Pesan Semesta.
melampaui batas menjadi satu

Kenapa Semuanya Diciptakan Bergerak? Dan Siapa?




Segala sesuatu di semesta hidup dalam gerakan. Bumi berputar. Planet-planet berputar. Tata Surya berputar. Bahkan Matahari pun berputar. Tapi apakah semuanya benar-benar bergerak???

Gerak adalah relatif. Bukan berarti kita tidak melihat pergerakannya itu tidak bergerak. Ambil contoh sederhana partikel.

Partikel terbukti terus bergerak. Hasilnya, semua partikel dalam materi memiliki energi kinetik. Teori kinetik materi membantu kita untuk mendapat berbagai keadaan materi, baik itu padat, cair, dan gas.
Contohnya, partikel-partikel dalam zat padat tidak bebas bergerak, mereka hanya bergetar bolak-balik dalam posisi yang sama. Partikel-partikel gas, seperti udara di sekitar kita atau dalam gelembung air, justru bergerak sebaliknya, partikel-partikelnya terpisah jauh dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Sementara partikel-partikel zat cair terus-menerus meluncur dan saling berguling saat mereka bergerak.

Partikel adalah dasar pembentuk atom dan atom adalah susunan segala materi, termasuk manusia. Jadi dalam diamnya kita, tidak pernah sedetik pun kita berhenti bergerak.

Saat dunia makrokosmos berhenti bergerak – dunia mikrokosmos tidak pernah sedikitpun berhenti bergerak. Andai berhenti, mungkin matahari sudah runtuh dan menimpa seluruh planet yang mengelilinginya atau mungkin hilang begitu saja dari tempatnya.

Pastinya semua pergerakan ini bukan hanya kebetulan, bukan? Tiap partikel seakan tersetting untuk tidak selalu bergerak dengan gerakan yang sama. Partikel memiliki berbagai kecepatan dan sering mengubah kecepatan. Ada kesadaran yang mengaturnya agar bergerak sedemikian rupa.
Jadi, mengapa segala sesuatu di alam semesta bergerak?

Alasan kenapa segala sesuatu di alam semesta bergerak, karena adanya kekuatan yang menggerakkan. Gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik memastikan benda besar bergerak sementara gaya nuklir lemah dan kuat memastikan dunia kuantum terus bergerak. Jika tidak ada kekuatan, tidak akan ada gerakan.

Lalu kekuatan apakah itu?

Menyusup kedalam partikel kita akan disuguhi dengan satu unsur yaitu ENERGI.

Energi yang sama dengan yang membentuk partikel gas. Energi yang sama dengan yang membentuk partikel cair. Energi yang sama dengan yang membentuk partikel padat. Energi yang sama dengan yang membentuk partikel cahaya. Intinya energi yang sama dengan enegi yang membentuk semesta raya ini. Baik itu partikel yang masih bisa kita sebut atau tidak lagi bisa kita sebut.

Jadi dalam sub terkecil kita hanyalah energi. Energi yang tidak bisa diciptakan, tidak bisa dimusnahkan dan hanya bisa berubah bentuk. Energi yang bersifat kekal dalam keabadian. Ini adalah hukum termodinamika dan satu lagi, setiap energi terus bervibrasi (bergetar) dalam frekuensi.

Jadi gerakan pertama kita adalah getaran. Apapun yang kita anggap materi di dunia fisik ini bergetar dalam getaran yang tidak mampu tertangkap oleh mata telanjang kita. Tapi masih mampu tertangkap oleh perangkat mikroskop electron canggih. Itulah kenapa ini menjadi teori ilmiah, bukan sekedar hipotesis.

Namun tanpa pembuktian mikroskop itu memang kita ini hanyalah kekosongan fisik yang digerakkan oleh energi SANG PENCIPTA. Dimana energi itu terus menerus bergetar dan bergetar tanpa henti agar kita menyakini kalau semua ini nyata meski pada hakikatnya kita ini hanyalah diriNYA.

DiriNYA yang tidak memerlukan sedikitpun pengakuan dari ciptaanNYA. Karena sungguh sesungguhnya SANG PENCIPTA berdiri diluar definisi apapun, bahkan definisi DZAT MULIA ciptaanNYA.

Katakan sahabatku…. Bagaimana sesuatu yang diciptakan pantas mendefinisikan sesuatu yang menciptakan. Kita hanya cukup menyebutnya SANG PENCIPTA. Dialah ‘siapa’ yang menciptakan dan menggerakaan.

Lalu bagaimana cara kita berterima kasih untuk segala ciptaan gerakan ini?

Jadilah partikel yang baik sahabatku… Jadilah semesta yang seharusnya… Cukup itu saja untuk segala kebaikan sumber gerakan yang tidak akan pernah tedifiniskan ini.

Sahabatku… Bagi kita yang diciptakan ini, hidup itu seperti bergerak dari ketidakpastian menuju ketidakpastian tanpa arah yang pasti. Pasti itu tidak ada, apalagi kalau tanpa gerakan. Maka akan dipastikan tidak pernah ada kepastian.

Bergeraklah barang sedikit agar kepastian itu menjadi pasti, meski pasti itu tidak ada. Bergeraklah dalam kebaikan, meski keburukan itu selalu ada. Bergeraklah dan buktikan bahwa partikel ini adalah baik sebagaimana kebaikan penciptaNYA.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

  •  
  •  
  • 0
  • September 30, 2019
admin16 admin16 Author

Bagaimana Amarah Mengaktifkan Otak Binatang ?




Sahabatku… Ini memang kasar, namun jangan dulu tersinggung sebelum kita membaca alasan scientificnya dibawah ini :

Kemarahan muncul sebagai isyarat bahwa seseorang layak didengarkan. Kemarahan kita mungkin adalah pesan, bahwa kita sedang terluka, bahwa hak-hak kita dilanggar, kebutuhan atau keinginan kita tidak terpenuhi secara memadai, atau hanya bahwa ada sesuatu yang tidak benar telah terjadi.

Hanya saja kalau kita pikir amarah bisa menyelesaikan segelanya. Justru kita salah besar. Amarah malah tidak menyelesaikan apa-apa selain mengembalikan otak mansuia kita menjadi otak binatang.

Kalau dilihat melalui fungsionalitasnya, otak manusia terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing bagian memiliki fungsi kompleksnya. Kami menyebutnya OTAK TRITUNGGAL.

*PERTAMA : OTAK PRIMAL atau OTAK REPTIL*
Merupakan bagian otak yang mengatur dasar-dasar manusia dalam bertindak dan ego manusia. Dalam peta otak, otak primal menempati posisi di otak kecil dan batang otak. Otak primal ini bertanggung jawab atas segala pergerakan didalam jasad dan aktifnya survival mode, yaitu fungsi bertahan hidup yang paling mendasar dari jasad manusia.

Otak primal hanya memiliki serangkaian respons perilaku yang terbatas yang dapat dipicu oleh pemicu eksternal tertentu. Contoh-contoh respons perilaku dasar ini adalah: dominasi, agresi, mencari jodoh, ibadah, seks, ketakutan, kekakuan, keterpaksaan, obsesif, keserakahan, dan ketundukan. Itulah kenapa otak primal ini tidak bisa menunjukkan belas kasihan dan tidak bisa berpikir.


*KEDUA : OTAK EMOSIONAL*
Bagian kedua adalah otak emosial. Merupakan rumah bagi emosi, nilai, ingatan dan membaca isyarat nonverbal yang memungkinkan seseorang untuk memahami apa yang mereka lihat dengan memodelkannya di otak mereka. Otak Emosinal menghasilkan perilaku bersosialisasi kita dan membuat kita suka bersosialisasi dan kooperatif.

