Pesan Semesta.
melampaui batas menjadi satu

KENAPA KITA TIDAK MEMILIKI KEKUATAN SUPER?

 


Pernah berpikir kenapa kita tidak bisa melihat peristiwa tanpa kehadiran fisik? Melihat dimensi yang tidak terlihat? Memahami suara binatang? Memprediksi pergerakan bumi? Mengetahui apa yang dirasakan oleh orang lain atau membaca pergerakan pikiran mereka? Atau kenapa kita tidak memiliki kemampuan pengetahuan tanpa batas secara instant tanpa berpikir?

Buat sebagian kita ini semua hanya khayalan komik belaka. Namun padahal sebenarnya apa yang tadi kami sebutkan diatas dalam dunia medis, dikenal sebagai Extrasensory Perception (ESP) yaitu kemampuan dasar manusia yang terbukti ada, tapi tidak berkembang.

Jadi, dahulu pada saat kita masih balita kemampuan ESP ini berkembang sangat pesat. Namun seiring waktu kita tumbuh, justru kemampuan ini berkurang drastis.

Dimana saat kita beranjak dewasa Extrasensory Perception (ESP) kekuatannya akan berkurang sebanyak 60-75% lantaran berbagai macam faktor salah satunya yang paling umum adalah lingkungan yang berpikir itu merupakan ketidaknormalan yang tabu untuk dipertahankan.

Selain pandangan yang mendegradasi kemampuan tubuh. Ada juga beberapa alasan yang memang turut mendowngradekan kesempurnaan manusia itu sendiri.

Kalau sekarang kita bertanya kenapa kita tidak memiliki kemampuan-kemampuan normal dan wajar seperti diatas, alasannya adalah karena beberapa hal :

1# Jasad yang kemampuannya terus menurun

Sahabatku… Harus diakui, kalau selama beberapa generasi. Jasad kita merosot dan ber-evolusi ke bentuk yang lebih buruk. Alasannya terlalu jelas; Makanan dan minuman yang diolah buruk, udara yang buruk, tanah yang kehilangan kualitasnya, kimia yang sengaja diciptakan untuk keuntungan, pola hidup dan keseimbangan jiwa yang tidak terarah.

Ini semua membuat kita merosot. Saat jasad kita merosot dalam kualitas, jangankan untuk melatih ESP bahkan memaksimalkan panca indra lahiriah pun akan susah. Mata yang merabun. Pendengaran yang melemah. Indra pengecap yang terkontaminasi dan indra perabaan yang kurang akurat.

Solusinya saat ini adalah, dengan mencoba perbaiki jasad ini ketahap normal yang seharusnya terlebih dahulu.

Normalnya jasad kita adalah jasad terbaik. Begitu juga dengan jiwa yang mengoperasikan jasad, harusnya jiwa kita adalah jiwa yang terbaik juga. SANG PEMBUAT pada awalnya tidak memberikan dan membuatkan kita apa-apa selain kebaikan.

 

2#  Anggota dan komponen jasad yang tidak dikuasai dan tidak dilatih

Jujur saja, pengetahuan kita akan jasad sendiri masih terlalu minim, atau bahkan sangat minim. Dan jujur saja ini sangat wajar. Karena dalam masa belajar di sekolah kita hanya belajar untuk mendapatkan nilai A di bidang biologi atau fisika. Dan bukan untuk paham dan memanfaatkan kepahaman. Kalaupun paham, sebagian kita hanya menjual kepahaman kita untuk berlembar-lembar uang bukan kemakmuran.

Kemakmuran disini adalah kemakmuran jasad kita sendiri. Akhirnya, beginilah kita. Ibarat seseorang yang mengendarai mobil tanpa mengenal apa itu bedanya dan kapan menggunakan gigi 1-5 dan 6. Sehingga mobil yang kita tunggangi itu meluncur bebas dalam kebingungan arah dan tujuan.

Sahabatku… Kita semua harus belajar kembali untuk memakmurkan jasad ini. Lalu perlahan-lahan kita melatih kembali jasad ini agar kembali kedalam wujud terbaik yang dibuatNYA.

Extrasensory Perception (ESP)  dalam diri seseorang akan perlahan tertutup dan mati apabila terbengkalai dan tidak pernah dilatih untuk diaktifkan.

 

3# Penilaian manusia yang salah

Apa itu mistis? Apakah bagi kita beberapa jenis utama Extrasensory Perception (ESP) yang kami singkat diatas adalah ke-anehan, sesuatu yang berhubungan dengan jin, sesuatu yang syirik, sesuatu yang tabu?

