BAGAIMANA CARA UNTUK MENGELOLA EMOSI NEGATIF AGAR MENJADI NIKMAT ?
Juli 30, 2020
“Emosi nagatif manusia yang paling kuat harus menjadi bintang penuntun yang memanifestasikan jalan yang jelas ke depan”
Emosi negatif tidak hadir untuk
melemahkan, emosi negatif hadir untuk menguatkan. Emosi negatif tidak hadir
untuk meruntuhkan, emosi negatif hadir untuk membangun. Emosi negatif tidak
hadir untuk disesali, emosi negatif hadir untuk disyukuri.
Sahabatku… Kalau emosi negatif ini
masih melemahkan, masih meruntuhkan dan masih kita sesali. Maka kita belumlah
mengelolanya agar menjadi nikmat.
Menikmati rasa sedih, menikmati
rasa bingung, menikmati rasa kecewa, bahkan untuk menikmati kemarahan butuh
seni tersendiri yang bahkan tidak pernah diajarkan sebelumnya.
Hari ini kita akan belajar mengelola
emosi menjadi nikmat untuk menikmatinya. Penasaran dengan caranya? Mari kita
belajar seni indah ini.
Pertama : Pahamilah kalau emosi
tidak akan menjadi nikmat dengan pikiran positif
Jadi, saat seseorang merasakan
emosi negatif jangan mencoba untuk berpikir positif untuk meredakannya.
Kita biasa mendengar afirmasi
positif setiap hari, mengikuti kelas motivasi setiap minggu, berteman dengan
seorang spiritual selamanya hanya untuk terus mengasah pikiran positif kita
tetap stabil. Namun jangan mengharapkan hal-hal yang mudah seperti pikiran
positif mampu meredakan emosi negatif kita yang sedang menggelora. Apalagi mengelolanya
menjadi nikmat.
Cara mengelola emosi negatif agar
menjadi nikmat adalah dengan tidak merasa bersalah dengan emosi itu sendiri. Pikiran
positif tahu betul kalau emosi negatif adalah hal terburuk baginya. Pikiran positif
kita akan menyesali setiap bagian dari emosi negatif yang menggelora ini. Masalahnya,
seseorang tidak bisa menikmati yang disesalinya.
Lalu bagaimana?
Pernah mendengar kalau ada racun
yang hanya bisa diobati dengan racun?
Sahabatku… Kita selalu
menghindari pahit padahal pahit bisa juga menjadi manis. Dari pada menyesali
emosi negatif kita. Cobalah menerima emosi negatif itu untuk mencari titik manis darinya.
KEDUA : MENCARI SETITIK KECIL MANIS DIDALAM KUBANGAN PAHITNYA EMOSI
NEGATIF
Sahabatku… Saat emosi negatif menggelora,
maka jadilah pemulung untuk mengais-ngais sisa terbaik dari yang terbuang.
Cobalah memperhatikan air mata
itu, cobalah mengingat teriakan itu, cobalah memeras kembali perih itu. Resapi
sejenak dalam kenetralan. Ternyata memang akan ada rasa manis dari balik itu
semua.
‘Akan’ adalah waktu yang tidak
berbatas. Namun kita selalu membawa waktu pada saat yang sama. Berarti detik
ini akan ada rasa manis yang akan hadir.
Logikanya sederhana, kalaulah
kita percaya diriNYA adalah kebaikan yang tidak terbatas, maka begitulah memang
tidak akan ada batas untuk menerima manis didalam pahit.
Tipsnya! Latihlah diri ini agar
senantiasa netral untuk menerima kebaikanNYA yang tidak terbatas.
KETIGA : NETRALKAN DIRI INI, TAPI SEBELUMNYA IKHLASLAH TERLEBIH DAHULU
Rapatkan keikhlasan
serapat-rapatnya agar saat kita tenggelam dalam emosi negatif. Keikhlasan sejati itu
mampu menyelamatkan kita, mencuci kita bersih dan mengizinkan kenetralan muncul
untuk menerima kebaikanNYA yang berada dalam pahit dan dalam manis.
Kenetralan adalah wajah ikhlas
yang utama. Untuk netral kita harus ikhlas, sementara untuk ikhlas kita butuh
membangun kejernihan akal yang senantiasa terhubung dengan pemilikNYA.
Betul memang emosi negatif adalah
tentang hati, buih-buih perasaan yang menggelora. Namun akal yang terhubung
senantiasa akan berada diatas segala emosi baik itu positif maupun negatif.
Sederhananya begini sahabatku… Kalau
akal ini mampu paham kalau diriNYA meliputi setiap segalanya, maka adakah
bagian dari emosi negatif yang terlewat dariNYA? Bukankah jawaban dari
pertanyaan ini akan menentukan seberapa kita mengimaniNYA.
Iman membutuhkan akal, akal
membangun keikhlasan. Keikhlasan menghadirkan kenetralan. Sementara kenetralan
adalah kebaikanNYA yang tak bertepi.
Singkatnya sahabatku… Kalau
didalam emosi negatif itu memang terdapat kebaikanNYA, maka bukankah kita akan
selalu menikmati kebaikanNYA bukan?
Nikmatilah emosi negatif itu sahabatku…
Janganlah lagi dikeluhi. Kalau kita tidak bisa menikmati rasa pahit, maka lidah
ini akan menjadi tumpul akan rasa manis. Cobalah!
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
CARA MEMBENTUK ENERGI POSITIF SAAT BERADA DALAM MASALAH
Juli 14, 2020
Seorang sahabat bertanya “Ijin
bertanya, bukan mau mengeluh sekedar meminta saran dan tetap menguatkan
semangat. Bagaimana menghadapi keadaan yang begitu sulit dan terasa sudah
mentok, sementara dukungan dari orang-orang terdekat tidak ada? Bagaimana
caranya supaya tetap mengalirkan energi positif sementara saya merasa stress
sepertinya” Melalui izinNYA kami menjawab.