Banyak kualitas yang diperlukan untuk integrasi sosial mungkin dihasilkan di sini. Karenanya sistem ini mendorong perilaku kooperatif, altruistik, dan tanpa kekerasan. Masalahnya adalah, interaksi sosial dapat bersifat positif dan negatif. Digabungkan dengan otak Reptil interaksi ini dapat menyebabkan aneka emosi dan sifat perilaku yang terlalu emosional.


*KETIGA OTAK RASIONAL*
Tanggung jawab utama dan menyeluruh dari neokorteks adalah untuk menentukan apa yang sedang terjadi di dunia luar. Otak rasional atau neocortex itu ibarat otak "pintar" manusia. Bagian eksekutif dari sistem yang bertanggung jawab untuk semua aktivitas sadar tingkat tinggi.

Berkat neokorteks memungkinkan kita melakukan banyak hal, seperti menulis dan berbicara, berinteraksi sosial, dan merenungkan secara filosofis tentang makna hidup. Pengambilan keputusan, penalaran, dan pemecahan masalah.

Sampai disini “Otak primal memiliki prinsip; Anda mendominasi yang lain, atau Anda akan didominasi oleh yang lain”

Jika kita tidak memiliki Otak primal tanpa neokorteks (otak rasional) dan sistem limbik (otak emosional), maka kita akan menjadi seperti binatang liar yang hanya mempertahankan wilayah dan kebutuhan diri sendiri. Persis sesuai dengan penamaannya, otak reptile.

Inilah pula alasan sebagian ilmuan masih ada yang percaya kalau otak kita merupakan evolusi dari otak hewan. Karena memang ada kesamaan antara kesamaan struktur otak primal manusia dengan hewan, meski otak manusia tetap memiliki kompleksitasnnya tersendiri. Apalagi fakta kalau kita masih memiliki dua bagian otak yang masih terkoneksi lainnya.

Makanya otak primal manusia memang TIDAK tercipta untuk berdiri dan berfungsi sendirian tanpa bagian otak lainnya, yaitu otak emosional dan otak rasional. Masalah akan terjadi apabila salah satu dari tiga otak ini tidak bekerja bersamaan dalam porsi yang seimbang. Sebagaimana yang terjadi saat kita marah.

“Amarah mengaktifkan otak reptile dan otak emosional menjadi semakin aktif dan menghiraukan otak rasional. Padahal kita justru membutuhkan otak rasional untk menyelesaikan penyebab masalah dari amarah-amarah kita”

Pada tingkat dasar agresi, emosi amarah dapat ditimbulkan oleh hipotalamus dan amygdala --- otak emosional. Sementara penyebab dari marah sendiri ditimbulkan oleh otak primal yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Faktanya, otak primal dan otak emosional yang bekerja terlalu aktif. Menutup kesempatan otak rasional yang seharusnya mampu kita gunakan untuk memikirkan dan memberi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi otak primal dan emosi yang dihadapi otak emosional.

Padahal kita harus ingat otak primal tidak bisa berpikir, dan otak emosional hanya bisa memikirkan hal-hal yang berbau perasaan. Akhirnya kita sukses berada didalam pusaran badai yang merenggut kesadaran kita tanpa sasaran arah yang jelas.

Akhirnya kita hanya bisa mengeluh betapa susah hidup dan betapa merananya perasaan kita tanpa pernah berpikir bagaimana solusinya.  

Itulah kenapa sekian banyak jilid demo tidak akan pernah membuahkan hasil yang signifikan, apabila tidak ditengahi oleh sekelompok netral yang masih bisa mengaktifkan dan menggunakan otak neocortex mereka dengan bijak untuk mencari titik temu dari masalah kedua otak ini.

Sahabatku…

Hidup adalah pilihan, bagaimana dan dimana kita menempatkan otak kita adalah pilihan individu. Karena otak kita adalah otak kita. Jadikanlah sifat sosialisme kita memfungsikan diri kita sebagai manusia yang bermartabat sesuai dengan takdir otaknya. Ajarkan kepada generasi muda kita yang masih memerlukan kelogisan kerja otak, untuk membangun otak mereka dalam kenetralan. Ajarkan bahwa amarah bukanlah solusi. Amarah justru menjauhkan dari solusi.

Amarah hanyalah pelampiasan ego yang belum terpenuhi kebutuhannya. Pertanyaan utama kita sendiri adalah : MAMPUKAH KITA MELAMPIASKAN AMARAH UNTUK MENYELESAIKAN SUMBER AMARAH ITU? MANA YANG LEBIH PENTING BERJILID-JILID AMARAH ATAU SATU SOLUSI MATANG?

Kami memiliki satu kisah dari negeri para kucing untuk direnungi.

Alkisah di negeri para kucing… Suatu hari seekor kucing hitam mendapat tangkapan seeokor tikus gemuk. Dia membawa tikus itu dengan mulutnya. Tiba-tiba datang dua ekor kucing lainnya meminta jatah. Seekor kucing putih memanas-manasi si kucing dan ternyata dia berhasil. Si kucing hitam pun marah dan membuka mulutnya untuk berteriak. Dalam sekejap seekor kucing abu-abu yang sedari tadi diam langsung menangkap tikus yang dengan sengaja dilepaskannya itu. Kucing putih yang membuat marah itu pun lari bersama si kucing abu-abu sambil membawa tikus. Mereka berdiri dibawah pohon dan membagi dua jatah tangkapannya. Memakannya dalam kedamaian sampai kenyang. Sementara diujung gang lain kucing hitam sedang meratapi amarahnya.

Sahabatku… Kita bukan kucing hitam itu bukan?



Akhir kata… Jadikanlah sifat sosialisme kita memfungsikan diri kita sebagai manusia yang bermartabat sesuai dengan takdir otaknya. SANG PENCIPTA menciptakan kita sejuta mukjizat didalam otak kita untuk kita syukuri dengan cara yang benar. Simpan amarah kita untuk menemukan mukjizat itu.

Salam Semesta 

Copyright © www.PesanSemesta.com



  •  
  •  
  • 0
  • September 25, 2019
admin16 admin16 Author

PIKARAN DAN OTAK BERBICARA DENGAN DUA BAHASA YANG BERBEDA



Apakah benar pikiran BERBICARA DENGAN BAHASA YANG berbeda dengan otak? LALU BAGAIMANA OTAK DAN PIKIRAN SALING MENGERTI? Pertanyaan unik yang mungkin belum tercermati oleh kita

Hari ini saat melamun diteras meja, tiba-tiba pandangan Anda terfokus untuk melihat seorang anak kecil yang sedang turun dari sepedanya sambil menggengam kincir angin berwarna-warni. Mata Anda terus mengamati kincir angin itu sampai Anda teringat dengan seorang ibu-ibu yang menabrak Anda dipasar dua tahun lalu. Ibu itu menggunakan bros bunga dengan warna senada, persis seperti warna kincir angin itu. Tiba-tiba muncul perasaan kesal karena mengingat betapa repotnya kejadian itu dahulu. Karena kejadian itu betapa sambil menahan malu, Anda pun terpaksa harus memunguti satu persatu jeruk yang sudah Anda beli itu sambil menahan sakit di siku tangan kiri Anda. 