Sahabatku… Kita sering menilai sesuatu yang berbeda karena kita bahkan tidak mengetahui informasi apa-apa terhadap apa yang kita nilai.

Sebenarnya ini karena kita tabu untuk sesuatu yang tidak sama dengan diri kita. Padahal perbedaan adalah keniscayaan yang diciptakan. Akhirnya kita tidak netral dengan penilaian kita. Padahal penilaian kita itu adalah pengkerdilan diri kita sendiri. Kita mengkerdilkan kemampuan SANG PEMBUAT untuk membuat yang Maha Sempurna dan yang Maha Baik.

Sahabatku… Bukankah kita memang mengimani kalau Dzat Maha menciptakan kita dalam sebaik-baik rupa dan bentuk? Lalu apa itu penilaian-penilaian kita?

 

4# Kehilangan arah untuk mengenal diri dan jati diri yang sebenarnya

“Siapa yang tidak mengenal dirinya maka tidak mengenal Tuhannya” bukankah kita terbiasa mendengarnya dan tetap saja menenggelamkan diri dalam aroma ketidakmengertian akan diri dan ketidakmengenalan akan jati diri.

Pertanyaannya menjadi sederhana: Bagaimana kita bisa mengetahui sebuah keagungan kalau kita jauh dari sumbernya?

Akhir kata sahabatku…     

CARA MENGAKTIFKAN KEKUATAN SUPER MANUSIA pada jasad adalah dengan kembali mengenal jati diri, mempelajari jasad, mengendalikan nafsu, mengendalikan pikiran dan ketenangan jiwa, meningkatkan spiritualitas dengan senantiasa membenahi iman dan ketakwaan diri, tidak menebar kebencian dan penilaian, membersihkan hati nurani dengan mengingat kembali keagungan penciptaan diri, terakhir mentafakurkan serta mentadaburkan kembali semesta yang ada didalam diri sambil merasakan kebersamaan bersamaNYA.

Anugerah Extrasensory Perception (ESP) sejak kita lahir sudah ada dalam diri kita tanpa perlu dicari keluar. Hanya perlu waktu untuk diri kita menemukan diri kita sendiri dan menerima diri atas apa yang seharusnya kita miliki.

Setiap manusia mempunyai proses dan mempunyai pilihan juga apakah akan terus berproses atau berhenti berproses. Peningkatan jasad adalah sebuah pilihan, kita bebas memilihnya.

Cukup pastikan kita memilih dalam kenetralan. Kita memilih untuk kembali menjadi super human bukan karena sebuah cap SUPER melainkan untuk sebuah manfaat yang bisa kita sebar sebagai semesta.

Kalaulah kesempurnaan jasad ini adalah anugerahNYA kepada seluruh manusia agar bisa menyempurnakan tugasnya sebagai khalifah diatas muka Bumi, maka bagian mana lagi yang akan kita dustakan dari anugerahNYA ini?

 

Salam Semesta

Copyright © www.pesansemesta.com

 


  • 0
  • September 27, 2021
admin16 admin16 Author

RAHASIA AGAR SETIAP ILMU BER-MANFAAT SEHINGGA BISA MENJADI AMAL YANG DITINGGALKAN

 


Seorang sahabat bertanya “Bagaimana caranya meninggalkan ilmu agar bisa bermanfaat?”

Caranya, adalah dengan mensyukuri setiap ilmu yang ter-terima dan janganlah pernah setitik pun menyombongkannya.

Kesombongan itu muncul dari rasa kepemilikan yang tinggi. Saat seseorang merasa begitu memiliki ilmunya. Maka ilmunya akan menjadi gerbang kesombongan yang besar.

Sahabatku… Tulisan ini merupakan sebuah jawaban yang halus dan juga keras.

Dikatakan halus, karena setiap saat seseorang akan senantiasa ber-ilmu. Dalam semesta ini, ilmu itu tidak pernah ditemukan. Melainkan segalanya adalah ilmu. Kita yang berjalan dilautan ilmu ini, adalah seorang pelajar.

Jadi setiap kita hidup sebagai seorang pelajar. Setiap pelajar memiliki pilihan untuk belajar atau tidak belajar. Itulah kenapa, memang manusia akan terus ditakdirkan menjadi manusia yang ber-ilmu selama dirinya belajar.

Pertanyannya; Saat kita mulai menjadi ber-ilmu, maka akan di-apa-kan keilmuan itu? Inilah bagian kerasnya, yaitu sebuah aplikasi. Dalam aplikasinya setiap yang ber-ilmu memiliki dua pilihan; Pilihan pertama, ilmu itu dijadikan pintu ke-syukuran. Pilihan kedua, ilmu itu dijadikan pintu ke-sombongan.