Sahabatku… Kabar baiknya hidup
ini memiliki sistem yang seimbang. Kalau saat ini kita bergumul dengan masalah
yang begitu sulit. Maka akan ada masa dimana hal yang menggumuli kita ini tidak
lagi menjadi masalah dan sulit ini tidak lagi menjadi sulit.
Kebanyakan dari kita memilih berpikiran
posistif dengan menunggu masa itu datang. Tetapi justru karena penantian itulah
kita merasa mentok, kita merasa kehilangan dukungan, sampai akhirnya jasad kita
menjadi stress.
Hal yang wajar saat jasad kita
menjadi stress akibat menunggu hilangnya masalah. Karena penantian kita ini tidak
bergerak sesuai dengan keniscayaan yang sebenarnya.
Kita dibuat olehNYA dengan
kekuatan membentuk energy, ini adalah keniscayaan yang sebenarnya. Kita tidak
dibuat untuk meratapi masalah tapi memperbaiki masalah. Kita tidak dibuat untuk
dimotivasi tapi untuk memotivasi. Kita tidak dibuat untuk menjadi stress, tapi
untuk menyeimbangi stress.
Itulah kenapa DZAT MAHA membuat
rasa tidak enak dari memiliki masalah, hanya agar kita mau membentuk energy yang
menyeimbanginya.
Sahabatku… Ada lavel yang lebih
tinggi dari sekedar mengaliri energy, yaitu membentuk energy. Mengaliri artinya
kita menyelimuti. Membentuk artinya kita merubah apapun energy yang ada
dihadapan menjadi bentuk yang sesuai dengan kesadaran kita mau membentuknya.
Untuk membentuk energi ini syarat
terberatnya ada Tiga:
Pertama, harus mau belajar. Kedua,
harus mau berproses. Ketiga, harus mau beraksi.
Tiga syarat ini tidak terlalu
mudah. Kebanyakan orang menolak belajar, karena takut terlihat bodoh. Kebanyakan
orang menolak berproses, karena takut menunggu. Kebanyakan orang menolak
beraksi, karena takut menjadi lelah. Dan ternyata inilah yang menjadi sumber utama
masalah dari setiap masalah.
Energy itu sifatnya netral, dia
bisa kita bentuk menjadi negatif, atau bisa juga kita bentuk menjadi positif.
Tergantung bagaimana pilihan kita membentuknya. Apabila kita sudah memiliki
kesadaran untuk mengalirkan energi positif saat dalam masalah.
Maka cara terdahsyat nya adalah
bukan lagi dengan mengaliri energi melainkan dengan membentuk energi. Langkahnya
dengan BELAJAR SE-POSITIF MUNGKIN.
BERPROSES SE-POSITIF MUNGKIN & BERAKSI SE-POSITIF MUNGKIN.
Inilah kenapa DZAT MAHA membuat
rasa tidak enak dari memiliki masalah, yaitu agar kita terus belajar, terus
berproses dan terus beraksi. Semua ini kita lakukan didalam masalah itu
sendiri. Sampai akhirnya masalah tidak lagi menjadi masalah, kesulitan tidak
lagi menjadi kesulitan.
Sahabatku… Dzat Maha tidak
membuat kita untuk menunggu cahaya, melainkan agar kita membuat cahaya itu
sendiri.
Berhentilah menunggu. Jangan menunggu
ada cahaya datang. Karena bahkan Bumi pun harus bergerak agar tiap bagiannya
tersinari cahaya matahari. Bumi tidak menunggu, Bumi bergerak. Sampai perlahan
tapi pasti setiap bagian dirinya tersinari matahari.
Lalu bagaimana tips agar kita
memiliki energy untuk memulainya?
Sahabatku… Kita selalu memiliki energy.
Cukup resapi kalau ada Dzat Maha Guru yang sedang menemani pelajaran ini.
Resapi kalau ada Dzat Maha menaungi yang menemani proses ini. Resapi kalau ada
Dzat Maha membersamai yang membersamai aksi ini.
KeberadaanNYA adalah wujud dari
keberadaan setiap energi yang kita bentuk ini. hanya dengan kesadaranNYAlah
kita membentuk energi ini.
BersamaNYA kita akan terus belajar, terus berproses dan terus beraksi. Salah kaprahnya manusia adalah, kita selalu berpikir kalau bersamaNYA hidup akan menjadi 0% masalah.
Sahabatku... Pahamilah, saat manusia membersamaiNYA maka masalah bukannya menghilang. melainkan hanya tidak terasa sebagai masalah, melainkan sebuah nikmat bimbingan. Itu karena Dzat Maha tahu betul porsi tia-tiap kita. Sama juga kita telah begitu sepakat untuk menerima bimbingaNYA.
Kalau begitu, mari kita bentuk energi ini menjadi se-positif mungkin, agar kita senantiasa menyelesaikan porsi-porsi bimbinganNYA dengan sebaik mungkin.
Jangan mengutuk neraka, karena mungkin neraka hanyalah gerbang awal kita menuju singgasana surga. Tersenyumlah sahabatku… Inilah nikmatnya dari masalah… Kalau masalah bisa menjadi senikmat ini… Lalu apa itu masalahnya?
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
TIGA KIAT BERGUNA BAGI MEREKA YANG INGIN MERASAKAN KEDEKATAN & KEBERSAMAAN TAK TERBATAS BERSAMA-NYA
Juli 13, 2020
Seorang sahabat bertanya “Mohon bimbingan, saran serta petunjuk agar saya dapat
merasakan durasi kebersamaan itu dapat lama kalau dapat 24jam... Agar kapan
saja dimana saja selalu merasakan KeTunggalanNya...?” Melalui izinNYA kami
menjawab.
