuk menemukan jawabannya kita harus berlari untuk berada di titik netral terlebih dahulu.

Tentunya kita ingin hidup dalam lingkaran kebenaran, bukan? Setiap hari kita memohon jalan yang lurus (kebenaran) berkali-kali dan berulang-ulang. Jadi jelas tanpa perlu dibantah kita mengharapkan belief yang kita tanam atau rubah ini adalah keniscayaan sejati yang sebenar-benarnya.

Hanya saja sahabatku… bagaimana kita bisa melihat keniscayaan semesta kalau kita masih membatasi apa yang kita yakini dengan persepsi yang bahkan kita tidak tahu, apakah persepsi itu sesuai atau dengan keniscayaan yang sebenar-benarnya atau tidak?

Titik perenungannya; sampai kapan kita bisa melihat keniscayaan kalau kita masih melihatnya dengan ego pembenaran yang selalu harus benar?

Keniscayaan bukan seperti kita melihat angka 6 atau 9 dari sisi yang berbeda. Untuk melihat keniscayaan, kita tidak bisa memilih berdiri pada sisi orang yang melihat angka 6 atau melihat angka 9.

Melainkan kita harus berdiri di depan mereka, agar kita bisa tahu kalau ternyata kebenaran hakikinya bukan tentang angka 6 dan 9, melainkan di luar keduanya.

Itulah kenapa harus NETRAL – dalam proses belajar kita tidak boleh menilai benar atau salah hanya untuk memposisikan diri pada keuntungan.

Dalam proses belajar membentuk POWERFULL BELIEF ini kita harus mau menerima pelajaran semesta bukan sebagai gerbang penilaian.

Karena di titik netral inilah manusia akan melihat keniscayaan untuk melihat kenyataan. Dimana kita tidak lagi membatasi apa yang kita lihat dengan segala persepsi-persepsi lama kita. Melainkan kita akan membiarkan semesta menyibak keniscayaan yang sebenar-benarnya.

Sebagai seorang pelajar kita hanya mempelajari kebenaran-kebenaranNYA yang tersibak tanpa setitik penilaian apapun kecuali itu adalah bentukanNYA yang sempurna. Kesempurnaan bentukanNYA yang melewati batas penilian manusia itulah keniscayaan.

Bukankah ini adalah belief yang ingin kita tanam? Tanpa perlu dinilai, memang sangat menyenangkan kalau kita bisa memiliki kesadaran yang bisa melihat kesempurnaanNYA untuk menghormatiNYA.

Dimana titik penglihatan kita hanyalah titik penghormatan kita kepada Sang Pembentuk.

Sahabatku… Kita ini adalah pembentuk kecil yang sedang belajar membentuk dirinya menjadi lebih baik. Sebaik takdirNYA yang sudah membentuk kita menjadi rahmatNYA bagi semesta alam. Karenanya mari kita membentuk POWERFULL BELIEF yang mendukung diri agar menjadi rahmatNYA bagi semesta alam.

.

Salam Semesta

.

Copyright © www.PesanSemesta.com

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta


Lebih baru Lebih lama