Tapi tiba-tiba saja Anda tersenyum dan merasa bersyukur, karena gara-gara kejadian itu Anda bertemu kekasih Anda sekarang. Dialah dewa penyelamat yang ikut membantu Anda memunguti jeruk-jeruk itu dan dengan lembutnya memapah Anda bangun. Anda mulai menyadari ternyata kalau diingat-ingat kejadian itu sangat romantis. Perasaan Anda mendadak teralihkan dari suasana kelam menjadi suasana damai, Anda pun kembali meneguk secangkir teh hangat yang sedari tadi Anda pegang sambil tersenyum-senyum, membuka hp untuk langsung menelepon kekasih yang tiba-tiba Anda kangeni itu.

Sahabatku.... Cerita diatas adalah bagaimana bahasa pikiran manusia selama ini bekerja. Tapi apakah otak manusia juga bekerja dengan cara yang sama dengan bahasa pikiran? – mari kita cari jawabannya.

Kalau menurut versi otak cerita diatas kurang lebih seperti ini : 

“Serangkaian foton mendarat di retina Anda, menarik saraf optik sehingga membawa sinyal listrik ke tubuh geniculate lateral Anda dan kemudian ke korteks visual utama Anda, dimana sinyal melaju ke korteks striate Anda untuk menentukan warna dan orientasi gambar, serta korteks prefrontal dan korteks inferotemporal Anda untuk pengenalan objek dan pengambilan memori — membuat Anda mengenali ibu-ibu yang menabrak Anda dipasar. Lalu berkat itu hippocampus bekerja aktif untuk mencari file memori jangka panjang yang tersimpan didalam kartu memori Anda. Lalu kembali menvisualisasikan adegan kejadian dua tahun lalu. 

Ternyata otak Anda menyimpan ini sebagai file trauma, sebagai sebuah respon emosional di otak terhadap kejadian buruk yang pernah terjadi di masa lalu. Amygdala di otak Anda langsung memutar kembali file emosi-emosi yang berhubungan dengan trauma itu.  Akhirnya Anda sukses mengingat emosi yang berhubungan dengan kejadian dua tahun lalu itu dengan sangat jelas. Uniknya berkat kejadian itu, Anda bukan hanya meng-input (nilai) negatif di otak. Namun juga meng-input (nilai) positif. 

Berkat kecerdasan amigdala menyimpan inputan emosi itulah, tubuh Anda bisa membedakan mana yang membuat Anda tiba-tiba kesal dan mana yang membuat Anda tiba-tiba bersyukur. Karena Anda memusatkan perhatian pada hal-hal yang disyukuri, maka memaksa perubahan jasad ke fase yang lebih positif. Karena tindakan sederhana ini jasad Anda merangsang lebih banyak neurotransmiter di otak, khususnya dopamin dan serotonin, yang meningkatkan perasaan puas, bahagia dan cinta. Dan untuk mengungkapkan segala rasa itu Anda mencoba menghubungi kekasih Anda dengan meneleponnya.”  

Sahabatku... Diatas adalah bahasa otak manusia saat mengelola cerita yang sama, meski tidak 100% dituliskan dengan bahasa otak. Tapi minimal dari sini kita bisa melihat, bahwa memang otak bekerja dengan sistematis dan logis, sangat jauh berbeda dengan pikiran kita sendiri. Jadi sebenarnya kita tidak akan menemukan pikiran kita didalam otak. 

Betul memang kita mengolah pikiran dengan otak, tapi otak tidak menghasilkan pikiran. Otak membantu kita untuk mengelola pikiran bukan membuatnya. Pikiran umumnya identik dengan pemikiran, perasaan, ingatan, dan kepercayaan kita, dan sebagai sumber perilaku kita. Pikiran tidak terbuat dari bahan dasar selain kesadaran kita sendiri, dia tidak berbentuk fisik, tetapi kita menganggapnya cukup nyata, atau bahkan seperti diri kita sendiri.

Sementara otak adalah fisik, apabila dikeluarkan dari jasad, kita bisa menyentuh otak dan merasakannya seperti jaringan bertekstur lembut seperti tahu. Otak berperan sebagai sumber fisik semua yang kita sebut pikiran. Jika kita memiliki pemikiran atau mengalami emosi, itu karena otak kita telah melakukan sesuatu. Khususnya mengirim sinyal-sinyal listrik berderak sepanjang sejumlah neuron, lalu neuron-neuron itu melepaskan butiran-butiran neurokimia akhirnya kita bisa berkata kalau pikiran kita membuat sensasi yang sangat nyata. 

Lucunya, meski kita tidak memiliki akses untuk masuk kedalam otak, dan mengatur seluruh koneksi-koneksi neuron yang super rumit itu. Namun kita memiliki akses ke pikiran kita. Kita dapat mengenali dan menggambarkan apa yang kita ketahui, ingat, dan pikirkan. Jadi meski kita buta sama sekali dengan bahasa otak dan sama sekali tidak tahu bagian-bagian nya seperti, mana itu hippocampus, atau frontal, atau cingulate anterior yang aktif selama kita berpikir. Tapi semuanya seakan mengerti, meski semuanya berbicara dengan dua bahasa yang berbeda. Berarti memang ada kekuatan lain yang menghubungkan antara bahasa pikiran manusia dengan bahasa otak, sehingga keduanya masih terus dapat bersinergi. 

Kekuatan lain itu adalah software sistem operasi manusia (jiwa) yang dibuat oleh SANG PEMBUAT untuk mengatur, menghubungkan dan mensinkronisasikan segalanya agar kesadaran manusia berjalan normal. Kita tidak membuat jiwa, karena kita adalah jiwa itu sendiri. 

Jiwa dalam kesadarannya membuat pikiran dan perasaan, lalu mentranslate bahasa pikiran manusia agar dimengerti oleh otak. Sehingga saat pikiran Anda memikirkan kebahagiaan, maka otak langsung mengatur pasukan hormon-hormon agar jasad Anda merasakan kebahagiaan bukan kesedihan. 

Begitu juga kalau jasad Anda kekurangan energy, maka otak akan menyampaikan sinyal yang kita baca sebagai lapar, bukan kenyang.  Beruntungnya kita karena sampai detik ini tidak pernah ada salah translate, pikiran sedih tetap masih memunculkan rasa sedih – pikiran senang tetap masih memunculkan rasa senang. Saat memegang es kita masih kedinginan dan bukan kepanasan. Dan saat memegang panas kita masih merasakan panas bukan dingin. Beruntungnya kita SANG PEMBUAT masih mengatur jiwa kita dengan sangat teraturnya.

Sahabatku… Bukankah ini adalah hal yang patut kita syukuri? 

Kita bersyukur, karena otak kita masih bekerja sesuai dengan pikiran kita. Dan kita bersyukur karena pikiran kita masih bekerja sesuai dengan otak kita. Tidak pernah ada kesalahan translate, meski kedua bekerja dengan dua bahasa yang berbeda. Tidak ada kerumitan yang terjadi, meski kita sama sekali tidak mengerti bahasa otak kita sendiri. 

Keteraturan yang bahkan para peneliti pun masih bingung bagaimana sebenarnya keterhubungan ini mampu berlangsung. Ibaratkan Anda memiliki pasangan yang setiap hari berbicara dengan bahasa Spayol sementara Anda berbahasa Jerman. Meski Anda dan pasangan tidak saling mengerti bahasa masing-masing. Tapi Anda berdua dapat hidup rukun, sejahtera dalam kedamaian. Sebuah keajaiban tentunya bukan? Mari kita syukuri keajaiban ini sahabatku…

Lalu dengan apa kita ungkapkan rasa syukur ini?