Sahabatku… Awalnya kebersamaan
ini terasa sebagai sebuah rasa. Namun selanjutnya bukan lagi tentang rasa,
melainkan totalitas kebersamaan. Dimana kita memang terikat denganNYA. Baik
jasadi ataupun jiwawi.
Saat kita terikat maka sudah
tidak ada lagi yang namanya kedekatan. Kita tidak lagi berkata “DIA adalah DEKAT”
Ini terjadi karena kita memang sudah bersama DZAT YANG MAHA DEKAT.
Ketunggalan itu bukan rasa melainkan kesatuan yang total. Tidak ada
lagi garis yang memisahkan. Tidak ada ke-akuan. Tidak ada diri yang merasa. Hanya
ada kami. Dimana DIA dan seluruh buatanNYA ini adalah satu.
Namun sahabatku… Totalitas kesatuan
bukan angka pasti. Kadarnya pasti berbeda. Setiap manusia sebenarnya mampu
merasakan lalu mengikatkan diri dengan inti dirinya, sesuai dengan porsi
kerelaan yang rela mereka jalin.
Semua nanti akan terletak dengan
seberapa rela kita menyatu denganNYA yang TUNGGAL?
Tidak ada paksaan atau keharusan
disini, ini hanya tentang seberapa rela kita membersamaiNYA. Disinilah letak
kenetralan DZAT MAHA yang luput kita pahami. Disinilah bukti wujud DZAT MAHA
pemberi rahmat bagi semesta alam. Tidak masalah, apakah kita mau merasakan
kedekatan atau tidak, tetap DIA senantiasa DEKAT.
Jadi sekarang mari kita fokus
terlebih dahulu belajar untuk menjalin rasa kedekatan. Sebuah awal sebelum
nantinya kita akan senantiasa merasakan kebersamaan kita bersamaNYA tanpa
putus.
Disini kami memiliki beberapa kiat
untuk memulainya. Semoga kiat-kiat ini berguna bagi mereka yang ingin merasakan
kedekatan dan kebersamaan tak terbatas denganNYA :
Kiat Pertama : Cobalah menghilangkan gelap dari
terang dan terang dari gelap.
Sahabatku… Cobalah melihat gelap
sebagai DZAT MAHA dan terang sebagai DZAT MAHA. Belajarlah melihat wujud DZAT MAHA
didalam segala rasa, tanpa pernah menilainya.
Selama ini agama kita mendidik
kalau Dzat Maha itu hanya berada disisi baik, sementara buruk bukan dari
sisiNYA. Hanya saja nilai baik dan buruk menurut siapa? Bagaimana bisa kita
tahu apa itu baik dan dan apa itu buruk menurutNYA. Bagaimana bisa kita
mendikte DZAT yang telah membuat baik untuk buruk dan buruk untuk baik?
Jadi latihan pertamanya adalah
menetralkan diri. Setelah kita mampu menetralkan diri, maka kita perlahan-lahan
akan mampu melihat segala wujudNYA di segalanya. Melihat segala baik dan segala
buruk.
Ingat saja kenetralan adalah
wajah ikhlas yang utama. Tidak ada kejahatan saat kita sudah berada didalam
titik kenetralan. Begitu pula dengan kebaikan. Kebaikan bisa ada karena
kejahatan ada. Tidak ada jahat kalau tidak ada baik. Malam bisa muncul karena
siang muncul terlebih dahulu. Si cantik bisa menjadi cantik, karena ada si
jelek. Mahal tidak pernah menjadi mahal, kalau murah tidak ada.
Harga sebuah nilai tidak akan
bisa berdiri tanpa pembandingnya. Dzat Maha membuat seluruh nilai-nilai itu
untuk sebuah keseimbangan hidup. Lalu dari sanalah kita belajar arti hidup yang
sebenarnya.
Pembelajaran, semua dibuat hanya
untuk pembelajaran bagi manusia-manusia yang senantiasa menggunakan akal untuk
berpikir. Kenetralan pun hanya terasah dari akal yang mau berpikir.
KIAT KEDUA : COBALAH UNTUK MULAI BERPIKIR DENGAN AKAL
Untuk menerima jawaban kebenaran
kita harus melampaui garis benar atau salah. Sementara untuk melampauinya kita
perlu menggunakan akal sebagai petunjuk utama. Keinginan untuk melepas ego
benar dan salah, lalu mulai berpikir hanya dengan kejernihan akal adalah senjata
kita menemui jawaban kebenaran.
Kerelaan kita untuk
mempertanyakan kembali jawaban yang telah kita terima seumur hidup tanpa perlu
meletakkan jawabannya pada kotak benar atau salah merupakan seni kenetralan
tertinggi untuk menerima jawaban kebenaran.
Jadi sahabatku… Mulai sekarang
mari kita belajar untuk terlebih dahulu mengendalikan keperluan ego kita untuk
menilai benar dan salah hanya agar kita mampu menikmati apa itu jawaban
kebenaran.
Percayalah… Kebenaran itu nyata
dan benar-benar ada. Untuk mampu menyaksikan yang ‘ada’ cobalah dahulu melepas
benar dari salah dan salah dari benar. Karena hanya bermula dari sanalah kita
akan benar-benar mampu menyaksikan apa itu kebenaran.
Selama persepsi manusia tantang
benar dan salah masih melekat, maka selama itu pula manusia sengaja menutup
mata dari nyatanya kebenaran.
KIAT KETIGA : COBALAH UNTUK TERUS MEMBUKA MATA MEMAHAMI WUJUDNYA DZAT
MAHA
Sahabatku… Apakah sama orang yang
buta dengan orang yang melihat? Apakah sama orang yang melihat dengan orang
yang menyaksikan? Apakah sama orang yang menyaksikan dengan orang yang
memahami?
