Pesan Semesta.
melampaui batas menjadi satu

SEKOLAH LANGSUNG DARI SEMESTA

 


“.. makna sekolah itu sangat luas, tapi yang paling sangat efektif adalah sekolah kehidupan, dan sekolah langsung dari semesta.” KDZA

Sahabatku… Hidup ini adalah kamuflase tempat manusia untuk belajar. Bumi ibarat sekolah luas pada dimensi awal kita untuk belajar. Begitu juga nanti dalam kesempatan dimensi-dimensi yang lainnya, kita juga akan ditempatkan dalam sekolah yang terus meningkat.

Semesta raya ini menyimpan database pelajaran di tiap sudut ruangNYA, dan itu adalah persembahanNYA sebagai bahan pelajaran untuk manusia yang mau bersekolah langsung dari semesta.

Makanya, terus-terusan semesta ini membawa pelajaran terindah, terlengkap dan terupdate. Segala keberadaan dan segala keadaan semuanya adalah lembar-lembar pelajaran. Apa yang kita lihat, dengar, rasa, icip, pikir juga adalah pelajaran. Aksi-aksi yang kita lakukan tanpa terasa juga adalah pelajaran.

Dalam sekolah langsung dari semesta kita hanya mempelajari sedikit dari ilmu yang diberikan oleh DZAT Pembuat Ilmu. Sedikit saja dan itu sudah sangat membuat seumur hidup kita sibuk.

Tidak ada kesombongan rasa saat menerima ilmu langsung dari semesta. PengetahuanNYA bukan sesuatu yang dikejar atau diberpikirkan untuk dinilai oleh angka-angka manusia. PengetahuanNYA adalah kebenaran bagi mereka yang mampu menerima kebenaran. Kenyataan bagi yang mampu melihat kenyataan.

Tidak ada juga peringkat kelas dalam sekolah semesta. Setiap murid adalah sama dan setara. Setiap murid memiliki kesempatan yang sama saat semesta memanggil jiwa-jiwa yang telah mensucikan dirinya, untuk mulai membaca pelajaran-pelajaran keniscayaan dari semesta.

Kesempatan untuk bersekolah langsung dari semesta adalah kesempatan setiap manusia. Hanya kekurangan kita terletak dari bagaimana kita mengakses pelajaran-pelajaran dari sekolah semesta itu sendiri.

Meski setiap kita adalah murid, tapi untuk dapat mengakses database pelajaran semesta kita harus mau mensucikan diri terlebih dahulu.

Jujur, inilah yang membuat memasuki sekolah langsung dari semesta, menjadi sedikit lebih sulit ketimbang memasuki sekolah kehidupan.

Mensucikan diri sendiri itu bukan sekedar bersuci dengan basuhan air, melainkan menjadikan diri sejernih dan senetral air itu sendiri. Sehingga diri kita mampu menerima sesuap demi sesuap kedalaman ilmuNYA yang tidak bertepi.

Jelas ada proses yang harus dilakukan, dan pastinya dalam proses selalu ada ujian BESAR yang harus dilalui.

Ujian besarnya adalah penilaian dan ego. Untuk mengakses pelajaran semesta kita harus terlebih dahulu melalui dua ujian besar ini.

Sahabatku… kita masih belum mau belajar dari belatung dan lebih memilih belajar dari kupu-kupu. Kita tidak mau belajar dari kesalahan dan lebih memilih belajar dari kebenaran terus. Kita tidak mau belajar dari kebodohan dan lebih memilih belajar dari kepintaran.

Kita senantiasa menilai pelajaran kita untuk mendapatkan nilai-nilai manusia darinya. Itulah kita. Begitulah cara kita belajar. Untuk mengakses database semesta kita harus berhenti melihat dari sisi penilaian manusia dan mulai masuk ke sisi kenetralan.

Begitu juga dengan ego. Betapa sering kita melompati sebuah moment akal untuk berpikir, hanya karena merasa itu tidak terlalu menguntungkan, atau hanya karena itu terlalu rumit untuk dibaca, atau hanya karena itu sama sekali tidak menyenangkan dan sesuai. Padahal di moment itu semesta ingin menyampaikan pelajarannya.

Hal pertama untuk memulai sekolah langsung dari semesta adalah, jangan pernah mereject apapun pesan yang kebetulan masuk kedalam hidup kita. Karena kebetulan itu tidak pernah ada. Selalu ada makna dibalik apapun, selalu ada perencanaan yang tersistematis dan memiliki makna.