Mulai sekarang berpikirlah dengan baik, tentang hal baik, dan untuk hal yang baik pula. Artinya, bicaralah dengan bahasa kebaikan kepada otak kita. Pikiran adalah energi yang bergetar dalam frekuensi. Setiap frekuensi hanya akan menarik frekuensi yang sama.  Frekuensi kebaikan hanya akan menarik frekuensi kebaikan. Begitu juga dengan kebaikan pikiran kita yang akan menarik kebaikan otak kita. Akhirnya pikiran dan otak kita hanya bekerja dalam kebaikan. Sama baiknya dengan SANG MAHA BAIK yang masih terus mencurahkan kebaikannya untuk kita.

Sahabatku… Berbeda bahasa adalah hal yang biasa, selama bahasa itu kita bawa dalam kebaikan, maka hanya kebaikan pula lah yang akan kita tarik dari perbedaan berbahasa kita. Karena hanya dengan beginilah kita mengungkapkan rasa syukur kita akan anugerah keajaiban pikiran dan otak yang telah kita terima dalam hidup ini.

There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.” ― Albert Einstein


Salam Semesta.



Copyright © www.pesansemesta.com

  • 0
  • September 23, 2019
admin16 admin16 Author

MEMBUAT KIAMAT BAGI BUMI ITU MUDAH !



Kebakaran hutan sudah menjadi kiamat. Tsunami sudah menjadi kiamat. Banjir sudah menjadi kiamat. Gempa beberapa menit sudah menjadi kiamat. Asap tebal, kekeringan, kerusakan lahan tanam, rusaknya ekosistem semuanya sudah menyiksa seperti menjemput kiamat. Ketahuilah kiamat bagi penduduk bumi adalah kehancuran bumi itu sendiri dan itu sangat mudah dibuat.

Tentunya sebagai khalifah bagi bumi kita memiliki andil besar dalam penentuan nasib bumi ini. Jadi jangan dahulu mengartikan kiamat sebagai hari akhir yang ditakdirkan SANG PENCIPTA, sebelum kita mengintrospeksi diri kita sendiri. Sekali lagi, nasib adalah hukum sebab-akibat. Jadi sekarang kita akan berpikir ulang tentang kiamat-kiamat yang sengaja telah kita buat sendiri.

Sahabatku… KIAMAT itu sifatnya relatif. Hanya ada satu kiamat bagi SANG PENCIPTA, yaitu kehancuran SEMESTA. Namun bagiNYA sendiri itu bukan kiamat. Karena apa susah bagiNYA memusnahkan apa yang bahkan menciptakannya pun tanpa susah. Kalau menciptakan bukan kesusah payahan, apalagi dengan memusnahkan. Jadi bebas-bebas saja SANG PENCIPTA menciptakan KIAMAT SEMESTA.

KIAMAT SEMESTA adalah hak SANG PENCIPTA tanpa perlu sebab akibat apapun dari makhluk.

Bumi hanyalah sebagian kecil dari semesta. Bumi hanyalah planet kecil yang mengambang di tata surya dan di satu galaksi kecil yang bernama Bima Sakti. Kalau kita hancur, maka tidak ada sedetik pun bagi kita untuk mengamati bahwa mungkin saja planet-planet lain ternyata tidak hancur. Bahwa hanya kita saja yang hancur, sementara semesta yang lain masih utuh.

Jadi jelas kiamat bagi bumi adalah rencana lain yang tidak masuk kedalam KIAMAT SEMESTA. Karena saat KIAMAT SEMESTA terjadi maka segalanya akan musnah. Meski saat kiamat bumi segalanya bagi kita akan musnah, tapi tidak segalanya bagi semesta. Jadi kita jangan dahulu terlalu percaya diri kalau kita ini benar-benar penting. Satu Bumi tidak lebih seperti setitik debu apabila dilihat dari luar galaksi Bima Sakti.

Sahabatku… Kalau kita mau berpikir jernih dalam kenetralan. Ternyata sangat mudah atau bahkan terlalu mudah bagi kita untuk membuat kiamat bagi bumi ini. Karenanya jangan membuat kiamat. Kita terlalu kecil untuk menerimanya. Meski kita tidak pernah terlalu kecil untuk membuatnya. 

Kita semua tahu bagaimana caranya membuat kiamat, kita bisa mencari 10 hal yang mampu membuat kerusakan bagi bumi di google. Tapi kita semua sama-sama tahu itu terlalu mudah dibanding bagaimana menghindarinya.

Jadi sahabatku… Mohon untuk tidak menjemput nasib buruk, kalau memang tidak berani menanggung akibatnya. Sama seperti bermain api, jangan bermain api kalau tidak tahan panas apinya. Dan sekali lagi saat akibatnya muncul, maka janganlah buru-buru menyalahkan SANG PENCIPTA. Tetapi mulailah berintrospeksi dan memperbaiki diri.

Diri itu bukan dengan menunjuk keluar tapi kedalam. Diri adalah diri kita masing-masing. Mulailah dari diri yang sadar untuk tidak membuat kiamatnya sendiri. bersama-sama kita pasti bisa. Energy yang berkumpul dalam kebersamaan selalu lebih kuat. Mari kita jaga bumi kita ini dengan selalu melakukan sebab terbaik, untuk akibat terbaiknya.

Akhir kata sahabatku… Jangan dahulu membayangkan kemunculan asteroid yang menghantam dan menghancurkan bumi, meski itu bisa juga terjadi dengan mudah. Karena ancaman kiamat bagi bumi yang terbesar justru dari penghuni bumi yang terus menerus membuat kiamat bagi dirinya sendiri.
Jadi sampai kapan kita akan sadar untuk berhenti membuat kiamat bagi bumi ini? Sampai kapan kita sadar untuk tidak membuat hari akhir kita sendiri?


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

  • 0
  • September 19, 2019
admin16 admin16 Author

Dualitas dan Keikhlasan Sejati


Bagaimana seseorang bisa berdiri disisi yang baik kalau sisi yang buruk tidak ada?

Bagaimana bisa terlihat gelap kalau terang tidak pernah terlihat?

Bagaimana pahit bisa terasa kalau tidak pernah ada rasa manis?

Disudut manapun berada akan selalu ada sudut berseberangan. Bersyukurnya itu ada, kalau tidak. Kita tidak akan tahu dimana kita berada. Tidak ada timur tanpa barat dan barat tanpa timur.

Lalu sahabatku…

Sampai kapan kita merasa selalu benar dan membanggakan kebenaran. Padahal kebenaran adalah hasil dari sudut yang kita anggap tidak benar, alias kebohongan?

Sampai kapan kita merasa untuk selalu baik dan membanggakan kebaikan. Padahal kebaikan adalah hasil dari sudut yang kita anggap tidak baik, alias keburukan?

Sampai kapan kita merasa untuk selalu positif dan membanggakan kepositifan. Padahal kepositifan adalah hasil dari sudut yang kita anggap tidak positif, alias negatif?

Sahabatku… Kita hanya perlu ikhlas dengan keduanya. Seperti kita ikhlas menerima tangan kanan dan tangan kiri kita. Seperti kita ikhlas menerima siang dan malam. Seperti kita ikhlas makan dan mengeluarkan kembali sisa yang dimakan.

Tapi sebelumnya ketahuilah, ikhlas belum dikatakan ikhlas sebelum kita terlebih dahulu membiarkan ikhlas menghilang. Ikhlaslah tanpa membawa ikhlas, itu baru ikhlas yang sejati.

