4 Kondisi Pikiran Yang Menjadi Musuh Dan Solusinya
Agustus 29, 2019
Sahabatku… Pikiran manusia bisa
menjadi teman terbaik atau musuh terburuk. Lalu bagaimana kita mengetahui kapan
itu kondisinya berlangsung. Kapan pikiran menjadi musuh yang buruk bagi kita?
1# PIKIRAN MENJADI MUSUH SAAT KITA BERPIKIR UNTUK MENYERAH TERLALU
CEPAT.
Baiklah ini
adalah musuh pertama yang sering muncul dari diri kita. kita sering berkata “kita
tidak bisa melakukannya lebih baik lagi” tepatnya pikiran kita yang mengatakan
ini.
Penelitian
menunjukkan bahwa ketika kita beralih ke pola pikir pertumbuhan (growing
mindset), kita menemukan dorongan baru untuk terus berjalan ketika segala
sesuatu menjadi sulit – kita terus meningkatkan pengetahuan yang kita miliki
dan terus mengeluarkan usaha ekstra untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
Tapi ini semua kembali lagi tentang bagaimana seseorang itu berpikir tentang
dirinya dengan apa yang ingin dia raih. Apakah tujuan hidup malah membuat dia
menyerah untuk berhenti mencoba, ataukah dia merasa tertantang untuk mencoba
lebih baik lagi.
Sahabatku… Apabila
seseorang memilih menyerah untuk berhenti mencoba melakukan hal-hal yang lebih
baik dalam hidupnya, berarti seseorang itu masih menyimpan musuh didalam
pikirannya. Musuh yang masih mengekangnya untuk terus belajar lalu berkembang.
Solusinya adalah
kita harus mengubah secara perlahan mindset kita tentang kegagalan. Belajar hanyalah
proses mengalami kegagalan berkali-kali, sampai akhirnya tidak gagal sama
sekali.
Sayangnya selama
ini kita dibesarkan dengan mindset bahwa kegagalan adalah ketidakmampuan,
padahal dengan gagal-lah kita memahat kemampuan kita. Secara psikologis memang
seseorang akan merasa malu untuk mengakui ketidakmampuan, akhirnya beberapa
orang lebih memilih untuk tidak berbuat sama sekali. Lalu mengakui diri bahwa
dirinya tidak bisa berbuat lebih baik lagi.
Padahal itu
hanyalah wujud dari pola pikir pesimistis dan pola pikir tidak berdaya. Solusinya
memang kita harus terlebih dahulu merubah mindset tentang kegagalan. Karena faktanya
kita harus gagal untuk terus belajar. Sama seperti dahulu kita pertama kali belajar
berjalan. Entah berapa kali kita gagal melangkah. Bedanya dahulu kita masih
netral menilai kegagalan, akhirnya kita masih terus berani belajar. Cobalah
sekarang kita menetralkan diri seperti dulu.
2# PIKIRAN MENJADI MUSUH SAAT KITA TERUS MENERUS MEMIKIRKAN PENILAIAN
ORANG LAIN.
Apabila kita
secara terus-terusan mengkhawatirkan penilaian orang lain, dengan terus menrus
mengkhawatirkan penilaian diri dimata orang lain, maka sudah waktunya kita
berhati-hati. Karena itu adalah musuh yang menyusup secara perlahan. Membuat kita
selalu memerlukan cermin. Sayangnya cermin itu kita letakkan menghadap keluar
diri bukan kedalam diri.
Sahabatku…
Setiap orang melihat dengan persepsi yang berbeda sesuai dengan paradigmanya
masing-masing. Hal yang terbaik adalah kita berhenti menghadapkan cermin keluar
dan mulai menetapkan nilai-nilai yang didalam.
Solsinya adalah
dengan mencoba berlatih welas asih. Kapan terakhir kali kita memberi diri kesempatan
untuk menutup diri dari cermin-cermin yang diluar? Biarkan diri kita menjadi
dirinya sendiri. Ada begitu banyak tekanan di luar sana yang mengharapkan kita
untuk selalu menjadi sempurna dan selaras dengan kehidupan yang orang lain
nilai. Tapi belum tentu apa yang mereka nilai selaras, selaras juga bagi diri
kita. Itulah kenapa kita harus berwelas asih terhadap diri sendiri. Caranya adalah
dengan netral menilai diri sendiri. Cobalah menilai diri kedalam diri sendiri secara
jujur. Berilah penghargaan diri terbaik kepada diri sendiri. Cintai diri Anda
lebih dari apapun. Kalau pun kita ingin berubah, tetapkanlah perubahan itu
sesuai dengan nilai-nilai diri, bukan nilai-nila orang lain.
3# PIKIRAN MENJADI MUSUH SAAT KITA TERUS MENERUS MEMIKIRKAN MASA DEPAN
DAN MELUPAKAN MASA SEKARANG.
Saat berbicara
mengenai masa depan. Maka, masa depan adalah hal gaib. Saat kita berbicara
mengenai masa lampau. Maka, masa lampau adalah hak yang sudah bukan milik kita
lagi. Jadi, yang kita miliki adalah sekarang. Kata-kata waktu sekarang pun
masih tetap berbatas dan hanya SANG PENCIPTA yang mengetahui batasannya.
Kesadaran pikiran
manusia tentang waktu sangat esensial. Ia mengingatkan kita dalam menyusun
strategi hidup. Bukankah manusia cenderung menunda-nunda kebaikan. Salah satu
cara paling efektif untuk menunda-nunda adalah dengan terus memikirkan masa
depan dan melupakan masa sekarang. Ini adalah musuh yang paling mematikan. Karena
pada kenyataannya hidup adalah detik ini juga. Hari esok adalah milikNYA dan
hari kemarin sudah bukan milik kita lagi.
Manusia hanya
menyimpan memori akan masa lalu. Tapi, sudah tidak memiliki waktunya. Bagaimana
dengan masa depan, bukankah kita bisa memprediksi dan merencanakan masa depan?
Iya betul. Pikiran kita mampu menvisualisasi dan mampu membangun rencana masa
depan. Tapi waktunya belum lah milik kita. Masa depan hanyalah sepotong pikiran
tanpa waktu.
Manusia
membutuhkan unsur waktu dan ruang untuk mewujudkan rencana. Tanpa waktu dan
ruang yang ada hanyalah kehampaan. Dengan terus menerus memikirkan masa depan
dan melupakan masa sekarang, berarti kita telah membuang jatah hidup kita
dengan sia-sia.