Lalu, apa saja itu tanda manusia telah memilih menyombongkan ilmunya :

#Tanda pertama: Ilmu dipakai untuk membenarkan diri

Sahabatku… Ilmu itu akan senantiasa berubah. Dimana ilmu itu tidak pernah utuh. Bagaimana pun utuhnya dan sempurnya ilmu. Tetap ada masa-nya ilmu itu harus ditingkatkan, diupdate dan direvisi terus-menerus dari generasi ke generasi.

Menggunakan ilmu untuk pembenaran akan menjadi kendala pada keniscayaan ilmu itu sendiri. Itulah kenapa kita harus berendah diri untuk tidak menggunakannya sebagai sebuah pembenaran. Apalagi untuk membenarkan kelompok dan diri sendiri.

Pilihan ini sebenarnya sangat spiritual. Kalau lah semesta ini adalah ilmuNYA Dzat Maha Ilmu dan ilmuNYA Dzat Maha Benar. Maka memang tidak ada yang sanggup membatasi keduanya kecuali Pemiliknya sendiri bukan?

Jadi, memendam diri untuk tidak mencoba menjadi sang maha benar dalam keilmuan apapun, akan menjadi pilihan jiwa yang merendah diri dihadapan Sang Pemilik ilmu.

Ini penting sahabatku… Karena apabila, seseorang belum mampu merendah diri dihadapan Dzat Yang Membentuk dirinya sendiri. Maka seseorang itu akan sulit merendah dihadapan manusia. Hasilnya, dirinya akan senang untuk menggunakan ke-ilmuannya untuk memperdebatkan pemahaman. Dan inilah tanda kesombongan yang kedua.

 

#Tanda kedua: Ilmu dipakai untuk memperdebatkan pemahaman

Sahabatku… Dalam perdebatan selalu harus ada kubu yang menang. Jadi memang debat hanyalah tentang menang atau kalah. Boleh bisa kita berkata di awal kalau debat ini tentang pertukaran keilmuan.

Tapi kalau boleh jujur sahabatku… Haruskah keilmuan dimenangkan atau dikalahkan? Haruskah kita merasa menang diatas keilmuan seseorang yang masih cetek? Haruskah kita tersenyum diatas seseorang yang dikerdilkan keilmuannya? Jawaban sopannya tetap tidak.

Kehidupan adalah kesempatan bagi tiap pelajar untuk belajar. Hasilnya adalah tiap kita menerima ilmuNYA Dzat Maha. Itulah kenapa kita memang sudah harusnya menghargai keilmuan seseorang dan bukan mendebatkannya. Karena perdebatan yang paling baik adalah pembuktian aksi.

Kita adalah semesta. Kita adalah bagian semesta. Kontribusi kita sebagai semesta adalah dengan amal perbuatan. Bukan sekedar ribuan kata-kata perdebatan. Karena tanpa butuh perdebatan kita ini adalah ilmu-NYA bukan? Sesungguhnya Dzat Maha telah menganugerahkan dan mengatur hidup kita tanpa perdebatan, melainkan hanya aksi nyata.

Semesta ini terbentuk tanpa perdebatan. Jantung ini berdetak tanpa perdebatan. Matahari terbit dan terbenam tanpa perdebatan.

Maka itu, silahkan perdebatan itu dimulai dengan satu aksi kecil, bukan satu kata besar. Satu aksi kecil adalah ketundukan, karena telah melakukan sesuatu dengan apa yang telah dianugerahkan-NYA, yaitu ilmuNYA.

 

#Tanda ketiga: Ilmu tidak ditukar untuk kemakmuran semesta

Kemakmuran diperoleh oleh satu aksi, yaitu memakmukan. Me-makmur-kan adalah memfungsingkan diri untuk kehidupan, bukan untuk keuntungan. Kita memakmurkan kalau kita sudah bisa berperan untuk kehidupan semesta, bukan sekedar berperan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri.

Kalau sinar matahari menyinari seluruh wajah manusia. Maka begitulah kita harus juga bersinar untuk seluruh wajah manusia, tanpa mengenal kata imbalan.

Jelas kemakmuran adalah satu kata besar yang butuh pembuktian nyata. Dan inilah fungsi ilmu dan ber-ilmu, yaitu untuk memakmurkan.

Saat membicarakan me-makmur-kan, bukan membicarakan hak, melainkan kewajiban. Ilmu itu selalu tentang kewajiban sahabatku... Bukan lagi mana hak yang akan saya terima dari ilmu ini? Tapi apa kewajiban saya dengan ilmu ini?