Kebanyakan makna itu adalah pelajaran yang berharga bagi mereka yang berpikir dengan akalnya, serta mampu mengendalikan penilaian dan ego dirinya. Pelajaran berharga bagi mereka yang mau mensucikan dirinya agar menjadi netral.

Manusia yang mensucikan dirinya bukanlah manusia suci yang tidak melakukan kesalahan sama sekali. Kesalahan adalah salah satu gerbang pembelajaran.

Manusia suci adalah mereka yang mampu menetralkan dirinya. Kenetralan adalah kepentingan besar, modal besar kalau kita memilih untuk ikut menjadi murid dari sekolah semesta.

Akhir kata sahabatku… tidak ada yang lebih unggul disini. Siapapun manusia bisa mensucikan diri. Kehadiran kita di atas Bumi ini memegang kesempatan yang sama untuk mampu menetralkan diri.

Itulah mengapa manusia yang berhasil menetralkan dirinya, justru tidak merasa perlu disucikan oleh manusia. Karena kesucian bukan penilaian manusia. Manusia mensucikan diri bukan untuk dinilai suci, tapi agar cukup suci untuk masuk ke dalam sekolah langsung dari semesta untuk menerima ilmuNYA.

Sebuah alasan abadi dari DZAT Pembuat Akal yang akan kekal selamanya.

Ibarat anak kecil yang disuapi setetes demi setetes air dari dalam kolam. Akankah air di dalam kolam itu habis diminumnya, sementara sumbernya terus menerus mengaliri air?

Begitulah kira-kira gambaran diri kita yang sedang duduk untuk disuapi ilmuNYA. Selama menjadi murid maka tidak ada kepintaran, tidak ada pembuktian, tidak ada bagian diri yang bisa diberikan untuk ditunjukkan, tidak ada apa-apa yang bisa di aku-kan selain diriNYA.

 

Hanya diriNYA DZAT Maha Guru. Pembimbing Sejati Setiap Jiwa tanpa terkecuali. Tidak ada yang lain selain ke MAHA-anNYA. Bergegaslah untuk menemuiNYA dalam sucinya kenetralan dan semesta kecil ini akan mengerti. Mengerti bahwa diri ini selalu menjadi murid DZAT Maha Ilmu.

.

.

Salam Semesta

 

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

 

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

 

  • 0
  • Maret 29, 2022
admin16 admin16 Author

SALING MEMAKMURKAN


 

Saling memakmurkan adalah saling memfungsingkan diri untuk kehidupan, untuk ketersalingan yang harmonis dan bukan untuk keuntungan yang egois.

Kita memakmurkan kalau kita sudah bisa berperan untuk keuntungan semesta, dan bukan sekedar berperan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri.

Berbicara saling memakmurkan, bukan membicarakan hak tapi kewajiban. Bukan lagi mana hak saya sebagai semesta? Tetapi apa kewajiban saya sebagai semesta?

Sahabatku… hidup sudah menjadi hak yang sudah kita terima, dan sekarang tinggal kewajiban kita saja.

Kalau sinar matahari menyinari seluruh wajah manusia. Maka begitulah kita harus juga bersinar untuk seluruh wajah manusia. Bukankah sinar itu dipancarkan matahari tanpa mengenal kata imbalan?

Andaikan matahari yang sedang menyinari kita ini meminta keuntungan dari pembuatnya, mungkin tata surya ini sudah luluh lantah karena egonya matahari.

Matahari menghangatkan lautan, membangkitkan atmosfer, menghasilkan pola cuaca, dan memberikan energi untuk satu tanaman hijau yang berkembang lalu memberikan makanan dan oksigen bagi kehidupan di Bumi. Makmurnya planet Bumi kita ini karena matahari tidak pernah menyimpan egonya.

Lalu haruskah kita luluh lantah karena ego pengemis keuntungan yang masih disimpan?

Jawablah masing-masing sahabatku… Manusia yang beruntung tidak akan mengemis keuntungan, mereka hanya akan bergerak menyebar keuntungan. Jadilah semesta yang beruntung itu sahabatku…

Caranya adalah dengan mulai menjadi semesta yang memakmurkan.

Mari kita bergerak sebagaimana keniscayaan semesta. Meski itu hanya sesederhana bergerak mengangkat satu krikil dari tengah jalan. Tapi ingat, saat kita bergerak, ingatkan juga ego diri kalau ini untuk memakmurkan semesta dan dengan tulus diri ini akan memakmurkan tanpa meminta upah, ataupun keuntungan dari Dzat Maha Yang Menggerakkan.