Sahabatku…
Solusi untuk ini adalah dengan terus beraksi dan beraksi. Ingat saja, segalanya
adalah sebab akibat. Siapkan saja sebab terbaik untuk akibat terbaik. Cobalah
untuk tetap mengalir dalam berbuat aksi-aksi kebaikan, tanpa mendikte hasilnya
kepada semesta. Biarkan segala sesuatu mengalir secara alami ke depan dengan
cara apa pun yang semesta suka, yang penting kita tetap melakukan yang terbaik.
Jangan beri
makan musuh kita yang satu ini. Apa itu makanannya? Makanannya adalah kecemasan
dan ketidak percayaan. Mari kita belajar untuk berserah diri sambil terus
beraksi. Jadi menjadi sebaik-baiknya sekarang adalah pilihan yang terbaik.
Karena sebaik-baiknya sekarang akan menentukan sebaik-baiknya masa depan.
Sebaik-baiknya masa depan juga ditentukan dari sebaik-baiknya sekarang.
4# PIKIRAN MENJADI MUSUH SAAT KITA TERUS MENERUS MEMIKIRKAN KEBERUNTUNGAN
ORANG LAIN.
Sahabatku…
Kalau Anda terus-menerus memikirkan betapa orang lain sangat bahagia, sangat
kaya, sangat harmonis, sangat damai, sangat pintar dan sangat-sangat lainnya. Sementara
diwaktu yang bersamaan Anda sama sekali tidak mampu memikirkan hal yang ‘sangat-sangat’
diorang lain itu ada di diri Anda, maka dengan sedih hati, harus diberi tahu
bahwa Anda sedang membawa musuh yaitu pikiran Anda sendiri.
Mereka yang
tidak menghargai apa yang mereka miliki tidak akan menghargai kenaikan yang
mereka terima. Banyak orang yang sebenarnya istimewa, tapi menyia-nyiakannya keistimewaan
diri mereka sendiri, karena pola pikir mereka yang memandang tidak ada yang
penting atau cukup istimewa dari diri mereka untuk benar-benar mereka hargai. Mereka
cenderung "Lebih" menghargai apa yang dimiliki oleh orang lain.
Sahabatku… Syukur
adalah satu-satunya alasan, agar segala yang kita terima bertambah. Bukan hanya
kuantitas namun juga kualitasnya. Memang logikanya segala sesuatu tidak akan
pernah bermanfaat kalau tidak dimanfaatkan.
Solusi untuk
ini adalah dengan belajar memikirkan tiga hal yang bisa kita syukuri dari diri
sendiri. Ini kita lakukan setiap kali kita memikirkan keberuntungan yang diterima oleh orang
lain. Kita bisa mensyukuri mata kita yang masih melihat dengan normal. Jasad sehat
kita yang tidak sakit. Anak-anak kita yang menyenangkan dll. Intinya kita mampu
melihat nikmat SANG PENCIPTA yang didalam diri, tidak melulu yang diluar diri.
Sahabatku…Pikiran manusia tidak
memiliki batas. Tapi bukan berarti kita membiarkan pikiran kita berubah menjadi musuh yang terus mengalir kedalam
pikiran kita dan mesabotase hidup kita dari dalam. Satu solusi general untuk
ke-empat musuh diatas adalah dengan senantiasa mencoba menghadirkan SANG
PENCIPTA, SANG PEMBUAT ditiap lintasan pikiran kita. Ini akan menjaga pikiran
kita untuk senantiasa menjadi teman terbaik, bukan musuh terburuk.
Salam Semesta
Tiga Pesan Untuk Para Healer
Agustus 28, 2019
Sahabatku… Para healer, semesta yang
berbahagia… Semesta memiliki tiga pesan bagi kita semua :
Pertama – mohon hilangkanlah identitas healer. Sahabatku… Diri
kita bukanlah HEALER “penyembuh” kita hanyalah “pengobat”. Seseorang yang
digerakkan oleh semesta untuk sedikit membagikan energi pengobatan, bukan energi
penyembuhan. Kesembuhan adalah proses semesta, terjadi diluar kontrol siapapun.
KEDUA – mohon sebelum
menyembuhkan siapapun – sembuhkanlah diri kita terlebih dahulu. Pastikan diri
kita sembuh dari tiga penyakit dibawah ini sebelum melakukan pengobatan :
1# Penyakit mendikte semesta
2# Penyakit membutuhkan penilaian orang lain
Bergeraklah dalam
ketulusan sahabatku… Kesampingkan seluruh apa yang mereka nilai tentang kita. Baik
itu nilai yang sangat baik, ataupun sebaliknya. Kita adalah semesta yang
bergerak tanpa penilaian. Izinkanlah mereka menilai kita secara bebas tanpa
kita terpengaruh apalagi membutuhkan sedikitpun penilaian itu.
3# Penyakit tidak percaya diri atau terlalu
percaya diri
Sahabatku… Sebaik-baiknya kepercayaan adalah percaya kepadaNYA. Mempercayai karena kekuatNYA lah kita kuat. Mempercayai karena kebaikanNYA lah kita baik. Dengan ini kita akan tetap percaya diri, tapi tetap mengerti sampai porsi mana kita beraksi, dan diporsi mana kita akan berserah diri. Bagaimanapun, kita hanya mengobati bukan menyembuhkan.
Sahabatku… Sebaik-baiknya kepercayaan adalah percaya kepadaNYA. Mempercayai karena kekuatNYA lah kita kuat. Mempercayai karena kebaikanNYA lah kita baik. Dengan ini kita akan tetap percaya diri, tapi tetap mengerti sampai porsi mana kita beraksi, dan diporsi mana kita akan berserah diri. Bagaimanapun, kita hanya mengobati bukan menyembuhkan.
KETIGA – mohon hapuslah profit apapun dari pikiran. Sahabatku… Kita adalah semesta
yang bergerak demi kemakmuran semesta. Kemakmuran adalah memfungsingkan diri
untuk kehidupan, bukan untuk keuntungan. Kita memakmurkan kalau diri sudah bisa
berperan untuk kehidupan semesta, bukan sekedar mencari keuntungan bagi diri
sendiri. Dengan mengobati kita belajar untuk ikhlas 100% sebagaimana semesta
yang juga ikhlas 100% kepada kita.
Akhir kata sahabatku… Setiap kita
adalah pengobat bagi dirinya sendiri. Setiap semesta tahu bagaimana mengobati
semestanya. Ketidakbisaan kita hanyalah karena kita belum belajar bagaimana. Mari
kita belajar kepadaNYA.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
Rahasia Kebahagiaan Menurut Mata Hati
Agustus 27, 2019
Sahabatku… Pernahkan Anda
bertanya tentang ‘apa nilai kebahagian bagi saya?’ Maksudnya apakah diri Anda
mampu menjawab apa itu kebahagian diri, tanpa melihat nilai kebahagian yang
diluar?