Ilmu itu sendiri sudah menjadi hak yang sudah kita terima, dan sekarang tinggal kewajiban kita saja, yaitu untuk menggunakannya untuk kemakmuran. Perhatikanlah, bukankah sekarang polanya sudah dibalik. Berbondong-bondong kita menimba ilmu untuk menerima hak. Bahkan disaat hidup pun kita masih berpikir hak apa yang akan kita dapat nanti setelah meninggal dari manfaatnya ilmu ini.

Akuilah sahabatku… Tidak apa, kita memang masih begitu sibuk mencari hak yang diterima. Akhirnya masing-masing kita hanya sibuk mengumpulkan keuntungan. Bahkan saat meninggal pun kita masih sibuk mengais keuntungan dari apa yang telah kita tinggalkan, bukan begitu?

Pasalnya, kemakmuran tidak untuk mencari keuntungan pribadi, kelompok atau golongan. Kemakmuran adalah kehidupan untuk kehidupan.

Karena seluruhnya ada dalam kehidupan SANG PENCIPTA maka merupakan keniscayaan semesta untuk bergerak sesuai penciptanya, yaitu kehidupan untuk kehidupan. Dan inilah yang kita lupakan sahabatku…

Kita lupa kalau ilmu yang kita pelajari ini adalah tentang kehidupan untuk kehidupan. Dimana dengan ilmu ini seharusnya kita TIDAK hanya sangat peduli untuk me-makmur-kan kehidupan kita sendiri, tetapi juga harus peduli untuk me-makmur-kan kehidupan lain.

Sehingga kita tidak menjadikan ilmuNYA berperan dalam peran egoisme yang sempit. Dimana kita hanya menjadikan ilmuNYA sebagai keuntungan, dan bukan kemakmuran. Dimana akhirnya sifat rahmat ilmuNYA bagi semesta alam pun hilang. Kesombongan dari kepemilikan ilmu muncul. Lalu mensyukuri ilmu pun menjadi teramat susah.

Susah, karena mensyukuri ilmu itu bukan dengan mengucapkan terimakasih kepada Dzat Maha Ilmu yang sudah menjadikan kita ber-ilmu. Bukan pula mencoba membalas anugerahNYA dengan perbuatan baik seperti sedekah atau acara berbagi yang kita berikan atas namaNYA.

Mensyukuri ilmu yang sebenarnya adalah lebih BESAR, yaitu kita menjadikan diri sebagai gerbang Sang Sumber Ilmu. --- Sungguh tak terbayangkan besarNYA bukan? Dimana yang besar itu sebenarnya bukan ilmuNYA. Melainkan sumber ilmu itu sendiri. Jadi mohon mulai sekarang jangan diremehkan hal besar ini.

Mulai sekarang kita akan paham, kalau tidak ada ilmu yang master atau tidak master. Tidak ada ilmu yang sederhana atau tidak sederhana. Karena keseluruhan ilmu, baik yang master atau tidak master. Baik yang sederhana atau yang tidak sederhana hanya bersumber dariNYA.

Jadi setiap pelajar yang berilmu itu sedang memegang sebuah tanda ke-Maha Besaran Sang Alim. Yang mana isi genggaman itu bukan untuk sebuah kepemilikan yang disombongkan. Melainkan untuk disyukuri, yaitu untuk dijadikan rahmat bagi semesta alam.

Itulah kenapa dengan mensyukuri ilmu, maka kita akan menutup pintu-pintu kesombongan. Karena kita telah berhasil dengan sengaja menutup pintu-pintu kepemilikian. Lalu kita hanya memilih fokus pada satu titik yang sibuk, yaitu untuk mengaplikasikan ilmuNYA ini untuk memakmurkan, yaitu untuk menjadi rahmatNYA bagi semesta alam.

Akhirnya kemakmuran bisa tersebar dengan seharusnya dengan sumber ilmuNYA. Sangat besar, dan memang kita sudah terlampau menjauh dari yang seharusnya ini sahabatku… Seperti semut kecil yang tersesat di planet mars untuk mengais tanah demi menumbuhkan kembali air.

Namun tidak ada salahnya kita memulainya sekali lagi. Karena dalam ilmuNYA ini tidak ada hal kecil. Segala yang kecil adalah kebesaran yang seharusnya. Sebuah pengingat keras kalau memang sudah seharusnya dalam IlmuNYA ini tertunduklah segala semesta kepada Pencipta Sang Sumber Ilmu.

