CARA MEMBACA VIBRASI
Juni 26, 2021
Energi bergerak dalam vibrasi secara konstan. Dengan kata lain, kita hidup di lautan getaran. Setiap getaran memiliki makna dan menyimpan tujuan.
Indra manusia bekerja dengan menterjemahkan vibrasi apapun yang diterimanya, dan dari sebab-akibat proses itulah kesadaran manusia mampu menerima dan memahami lingkungannya.
Sehingga akhirnya kesadaran manusia memiliki yang namanya pikiran, perasaan dan pilihan dalam bertindak seperti yang selama ini kita miliki sampai sekarang. Semuanya ini adalah berkat dari menterjemahkan vibrasi.
Sayang memang masih sedikit dari kita yang menyadari betul kalau dirinya adalah membaca vibrasi dan menterjemahkannya. Sampai saat ini masih banyak manusia belum siap betul untuk mengakui bahwa dirinya bergetar dan menterjemahkan getaran. Padahal segala hal yang kita amati dengan indra kita ini sebenarnya hanyalah interpretasi vibrasi.
Kita mendengar karena telinga kita menterjemahkan vibrasi. Kita melihat karena kita menterjemahkan vibrasi. Kita menghirup karena hidung kita menterjemahkan vibrasi. Jari kita menterjemahkan vibrasi dan begitu juga dengan lidah.
Padahal dengan menyadari keniscayaan semesta ini maka segala hal bisa menjadi menguntungkan dan mudah. Kami katakan mudah karena kita adalah energi, bergerak dalam energi dan sebagai energi. Vibrasi adalah awal gerakan. Apapun gerakan dalam semesta ini berawal dari getaran.
Atom-atom selalu berada dalam keadaan bergerak konstan, dan tergantung pada kecepatan vibrasi atom-atom inilah benda-benda muncul.
Itulah kenapa dikatakan kalau manusia adalah makhluk bergetar begitu juga dengan makhluk hidup lainnya, termasuk juga materi apapun di dalam semesta ini, baik materi yang masih terlihat atau tidak terlihat seperti udara dan gas. Baik yang bisa bergerak atau diam seperti dinding beton.
Jadi apa yang harus kita asah kembali sekarang adalah kemampuan diri untuk terhubung dengan gerakan awal, yaitu vibrasi. Karena begitulah cara kita membaca vibrasi.
Membaca vibrasi itu tidak terlalu dimulai dengan cara yang runyam. Cara paling sederhana adalah dengan mulai menyadari di vibrasi mana diri kita sedang hidup. Yaitu dengan mulai memperhatikan keberadaan diri kita seutuhnya.
Perhatikan lagi secara lebih setiap pikiran, perasaan, dan tindakan apapun yang sedang dan akan kita lakukan. Artinya, kita membaca vibrasi semesta dengan kewasikataan diri.
Untuk membaca vibrasi semesta kita harus terlebih dahulu paham kalau kitalah semesta yang paling dekat. Jadi sangat logis kalau kita harus mulai dari semesta yang paling dekatnya terlebih dahulu.
Sahabatku… Beginilah cara kita membaca vibrasi semesta. Dimana tahapan awalnya dimulai dari dalam diri dahulu. Lama kelamaan setelah kewaskitaan kita untuk mewaspadai setiap gerakan vibrasi yang terjadi didalam diri menjadi baik. Maka perlahan-lahan kita akan mulai membawa diri untuk mewaspadi vibrasi yang diluar diri.
Tahapan selalu dimulai dari dalam menuju luar. Mulailah, nantinya kalau diri sudah mulai membaca vibrasi semesta, maka diri tahu persis apa yang diharus dilakukannya dalam semesta untuk semesta.
Salam Semesta
APAKAH PIKIRAN MEMPENGARUHI KESEHATAN?
Juni 23, 2021
SUBSCRIBE PESAN SEMESTA YOUTUBE CHANNEL UNTUK VIDEO SELANJUTNYA 👍
KENAPA SEGALANYA BERPROSES ?
Juni 23, 2021
INGIN INTUISI MENGUAT? LAKUKAN SATU HAL INI !
Juni 11, 2021
“Intuisi berada dalam zona netral. Tempatkan diri dalam zona netral, maka kita akan menjadi sangat intuitif” – pesan semesta.
Sahabatku… Perlu digaris bawahi,
kalau menjadi sangat intuitif itu bukan berarti kita menjadi peramal masa
depan. Menjadi sangat intuitif itu artinya kita mampu membaca sebab akibat yang
sedang dan akan berlangsung, sehingga kita mampu memilih yang terbaik. Akhirnya
kita bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat.
Ingat! Hidup adalah kumpulan pilihan.
Ada bagian yang dipilihkan. Ada juga bagian yang kita diberi kesempatan untuk
memilihnya. Jasad, jiwa dan ruh yang
menghasilkan kesadaran bagi manusia berfungsi untuk membentuk manusia menjadi
pemilih.
Kesadaran memiliki beberapa
lapisan. Bagaimana kita memandang hidup memiliki tingkatan. Sementara tingkatan
yang paling rendah adalah sadar kalau hidup terjadi kepadamu.
Artinya, kita sadar kalau kita
tidak memiliki andil dalam hidup ini untuk memilih. Dimana semua sudah
dipilihkan dan ditentukan. Padahal sebenarnya tidaklah demikian.
Dalam hidup ini banyak contoh
orang-orang yang telah berhasil dengan kenyataan yang mereka bentuk dari hukum
sebab akibat yang mereka buat sendiri. Mereka memikirkan kesuksesan, mereka
melakukan sebab akibat dari kesuksesan yang mereka pilih dan mereka berhasil
hidup di dalam kesuksesan itu.