Pada tulisan kemarin kita
mengetahui dengan kedua mata, kita bisa mendefiniskan kebahagian dengan banyak
hal. Kaya adalah bahagia, pintar adalah bahagia, tertawa adalah bahagia,
kekuasaan adalah bahagia, panjang umur adalah bahagia.
Tapi sudahkah kita menemukan arti
kebahagian menurut mata hati kita? Jangan bertanya bahagia menurut mata hati
seperti apa, karena jawabannya akan tergantung bagaimana tiap kita membentuk kesadaran
jiwanya. Namun kalau Anda penasaran, izinkah kami memberitahu rahasianya :
Bagi mata hati berbahagia adalah
perasaan yang terhadirkan. Kebahagiaan hadir bukan karena bagaimana bahagia itu
kita ciptakan. Bahagia itu bukan tujuan. Namun awal dan akhir dari perjalanan. Dari
awal kita sudah berbahagia dan sampai akhir kita berbahagia. Tidak ada spasi,
koma atau titik tanpa kebahagian. Tidak ada kesedihan tanpa kebahagiaan. Tidak ada
kegalauan tanpa kebahagiaan. Tidak ada keburukan tanpa kebahagiaan. Tidak ada
air mata tanpa kebahagiaan.
Sebelum kaya kita berbahagia – setelah
kaya kita berbahagia. Sebelum pintar
kita berbahagia – setelah pintar kita
berbahagia. Sebelum tertawa kita berbahagia – saat tertawa kita berbahagia. Sebelum
berkuasa kita berbahagia – setelah berkuasa kita berbahagia. Sebelum mati kita
berbahagia – setelah mati kita berbahagia.
Bagaimana bisa mata hati menciptakan
kebahagian abadi seperti ini?
Jawabannya sederhana sahabatku…
Karena tidak ada syarat untuk berbahagia selain kebersamaan kita denganNYA. Kita
adalah semesta yang utuh tanpa syarat-syarat apapun dari kedua bola manusia. Kita
adalah semesta yang utuh tanpa label apapun dari kedua bola manusia. Kita adalah
semesta yang hidup bersama SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT dalam tiap gerakan. Kita
adalah semesta yang beraksi bersama sumber segalaNYA.
Sahabatku… Mari temukan mata hati
dan kita akan mengerti paragraph diatas. Bukan hanya mengerti namun kita juga
akan paham, bahwa mata manusia kita telah menipu kita selama ini. Membuat kita
tergesa-gesa untuk menjadi pengemis kebahagiaan, padahal kebahagian kita telah ditakdirkan
untuk selalu bersamaNYA. Takdir kita memang untuk menjadi semesta yang
berbahagia.
Kebahagiaan adalah barang murah bagi semesta yang tidak pernah mensyaratkan kebahagiaan. Tapi akan menjadi
mahal kalau Anda mensyaratkannya. Mata hati Anda mengerti ini sahabatku… Izinkan
bagian lain dari diri Anda mengerti rahasia ini terlebih dahulu…
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
Cara Menemukan Mata Hati ?
Agustus 26, 2019

Sahabatku… Kita harus jujur mengakui
kalau mata kita hanya bisa melihat keluar. Tapi tidak pernah melihat kedalam.
Saat kita
melihat dengan kedua mata, maka hasilnya memang selalu sama. Kaya adalah
bahagia, pintar adalah bahagia, tertawa adalah bahagia, kekuasaan adalah
bahagia, panjang umur adalah bahagia. Ini adalah nilai yang tampak dikedua bola
mata kita.
Namun sahabatku… Andaikan kita
mau melihat dengan mata yang berbeda. Kenyataan yang sebenarnya tidak pernah
terlihat sama. Saat kita nanti MAU mencopot kedua bola mata kita dan melihat
dengan mata hati. Maka yang akan kita dapati adalah kenyataan bahwa apa yang
dinilai bola mata kita justru telah sukses menipu diri kita.
Percayalah… Kami tidak sedang
membicarakan melihat dengan indra mata ketiga atau keenam. Kami sedang
membicarakan melihat dengan mata hati, yaitu mata hati yang terhubung dengan
fitrah sejatinya.
Kalau fitrahnya kedua bola mata hanya
bisa melihat keluar. Maka fitrahnya mata hati adalah untuk melihat kedalam
diri, bukan keluar diri. Mata hati adalah alat keker hati menuju jiwa.
Mata hati hadir untuk membantu
kita melihat yang nyata. Kita tidak bisa meminjam mata manusia untuk melihat
kenyataan. Karena apapun yang dilihat keluar oleh manusia adalah cerminan dari diri manusia itu sendiri. Masing-masing manusia melihat dengan caranya sendiri-sendiri, tidak
bisa disama ratakan.
Itulah kenapa kita membutuhkan
mata hati. Karena kita tidak bisa melulu hidup berdasarkan apa yang dilihat
oleh orang lain. Itu akan sangat melelahkan. Kita harus mampu melihat hidup
seperti apa yang seharusnya kita lihat. Dan kita tidak bisa meminjam mata orang
lain untuk melihat hidup dalam versi kita. Hanya melalui mata hati kita mampu
melihat nya.
Mata hati kita akan tetap
bertepuk tangan, meski diluar sana tidak terdengar suara tepuk tangan. Mata
hati akan tetap setia melihat diri kita dengan ketulusan, meski mata yang lain
tidak lagi bisa. Mata hati akan tetap menuntun kita menuju kebenaran, meski
kita berada ditengah pusaran kebohongan. Mata hati tahu mana yang terbaik untuk
diri kita, meski tidak ada seorang pun yang melihat.
Namun sahabatku... Menemukan mata
hati tidak semudah memencet tombol kamera di handphone. Kalau Anda suka berfoto
selfie, coba tengoklah diantara foto-foto itu, dimana letaknya mata hati Anda? Pasti Anda tidak akan menemukannya.
Cara paling sederhana untuk
menemukan mata hati adalah dengan terpejam. Tutup mata Anda di kesendirian. Apa
yang Anda lihat? Itulah mata hati. Lalu tutup mata Anda lagi di keramaian. Apa
yang Anda lihat? Itulah mata hati.
Dimana pun Anda berada, Anda
tidak akan melihat apa-apa ketika terpejam, selain kelopak mata Anda sendiri.