Kita ini sekarang sedang berada
didalam lingkaran kebutaan, kita sedang memberanikan diri sedikit-sedikit mau
mengintip untuk melihat. Dari keberanian diri ini akhirnya kita mampu melihat
lalu menyaksikan.
Saat wujudNYA sudah begitu jelas
tersaksikan, maka rasa itu pasti akan hadir dimanapun, kapanpun dan
bagaimanapun suasana perasaan dan pikiran kita.
Hanya saja ketika kita benar-benar
menyaksikan kita akan berenang didalam lautan pertanyaan yang tidak terbatas. Pertanyaan-pertanyaan
yang menyiksa, apalagi kalau kita adalah manusia yang dibiarkan terkurung didalam
dogma dan doktrin. Pasti kita akan tersiksa saat menyaksikan.
Siksaan akibat menyaksikan itu hanya
akan berhenti menjadi siksaan sampai kita mampu membawa diri menuju
kenetralannya. Saat kita netral, saat itulah kita mampu memahami sebuah jawaban.
Saat kita benar-benar memahami jawaban
semesta dari apapun yang kita lihat, maka kita akan mampu memahami kalau
wujudNYA memang berada disetiap apapun yang kita lihat. Kalau sudah begini,
maka bagian mana dari kesadaran kita yang tidak bisa membersamaiNYA?
Logikanya sederhana sahabatku… Kita
berkata sesuatu itu jauh karena sesuatu itu tidak dekat. Kita berkata sesuatu
itu jauh karena kita tidak mampu meraih wujudnya.
Saat manusia sudah mampu meraih
wujudNYA disetiap segalanya, maka masihkah manusia mampu berkata DIA jauh?
Sahabatku… Cobalah memikirkan
jawaban dari pertanyaan ini dengan kenetralan agar akal kita tidak tersiksa.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
KEKUATAN SELF TALK DAN 3 STRATEGI PEMROGRAMAN NEURO LINGUISTIK
Juli 10, 2020
Sahabatku… Bagaimana cara kita
berbicara kepada diri hari ini? Percayalah kalau tersimpan kekuatan yang luar
biasa dari bagaimana cara kita berbicara kepada diri sendiri.
Baik kita sadari atau tidak mau
kita sadari, setiap diri kita melakukan aktifitas yang namanya komunikasi
internal. SELF TALK begitulah singkatnya kita menyebut komunikasi internal ini.
Tapi tahukah kita kalau ternyata Self Talk adalah bentuk pemrograman neuro linguistik?
Latihan pemrograman neuro linguistik
sebagian besar berfokus pada penggunaan Self Talk untuk memengaruhi pikiran dan
tubuh. Ini terjadi karena sesungguhnya kita memiliki koneksi antara tubuh dan pikiran
yang sangat aktif.
Koneksi tubuh dan pikiran adalah
elemen penting yang menentukan bagaimana berkomunikasi kepada diri benar-benar bisa
memengaruhi kita. Dimana komunikasi kepada diri sendiri yang berasal dari suara
kecil di kepala kita, tidak hanya memiliki potensi untuk mempengaruhi suasana
hati, tetapi memiliki potensi untuk mempengaruhi keadaan fisiologis.
Jadi komunikasi yang kita ucapkan
kedalam diri, yang kita pahami sendiri dan juga kita rasakan sendiri bukanlah
sesuatu yang tidak memiliki efek.
Neuron adalah sel-sel otak,
berjumlah miliaran, yang mampu berkomunikasi instan satu sama lain melalui
pembawa pesan kimia yang disebut neurotransmitter.
Dalam dunia medis, kita sudah
mengerti betul kalau sel-sel tubuh kita hanya mengikuti instruksi yang diberikan
oleh neurotransmitter ini. Ketika kita menjalani hidup kita, sel-sel otak
secara konstan menerima informasi tentang lingkungan kita melalui setia inputan.
Kita salah mengira tentang ‘inputan’
ini. Kita mengira kalau inputan itu adalah sesuatu yang hanya bersumber
external (luar diri), padahal sumber internal (dalam diri) juga merupakan inputan
bagi otak.
Saat kita melakukan Self Talk otak
kemudian mencoba membuat representasi internal kita melalui perubahan kimia
yang kompleks.
Ambil saja contoh ketika kita diliputi
oleh ucapan-ucapa diri yang pesimis, sedih atau takut. Maka seketika kita
sering merasakan di tubuh kita tiba-tiba ada beban di dada, sesak di
tenggorokan, tangan kita gemetar, denyut nadi kita lebih cepat, paru-paru kita
menegang, mata kita terasa perih.
Ini adalah bukti kecil kalau
memang secara naluriah otak kita breaksi dengan segala komunikasi internal yang
kita lakukan.
Sungguh menakjubkan, ternyata
bagaimana kita berbicara kepada diri terbukti berpengaruh besar terhadap
kesejahteraan fisik dan jiwa kita sendiri.
Itulah kenapa berbicara kepada
diri sendiri dapat menjadi cara yang ampuh, tetapi kita perlu belajar bagaimana
menggunakan Self Talk dengan benar, untuk kesejahteraan fisik dan jiwa kita.
Berikut ini adalah 3 strategi
neuro linguistik yang kuat yang dapat kita gunakan untuk memanfaatkan kekuatan Self
Talk. Semoga bermafaat.
1# Sahabatku… Ingat! Se-positif
mungkin
Coba ucapkan dan isi kelanjutkan titik-titik
dibawah ini “SAYA ……………………………………………………………………………………..”
Perhatikan jawaban spontan kita dalam
mengisi titik-titik ini. Apabila isinya negatif, maka rubahlah menjadi
sepositif mungkin.