Ikhlas sejati itu bukan sekedar apa yang rela kita bagi, atau apa yang rela kita terima. Tapi seberapa rela menghilangkan diri. Bergerak dalam ketulusan sebagai Semesta. Sebagai jiwa yang hanya mengikatkan diri denganNYA. Hanya ada gerakanNYA didalam gerakan kita. Hanya ada keinginanNYA didalam keinginan kita. Hanya ada diriNYA didalam diri kita

Saat seseorang berhasil dengan ikhlas sejatinya. Maka setiap gerakan adalah kerelaan tapi tanpa gerakan kerelaan itu sendiri. Seperti air yang masuk kedalam gelas atau masuk kedalam mangkuk. Bukankah air tidak pernah berpikir apakah dia rela atau tidak rela membentuk dirinya menjadi gelas atau mangkuk. Sebegitu saja dia mengikuti yang membentuknya.

Itulah keikhlasan sejati, yaitu kita memblendingkan diri kita dengan Semesta. Biarkan SANG PEMILIK Semesta yang menuntun dan biarkan diri dituntun.

Inilah tugas berat sebelum mencapai ikhlas sejati yaitu membuang kata ikhlas didalam ikhlas. Mampukah kita melakukannya? Mampukan kita memiliki ketulusan yang sedemikian tulusnya. Sampai-sampai kita tidak lagi menyadari ketulusan itu sendiri? Mampukah kita membangun kerelaan yang merelakan dirinya sendiri?

Tentunya kita mau… Tapi bagaimana caranya? Bagaimana caranya bisa ikhlas didalam lautan dualitas. Pastinya pembahasan kita kali ini bukan sekedar kumpulan-kumpulan kalimat filosofis. Ada teori yang harus dipraktekkan. Ada pelajaran yang harus dibelajarkan. Ada niat yang harus ditancapkan.

Membenahi ikhlas sama dengan membenahi iman. Karena wajah ikhlas adalah wajah mereka yang hanya memandang wajahNYA dimanapun mereka berada. Sudah siapkah dengan pelajaran ini sahabatku…?

Mari kita belajar membenahi ikhlas agar mencapai wujud sejatinya. Meski pelajaran ini akan memakan waktu seumur hidup kita. Biarkanlah… hidup memang untuk belajar bersamaNYA.

Tidak ada kesempurnaan dalam hidup ini. Baik itu kebaikan yang sempurna atau pun keburukan yang sempurna. Disudut mana pun kita memilih berdiri mengukir kesempurnaan. Tetap kesempurnaan hanyalah milikNYA SANG MAHA SEMPURNA. Segala tentang kita adalah ketidaksempurnaan yang selalu DIA sempurnakan. Kita tidak bergerak untuk sempurna, tapi untuk disempurnakan.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com


  •  
  • 0
  • September 14, 2019
admin16 admin16 Author

Waktu Tidak Bisa Melakukan Apa-Apa







Sahabatku… Hari ini kami memanggang kue-kue kering. Butuh menunggu 15 menit untuk memasak kue-kue kering ini sampai matang dan renyah. Setelah kami mengeluarkan seloyang kue dari oven dan meletakkannya diatas meja. Kami baru sadar, ternyata masih tersisa satu loyang lagi yang belum dioven.

Harusnya dua loyang kue ini dioven berbarengan agar bisa matang diwaktu yang bersamaan. Tapi tunggu dulu, ada sebuah pelajaran dari sini…

Pelajarannya sederhana saja. Ternyata waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Dengan waktu yang sama-sama 15 menit. Tapi dengan aksi yang berbeda, maka hasil yang diterima kue-kue ini pun berbeda. Bukan waktu yang membuat kue-kue ini matang. Tapi yang membuatnya matang adalah ‘AKSI’. Tindakan kami memasukkan seloyang kue ini kedalam oven. Itulah yang membawa perubahan.

Sahabatku… Pada hari ini mari kita memahami waktu sebentar.

Pahami… WAKTU TIDAK BISA MELAKUKAN APA-APA KARENA WAKTU SELALU NETRAL

Waktu tidak membawa perubahan. Semestanya lah yang bergerak, berkembang dan berubah.Jadi semua tentang apa yang bisa kita lakukan didalam waktu. Bukan apa yang waktu lakukan kepada kita. Waktu hanya melakukan satu hal berharga yaitu memberi kita kesempatan ber-aksi.Tapi waktu sendiri tidak pernah mendikte aksi-aksi kita. Waktu akan terus menatap kita dalam kenetralan. Apapun itu yang kita lakukan. Bahkan saat kita tidak beraksi sama sekali.


Pahami… WAKTU TIDAK BISA MELAKUKAN APA-APA KARENA WAKTU SELALU SAMA

Waktu selalu sama bagi seluruh makhluk. Tidak ada yang ditakdirkan memiliki waktu lebih indah dari yang lain. Kalau pun ada, itu bukan karena waktunya. Tapi karena pemilik waktunya telah menghabiskan waktunya secara indah.


Pahami… WAKTU TIDAK BISA MELAKUKAN APA-APA KARENA WAKTU TIDAK MEMBERI MAKNA

Apabila setiap orang mendapat jatah waktu 50 tahun, maka hitungannya didalam bumi selalu akan sama, yaitu selama 438.000 jam. Namun waktu 438.000 jam yang terus berkurang itu tidak akan memberi makna apa-apa. Aksi-aksi kitalah yang memberi makna.

Kami telah menghabiskan waktu 15 menit yang sama untuk dua loyang kue kering kami. Tapi dengan aksi yang berbeda hasil keduanya pun berbeda. Yang satu matang karena dimasukkan kedalam oven. Yang satunya lagi tetap mentah karena tertinggal diatas meja.

Akhir kata sahabatku… Kalau misalkan dari jatah 438.000 jam itu, sudah kita gunakan selama 289.080 jam. Maka apa yang akan kita lakukan untuk 148.920 sisa waktu kita? Tentu kita akan membuatnya bermakna bukan? 

Tentunya kita tidak akan sekedar diam sampai makna itu menghampiri. Karena waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Karena pastinya kita bukan seloyang kue kering yang diam saja menatapi nasibnnya yang terabaikan.

Sahabatku… Apabila kemarin kita bertanya bagaimana cara memulai agar selalu hidup di masa sekarang? Maka jawabannya adalah tiga, yaitu BERGERAKLAH… BERAKSILAH… BERILAH MAKNA PADA TIAP DETIK HIDUP KITA.

Waktu tidak bisa melakukan apa-apa. Waktu akan selalu menjadi anak penurut. Begitulah SANG PENCIPTA menciptakannya, hanya agar kita tidak lupa untuk bergerak dalam pusaran kasih sayangNYA.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

  •  
  •  
  •  
  • 0
  • September 12, 2019
admin16 admin16 Author

Masihkan Berpikir Bahwa Petir Adalah Azab???




Petir, umumnya adalah ledakan energi yang bermuatan negatif, ziz-zag dari awan ke awan atau dari awan ke tanah. Tanah memiliki muatan positif, sehingga tanah yang bermuatan positif menarik baut petir negatif, dan ketika keduanya bertemu, itu menghasilkan arus listrik yang kuat.

Reaksi ini membantu bumi kita menjaga keseimbangan listriknya karena petir membantu mentransfer muatan negatif kembali ke bumi. Tanpa pertukaran ini, keseimbangan listrik antara bumi dan atmosfer akan hilang dalam hitungan menit.