 

Salam semesta

Copyright 2021 © www.pesansemesta.com

  • 0
  • September 21, 2021
admin16 admin16 Author

BAGIMU KEYAKINANMU DAN BAGIKU KEYAKINANKU – PENJELASAN SAINTIFIK



Sahabatku… Setelah membaca penjelasan saintifik dalam tulisan ini. Mungkin kita akan menjadi sedikit lebih bijaksana untuk membiarkan orang lain dengan keyakinannya sendiri. Tanpa pernah lagi menuduh kalau seseorang itu tersesat atau menyimpang.

Akhirnya, kita bisa setingkat lebih netral melihat perbedaan keyakinan apapun. Termasuk keyakinan yang sedang kita yakini sendiri.

Sebenarnya tulisan ini sangat penting untuk kita pelajari bersama-sama. Sehingga paham-paham fanatisme dan radikalisme bisa dikendalikan. Sebuah pengendalian dari dalam jauh lebih efektif, ketimbang menyiapkan hukuman untuk sebuah tindakan yang tidak pernah terpahami alasannya.

Sahabatku... Pernahkah Anda berpikir; kenapa tiap kita bisa memiliki keyakinan dalam hidupnya?

Salah satu kesalahpahaman terbesar yang sering dipahami adalah bahwa keyakinan merupakan konsep intelektual yang statis. Padahal Keyakinan adalah pilihan. Sebagai sebuah pilihan, pastinya ada banyak sebab-akibat yang mendasari sebuah pilihan. Sumber-sumber kepercayaan termasuk lingkungan, peristiwa, pengetahuan, pengalaman masa lalu, visualisasi bisa menjadi alasan kuat yang mendasari sebuah keyakinan dipilih.

Bayangkan begini. Bayangkan kalau dari kecil Anda diajarkan warna matahari adalah putih. Tapi teman Anda melihat matahari sebagai warna orange. Apabila teman Anda menyakini warna matahari yang dilihat berbeda dengan Anda, maka itu menjadi keyakinannya berdasarkan pengalaman dan pemahaman mendasar dia sebagai individu.

Apakah dia telah melakukan kesalahan? Secara bijak dan adil kita harus menjawab tidak. Karena itu adalah keyakinannya, begitulah cara dia mengelola informasi didalam dirinya. Sampai nanti dia memikirkan ulang tentang keyakinan yang dia pilih.

Setiap orang memiliki kekuatan untuk memilih keyakinannya. Kesadaran manusia mampu mengelola begitu banyak informasi. Lalu secara bebas, tanpa ketentuan apapun, kita mengkonsepkan keyakin menjadi kenyataan.

Itulah kenapa keyakinan seseorang selalu bisa berubah dan berkembang. Keyakinan bukanlah tatanan baku. Asalkan seseorang mau menjadi terbuka dan mau menerima informasi lainnya, maka keyakinannya bisa berubah.

Secara biologis, keyakinan adalah bagian integral dari operasi otak. Keyakinan terbentuk dari semburan neurotransmitter.

Neurotransmitter dapat diistilahkan dengan kata-kata yang digunakan otak untuk berkomunikasi dengan pertukaran informasi yang terjadi secara terus-menerus, yang dimediasi oleh pembawa pesan molekuler yang secara dramatis mempengaruhi biokimia otak.

Dengan kata lain, keyakinan adalah ikatan molecular yang bekerja dalam tubuh. Jadi sangat lumrah apabila sebagian mereka yang memiliki keyakinan, fanatik dengan keyakinannya. Karena ini adalah reaksi biokimia otak dan tubuh mereka. Itulah sebabnya kita merasa terancam atau bereaksi ketika keyakinan kita ditentang oleh seseorang.

Dan inilah alasan dasar yang membuat seseorang mampu bertindak radikal dan ekstrim terhadap keyakinan orang lain yang berbeda. Alasannya, karena biologis tubuhnya merasa terancam.

Keyakinan berhubungan erat dengan biokimia otak dan tubuh seseorang. Jadi kimia tubuh pun akan selalu memproses setiap inputan-inputan yang berhubungan dengan keyakinan.

Penelitian menunjukan bahwa ada tiga struktur otak yang terlibat sebagai respons terhadap penilaian ancaman dan pertahanan diri: daerah itu adalah korteks prefrontal, ganglia basal dan bagian dari sistem limbik.

Namun manusia selalu diberi pilihan. Reaksi berlebihan yang timbul dari keyakinan ini bisa dikendalikan apabila seseorang mau berpikir dengan AKAL. Dengan berpikir menggunakan akal, seseorang akan mengaktifkan secara penuh area neurocortex untuk mengendalikan, serta membuka diri untuk menerima masukan sensorik kedalam otak untuk merubah persepsi.