Misalkan “SAYA SANGAT TIDAK
BERDAYA” Nah, ini adalah negatif. Mari kita rubah menjadi “SAYA BERAKSI DAN
TERUS AKAN BERAKSI SESUAI PORSI SAYA SENDIRI”
Misalkan “SAYA SELALU KEKURANGAN UANG”
Mari kita rubah menjadi “SAYA AKAN SELALU MEMBUAT DIRI SAYA KECUKUPAN UANG”
Apakah ini berarti kita sedang
membohongi diri sendiri? Jawabannya adalah TIDAK. Kita justru sedang
mengajarkan diri untuk berdamai dan melihat sisi baik dari segala kondisi.
Selalu ada porsi kebaikan dari
segala sesuatu. Hanya saja kadang porsi ini tertutupi. Izinkan diri kita untuk belajar
menyaksikan porsi kebaikan yang tertutupi ini.
Membiarkan akal yang cerdas ini kita
memecahkan setiap masalah yang ada dihadapannya. Membiarkan jiwa ini menjadi
kuat dengan apa yang ada dihadapannya.
Karena jujur saja, kita tidak
membutuhkan ceramah seorang motivator. Diri ini adalah motivator terbaiknya, kalau
kita mau menjadikannya seperti itu.
2# Sahabatku… Ingat! Me, Myself
and I
Masih suka membicarakan orang
lain kepada diri sendiri? Kalau iya, cobalah perlahan-lahan mengurangi
frekuensinya. Sampai kita benar-benar fokus dengan diri sendiri.
Jangan salah sangka! Kami tidak
sedang mengajarkan kita semua untuk menjadi makhluk super egois.
Kami hanya mengajak kita untuk jangan
membiarkan otak kita salah fokus dengan membicarakan pihak lain yang bukan
dirinya sendiri pada area pribadinya.
Apalagi itu kalau hal-hal yang negatif.
Tentunya kita tidak mau membentuk diri seburuk orang yang kita bicarakan bukan?
Misalkan penilaian kita tentang
orang yang senantiasa kita nilai-nilai aau Masalah-masalah yang hanya bisa kita
kritik tanpa kita perbaiki.
Sahabatku… Mulai sekarang, apabila
kita mulai menilai-nilai pihak lain maka berhenti sejenak dan masuklah kedalam
diri dan ucapkan “SAYA MENGHARGAI PRIBADI ITU DAN SAYA AKAN FOKUS MENJADI
PRIBADI YANG TERBAIK”
Apabila kita melihat masalah maka
beraksilah. Tidak perlu mengumpat, mengkritik, menyalahkan. Cukup beraksilah dan
ucapkan “SAYA MEMILIH UNTUK MEMPERBAIKI MASALAH INI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA”.
Apabila kita tidak memilih untuk memperbaiki, maka tinggalkanlah.
Buatlah layar kenyataan yang
bersih dan netral. Dimulai dari diri sendiri sahabatku…
3# Sahabatku… INGAT! Siapa
sahabat Anda?
Pastikan jawabannya adalah diri kita
sendiri. Jadikan diri ini sebagai sahabat terbaik untuk dirinya sendiri. Hiduplah
untuk diri ini terlebih dahulu.
Paling tidak cobalah dahulu
berbicara kepada diri sendiri seakan diri kita berbicara kepada seorang
sahabat. Penuh dengan kasih sayang, penuh dengan penghargaan, penuh dengan
terimakasih dan penghormatan.
Tentunya kita tidak akan mengumpat,
mengutuk, dan berbicara dengan kata-kata kasar dan menyinggung sahabat kita
sendiri bukan?
Kita tidak akan berkata “SAYA
SANGAT BODOH” atau “SAYA TIDAK BERGUNA”
Sahabatku… Cobalah untuk terus
berkomunikasi kepada diri dengan bahasa dan kalimat yang baik. Hindari keluhan,
ratapan dan bahasa yang menyudutkan diri. Dan jangan lupa juga, ucapkanlah
terimakasih untuk seluruh kinerja tubuh kita.
Sama seperti kita, tubuh juga
menghargai penghargaan. Beberapa orang berpikir ini gila, tetapi ketika kita
mengatakan "Terima kasih" kepada tubuh, maka tubuh akan cenderung
melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita.
Otomatis pikiran kita pun akan
menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan tersungging begitu
saja.
Jadi mengertilah, kalau pujian dan terimakasih
yang tulus langsung menghasilkan efek yang lebih baik sama seperti seorang
sahabat yang mengucapkannya dengan tulus.
______________________________________
Sahabatku… Di atas adalah 3
strategi neuro linguistik yang kuat yang dapat kita gunakan untuk memanfaatkan
kekuatan Self Talk dan koneksi pikiran-tubuh yang terhubung dinamis dan
harmonis.
Kalau kita tidak memiliki ucapan
yang baik, maka lebih baik kita diam. Hanya saja diam didalam diri adalah
tantangan yang paling susah. Kalau begitu lebih baik kita belajar untuk memperbaiki
komunikasi internal ini, ketimbang harus terus menerus merusak diri sendiri.
Lagi pula bagaimana bisa kita membangung
komunikasi dengan PEMBUAT diri ini, kalau kita bahkan belum bisa berkomunikasi
yang baik kepada diri sendiri?
Betapa banyak manusia yang lapar
penghargaan tapi bahkan tidak pernah menghargai keterhubungan dirinya sendiri. Hargailah
diri kita. Minimal dengan berkomunikasi yang baik dengannya.
Semakin kita menghargainya, maka
semakin kita menghargai DZAT MAHA yang membuat diri ini. Beginilah cara kita
membangun komunikasi awal dengan-NYA, yaitu dengan mulai berkomunikasi yang baik
dahulu dengan seluruh buatanNYA didalam diri ini.
Mulailah dengan diri ini dahulu
sahabatku… Bukankah diri ini adalah buatanNYA? Kalau kita menjawab tidak, lalu
siapakah?