Kalau kita bertanya, kenapa itu
bisa terjadi dengan mereka – sementara tidak bagi kita? Jawabannya adalah
karena mereka memiliki kesadaran yang setingkat diatas kita.
Mereka sadar kalau nasib itu
adalah pilihan. Mereka sadar Dzat Maha tidak memilihkan nasib seseorang namun
hanya memberikan banyak pilihan-pilihan yang bisa dipilih, apapun itu. Mereka
sadar kalau tidak ada yang namanya kebetulan, segalanya terjadi karena sebab
dan akibat, dan dengan ini mereka selalu menyusun sebab terbaik untuk akibat
terbaik.
Jadi, bayangkan kalau kita selalu
diarahkan untuk memilih yang terbaik sesuai dengan tugas dan fungsi kita sebagai
khalifah diatas Bumi ini – Bukankah menguntungkan? Ini lah keuntungan memiliki
intuisi.
Kabar baiknya, setiap manusia
memiliki keuntungan ini – karena setiap manusia memiliki sesuatu yang bernama intuisi.
Hanya saja sejauh apa intuisi ini mampu bekerja untuknya, semuanya tergantung
pilihan manusia itu masing-masing.
Ada beberapa pilihan yang tanpa
sengaja justru membuat kita menjauh dari intuisi. Jangankan menguat, bahkan
intuisi seakan sama sekali tidak terdengar. Jadi sahabatku… Kalau kita ingin
intuisi menguat, maka kita bisa mulai mencoba melakukan satu hal berikut ini :
1# JANGAN MENDIKTE SEMESTA
Bukankah kita adalah pendikte
ulung? Bahkan Tuhan pun berani kita dikte bukan? Baiklah tidak perlu diakui. Tapi
paling tidak jangan mendikte kalau ingin mendengar intuisi berbicara.
Kenapa? Karena intuisi tidak akan
hadir dalam ego yang masih mendikte. Intuisi adalah arahan fenomenal bagi
mereka yang senantiasa mengharapkan kebahagiaan hakiki. Syaratnya, intuisi
tidak bisa terkontrol oleh yang namanya ego.
Sahabatku… Semesta itu sangat
sopan dan sangat menghargai pilihan manusia. Jangan jauh-jauh, saat kita
memilih untuk tidur, otak kita patuh dan menutup sementara seluruh system pendengaran
agar kita tidak mendengar apa yang sebenarnya masih kita dengar.
Begitu juga dengan kerasnya
diktean ego kita. Intuisi akan mundur seribu langkah agar ego kita bisa terus
terdengar. Masalah tersembunyi dari ego yang lebih terdengar adalah, ego kita sangat
percaya diri kalau pilihannya adalah sumber kebahagiaan dirinya yang terbaik.
Padahal belum tentu demikian.
Ambil contoh, kita begitu mendikte
untuk diterima bekerja di salah satu perusahaan ternama, kita menetapkan diri
kalau diterima bekerja disini adalah yang terbaik dan itu adalah sumber
kebahagiaan diri.
Akhirnya ego terus mengontrol
intuisi yang masuk kepada kita. Karena bisa jadi, pada masa di mana kita sedang
mendikte semesta ini kemungkinan kita akan dituntun oleh intuisi yang bahkan
senantiasa mengarahkan diri untuk melakukan hal yang kebalikan dari goal
kebahagiaan awal kita.
Bisa itu kita dituntun untuk
membuka usaha, atau mungkin mengasah skill lain. Namun karena kita terlalu
mendikte semesta dengan ego ingin kita. Maka arahan intuisi itu tidak terdengar
dengan jelas.
Padahal, intuisi itu justru
mengarahkan kita pada jati diri yang sebenarnya. Intuisi tahu persis nilai
kebahagiaan diri kita yang terbaik sesuai dengan fungsi dan tujuan kita yang sebenarnya.
Sahabatku… Kita tidak pernah
ditinggalkan sendirian dalam pilihan-pilihan yang harus kita pilih dalam hidup
ini. Redupkan sebentar saja suara ego yang meraung, maka intuisi akan
mengarahkan dengan manis.
Kadang kita membenci sesuatu
padahal itu baik bagi kita. Kadang juga kita terlalu meng-inginkan sesuatu
padahal itu tidaklah baik bagi kita.
Begitulah adanya, baik dan buruk
tidak bisa diukur oleh ego yang bahkan ego itu tidak bisa kita kendalikan
kenetralannya. Kenetralan itu sendiri bukan berarti kita tidak bisa memilih. Tetapi
kita justru menjadi pemilih yang sebenar-benarnya dalam pilihan-pilihan yang
ada.
Selamat menguatkan intuisi sahabatku…
Sekali lagi, intusi bukan peramal masa depan. Karena masa depan adalah pilihan
yang sekarang.
Mungkin sebagian kita ada yang
bertanya; kenapa cara menguatkan intuisi hanya satu, bukankah cara lainnya juga
banyak? – Jujur kami juga menanyakan hal yang sama. Tapi ternyata jawabannya
cukup unik; Jawabannya, karena untuk menjadi intuitif itu harus mengendalikan rasa
“ingin menjadi intuitif”.
Iya begitulah! Sekali lagi, intuisi
berada dalam zona netral. Tempatkan diri dalam zona netral, maka kita akan
menjadi sangat intuitif.
Salam Semesta
Copyright © 2020 www.pesansemesta.com