Artinya, mata hati bisa Anda temukan saat Anda mulai belajar menilai diri
dengan kenetralan penuh dan menerima diri sebagai semesta yang utuh. Siapakah
diri Anda diantara kegelapan semesta itu? Siapa diri Anda saat label Anda
terlepas satu persatu?
Jadi sahabatku... Sudah siapkah Anda untuk menemukan
mata hati? Bersiaplah, karena ada DIA disana…
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com
Jodoh & Rahasianya ...
Agustus 25, 2019
“Saya ingin bertanya... apa arti
jodoh yg sebenarnya... pilihan atau takdir...?” Melalui anugerah-NYA izinkan
kami menjawab.
Sahabatku… Tidak selamanya
pernikahan berakhir menjadi hal yang indah dalam hidup. Ada kalanya kita kalah,
terpuruk dalam kedalaman rasa sakit karenanya. Saat ini terjadi, kebanyakan kita hanya bisa
merunduk dipojokan kamar dan berbisik “ya sudahlah… dia memang sudah jodoh saya”.
Menghapus perih dan bangkit atau mungkin tidak pernah bangkit tapi terus
meratap – meratapi jodoh.
Bagi yang belum menikah, justru mereka
sedang gencar-gencarnya mencari jodoh. Frustasinya, setelah berkali-kali berproses
mencari jodoh, belum pula-lah mereka menemukan jodohnya. Dalam pencarian itu umur terus terkikis dan mereka yang sedang
menunggu jodohnya selalu bertanya “kapan menikah?” lalu mereka yang ditanya
menjawab pasrah “belum ketemu jodohnya” atau “belum ditakdirkan jodohnya”.
Hmm... Lalu apa itu arti jodoh
sahabatku…?
Kalau mengikuti arti kata jodoh
di KBBI adalah : Orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup atau
sesuatu yang cocok sehingga menjadi sepasang. Dari pengertian dasar ini kita
bisa mengartikan Mencari jodoh
sebagai proses mencari pasangan yang cocok. Sementara Tidak jodoh berarti kenyataan bahwa pasangan tidak cocok. Lalu
BERJODOH berarti menemukan pasangan yang cocok.
Lalu apa itu kecocokan? Dimanakah
kita bisa menemukan kecocokan itu dan apa pula yang dicocokan?
Apakah cocok dalam urusan jodoh
itu seperti sepasang sepatu yang harus sama? Karena bahkan meskipun sepatu itu
sama, tapi mereka tetap tidak serupa. Kaki kita tidak akan bisa memakai sepatu
yang sama persis bukan? Karena memang kaki kanan manusia tidak serupa dengan
kaki kirinya. Sepatu untuk kaki kiri tidak akan pernah sama bentuknya seperti
sepatu untuk kaki sebelah kanan, meskipun modelnya sama. Jadi kecocokan bukan
apa yang terlihat sama, melainkan apa yang dirasakan sama.
Rasa sama inilah yang akhirnya membuat
seseorang nyaman, tentram dan damai. Sehingga mampu menyimpulkan bahwa inilah jodoh saya. Jadi sebenarnya
dalam pernikahan atau berpasangan rasa sama yang menjadi dasarnya. Saat rasa
ini tidak terpenuhi, maka muncullah kalimat “tidak
jodoh”.
Lalu siapakah yang menentukan tidak
jodoh ini? Siapakah yang bertanggung jawab?
Mohon jangan buru-buru menjawab
sesuatu adalah takdir sebelum memahami takdir itu sendiri. Kebodohan bisa
menghapus iman seseorang. Iman membutuhkan akal. Mengingkari akal sama seperti
mengingkari iman. Pembahasan mengenai takdir sebenarnya sudah kami bahas terpernci
di postingan berikut https://www.facebook.com/pesan.semesta.7/posts/165128254654291
silahkan bisa dibaca kembali.
Sahabatku… Dalam hidup ini
berlaku yang namanya hukum sebab-akibat. Ini adalah hukum universal yang dibuat
dan disusun langsung oleh SANG PEMBUAT. Jadi apapun dan siapapun pasti akan
mengikuti sistem ini. Seluruh pergerakan semesta mengikuti sistem ini, termasuk
kehidupan manusia. Hukum sebab akibat adalah hukum terlogis dari tiap tindakan
manusia. Hukum ini tersusun berdasarkan kehendakNYA. Sistem agung yang
menjadikan kehidupan didalam semesta ini seimbang.
Perinsip dalam hidup ini
sebenarnya sangat simpel; hindari sebabnya kalau tidak mau merasakan akibatnya.
Manusia harus mampu melihat segala tindakan dan kejadian dalam sudut pandang
hukum sebab akibat. Karena setiap manusia menentukan, memilih dan menyusun sebab
akibatnya sendiri. Kita memilih pilihan-pilihan yang dibuat oleh SANG PEMBUAT. Ini
juga berlaku saat manusia mencari pasangan yang cocok (jodoh).
Mari kita kembali ke pertanyaan
diatas : Lalu siapakah yang menentukan tidak jodoh ini? Siapakah yang
bertanggung jawab?
Jawaban pertama, yang menentukan
TIDAK JODOH adalah murni sebab-akibat dari hasil yang bergulir dari pilihan
manusia. Jawaban kedua, yang bertanggung jawab adalah manusia itu sendiri. Makhluk
yang diberi kenikmatan untuk memilih piliha didalam hidupnya.
Sahabatku… Awal dari ‘berjodoh’
adalah hukum sebab akibat – akibat dari ‘tidak jodoh’ adalah hukum sebab akibat
– akibat dari ‘ujung jodoh’ adalah hukum sebab akibat.
Manusia telah diberi kelengkapan
alat untuk memilih. Kita telah diberi akal pikiran yang tersinkronisasi dengan otak.
Karenanya pastikan otak kita berevolusi dengan baik, dengan cara membiarkannya teru
memiliki akal pikiran yang sehat. Apakah pembahasan mencari pasangan hidup
berhubungan dengan otak dan pikiran?
Sahabatku… Tidak ada dalam hidup
kita yang tidak pernah tidak berhubungan dengan otak dan pikiran. Bahkan untuk
mengupil pun kita membutuhkan otak dan pikiran. Pernahkah kita bertanya kenapa
kita mencari jodoh?
Itu sebenarnya karena mencari
pasangan adalah bagian yang sudah diatur secara biologis oleh jasad kita
sendiri. Otak reptil kita yang mengatur ini. Kita mencari pasangan berdasarkan
dorongan dari otak reptil kita sendiri. Di otak inilah segala kebutuhan ego
diatur sedemikian rupa, termasuk kebutuhan berpasangan.