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
BAGAIMANA ATOM BISA MEMILIKI KESADARAN ?
Juli 07, 2020
Sahabatku… Bukan sebuah isu kalau
tubuh manusia dan seluruh materi yang terdapat di dalam semesta ini tidak lain
terbentuk dari kumpulan atom-atom. Atom tidak memiliki struktur fisik. Atom
adalah 99,99999% energi, dan 0,00001% zat fisik, maka seluruh semesta ini pada
wujud aslinya tidak berwujud apa-apa selain energy yang bervibrasi.
Ini berlaku untuk semuanya, termasuk
didalamnya manusia. Fakta yang dibawa oleh fisika quantum ini membuat akal kita
terpelintir. Bukankah logikanya kalau semua bahan dasarnya sama, maka harusnya
bentuk akhirnya juga sama?
Namun ternyata TIDAK. Manusia dan
kucing itu berwujud asli sama, yaitu bentukan atom yang ujungnya hanyalah
energy yang bervibrasi. Tapi kenapa kita berbentuk manusia dan kucing itu
berbentuk kucing. Kenapa bunga lily berbentuk bunga liliy dan bunga bakung
berbentuk bunga bakung? Padahal mereka berdua adalah sama-sama atom yang sekali
lagi ujungnya hanyalah energy yang bervibrasi.
PERATANYAAN BESARNYA : KALAU
SEMESTA INI HANYALAH ENERGI YANG BERVIBRASI, LALU BAGAIMANA BISA ENERGI ITU
BEGITU SADAR MEMBENTUK BEGITU BANYAK WUJUD BENTUK MATERI?
Jawabannya adalah kimia. Meski
atom terlihat seperti atom, namun atom memiliki dan membawa identitas dari
wujud fisik yang kita lihat.
Semua atom terbuat dari partikel tritunggal yang sama - proton
, neutron, dan elektron. Tetapi, jumlah proton, neutron dan elektron dalam
tiap-tiap atom berbeda-beda. Dengan kata lain, meski berbentuk atom, namun
atom-atom itu unik.
Ketika atom-atom unik ini
bergabung dalam senyawa kimia, maka hasil dari gabungan itulah yang menentukan
materi fisik yang kita lihat. Itulah yang membuat kita melihat apel sebagai
apel, tangan sebagai tangan dan bulan sebagai bulan.
Atom yang sama tapi memiliki
jumlah komposisi isi yang berbeda, sehingga masing-masing menghasilkan unsur
yang unik. Lalu unsur-unsur unik itu menyatu, dan mewujudkan materi-materi baru yang berbeda-beda.
Dari sini kita belajar, bahwa
memang dibutuhkan perbedaan untuk sebuah keseimbangan dan harmonisasi. Karena
semesta pun seperti itu. Apabila semesta tidak mengenal perbedaan dan
harmonisasi, maka sudah dipastikan akan hanya ada satu wujud materi saja
didalam semesta raya ini.
Secangkir air yang ditambahkan
bubuk kopi akan menghasilkan secangkir kopi. Secangkir air yang ditambah
sekantong teh akan menghasilkan secangkir teh. Secangkir air yang ditambah
sesendok coklat bubuk akan menghasilkan secangkir coklat. Air memiliki molekul
atom yang sama, tapi apabila sudah ditambah unusur molekul atom lain dan
menyatu dalam senyawa kimia, maka akan menjadi unsur yang baru.
Namun apabila kita mengambil
mikroskop canggih untuk melihat setiap tetes air kopi, air teh dan air coklat,
maka yang kita lihat dari atom-atom ini hanyalah energi yang bervibrasi.
Beginilah cara paling simpel untuk mengerti bahwa segala atom hanyalah energi
yang bervibrasi.
Sahabatku…. Bukankah atom ini
super canggih? Sampai disini kita memiliki pertanyaan yang lebih menelisik lagi
yaitu:
PERTANYAANNYA bagaimana bisa atom-atom ini bergerak dengan kesadaran
yang cerdas, sehingga mampu menciptakan universe dan bahkan multiverse – Bukankah
ini sebuah maha karya? Lalu siapakah penggerak maha karya ini?
Sahabatku… Kita boleh saja
meniadakan Tuhan karena belum tentu kita memang benar-benar bertuhan. Hanya
saja meniadakan DZAT MAHA PEMBUAT yang kesadarannya memancar kedalam setiap
molekul semesta yang berwujud adalah kesia-siaan yang nyata.
Jawablah sahabatku… SIAPA yang
memberi kesadaran kepada energy bervibrasi itu untuk saling membentuk atom-atom
unik dan bergabung dalam senyawa kimia, yang dari unsur kimia itu muncul-lah
sesuatu yang kita sebut air, tanah, udara, angin, matahari, bulan, bumi, hewan,
tumbuhan dan tubuh kita sekarang.
Jelas manusia tidak akan pernah
bisa terlepas dari tubuhnya. Kita berada disini sekarang, membaca artikel ini,
dan mencoba memikirkannya adalah karena atom-atom kita telah sukses dibentuk
olehNYA.
Apakah kita masih bisa menyangkal
kalau kesadaranNYA memang tersebar di dalam tiap buatanNYA?
Sungguh ada rahasia besar dari
setiap atom yang terbentuk. Rahasia besar yang apabila diungkapkan mampu
meruntuhkan eksistensi pemahaman manusia dalam memahami Pembentuk dirinya sendiri.
Sungguh keterbatasan bagi kami
yang dibentuk dan diberi kesadaran mengungkapkan kesadaranNYA. Kami hanya bisa
berterimakasih untuk segala wujud bentukanNYA dengan cara menghargai kesadaran
yang dibentukNYA dan tidak menilai-nilai hasil bentukanNYA.