Petir membantu menyuburkan tanaman. Atmosfer kita terdiri dari sekitar 70% nitrogen, tetapi nitrogen ini ada dalam bentuk yang tidak bisa digunakan oleh kehidupan tanaman. Serangan petir membantu melarutkan nitrogen yang tidak dapat digunakan ini dalam air, yang kemudian menciptakan pupuk alami yang dapat diserap tanaman melalui akarnya.

Petir juga menghasilkan ozon, gas vital di atmosfer kita yang membantu melindungi planet ini dari sinar sinar matahari ultraviolet yang berbahaya.

Akhir kata Sahabatku… Bahkan dari sesuatu yang kita takuti masih terdapat KASIH SAYANG BESAR SANG PENCIPTA. Hal yang tidak kita pahami adalah kenapa harus dalam wujud yang membuat kita ‘takut’. Kenapa SANG PEMBUAT tidak membuat seluruh manfaat petir tanpa petir?
Jawabannya adalah karena memang sebagai bagian semesta, kita tidak perlu menakuti apapun. Namun pahami dahulu bahwa ‘tidak takut’ berbeda dengan ‘tidak waspada’. Sayangnya kita tidak melulu berhasil waspada tapi kita selalu berhasil takut. Akhirnya kita hidup dibelakang bayang-bayang ketakutan. Bukan hidup dengan kewaspadaan.

Faktanya tidak perlu takut untuk waspada. Karena kewaspadaan adalah akal yang terus berpikir dalam kenetralan semesta. Sementara ketakutan adalah akal pikiran yang dipenuhi pengontrolan.
Pahami ini sahabatku… Karena wujud setiap bagian semesta memang akan selalu baik dalam porsinya masing-masing.

Lalu masih perlukah SANG MAHA PENYANYANG didalam keseimbangan ini menakut-nakuti kita…? Pikirkan kembali sahabatku…


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

  • 0
  • September 08, 2019
admin16 admin16 Author

Apa Itu Artinya Hidup Pada Masa Sekarang ?








Seorang sahabat bertanya “Batasan yang disebut berpikir masa sekarang itu sampai dimananya? Lalu bagaimana dengan rencana-rencana jangka panjang dan pendek yg kita buat?” Melalui anugerahNYA izinkan kami menjawab.

Hidup pada Masa sekarang adalah dimana secara sadar kita memilih untuk sepenuhnya memusatkan hidup kita pada detik yang sama dengan kehadiran kita.

Artinya, dimana kita berada – apapun yang terjadi, maka disitu pulalah pikiran kita hadir dan tercurah. Kita dikatakan hidup dimasa sekarang, apabila kita beserta pikiran kita berada pada detik yang sama dan memanfaatkan detik yang sama.

Jadi begini sahabatku… Manusia memiliki konsep waktu, karena otak kita memiliki kemampuan menyusun waktu, berkat pengkodean memori. Karena kemampuan otak ini, akhirnya kita mampu memecah-mecah waktu menjadi tiga sifat : lalu – sekarang – nanti. Apabila bagian otak kita kehilangan kemampuan ini, maka waktu akan bersifat acak. Kenapa ini terjadi adalah karena otak tidak bisa lagi mengkodekan memori berdasarkan urutan normalnya.

Kasus ini bisa kita temui pada beberapa penderita demensia atau alzhemair akut, yang mana bagian otak hipoocampus mereka  mengalami penyusutan parah, sehingga mereka mengalami ketidaksadaran akan urutan waktu.

Nah, jadi bayangkan apabila konsep waktu itu memang hanyalah SEKARANG.  Masa lalu adalah memori, masa depan juga adalah memori. Sementara waktu dan ruang yang benar-benar kita miliki adalah SEKARANG. Manusia hanya menyimpan memori akan masa lalu. Tapi sudah tidak memiliki waktu dan ruangnya. Bagaimana dengan masa depan, bukankah kita bisa memprediksi dan merencanakan masa depan?

Iya betul. Memori di otak kita mampu menvisualisasi dan mampu membangun rencana masa depan. Tapi waktu dan ruangnya belum lah milik kita. Masa depan masih menjadi sepotong memori yang diolah oleh otak kita, berkat pikiran kita yang berkeliaran. Namun masa depan belum memiliki waktu dan ruang. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan unsur waktu dan ruang untuk mewujudkan rencana. Tanpa waktu dan ruang yang ada hanyalah kehampaan.

Unsur kehidupan tidak dapat dipisahkan dari waktu dan ruang. Apapun yang terjadi didalam kehidupan semuanya berlangsung dalam waktu dan ruang. Ruang adalah tempat berlangsungnya proses kehidupan dan waktu adalah kapan terjadinya proses kehidupan itu.

Waktu itu bukan hanya tentang lalu – sekarang – depan. Melainkan waktu adalah konsep berkesinambungan. Waktu masa lalu sangat menentukan waktu masa sekarang. Kemudian masa sekarang sangat menentukan apa yang terjadi pada masa depan yang akan datang.

Bukti nyata kalau waktu itu berkesinambungan adalah sejarah manusia itu sendiri. Hidup manusia berjalan dengan dinamis, bukan statis. Mulai dari dia dikandungan, keluar dari rahim menjadi bayi, berubah menjadi balita, lalu berubah menjadi anak kecil, berubah menjadi remaja, dewasa, lalu menjadi orang tua. Sepotong apel yang hijau, lalu memerah, lalu dipetik lalu berubah menjadi busuk atau dimakan.

Waktu membawa konsep perubahan kesegala aspek kehidupan. Tapi uniknya perubahannya adalah konsep yang berkelanjutan. Segala peristiwa di kehidupan ini memiliki rangkaian. Kehidupan yang sekarang adalah lanjutan dari kehidupan yang kemarin. Begitu juga kehidupan masa depan adalah lanjutan dari kehidupan saat ini. Oleh karena itu dapat disebut mata rantai kehidupan manusia. Dimana sebuah peristiwa selalu berkaitan dengan peristiwa lainnya, tidak terpisahkan.

Konsep-konsep diatas menyadarkan kita pada satu hal penting; Bahwa menjadi sebaik-baiknya sekarang adalah pilihan yang terbaik. Karena sebaik-baiknya sekarang akan menentukan sebaik-baiknya masa depan. Sebaik-baiknya masa depan juga ditentukan dari sebaik-baiknya sekarang.

Apabila kita dengan sengaja menggunakan jatah waktu dan ruang kita untuk hidup pada masa lalu, maka jelas kita sudah mensia-siakannya. Begitu juga saat kita menggunakan jatah waktu dan ruang kita untuk hidup pada masa depan yang masih berkonsep memori.

Kita dikatakan hidup dimasa sekarang, apabila kita beserta pikiran kita berada pada detik yang sama dan memanfaatkan detik yang sama.Bukan berarti kita tidak boleh menyusun rencana-rencana jangka panjang dan pendek. Itu adalah hal yang baik. Namun pastikan kita tidak terhanyut (overthinking) pada satu titik memori kita dan melupakan JATAH anugerah ruang dan waktu kita sendiri.

Dan selalu ingat, bahwa waktu itu bersifat sinambung, membawa perubahan dan berkelanjutan. Jadi, biarkan pikiran kita fokus memikirkan aksi-aksi apa yang bisa kita lakukan sekarang, yang bisa membawa dan menarik perubahan-perubahan baik pada masa depan.

Berbicara masa depan, maka mohon pahami bahwa masa depan tidak berada disatu ‘tempat’ yang akan kita tuju. Tapi masa depan itu adalah apa yang kita bawa sekarang.