Tapi kalau otak ini kita biarkan
berjalan sendiri, maka maaf hasilnya akan sama dengan binatang. Manusia harus
mengaktifkan dua bagian otak lainnya, yaitu otak rasional dan otak emosional. Otak
tritunggal kita ini harus diaktifkan bersamaan, dan dalam porsi yang seimbang. Mengaktifkan
otak rasional dan otak emosional adalah dengan menggunakan akal pikiran. Karena
dengan berpikir, seseorang bisa mengaktifkan kejernihan akal dan hatinya secara
bersamaan.
Dan dari sanalah bisa lahir
alasan-alasan yang bisa dibangun untuk membuat rasa sama, dasar dari kecocokan
rasa yang menjadi dasar dari jodoh. Jadi mohon berintropeksi dulu, MOVE IN
sebentar untuk memikirkan diri kita, pasangan kita, dan apa itu rasa sama yang kita
harapkan dan ingin kita buat. Lalu beraksilah, jadikanlah jodoh itu kenyataan.
Sahabatku… Dalam proses beraksi
kita mohon pahami paragraph-paragrap dibawah ini, agar kita semua menjadi bijak
dalam menentukan dan memilih jodoh.
Pertama,
mohon pahami bahwa pasangan bukan objek seksual. Dia adalah pasangan jiwa kita,
seseorang yang kita pilih untuk menemani hidup kita. Kita menggengam tangannya
bukan sebagai apa-apa, tapi sebagai pasangan jiwa. Mencari jodoh, berarti sedang
mencari pasangan jiwa, bukan sekedar mencari objek seksual. Otak reptil kita memang
menuntut kita untuk memenuhi hasrat seksual. Tapi otak emosional dan rasional
kita juga memahami bahwa hasrat seksual bukan segalanya. Ada kebutuhan-kebutuhan
lain dari diri kita yang lebih dari sekedar kebutuhan seksual.
Kedua,
jodoh adalah dua jiwa yang menyatu. Jodoh ini bukan sekedar tentang Anda atau
dia. Jadi bagaimana bisa kita menuntut jodoh yang sempurna bagi diri kita, kalau
kita sendiri bahkan tidak sempurna baginya. Kalau seseorang mengerti betapa
pentingnya membentuk diri yang terbaik, maka setiap orang akan fokus membina
dirinya menjadi yang terbaik. Tanpa terus-terusan menuntut apa yang terbaik
dari orang lain. Kecocokan bukan tentang apa yang terbaik dari dirimu untuk
diriku. Tapi bagaimana kita membangun kebaikan kita bersama. Baik bagimu dan
baik bagiku. Keseimbangan indah dalam pergerakan semesta.
Ketiga,
jodoh adalah abadi. Karena jodoh adalah ikatan rasa yang terus bergerak dalam
kebersamaan semesta. Saat manusia berhasil membangun jodohnya, menyatukan
jiwanya, maka itulah keseimbangan abadi. Sama seperti kaki kanan dan kaki kiri.
Tidak sama, tapi cocok.
Sahabatku… Cukup tiga saja dahulu
untuk hari ini. Kalau saat ini Anda sudah berjodoh (memiliki pasangan) coba
tanyakan kepada pasangan Anda “Maukah kau menjadi pasangan jiwaku? Sama seperti
jasadku yang berjodoh dengan jiwaku. Sama seperti kaki kananku yang berjodoh dengan
kaki kiriku?” Kalau pasangan Anda menjawab iya,
maka berproseslah sahabatku… Buatlah jodoh Anda bersamanya.
Tidak ada rahasia apa-apa dalam
jodoh. Apapun yang berlangsung dihadapan kalian berdua adalah proses kalian
untuk menjadi dua jiwa yang menyatu. Dua jiwa yang berjodoh. Dua jiwa yang
nyaman, tentram dan damai.
Tentu kita memiliki pilihan
disini. Kita selalu memiliki pilihan… Inilah hidup yang diatur oleh SANG
PEMBUAT. Bahkan jodoh pun sangat adil sesuai dengan porsi pilihan kita sendiri.
DIA MEMANG MAHA ADIL.
Jadi sahabatku? Jangan berpikir
lagi kalau jodoh adalah takdir. Kita membuat jodoh kita sendiri. Selamat
membuat jodoh sahabatku… Ingat saja kita tidak pernah sendirian SANG PENCIPTA,
SANG PEMBUAT menenami tiap langkah kita dalam porsi yang tidak pernah terbayangkan.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
Tips Meningkatkan Fokus Pikiran Agar Se-Fokus Laser
Agustus 23, 2019
Sahabatku… Apa solusi dari
pikiran yang tidak bisa fokus? Solusinya adalah mari belajar kembali. Mari
belajar kepada Semesta untuk bagaimana mengendalikan pikiran liar dan
meningkatkan fokus. Seorang bijak berkata “Tidak
ada yang bisa tidak kita lakukan, apabila kita meletakkan pikiran kita
didalamnya”. Artinya dengan meningkatkan fokus pikiran kita pada tempat
yang kita harapkan, maka kemungkinan harapan kita terwujud setingkat lebih
nyata.
Segala tindakan yang dilakukan dengan
fokus, pasti hasilnya jauh lebih cepat dan tepat. Seperti sinar matahari dan
sinar laser. Kita bisa memanfaatkan panas sinar matahari untuk menjemur dan
mengeringkan. Tapi tidak untuk memotong. Sementara panas sinar laser mampu
memotong benda, karena dia mampu memfokuskan panasnya hanya ke satu titik meski
panasnya tidak se-dahsyat sinar matahari.
Lalu bagaimana caranya meningkatkan
fokus pikiran? Berikut kami merangkum beberapa tips untuk meningkatkan fokus se-fokus
laser.
1# Rubah mindset kita tentang fokus
Sahabatku…
Banyak yang tersiksa dengan fokus mereka. Mereka percaya, ketidakfokusan mereka
seperti penyakit yang siap kambuh kapan saja, dan mereka sangat ketakutan
sekali dengan kambuhnya penyakit tidak fokus. Tapi ketahuilah sahabatku...
FOKUS BUKAN PENYAKIT! Fokus adalah otot, dan kita dapat membangunnya. Terlalu
banyak orang bekerja di bawah gagasan bahwa mereka tidak fokus, dan ini seperti
menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya.