Masukan sensorik yang kita terima akan menjalani proses penyaringan saat mereka bergerak melintasi satu atau lebih sinapsis, yang akhirnya mencapai area pemrosesan yang lebih tinggi, seperti lobus frontal. Di sana, informasi sensorik diproses oleh otak kita secara sadar.

Dalam otak manusia reseptor pada membran sel bersifat fleksibel, yang dapat mengubah sensitivitas dan konformasi. Jadi kita bisa merubah mode kerja otak dari sadar, menjadi mode program dimana keyakinan tertanam disitu. Begitu sebaliknya.

Dengan kata lain, bahkan ketika kita merasa memiliki keyakinan yang kuat akan sesuatu hal, selalu ada potensi biokimia untuk perubahan. Itulah kenapa disebutkan diatas bahwa keyakinan bukanlah konsep intelektual yang statis. Keyakinan seseorang memang bisa berubah, selama dia memilih untuk mengubah pikirannya.

Jadi kita bisa memilih untuk mengikuti biokimia tubuh kita yang terancam, atau mencoba membuka diri untuk menerima informasi, agar sedikitnya perspektif kita menjadi flexibel. Sehingga otak dan tubuh kita tidak merasa terancam lagi dengan yang namanya perbedaan berkeyakinan.

Akal mampu melakukan penggeseran persepsi. Pergeseran persepsi adalah pra-syarat untuk mengubah keyakinan, yang karenanya mengubah biokimia tubuh kita secara menguntungkan.

Ketika kita secara sadar membiarkan persepsi yang lebih baru masuk ke otak dengan mencari pengalaman baru, mempelajari pengetahuan atau informasi baru dan mengubah perspektif, tubuh kita dapat merespons dengan cara-cara yang lebih baru.

Akhirnya kita tidak terancam apabila ada seseorang yang berbeda keyakinan dengan kita. Dan kita juga bisa menghargai keyakinan seseorang yang berbeda dengan berkata “Bagimu keyakinamu dan bagiku keyakinanku”

Sekarang mari kita menutup pembahasan ini dengan satu pertanyaan yang lebih seru. Pertanyaannya adalah “Apa itu kebenaran?”

Kalau keyakinan adalah hal yang selalu kita anggap benar. Tetapi, ternyata pada keniscayaannya, apapun hal paling benar yang kita yakini itu hanyalah ikatan-ikatan neuron yang bisa dirubah, dimodifikasi, dan dikendalikan. Lalu apa itu kebenarannya sahabatku…?

Apabila kita begitu percaya, kalau keyakinan kita yang selalu harus benar ini dibentuk oleh Dzat Maha. Namun ternyata Dzat Maha, pada keniscayaan bentukanNYA membentuk keyakinan seperti yang barusan kita pelajari. Lalu, apakah itu kebenaran?

Sahabatku… Biarkan pertanyaan ini untuk tetap menjadi pertanyaan. Maka itulah kebenaran.

Kebenaran tidak mengenal benar dan salah. Kebenaran melewati keduanya. Itulah kenapa kebenaran tidak bisa terbantahkan oleh keyakinan.

 

Salam Semesta

Copyright 2021 © www.pesansemesta.com

 Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

  • 0
  • September 16, 2021
admin16 admin16 Author

APAKAH TERAPI HEALING ENERGY BENAR BISA MENYEMBUHKAN? --- JAWABAN SAINTIFIK

 


Sahabatku… Tulisan ini bukanlah pembenaran. Tetapi hanya sekedar berbagi informasi yang kurang diketahui oleh kita tentang Healing Energy. Banyak yang masih berpikir, kalau terapi healing energy adalah hal yang mistis.

Sebenarnya, tidak ada yang benar-benar mistis dalam hidup ini. Ke-ghaiban hanyalah porsi manusia yang tidak bisa menguasai informasi secara menyeluruh. Ini terjadi, karena belum banyak mereka yang bisa menjelaskan dan mau mempelajari hal ini secara saintifik.

Dan itulah yang menjadi alasan, kenapa healing energy selalu dikaitkan atau sengaja dikaitkan dengan hal-hal gaib. Padahal sama sekali tidak. Cara kerja healing energy itu 100% bisa dijelaskan secara ilmiah. Karenanya, izinkan kami menjelaskannya disini.

Sebelumnya harap dipahami kalau kami tidak membuat statement, kalau healing energy bisa terbukti menyembuhkan. Kesembuhan adalah hal paling kompleks dari bagaimana tubuh, sebagai mesin organik mempertahankan sistemnya untuk bekerja optimal.