Jadi sekarang ini bukan tentang bagaimana saya bisa kaya? Tapi bagaimana saya bisa membuat kaya. Bukan tentang bagaimana saya bisa bahagia? Tapi bagaimana saya bisa membuat bahagia. Karena begitulah arti memakmurkan dalam kemakmuran.

Kemakmuran tidak mencari keuntungan pribadi, kelompok atau golongan. Kemakmuran adalah kehidupan untuk kehidupan. Karena seluruhnya ada dalam kehidupan SANG PENCIPTA maka merupakan keniscayaan semesta untuk bergerak sesuai penciptanya, yaitu kehidupan untuk kehidupan.

Dan inilah yang kita lupakan sahabatku… Kita lupa tentang kehidupan untuk kehidupan. Kita hanya sangat peduli untuk me-makmur-kan kehidupan kita sendiri, tanpa peduli untuk me-makmur-kan kehidupan lain.

Hasilnya kita menjadi semesta yang berperan sempit. Dimana kita hanya berperan untuk keuntungan bukan kemakmuran, dan inilah jawaban dari ketidak beresan yang terjadi dalam planet kita.

Memang harus diakui ada yang salah dari tatanan kehidupan kita sekarang. Ada yang salah dengan bagaimana kita hidup dan ada yang salah tentang bagaimana kita berfungsi. Kesalahan-kesalahan yang muncul karena sesuatu yang sudah kita wajarkan sekian lama.

Kita menormalkannya, dan tidak sadar bahwa apa yang kita kerjakan dalam hidup ini telah merubah tatanan kehidupan yang sudah diciptakanNYA sangat seimbang dan sangat nyaman bagi semuanya. Kita menghapus keniscayaan yang seharusnya.

Seharusnya kita hidup seperti udara, semua yang dibumi menghirup udara. Seperti atmosfir, semua bagian bumi tertutupi atmosfir. Seperti tanah, semua bagian bumi memiliki tanah. Begitulah seharusnya juga diri kita dan begitulah juga seharusnya kita hidup.

Seharusnya kita hidup sebagai kesadaran yang sadar kalau sebagai semesta kita hanya hidup dalam kehidupan untuk kehidupan. Dari satu kehidupan untuk seluruh kehidupan.

Namun apakah hidup kita sekarang seperti ini? Sayangnya tidak…

Kita bergerak dari satu kehidupan hanya untuk satu kehidupan. Kita hidup, namun hidup kita hanya terdedikasikan untuk diri sendiri, bukan untuk seluruh kehidupan. Kita hidup hanya untuk mengagungkan satu kelompok dan menistakan kelompok yang lain.

Saat ini rahmat bagi semesta alam hanya bagian yang bisa dibaca tapi tidak mau dipraktekkan. Hanya semboyan lama dalam kekosongan peran yang nyata.

Sahabatku… Tulisan keras ini bukan sekedar mengingatkan tentang berapa rupiah yang kita keluarkan untuk sesama, tapi mengingatkan tentang kesadaran yang terlupakan. Yaitu kesadaran untuk menyadari kalau dirinya adalah bagian dari kesatuan semesta untuk saling berperan secara sukarela. Saling memberi untuk saling menerima. Saling melepas senyum untuk saling berbahagia. Saling berpegang erat untuk saling percaya.

Perlahan-lahan saja, ajaklah ego dengan perlahan dan lembut. Katakan padanya kalau sudah saatnya dia menjadi semesta yang memakmurkan. Ego yang paham akan terbujuk.

“Bagaimana pun ikatan pada hidup ini adalah keniscayaan. Kita jalani saja dengan tujuan saling memakmurkan, tujuan paling dasar.” KDZA

 

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

 

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

  • 0
  • Maret 18, 2022
admin16 admin16 Author

MARI BERGERAK!


 

Sahabatku… Apa itu gerakan, kalau semuanya adalah bergerak? Nyatanya, dalam diam kita bergerak, dalam tidur kita bergerak, dalam hening kita bergerak. Gerakan adalah alasan keberadaan materi fisik dan non fisik semesta.

Berbicara tentang gerakan manusia, maka mau tidak mau kita akan berbicara tentang gerak molecular semesta. Semua materi fisik semesta terbuat dari atom. Ikatan atom bersama-sama mengikat untuk membentuk molekul.

Faktanya, molekul terus bergerak. Gerak molekular adalah properti dari semua materi; molekul dalam gas bergerak jauh lebih cepat daripada molekul dalam cairan. Tetapi bahkan molekul dalam benda padat masih bergerak. Apabila molekular ini berhenti bergerak maka dipastikan material hilang.