Sahabatku… Jelas kita butuh waktu untuk memahami ini, tapi dengan seiring bertambahnya pemahaman kita, akhirnya kita akan menyadari, bahwa dalam hidup ini kita sering sekali mubazir waktu.

MUBAZIR WAKTU adalah saat ‘kita’ tidak hadir pada jatah waktu dan ruang kita. Tapi ‘kita’ hadir pada  memori masa lalu dan masa depan. Bukankah akhirnya waktu dan ruang yang kita miliki menjadi mubazir? Padahal hanya dengan masa SEKARANG lah masa depan kita berwujud. Masa depan kita akan selalu sama, kalau masa sekarang kita sama. Sekali lagi, masa depan itu adalah apa yang kita bawa sekarang.

Sahabatku… Waktu akan selalu menjadi kehidupan. Tapi bagaimana kehidupan itu menjadi sesuatu tergantung dari bagaimana kita hidup pada masa sekarang. Mari kita belajar mempraktekkan hidup pada masa sekarang. Kalau Anda masa bingung bagaimana memulainya, maka izinkan kami untuk mencoba membahasnya pada tulisan ringan yang berikutnya.

Akhir kata sahabatku… Hidup ini indah, waktu itu indah, karena keindahan waktu ibarat hembusan keindahan jiwa. Sementara keindahan jiwa kita selalu beriiringan, dan sangat tergantung dengan bagaimana kita memaknai kehidupan, lalu menjalani tiap detik kehidupan. Pastikan saja tiap detik kehidupan kita tidak pernah luput, dari jiwa yang selalu terangkai dengan keindahan SANG MAHA INDAH.


Salam Semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com

  • 0
  • September 05, 2019
admin16 admin16 Author

Cara Rahasia Menyelaraskan Pikiran dan Perasaan Untuk Tetap Postif








Sahabatku… Kemarin kita belajar kalau Law of Attraction (LOA) bekerja bukan dari sekedar pikiran positif namun juga perasaan positif. Jadi pikiran dan perasaan kita harus sama-sama bergerak dalam mode positif, untuk menarik frekuensi yang sama. Sehingga tidak ada lagi tumpang tindih frekuensi yang membuat lamban LOA. Sekarang kita akan belajar bagaimana caranya. Bagaimana cara agar kita mampu menyelaraskan pikiran dan perasaan untuk tetap positif?

Sahabatku… Jujur kami hanya memiliki satu cara rahasia untuk jawaban ini :

CaraNYA ADALAH jangan mengontrol dan mendikte kehidupan

Sahabatku… Kosongkan harapan, meski kita masih bergerak karenannya. Serahkan dan biarkan semesta menentukan akhirnya. Hidup adalah serangkaian perubahan alami yang selalu spontan. Jangan melawan gerakan semesta. Biarkan kenyataan menjadi kenyataan.

Biarkan segala sesuatu mengalir secara alami ke depan dengan cara apa pun yang semesta suka. Ingat saja, segalanya adalah sebab akibat. Siapkan sebab terbaik untuk akibat terbaik. Cobalah untuk tetap mengalir dalam kebaikan, tanpa mengontrol dan mendikte hasilnya kepada semesta.

Namun sahabatku… Cara ini akan sulit sekali, kalau kita masih membawa belenggu didalam diri. Kita harus terlebih dahulu siap untuk melepaskan belenggu-belenggu itu. Biasanya ada 3 hal yang membelenggu manusia dari versi positifnya.

1# Penilaian orang lain.
2# Kekhawatiran akan masa depan.
3# Trauma masa lalu.

Tiga belengggu ini akan membuat kita menjadi seseorang yang terlalu mengontrol dan mendikte. Akan sulit bagi kita berhenti mengontrol dan mendikte kehidupan, kalau kita masih memegang erat 3 hal diatas. Lalu bagaimana caranya untuk melepas belenggu-belenggu ini?

Caranya adalah kita harus belajar untuk selalu bergerak dalam kenetralan semesta. Semakin positif seseorang, semakin dia netral dengan dirinya sendiri. Menjadi netral itu bukan menjadi seseorang yang tidak memiliki pendirian.

Justru karena kenetralan itu adalah pendirian yang teguh, makanya mereka yang berhasil menjadi netral tidak terombang-ambing dengan yang namanya penilaian.

Mereka yang telah berhasil menjadi netral, mengerti betul bahwa tiap masing-masing makhluk ciptaan SANG PENCIPTA memiliki dan membawa nilai diri masing-masing. Nilai diri ini tidak bisa disama ratakan, tidak bisa ditukar, dan sangat berarti bagi kehidupan.

Saat seseorang netral dia akan bergerak seperti air. Sifat air yang fleksibel membuatnya tidak lagi khawatir akan masa depan. Karena dia mengerti bahwa dalam kehidupan yang terus berubah ini. Kita tidak bisa lagi mengharapkan sesuatu yang statis, atau mengikuti hanya satu hal yang baku. Kita pun diharapkan untuk terus belajar untuk menyesuaikan diri disegala situasi. Jadi apapun kondisi dan tempatnya, kita akan terus bisa kuat bertahan, karena kita dinamis. Saat netral, maka semua hanya mengalir dan bermuara pada satu titik, yaitu keseimbangan.

Dan saat seseorang netral, dia juga mengerti bahwa masa lalu adalah kenangan yang berjasa, karena telah membawanya sampai disini. Masa lalu adalah proses pembelajaran yang tidak lagi membutuhkan waktu untuk diratapi. Pengertian ini membuatnya tidak lagi tertekan, sehingga dia mampu berpikir lebih maju dari tempat dia berada sekarang.

Apakah semua ini berhubungan dengan cara menyelaraskan pikiran dan perasaan untuk tetap positif? Jawabannya adalah SANGAT.

Coba kita bayangkan :

Saat pikiran kita ingin sukses, lalu berkat frekuensi pikiran itu kita menarik frekuensi yang sama. Lalu kita diberi jalan usaha olehNYA, jalan yang kalau kita lakukan akan mendekatkan diri pada kesuksesan yang kita inginkan selama ini. Namun sekali lagi, kalau belenggu kita masih kuat. Maka kira-kira apa yang akan terjadi?  

Iya betul, kita akan ngotot dan sibuk agar diri kita selalu sukses. Agar tiap hasil dari apa yang kita kerjakan selalu sukses. Akhirnya kita melihat kegagalan sebagai nilai yang jelek. Kita pun khawatir kalau diri kita nanti tidak sukses. Dan kita pun terus terbayang-bayang oleh versi diri yang tidak sesukses sekarang.

Kalau sudah seperti ini, apa itu nilai sukses yang sedang kita bangun? Kalau diri yang kita bawa tidak bisa memandang kesuksesan dirinya, sebagai anugerah dalam kenetralan semesta. Kalau diri yang kita bawa masih terus menerus mengontrol dan mendikte kehidupan?

Sahabatku… Memang keinginan diri sering menjebak kita. Dan diantara jebakan terbesarnya adalah kita lupa, kalau kita hanyalah makhluk yang sedang belajar sebab-akibat, sedang belajar menyusun nasib, sedang belajar mencari hasil. Kita lupa kalau kita bukanlah SANG MAHA MENGETAHUI. Kita lupa berserah diri dalam tiap aksi-aksi belajar kita.

Akhir kata sahabatku… Cukup satu cara dulu untuk kita pelajari bersama. Kami tidak mau membuatnya terlalu rumit. Tapi percayalah cara ini cukup, kalau kita mau memahaminya. Cukup untuk LOA yang sukses. Cukup untuk hidup yang damai. Cukup untuk hidup yang indah bersamaNYA.