Jadi disini kami hanya ingin memberi pencerahan secara saintifik kalau iya betul, healing energy terbukti secara ilmiah, bisa bekerja untuk memperbaiki system tubuh pada level yang lebih dalam, yaitu masuk kedalam system penyusun molecular.

Dan sudah menjadi kenicyaan apabila system molecular tubuh bisa diperbaiki, maka kemungkinan bagi tubuh untuk kembali bekerja optimal semakin meningkat. Akhirnya tubuh bisa fokus memperbaiki dirinya sendiri.

Setiap sel tubuh terbentuk dari molekul-molekul rumit yang harus dijaga seimbang. Setiap molekul terbentuk dari atom, sementara atom terbentuk dari getaran energy, dan pada ranah inilah healing energy bekerja, yaitu pada level kuantum.

Mungkin bagi sebagian kita masih ada yang bertanya tentang, apa itu healing energy?

Jadi begini, healing energy adalah metode untuk mengirimkan energy penyembuhan ke tubuh pasien melalui tangan seorang praktisi untuk memulihkan atau menyeimbangkan medan energy tubuh. Atau bisa juga dilakukan melalui jarak jauh, berdasarkan quantum entanglement atau hubungan energetis.

Perlu diketahui, kalau tubuh manusia adalah medan energy yang besar. Kita bisa menyebutnya dengan nama Bio-electric magnetic field atau istilah mudahnya aura. Semua materi termasuk manusia terus-menerus bertukar getaran dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Getaran gelombang energy magnetis inilah yang memancarkan aura.

Dengan kata lain, aura adalah energi tubuh yang dihasilkan oleh Anda dan memancar di sekitar Anda, sesuai persis dengan bagaimana energy Anda bergetar.

Itulah kenapa aura akan selalu menjadi bagian dari spectrum elektromagnetik yang mengelilingi kita. Makanya aura sendiri bisa diibaratkan dengan keberadaan diri.

Masalahnya memang, jarang tersadari kalau aura diri kita ini memiliki makna dan juga memberi makna. Dimana getaran energy diri kita ini mempengaruhi kita dan sekitar kita, meskipun kita tidak melihatnya atau menyadari keberadaannya sekalipun.

Jadi salah besar kalau kita masih mengira, aura hanyalah lingkaran cahaya yang mengelilingi tubuh. Aura memiliki fungsi lebih dari sekedar cahaya yang bisa dilihat. Pada dasarnya aura bisa menjadi pendeteksi emosi dan penyakit pada manusia yang terbaik di dunia.

Boleh tidak percaya, tapi aura dapat menunjukkan "Anda yang sebenarnya" tidak peduli seberapa keras Anda mencoba menyembunyikannya. Dengan menterjemahkan gelombang getaran energy tubuh Anda kedalam angka frekuensi, maka kita bisa mendeteksi penyakit atau perasaan yang sedang Anda rasakan secara akurat.

Ini seiring dengan persamaan Albert Einstein paling terkenal yang mengatakan bahwa energi dan materi adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Itulah kenapa healing energy BENAR bisa bekerja. Karena kalau kita mampu memperbaiki energynya, maka kita akan mampu memperbaiki bagian yang terlihatnya.

Dengan mengirimkan energy penyembuhan yang positif ke tubuh, maka perlahan tapi pasti kita bisa kembali menyeimbangkan medan energy tubuh untuk kesehatan yang lebih baik. Di dalam dan di luar tubuh kita terdiri dari energi.

Sudah menjadi keniscyaan kalau semuanya adalah energy, bergerak sebagai energy dan membentuk energy. Begitulah apa adanya semesta kita ini.

Tubuh kita sendiri adalah energy yang memproses energy. Baik makanan atau pikiran adalah bentuk lain dari energy. Selain makanan yang kurang sehat. Faktanya sebagian besar dari semua penyakit dimulai dari pikiran.

Pikiran tidak bisa dihentikan, pikiran yang diproyeksikan adalah bagian dari kesadaran manusia. Itulah kenapa, meski hanya sekumpulan informasi. Namun pikiran menjadi representasi holografik dari tubuh manusia. Pikiran yang dikelola manusia, terus memancar menjadi getaran gelombang energy yang mempengaruhi kesejahteraan dirinya dan sekitarnya.

Sayangnya lagi, manusia tidak terlalu pintar untuk mengatur aliran pikirannya. Itulah kenapa dalam praktek healing energy, sebenarnya seorang terapis hanya membantu mengirimkan energy positif, dengan niat tulus untuk memperbaiki getaran gelombang energy yang baik ke tubuh pasien.