Karena molekul sangat kecil, pergerakannya diatur oleh hukum mekanika kuantum. Itulah kenapa gerakan molekular bagi manusia berperilaku dengan cara yang tampaknya aneh dan tidak dapat diprediksi, karena kita terbiasa mengamati segala sesuatu dengan skala besar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Padahal saat molekul bergerak, mereka bergerak dengan cara yang sangat spesifik. Salah satu jenis gerakan molekuler adalah getaran. Getaran atom dan ikatan dibatasi karena cara mekanika kuantum berhubungan dengan simetri mereka.

Jenis getaran yang berbeda memiliki tingkat energi yang berbeda pula. Pada suhu yang lebih tinggi, mode getaran yang berbeda (lebih banyak getaran) tersedia untuk molekul.

Saat molekul didinginkan, mereka dapat bergetar dengan cara yang semakin sedikit, sehingga gerakan melambat mendekati nol absolut. Namun, mekanika kuantum memiliki fitur aneh yang disebut energi titik nol. Itu berarti bahwa bahkan pada tingkat energi terendahnya, sebuah molekul tidak memiliki energi nol. Molekul, bahkan pada nol mutlak, selalu memiliki energi. Energi titik nol vibrasi molekul masih sesuai dengan gerakan.

Simpan paragraph diatas kalau kita bertanya “kenapa semuanya tentang semesta bergerak?” Jawaban singkatnya adalah ENERGI.

“SEMESTA ADALAH ENERGI TANPA BATAS, TANPA BUTUH DEFINISI NAMUN HANYA PENUH DENGAN GERAKAN YANG BERMAKNA”

Perhatikanlah air sahabatku… Ketika gelombang mikro melewati air, molekul air menyerap sebagian energi gelombang mikro dan akibatnya mereka berputar dan berputar, menggeliat, saat radiasi lewat. Namun setelah gelombang mikro hilang, molekul berhenti bergerak lagi, dan kembali bergerak sesuai dengan gerakannya.

Jadi seberapa cepat molekul bergerak itu semua tergantung molekul dan keadaannya. Dari sini kita mempelajari sisi dinamis yang kita miliki.

Kita adalah semesta. Kita adalah gerakan. Kita adalah dinamis. Kita adalah makna. Namun bagaimana kita bermakna tergantung seberapa dinamis kita bergerak. Karena kita adalah semesta yang diberi pilihan memilih gerakan.

Lalu gerakan apa yang akan kita pilih sahabatku…? Siapa yang membuat kita memilih gerakan itu? Kenapa dan untuk apa gerakan kita itu bergerak?

Kalau kita disuruh bergerak, lalu gerakan seperti apa yang harus kita lakukan?

Menyinyir adalah gerakan. Dengki dan hasad adalah gerakan. Berdebat adalah gerakan. Begitu juga dengan memberi contoh adalah bergerak. Humble atau rendah hati juga adalah gerakan.

Jadi gerakan seperti apa, yang mau kita lakukan?

Dibutuhkan sesuatu yang disebut kesadaran untuk menjawab semua pertanyaan diatas. Ingat hukumnya; sejauh mana kualitas jawaban akan tergantung dengan kualitas kesadaran.

Beruntungnya, kesadaran itu dinamis. Kesadaran bisa meningkat dan membentuk kualitas yang baru. Sekarang tinggal bagaimana kita senantiasa belajar untuk mengambil pelajaran dalam setiap gerakan yang bergerak ini.

Untuk meningkatkan kesadaran, maka mulailah dari terus mempelajari gerakan dalam diri terlebih dahulu. Karena apa yang diluar diri akan terus mengikuti yang dari dalam diri.

INGAT : Kita melihat dan mengolah dunia luar dengan dunia dalam. Kesadaran akan mengubah struktur fisik manusia.  Molekul DNA adalah molekul paling berevolusi dan paling kompleks yang dibuat Dzat Maha.

Nukleus itu dinamis, dengan segala sesuatu — kromosom, nukleolus, dan sebagainya — berputar-putar secara acak. Namun dalam dekade terakhir, para peneliti telah menyadari bahwa DNA pada kromosom di dalamnya dapat memposisikan dirinya sendiri dengan cara tertentu, cara yang dapat mengubah aktivitas gen yang sedang dipindahkan.

Jadi siapa bilang, dalam gerakan ini kita tidak bisa membuat gerakan yang baru? Siapa bilang dalam kesadaran ini kita tidak bisa membuat kesadaran yang baru? KITA BISA SELAMA KITA TIDAK PERNAH BERHENTI BERGERAK. TERUSLAH BERGERAK BERSAMA-NYA.