‘Cukup’ memang akan selalu lebih nyaman dibandingkan ‘banyak’ yang tidak pernah cukup. Semoga kita semua dicukupkan olehNYA. Tapi sekali lagi, ini adalah harapan, biarkan semesta yang memberi perwujudan terindahnya.

Kadang kita hanya harus belajar untuk percaya sahabatku… Baik itu saat kita menerapkan LOA, atau saat kita menghadapi diri ini. Percayalah kalau dalam diri kita terdapat kebaikan SANG MAHA BAIK. Bukankah kita juga percaya kalau detik ini kita masih bernafas? Lalu siapakah nafas yang kita percayai itu?


Salam Semesta


Copyright © www.PesanSemesta.com  




  • 0
  • September 03, 2019
admin16 admin16 Author

Rahasia Kecil Agar LOA Makin Sukses









Seorang bijak berkata “The more you feed your mind with positive thoughts, the more you can attract great things into your life.” Semakin kita memberi makan pikiran kita dengan pikiran-pikiran positif, semakin kita dapat menarik hal-hal hebat ke dalam hidup.

Kita semua tahu untuk sukses dalam LOA – Law Of Attraction kita harus mampu berpikir secara positif. Tapi sayangnya itu saja tidak cukup. Kita juga butuh yang namanya positive feeling, yaitu berperasaan secara positif. Inilah rahasia kecil agar LOA makin sukses.

Positive feeling dan positive thinking merupakan dua hal yang berfungsi berbeda. Fungsi feeling terkait dengan hati atau nurani. Sementara fungsi thinking terkait dengan akal. Tentunya akal yang sehat akan menghasilkan perasaan yang sehat pula.

Sementara pikiran dan perasaan, baik itu sehat ataupun tidak. Mereka berdua akan tetap bergerak sebagai energi yang memusat, dan menjadi vibrasi kita. Setiap vibrasi menghasilkan frekuensi. LOA adalah frekuensi yang menarik frekuensi yang sama.

Jadi ketika kita berpikir makmur untuk hidup dalam kemakmuran. Kita juga harus mampu mengatur perasaan makmur. Sama juga halnya saat kita berpikir sehat untuk hidup dalam kesehatan, maka kita harus berperasaan sehat juga. Atau ketika kita berpikir damai, maka harus disertai juga dengan berperasaan damai, untuk hidup dalam kedamaian.

Dengan kata lain, kita harus sukses menselaraskan akal kita dengan hati kita untuk berada dalam kondisi yang kita inginkan. Inilah rahasia sukses LOA, Law of Attraction bekerja bukan dari sekedar pikiran positif namun juga perasaan positif.

Perlu diketahui bahwa positive thinking saja tanpa positive feeling akan sangat melelahkan bagi jiwa kita. Akal kita akan terus-terusan memaksa diri untuk terus berpikir “Saya bisa! Saya bisa!” sementara hati kita merasakan yang sebaliknya. Begitu juga saat kita memiliki positive feeling tanpa positive thinking. Hati kita yang berperasangka baik pun akan sangat lelah, karena harus menghadapi akal yang terus-terusan membom-bardir.

Jadi keduanya, baik itu thinking atau feeling harus berjalan beriringan untuk melepaskan frekuensi yang kuat. Frekuensi kuat inilah yang akan mendekatkan kita dengan apa yang ingin kita tarik. Sekali lagi LOA adalah frekuensi yang menarik frekuensi yang sama.

Sangat menarik sebenarnya. Hanya saja tantangan terbesarnya sekarang, adalah bagimana memahami pikiran untuk terus menghasilkan perasaan positif?

Emosi atau perasaan adalah hasil dari pikiran. Pikiran dapat menciptakan perubahan kimiawi yang membuat perasaan. Jadi perasaan kita, apapun itu, baik positif atau negative. Hadir berkat pikiran, meski selama ini kita merasa keduanya adalah bagian yang berbeda.

Perasaan atau emosi adalah neurokmia yang diatur oleh otak. Sementara otak beroperasi sesuai dengan pikiran. Pikiran mengamati dan memantau kesadaran, serta menerima informasi dari kesadaran sepanjang waktu, sambil memodifikasinya dengan memberinya karakteristik dan pola.

Hasil terjemahan dari pikiran menjadi sinyal listrik yang berjalan melalui sistem saraf menuju otak yang kemudian memberi makna, dan membuat seluruh jasad kita merespons dengan melepaskan neurokimia dan mengirimkan sinyal listrik antar neoron (sel otak) yang pada gilirannya, seluruh aktifitas otak inilah yang mengatur segalanya menjadi nyata sesuai kesadaran yang diterima.

Kalau memang pikiranlah yang membuat perasaan. Lalu bagaimana pikiran bisa berjalan sendiri ditempatnya dan meninggalkan perasaan ditempat yang lain?

Contohnya begini: Pikiran kita berpikir sangat matang untuk memenangkan suatu hasil. Tapi dilain sisi perasaan kita waswas kalau kita tidak akan memenangkannya. Atau bisa dibalik kondisinya. Saat hati kita sangat yakin, tapi akal kita terus-terusan memikirkan kegagalan dari apa yang kita yakini. Bagaimana dan kenapa ini bisa terjadi?

Kalau ini terjadi didalam hidup kita, maka jelas kita tidak bisa menerapkan LOA dengan baik. Karena frekensi yang kita pancarkan dengan yang kita tarik saling tumpang tindih. Itulah kenapa sebagian orang tidak sukses dengan LOA, sementara sebagian yang lain sangat berhasil dengan LOA.

Tentunya mereka yang sudah belajar untuk mampu menyeimbangkan pikiran untuk menghasilkan perasaan yang sesuai adalah kelompok yang berhasil. Kalau kita belum masuk kelompok ini, tidak apa, mari kita belajar rahasianya dan kita akan masuk disana.

Pasti ada rahasia dimana kita mampu secara otomatis menyeimbangkan pikiran dan perasaan pada tempat positif secara bersamaan. Jadi pikiran dan perasaan kita bergerak secara otomatis sesuai dengan apapun yang kita tarik. Tidak ada lagi tumpang tindih frekuensi. Sungguh ini rahasia lain yang penting untuk kita pahami bukan? Kami akan membahasnya dilain waktu. Karena ini akan menjadi pembahasan seru yang panjang.

Akhir kata sahabatku… Ternyata semua hal dalam hidup ini bisa begitu rumit. Memahami pikiran – perasaan – otak, belum lagi menghadapi kenyataan dari hidup kita. Lelahkah Anda?

Jangan lelah untuk berhenti sahabatku…

Masa depan Anda tidak berada disana, tapi berada disini bersama Anda, sekarang. Esok adalah bagaimana tentang sekarang. Teruslah bergerak, masa depan kita selalu tahu apa yang telah kita lalui. SANG MAHA tidak akan salah. Percayalah, beraksilah dan yang rumit akan terlalui dengan sangat baik.


Salam semesta

Copyright © www.PesanSemesta.com


  •  
  •  
  •  
  • 0
  • September 01, 2019
admin16 admin16 Author

DATABASE

COPYRIGHT

Seluruh artikel didalam website ini ditulis orisinil oleh tim penulis Pesan Semesta. Artikel yang kami share melalui website ini bukan hasil jiplakan, kutipan atau terjemahan.

Bagi pembaca yang ingin menghubungi penulis silahkan mengrim pesan melalui email : pesansemesta@yahoo.com


SALAM SEMESTA