Setelah kita
melepaskan kepercayaan yang keliru ini, kita dapat mengambil pendekatan yang
jauh lebih realistis untuk membangun fokus. Jadi ini seperti tips awal yang
wajib kita aplikasikan.Karena dengan kombinasi pola pikir dan otak kita, kita
memang memiliki kemampuan untuk mengatur lingkungan diri dan luar diri untuk membangun
fokus.
Jujur ini
adalah bagian tersulit, karena paling sering terabaikan. Harus diakui kalau
kita suka mengabaikan kesempatan untuk memahami diri bahwa “Kita tidak tercipta
seperti ini. Ada versi diri kita yang lebih baik, yang sedang menunggu di
unlock”. Ketidakfokusan kita bukanlah sesuatu yang abadi. Bukan pula penyakit
tanpa obat. Kita bisa membangunnya sekarang. Mohon pahami dan mengerti dahulu
tips pertama ini sebelum kita melaksanakan tips-tips setelahnya.
2# Anda adalah bos… Hilangkan gangguan-gangguan
itu
Kita duduk
dibangku bos, tapi tidak bertindak seperti bos. Melainkan seperti seorang
korban dari bos, yang sebenarnya sama sekali tidak ada bos lain, selain diri kita
sendiri.
Sebelumnya, perlu
digaris bawahi bahwa yang namanya gangguan itu bukan hanya dari luar diri saja.
kita bisa meneriaki dan menghindar dari gangguan dari luar. Tapi kita tidak
akan pernah bisa lari gangguan di dalam.
Sahabatku… Tidak
semua gangguan berasal dari sumber luar. Keletihan, kekhawatiran , kecemasan,
motivasi yang buruk , dan gangguan internal lainnya bisa sangat sulit untuk
dihindari.
Iya, jangan
jadi bos yang mengacak-ngacak, lalu membenahi meja kerjanya sendiri. Hidup ini
memang memiliki keniscayaan positif dan negatif. Tapi sebisa mungkin pastikan
diri internal selalu pada mode positif, meski kadang sekali-kali negatif bisa datang
untuk menyeimbangkan. Ada banyak teknik untuk menjadi positif, teknik menerima –
bersyukur – melepas bisa jadi sangat bermanfaat untuk membangun diri internal
yang positif. (Kita bahas detail teknik ini lain waktu).
Dengan internal
diri yang yang positif, kita tidak akan menjadi bos yang acak-acakan. Percayalah,
kalau kita bisa mengendalikan gangguan-gangguan yang ada didalam, maka
gangguan-gangguan yang diluar diri tidak akan menjadi masalah apa-apa.
3# Pasang
alat keker professional
Meskipun multitasking tampak seperti cara yang bagus
untuk menyelesaikan banyak hal dengan cepat, ternyata kita sebenarnya agak
buruk dalam melakukannya. Menyulap banyak tugas sekaligus dapat secara dramatis
mengurangi produktivitas dan membuat kita lebih sulit untuk mengasah detail
yang benar-benar penting. Kenapa?
Karena otak
manusia tidak menyukainya. Otak hanya dapat fokus pada satu hal pada satu
waktu. Ketika kita mencoba melakukan dua hal sekaligus yang menuntut fokus,
otak tidak memiliki kapasitas untuk melakukan kedua tugas tersebut dengan
sukses. Jadi akan ada salah satu yang tidak sempurna.
Multitasking
membuat fokus lebih sulit untuk mengatur pikiran, menyaring informasi, mengurangi
efisiensi dan kualitas pekerjaan. Sebuah studi di University Of London
menunjukkan bahwa subjek yang melakukan banyak tugas sambil melakukan tugas
kognitif mengalami penurunan IQ yang signifikan. Penurunan IQ yang terjadi mirip
dengan penurunan IQ mereka yang tidak tidur malam atau yang merokok ganja.
Multitasking
juga telah ditemukan dapat meningkatkan produksi kortisol, hormon stres. Pada kondisi
multitasking otak terus meningkatkan tekanan dan membuat kita lelah fisik, sehingga
membuat kita merasa lelah secara mental juga. Kalau sudah begini, jangankan untuk
fokus, bahkan untuk memikirkan pikirannya pun kita sudah KO.
Jadi tips
dari kami simpel : Pilihlah satu persatu berdasarkan skala prioritas. Pemetaan
skala prioritas akan membuat fokus kita lebih tajam. Tidak perlu membom-bardir diri
dengan begitu banyak keinginan – rencana – impian – kewajiban. Tapi pilihlah
semuanya berdasarkan skala prioritas. Berdamailah tapi janganlah menyerah.
4# Hiduplah untuk saat ini
Ini berhubungan
dengan kenapa kita tidak selalu berhasil mengatur skala prioritas? Jawabannya
karena pikiran kita mengacak-ngacak antara masa lalu – masa depan dengan masa
sekarang. Padahal yang kita punya dan jalani hanyalah masa sekarang.
Sahabatku…
Hiduplah untuk saat ini! Fokuslah dengan detik yang Anda jalani sekarang. Tipsnya?
Buatlah selalu detik Anda bermakna. Jangan memikirkan 10 detik kemudian, kalau
1 detik yang sekarang Anda miliki, telah Anda sia-siakan. Kita tidak hidup menuju
masa depan, kita hidup dengan membawa masa depan. Pahami ini, dan fokus Anda
akan lebih tajam dari laser.
Kami menyarankan
Anda meluangkan waktu untuk mengidentifikasi apa yang pantas Anda fokuskan
untuk tahun ini, untuk bulan, untuk minggu, untuk hari, lalu hari ini dipecah
menjadi jam – menit – detik. Percayalah meski terkesan rumit. Tapi ini akan
sangat membantu otak dan pikiran liar kita untuk membangun fokus hanya pada
tempatnya. Otak kita akan senang, pikiran kita akan bahagia, dan hasilnya pun
akan sempurna.
5# Jangan lupakan istirahat
Pernahkah
Anda mencoba untuk fokus pada hal yang sama untuk jangka waktu yang lama?
Setelah beberapa saat, fokus Anda mulai rusak dan menjadi semakin sulit untuk
mencurahkan sumber daya pikiran dan otak Anda untuk tugas itu. Bukan hanya itu,
tetapi kinerja Anda pada akhirnya juga menderita. Kalau ini terjadi, berarti Anda
butuh istirahat.
Para peneliti
telah menemukan bahwa mengambil istirahat yang singkat dengan mengalihkan
perhatian ke tempat lain dapat secara dramatis meningkatkan fokus pikiran.