Sadarilah sahabatku… Ternyata
kesadaranNYA menyebar diseluruh atom-atom yang kita saksikan ini. Masihkan kita
berpikir kalau DIA jauh? Ternyata DZAT MAHA PEMBUAT memang lebih dekat dari
urat nadi.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
METODE SEDERHANA MENGAKSELERASI TUBUH UNTUK HIDUP DALAM KEDAMAIAN
Juli 04, 2020
Sahabatku... Kebrutalan hidup
manusia tidak melulu harus menciptakan kecemasan dan ketakutan. Setiap manusia
bisa memilih untuk terus hidup ditengah kebrutalan tanpa membiarkan dirinya
terseret kedalam ketakutan yang mencemaskan.
Jujur saja kebanyakan kita memiliki
mindset kalau kedamaian adalah suatu dimensi atau keadaan yang terbentuk begitu
saja. Padahal tidaklah demikian. Kedamaian adalah kondisi manusia yang berhasil
menyeimbangkan dirinya.
Saat manusia sudah mampu
memposisikan hitam dan putih hidupnya kedalam porsi yang seimbang, maka
kedamaian akan senantiasa menyertainya.
Rahasia untuk mencapai hitam dan
putih yang seimbang ini ada didalam diri kita masing-masing. Saat kita
berbicara tentang diri, maka kita berbicara tentang dua komponen yang bisa
dibentuk dan satu komponen yang akan terus setuju dan mendukung apapun itu bentuk
yang kita bentuk. Dua komponen itu adalah jasad dan jiwa, lalu satu komponen
lainnya adalah energy penghidup.
Jadi dengan kata lain, kedamaian
dibentuk oleh diri kita melalui tiga komponen pembentuk diri kita sendiri.
Pertanyaanya:
bagaimana kita membentuk kedamaian
melalui jasad & jiwa?
Sahabatku… Harap dipahami kalau
tubuh manusia adalah keajaiban sejati. Mesin organik tercanggih yang
kecanggihannya sangat tergantung dengan kesadaran si empunya-nya. Semakin kesadaran
kita meningkat maka semakin jasad kita akan terus berakselerasi mengikuti
kesadaran.
Sahabatku… Coba saja tanyakan
sekarang, KENAPA ANDA BISA TAHU KALAU ANDA SEDANG MEMBACA TULISAN INI?
Jawabannya tidak lain adalah karena kesadaran. Tanpa kesadaran Anda tidak akan
tahu kalau Anda sedang membaca tulisan ini, atau bahkan Anda tidak akan tahu
kalau Anda adalah Anda.
Kesadaranlah yang menggerakan
seluruh anggota tubuh kita untuk menyaksikan apa yang mau kita saksikan. Mendengarkan
apa yang ingin kita dengar. Mengucapkan apa yang ingin kita ucapkan dan banyak
lain halnya.
Diri adalah kesadaran. Uniknya,
setiap manusia memiliki kesadarannya masing-masing. Kesadaran bukan sesuatu
yang baku dan terbatas. Semasa hidupnya, kesadaran setiap makhluk bisa
berkembang dan meningkat. Lalu berkat kesadaran yang berkembang dan meningkat
inilah nantinya bagaimana manusia hidup dan memberi wajah bagi kehidupan bisa
terbentuk.
Ini sekali lagi karena apapun
yang kita saksikan sebagai realita kehidupan adalah hasil dari bentukan
kesadaran manusia. Keharmonisan atau ketidakharmonisan. Kebaikan atau
keburukan. Kedamaian atau kekacauan. Semuanya ini dibuat dari hasil kesadaran
manusia.
Boleh dibilang kehidupan manusia
sangat amat tergantung dengan kesadarannya. Apapun itu semua dimulai dari
kesadaran. Tanpa kesadaran, kita hanyalah mesin hidup yang tidak bisa memproses
diri dan membuat realita.
TUGAS KITA SEKARANG ADALAH UNTUK MULAI
MEMBENTUK KESADARAN DIRI YANG DAMAI SEHINGGA MEMBUAT JASAD MAMPU MEMBENTUK
KEDAMAIAN.
Ingat, kita tidak bisa merasakan
emosi apapun tanpa jasad. Apapun emosi termasuk juga kedamaian, harus dikelola
didalam jasad. Sementara jasad bekerja tergantung dengan tingkat kesadaran
pemiliknya.
Apabila kita tidak memiliki
kesadaran untuk mendamaikan diri, maka jasad tidak bisa membuat emosi kedamaian.
Akhirnya diri kita tidak bisa merasakan apa itu yang namanya kedamaian.
Itulah kenapa banyak manusia yang
merasa kalau rasa damai adalah fatamorgana. Wajar memang, karena mereka hanya
mengharapkan kedamaian. Namun tidak mau membentuk kesadaran diri yang damai,
sehingga jasadnya sendiri tidak terlatih untuk membuat kedamaian.
Sahabatku… Sebaik-baiknya harapan
adalah harapan yang diaksikan. Detik ini kita semua pasti mengharapkan
kedamaian. Tapi apakah kita mau beraksi? Jawabannya adalah pilihan.
Aksi sendiri adalah sesuatu yang
practical. Disini kami ingin mengajak kita semua untuk perlahan-lahan
mengakselerasi tubuh ini untuk hidup dalam kedamaian. Kami akan membeberkan
satu cara, yang tidak membutuhkan modal apa-apa selain diri (jasad, jiwa dan energy
penghidup) kita sendiri.
METODE RAHASIA Mengakselerasi TUBUH
untuk hidup dalam kedamaian
Sahabatku… Kita boleh menyebut
step-step dibawah ini sebagai meditasi. Kita juga boleh menyebutnya apapun, yang
penting adalah aksinya. Silahkan dipraktekkan untuk menerima manfaatnya.