Sehingga perlahan-lahan ketenangan batin bisa dirasakan oleh pasien. Dalam dunia biologi, ketenangan batin itu bisa terasa karena tubuh berhasil memproduksi endorfin.

Endorfin adalah peptida opioid, memiliki banyak aktivitas seperti stimulasi kekebalan, anti-inflamasi, aktivitas penghilang stres, anti-penuaan, dan perubahan ekspresi gen, dapat digunakan untuk mengobati banyak penyakit seperti kanker, penyakit autoimun, dan penyakit menular.

Misalnya saja sudah terbukti kalau sel imun memproduksi endorfin pada tempat inflamasi yang mampu mengurangi inflamasi dengan memproduksi sitokin.

Selain itu endorphin juga memiliki penyembuh holistik alami dengan mengaktifkan sel-sel kekebalan seperti makrofag, sel NK, limfosit T dan B yang memproduksi IFN-ϒ, Opsonin, granzyme –B yang terlibat dalam aktivitas antivirus, antitumor, anti-inflamasi, dan apoptosis.

Endorfin juga efektif mengurangi stres dengan mengurangi kortisol dan berperan merangsang pelepasan dopamin yang bertanggung jawab atas euforia, menghambat rasa sakit, dan ketenangan pikiran.

Masuk lebih dalam Beta-endorfin juga dapat digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun dengan mengurangi pelepasan kortisol yang dimediasi stress yang merupakan penyebab utama autoimun.

Ketika stres meluas atau ekstrem, tubuh mulai menjadi resisten terhadap kortisol atau tidak dapat menghasilkan banyak kortisol. Jika hal ini terjadi, peradangan dapat meningkat karena kurangnya penghambatan endogen. Peningkatan peradangan ini bisa menyebabkan berbagai penyakit dan gangguan termasuk penyakit autoimun.

Sahabatku… Sebenarnya masih banyak lagi jawaban saintifik lainnya. Namun dari sini, kita sudah bisa menjawab judul pertanyaan awal kita. Iya betul, healing energy bisa digunakan sebagai sarana, agar tubuh bisa bekerja optimal mengobati berbagai kondisi kesehatan.

Kami tekankan lagi, kalau healing energy hanya berbagi energy untuk memperbaiki tubuh. Masing-masing tubuh pasien nantinya yang akan menggunakan energy positif itu untuk memperbaiki tubuhnya masing-masing. Apabila ada seorang terapis healing energy yang mengklaim hal-hal lain diluar ini, maka kita bisa mempertanyakannya kembali.

Energy adalah kenetralan yang absolut. Diktean dan klaim tidak bisa terwujud tanpa sebab akibat yang harus dibentuk. Sementara membentuk energy dalam kenetralan adalah proses membentuk energy yang paling baik.

Jadi sahabatku… Mulai sekarang, tidak ada salahnya untuk mencoba menerapkan healing energy ke dalam tubuh kita. Tidak perlu menunggu sakit. Kita bisa mulai memperbaiki system tubuh sendiri, atau kita bisa meminta bantuan praktisi yang bisa menyalurkan energy positifnya ke tubuh kita.

Pesan kami kepada seluruh terapis healing energy. Mohon hilangkanlah identitas healer. Diri kita bukanlah HEALER “penyembuh” kita hanyalah “pengobat”. Seseorang yang digerakkan oleh semesta untuk sedikit membagikan energi pengobatan, bukan energi penyembuhan.

Kesembuhan adalah proses sebab akibat semesta, terjadi diluar kontrol siapapun. Kita harus mampu membentuk kesembuhan dalam porsi sebab-akibat yang dijaga se-netral mungkin.

Akhir kata sahabatku… Setiap kita adalah pengobat bagi dirinya sendiri. Setiap semesta tahu bagaimana mengobati semestanya. Ketidak bisaan hanyalah karena kita belum belajar bagaimana cara kerjanya.

Pastikan saja diri untuk selalu mempelajari keniscayaan-keniscayaan yang ada berdasarkan akal, dan bukan berdasarkan informasi yang katanya selalu harus menjadi benar.

Salam Semesta

 

Copyright © www.PesanSemesta.com

  • 0
  • September 08, 2021
admin16 admin16 Author

DATABASE

COPYRIGHT

Seluruh artikel didalam website ini ditulis orisinil oleh tim penulis Pesan Semesta. Artikel yang kami share melalui website ini bukan hasil jiplakan, kutipan atau terjemahan.

Bagi pembaca yang ingin menghubungi penulis silahkan mengrim pesan melalui email : pesansemesta@yahoo.com


SALAM SEMESTA