Bagian paling
unik dari istirahat adalah, bahwa ada dua hal dari diri kita yang harus
diistirahatkan, yaitu jasad dan jiwa. Kami yakin kita semua sudah mengerti
jelas bagaimana itu mengistirahatkan jasad. Lalu bagaimana dengan
mengistirahatkan jiwa?
Istirahat jiwa
adalah dengan kembali kepada SANG PEMBUAT jiwa itu sendiri. Kembali untuk
keharmonisan, kembali untuk kedamaian, kembali untuk mengolah jiwa dalam rasa yang
mendalam.
Kami memiliki
cara untuk menggabungkan keduanya, caranya adalah :
Luangkan satu
atau dua menit untuk duduk dalam posisi yang nyaman dan bernapas dalam-dalam ke
perut Anda. Biarkan tubuh Anda tenang. Pikirkan tiga hal yang paling Anda
syukuri dari hidup Anda. Ucapkan terimakasih untuk itu. Teruslah bernapas
dalam, sampai Anda meraskan kedamaian, keharmonisan dan ketenangan pikiran
instant.
Akhir kata semoga tips-tips diatas
bisa bekerja buat Anda sahabatku… Membangun fokus pikiran, memang bukanlah
sesuatu yang akan terjadi dalam semalam. Bahkan atlet profesional memerlukan
banyak waktu dan latihan untuk memperkuat keterampilan konsentrasi mereka. Fokus
pikiran dapat dicapai, tetapi itu tidak berarti bahwa pencapaiannya cepat dan
mudah. Pencapaian fokus yang kita butuhkan, akan membutuhkan pula upaya nyata
dari kita. Semoga kita bisa mengupayakan beberapa perubahan besar untuk versi
terbaik diri kita.
Ini semua memang akan kembali
kepada pilihan kita dan seberapa yakin diri kita, bahwa memang diri kita mampu
menjadi versi terbaiknya. Keyakinan sangat kuat dalam membentuk cara kita memandang
diri sendiri dan dunia.
Pandanglah diri kita dalam
keyakinan bahwa SANG MAHA SEMPURNA memang sudah menciptakan kita sempurna.
Tinggal bagaimana kita membuka dan menikmati tiap kesempurnaan itu. Kunci untuk
membukanya adalah dengan berproses. Belajar adalah salah satu caranya – Semoga
tips kali ini bisa membantu proses belajar kita.
Sahabatku… Hanya kepada-NYA dan
bersamaNYA kita belajar.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
Fokus Dalam Otak & Fokus Dalam Pikiran
Agustus 21, 2019
“Saya kok sering tidak bisa fokus
itu kenapa?” Melalui anugerahNYA izinkan kami menjawab.
Sahabatku… Kita sering terkecoh
tentang bagian mana dari diri kita yang sebenarnya tidak bisa fokus. Pikirankah
atau otakkah? Untuk mencari jawaban dari kenapa kita sering tidak bisa fokus,
maka kita harus terlebih dahulu mengerti, siapakah diantara kedua ini yang
bermasalah, pikiran atau otak.
Meski pikiran dan otak saling
terkait, tidak akan pernah terpisah. Namun keduanya berbeda dalam hal
treatment. Cara kita mengajari, memperlakukan dan menjaga otak berbeda dengan
pikiran. Ini berlaku untuk segala hal, termasuk fokus. Pertanyaan dasarnya
sekarang adalah; bagaimana membedakannya?
FOKUS DALAM OTAK
Untuk mampu membedakannya,
pertama-tama mari kita berbicara otak. Bagian jasad yang melakukan seluruh
operasi pikiran kita. Berbicara fokus dalam otak, berarti berbicara tentang
bagaimana otak mengatur dan mengelola konsentrasi. Proses konsentrasi adalah
bagian yang sangat penting dari apa yang kita lakukan setiap hari. Tanpa
kemampuan berkonsentrasi, pikiran bisa hilang dan ingatan menjadi sia-sia.
Beberapa orang menganggap konsentrasi sebagai cara otak kita untuk mengingat
sesuatu dan membantu ingatan kita. Misalnya, ketika belajar untuk ujian, kita
belajar dengan berkonsentrasi; kita membaca, fokus pada kata-kata kunci, dan
pada frasa dan latihan yang akan membantu kita mengingat detailnya. Tanpa
kemampuan otak mengatur konsentrasi semua akan buyar tanpa hasil apa-apa.
Sekarang mari kita bahas di mana otak
menghasilkan kemampuan ini. Otak terdiri dari miliaran sel saraf, yang biasa
disebut neuron. Neuron pada dasarnya mengumpulkan dan mengirimkan sinyal
elektrokimia yang membangkitkan pikiran dan fungsi motorik kita. Korteks
serebral adalah bagian otak yang berhubungan dengan ingatan, pikiran,
perhatian, dan kesadaran kita. Ini juga tempat utama di mana konsentrasi
berperan. Meski sebenarnya tidak ada pusat konsentrasi tunggal di otak kita. Karena
kemampuan otak untuk memusatkan perhatian bergantung pada jaringan luas seluruh
wilayah otak yang secara kolektif membentuk "sistem konsentrasi". Sistem
ini dibuat oleh SANG PEMBUAT untuk mendukung serta membantu pikiran untuk fokus.
Setiap bagian jasad bisa
bermasalah, apabila sistem ini bermasalah, maka otomatis kemampuan pikiran yang
mengatur tindakan dan perasaan manusia akan ikut bermasalah juga. Ada faktor pemicu
masalah sistem konsentrasi didalam otak, yaitu Neuromodulator seperti
asetilkolin, dopamin, dan norepinefrin yang memang berperan penting dalam
perhatian dan fokus. Kita bahas sedikit disini, agar kita mengerti bagaimana
pentingnya jasad kita dalam membentuk fokus :
>> Acetylcholine (ACh)
adalah neurokimia penting di otak untuk memperhatikan, belajar dan mengingat.
Meskipun ada relatif sedikit sel ACh di otak dibandingkan dengan beberapa
sistem neurotransmitter utama lainnya, sel ACh - yang timbul dari kumpulan nuklei
di batang otak dan otak tengah dan menjangkau hampir setiap wilayah otak. ACh
dibuat di otak oleh enzim choline acetyltransferase menggunakan dua senyawa
kimia - choline dan acetyl-CoA. Enzim pertama-tama memisahkan bagian asetil
dari asetil-KoA dan kemudian bergabung dengan kolin untuk membuat asetilkolin -
ACh. Itulah kenapa suplemen kolin bagus buat otak. Apabila seseorang kekurangan
kolin, maka fungsi sistem konsentrasinya ikut melemah.