Meditasi ini bisa dilakukan kapanpun,
dimanapun, dengan situasi yang bagaimanapun. Tidak juga ada batasan harus
dilakukan berapa lama. Kita bisa melakukan selama yang kita mau atau secepat
yang kita mau.
#Tahap
Pertama meditasi.
Sahabatku… Bayangkan kalau diri
Anda selangkah demi selangkah sedang berjalan masuk kedalam tubuh Anda sendiri.
Ketika Anda sampai maka jadilah
satu dengan tubuh Anda. Resapilah kalau diri Anda berada utuh didalam tubuh
Anda.
Dalam diam, cobalah untuk
merasakan tubuh Anda. Rasakanlah dan resapilah bagaimana itu diri Anda. Apabila
tiba-tiba Anda merasakan rasa, maka cobalah memahami rasa-rasa yang dimunculkan
oleh tubuh Anda. Apabila Anda merasakan denyutan, getaran atau gelombang, maka
cobalah juga memahaminya.
Pada tahap ini masuklah ke dalam
tubuh Anda, perhatikan dan pahami situasi tubuh Anda sendiri. Apapun itu jangan
menilai! Cukup memperhatikan dan memahaminya.
2#Tahap
Kedua meditasi,
Sahabatku… Setelah Anda merasa cukup
memperhatikan dan memahami, maka ucapkanlah dengan seluruh diri Anda : “Diri
terimakasih telah membuatku memperhatikan dan memahami”
Setelah itu hitunglah mundur 3, 2
dan 1 sambil tersenyum bayangkan diri melangkah keluar dari tubuh Anda.
Tidak ada tahap yang ketiga. Cukup
dua tahap saja dan rasakanlah kalau setelah dua tahap yang tampak sederhana ini.
Tubuh kita akan terasa lebih ringan, nyaman dan segar. Apabila kita senantiasa
melakukan ini, maka tubuh kita akan terakselerasi menjadi lebih seimbang dan
semakin seimbang.
Pahami dahulu kalau meditasi Ini
bukan hal yang mistis. Justru bekerja sangat saintific.
Jadi begini, saat secara sadar kita
memilih memperhatikan dan mengamati setiap apapun tentang diri kita. Maka
secara otomatis bagian jasad kita yang bernama lobus frontal menjadi sangat aktif.
Lobus frontal adalah bagian otak yang terlibat dalam pemikiran dan kesadaran emosi
tingkat tinggi.
Uniknya, lobus frontal memiliki
dua bagian terpisah. Melalui teknologi MRI fungsional (fMRI), kita dapat menyaksikan bahwa sisi kiri lobus
frontal - yang dikenal sebagai korteks prefrontal kiri - lebih aktif ketika
orang berpikir positif. Sebaliknya, sisi kanan lobus frontal - korteks prefrontal
kanan - lebih aktif ketika orang berpikir negatif.
Fakta ini menunjukkan bahwa
pemikiran kita memengaruhi cara kita merasakan dan sebaliknya.
Artinya, kita memiliki pilihan
disini, bagaimana kita mau memperhatikan dan mengamati hidup kita sendiri. Apakah
kita akan membiarkan diri tenggalam di warna hitam atau tenggelam di warna
putih. Keduanya adalah pilihan. Pahami saja kalau hitam ada karena putih ada.
Kedamaian akan bermakna kalau
kita tahu kedamaian itu ada. Sementara untuk tahu kedamaian itu memang ada. Kita
butuh mengenal sesuatu yang disebut ketakutan, kecemasan, kesedihan, amarah dan
banyak hal lainnya.
Saat segala rasa ini kita hadapi
dan amati dalam kenetralan tanpa penilaian. Akhirnya kita mampu bisa memilih. Kalau
ternyata warna putih adalah lebih baik. Maka kita akan memilih putih. Namun
bukan berarti kita meniadakan dan menolak warna hitam.
Kalau kita terus melatih
kesadaran yang seperti ini, maka kesadaran kita akan mengakselerasi tubuh untuk
bekerja sesuai pola yang biasa kita latih. Kalau kita melatih diri untuk
senantiasa memilih kedamaian. Maka tubuh akan terbiasa untuk membuat rasa damai
itu.
Akhirnya hitam dan putih menjadi
seimbang, karena kita memilih menyeimbangkannya. Sampai nanti kita berhasil menjadi
manusia-manusia yang senantiasa hidup dalam kondisi bebas stres, bebas ketakutan,
dan bebas racun. Bukan berarti karena stress, ketakutan dan racun itu
menghilang. Melainkan karena tubuh kita terbiasa melihat segalanya dengan cara
yang positif.
Sahabatku… Setiap latihan,
membutuhkan proses, setiap proses akan membawa hasil. Jangan pernah mendikte
hasil kalau tidak mau beraksi dalam proses. Karena diktean itu adalah khayalan
yang nyata.
Kita tidak bisa membohongi
kedamaian, karena kedamaian adalah kenyataan yang nyata. Hidup dalam kondisi bebas
stres, bebas ketakutan, dan bebas racun adalah kenyataan bukan khayalan.
Sahabatku… Mohon maaf, tapi harus
kami sampaikan kalau kesalahan meditasi yang pertama adalah mendikte kedamaian.
Kita mengharapkan kedamaian yang
instant hadir begitu saja setelah bermeditasi. Tanpa kita mau memperhatikan dan
memahami diri sendiri terlebih dahulu. Padahal, hanyalah diri sendiri yang
memiliki kunci untuk membentuk kedamaian itu sendiri. Meditasi hanyalah salah
satu cara, tapi bukan kedamaian itu sendiri.
Manusia tidak pergi menuju
kedamaian, manusia membuat kedamaian itu bersama-NYA. Kita tidak mengakselerasi
tubuh ini sendirian tanpa-NYA.
Sahabatku… Cukuplah ini sebagai
alasan, kenapa kita memilih kedamaian.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com