Hidup kita ini tidak akan pernah menjadi pelajaran yang terbatas? Tidak pernah sahabatku…

Energi tidak memiliki batas gerakan. Jasad bisa luluh lantah. Jiwa bisa saja dihapus. Nyawa bisa berhenti bergerak ditangan sendiri. Tapi tidak dengan energi. Energi yang bergerak akan terus menjadi warisan yang terus bergerak. Jadilah warisan yang terus bergerak!

 

Salam Semesta

 

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

 

  • 0
  • Maret 12, 2022
admin16 admin16 Author

JADILAH CAHAYA

 

pesan semesta

Cahaya akan sangat terlihat nyata di kegelapan. Perbuatan baik akan sangat terlihat ditengah perbuatan buruk. Jadilah cahaya. KDZA

Sahabatku… Cahaya bukanlah molekul. Cahaya adalah gelombang kuantum. Cahaya tidak memiliki massa diam, tidak ada proton, tidak ada neutron, tidak ada elektron. Ketika beberapa cahaya diserap oleh sesuatu yang lain, molekul misalnya, maka energi cahaya ditransfer ke objek.

Seperti semua gelombang kuantum lainnya, cahaya memiliki sisi seperti partikel yang menarik, tentang bagaimana ia berperilaku. Misalnya, mata kita mendeteksi cahaya dengan menyerapnya dengan molekul khusus. Setelah foton diserap oleh molekul, foton tidak ada lagi. Energi ekstra dari cahaya mengubah molekul secara kimiawi, memicu perubahan.

Jadi maksudnya, cahaya ada meskipun Anda tidak melihatnya sekalipun. Anda tidak butuh gelap hanya untuk menerima keberadaan cahaya. Namun bagaimanapun tidak terlihatnya, cahaya selalu memicu perubahan.

Cahaya adalah interaksi elektromagnetik antara partikel bermuatan. Partikel dalam atom, elektron dan proton bertukar foton sepanjang waktu. Ini adalah apa yang menyatukan atom. Cahaya yang Anda alami adalah bagian yang sangat kecil dari semua "cahaya" yang dipancarkan oleh atom dan partikelnya.

Sederhananya, hidup kita ini dipenuhi oleh cahaya di setiap sudutnya. Baik dalam terang atau pun dalam gelap. Dalam baik atau pun buruk.  Dalam suka atau pun duka. Cahaya selalu ada dan berada tepat di tempat yang seharusnya.

Mengagumkannya, semua cahaya membawa energi dan jika cahayanya cukup kuat, Anda akan merasakan dan merasakannya. Meski cahaya sendiri tidak pernah memaksakan bentuknya.

Artinya …

Kita hanya akan menjadi cahaya saat kita sudah mampu netral. Karena untuk menjadi cahaya kita harus menjadi sangat jernih untuk tidak terpengaruh oleh apapun. Kita hanya akan menyebar dan memberi makna tanpa penilaian apapun.  

Jadi sahabatku… Kalau kita sedang bertanya bagaimana caranya menjadi cahaya, maka jawabannya adalah dengan menjadi netral terlebih dahulu.

Seperti lilin yang selalu harus diamankan dari semilir angin kecil. Menjadi cahaya memang tidak terlalu mudah. Tapi meskipun merepotkan, lilin juga bisa bertahan sampai habis, bukan?

Kalau begitu, mari mematikan lampu-lampu penilaian. Mari fokus menerima gelapnya diri terlebih dahulu. Dari penerimaan itu kita akan tahu, cahaya seperti apa yang seharusnya kita pantulkan.

Bukankah cahaya yang dipantulkan dengan tepat selalu baik?

Akhir kata sahabatku… pahamilah kalau netral itu bukan perlombaan. Netral adalah penerimaan yang khusyu dalam kalah dan menang. Itulah cinta - anggap saja menjadi cahaya adalah ajakan untuk menjadi cinta.

 

Copyright 2022 © www.pesansemesta.com

Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig

Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta

  • 0
  • Maret 04, 2022
admin16 admin16 Author

DATABASE

COPYRIGHT

Seluruh artikel didalam website ini ditulis orisinil oleh tim penulis Pesan Semesta. Artikel yang kami share melalui website ini bukan hasil jiplakan, kutipan atau terjemahan.

Bagi pembaca yang ingin menghubungi penulis silahkan mengrim pesan melalui email : pesansemesta@yahoo.com


SALAM SEMESTA