>> Dopamin terlatak di
dalam batang otak dan otak tengah kita, ada koleksi kecil sel yang berisi
neurotransmitter dopamin. Meskipun tindakan dopamin di otak itu sangat kompleks, studi eksperimental telah
menunjukkan bahwa dopamin membantu meningkatkan perhatian, terutama dalam
konteks memastikan bahwa kita memperhatikan dan mengalihkan fokus kita dengan
cara yang fleksibel dan sesuai berdasarkan informasi yang telah kita pelajari
sebelumnya.
Dengan kata lain, dopamine
membantu kita mengetahui apa yang harus difokuskan dengan menggunakan
pengalaman kita. Dopamin membantu membuat perhatian kita lebih efisien dalam
lingkungan yang dinamis dan terus berubah. Jadi, pikiran kita tidak acak-acakan
meski kita ditimbun oleh banyak hal yang harus dipikirkan.
>> Norepinefrin
(noardrenaline) adalah neurotransmitter yang ditemukan di otak yang memiliki
struktur yang sangat mirip dengan hormon epinefrin (adrenalin). Ini adalah
bahan kimia yang melibatkan kewaspadaan, ingatan, kewaspadaan dan umumnya
mempersiapkan otak, dan karenanya tubuh, untuk bertindak ketika sedang
ditantang atau diancam.
>> ENERGI OTAK! Nah selain
ketiga Neuromodulator diatas, jangan lupa untuk meningkatkan energi otak. Energi
sangat penting untuk semua aktivitas metabolisme yang sedang berlangsung di
dalam sel. Salah satu sumber energi utama berasal dari molekul kimia ATP
(adenosine triphosphate). ATP dihasilkan sebagai bagian dari konversi glukosa
(biasanya dengan oksigen) menjadi air dan karbon dioksida. Glukosa dan oksigen
karenanya bertindak sebagai "bahan bakar otak" untuk aktivitas saraf
yang sedang berlangsung.
Sahabatku… Harap dimengerti, setiap
perilaku yang kita lakukan meningkatkan kadar zat-zat ini dan zat lainnya dalam
jasad. Seperti diet makan atau aktifitas fisik. Karenan perilaku kita sendirilah
yang dapat membantu meningkatkan atau bahkan menurunkan aktivitas sistem
konsentrasi di otak kita. Baiklah, sekarang mari kita menuju pikiran.
FOKUS DALAM PIKIRAN
Sahabatku sesama semesta…
Pahamilah bahwa secanggih apapun otak, dia (otak) beroperasi sesuai pikiran. Otak
adalah hamba pikiran. Apapun dan bagaimanapun pikiran kita meminta, akan
dilaksanakan secara patuh dan taat oleh otakn dengan meminimalkan kesalahan. Itulah
kenapa ada istilah “Pikiran Anda adalah realita Anda”. Karena pikiran
menggerakan otak, lalu otak mewujudkan pikiran. Apapun itu!
Apabila pikiran Anda berpikir “saya
sakit”. Maka otak akan mengaktifkan saraf sakitnya. Hanya untuk mendukung
pikiran Anda. Meskipun saat melakukan medical chekup sama sekali tidak
ditemukan hal yang error dari jasad Anda. Itulah hebatnya pikiran, dia
(pikiran) mampu membuat segala rasa dalam hidup ini menjadi nyata!
Contoh nyatanya yang mungkin
pernah dirasakan oleh setiap orang adalah saat mereka mendengar lagu, baik itu kombinasi
lirik dan melodi atau keduanya. Saat lirik dan melodinya ‘melow’ sedih, maka
pikiran Anda langsung memikirkan kesedihan, dan hebatnya jasad Anda pun
ikut-ikutan sedih. Tiba-tiba saja Anda menjadi mengingat memori yang sedih, lalu
dada Anda terasa sesak, mata Anda mulai berair, tatapan Anda kososng. Persis seperti
seseorang yang benar-benar sedih. Meski tidak ada alasan nyata untuk bersedih
selain kenyataan bahwa Anda sedang mendengar lagu sedih.
Tanpa sistem konsentrasi otak,
maka akan dipastikan Anda tidak akan merasakan kesedihan itu. Karena kesedihan
itu adalah hasil dari fokus pikiran Anda yang memperhatikan dengan konsentrasi
lirik dan melodinya. Kalau Anda tidak memperhatikan dengan konsentrasi
bagaimana pikiran Anda dan jasad Anda bisa bersedih? Begitulah kira-kira.
Nah, dari sini kita bisa
memahami, bahwa otak membutuhkan pikiran yang fokus untuk menjadi fokus. Setiap
manusia memiliki sistem konsentrasi otak didalam jasadnya, meski dengan
kapasitas yang berbeda-beda. Tapi kalau sistem konsentrasi otak seseorang
berjalan normal, tapi seseorang itu masih kurang atau sering tidak fokus, berarti yang
bermasalah adalah pikirannya.
Sahabatku… Pikiran adalah mesin
berpikir yang kita gunakan untuk banyak tujuan, setiap menit, setiap detik,
terlepas dari kita sadar atau tidak tentang prosesnya. Kita menggunakan pikiran
dalam hampir semua yang kita lakukan, dan kita pasti menghargai pikiran yang
terfokus. Kita semua tentu saja berada dalam situasi di mana kita berharap,
pikiran kita lebih fokus.
Meski otak memiliki sistem
konsetrasi. Tapi manusia tidak dilahirkan dengan kemampuan untuk memfokuskan
pikiran mereka. Kita belajar untuk
menfokuskan pikiran kita. Dari lahir kita belajar untuk melihat dan memeriksa begitu
banyak hal dalam hidup ini. Kita juga belajar mengaktifkan sistem konsentrasi
otak dengan belajar memikirkan pikiran, memfokuskan pikiran dan meminta
perhatian atau membatasi perhatian.
Setiap kita menerima proses
belajar pikiran yang berbeda-beda. Itulah juga kenapa kemampuan fokus tiap-tiap
manusia berbeda-beda, tergantung bagaimana pelajaran memfokuskan pikiran yang
diterimanya. Sekali lagi, pikiran mempengaruhi otak. Otak kita adalah
masterpiece, tetapi bagaimanapun karya besar akan selalu tergantung kepada
user. Komputer keluaran terbaru, akan sia-sia kemampuan kecanggihannya, jika
hanya digunakan untuk mengetik dengan aplikasi Microsoft word.
Apabila tidak ada yang salah dengan
komputer kita (otak kita). Maka sekarang tentang bagaimana kita belajar
menggunakan pikiran. Kita harus mempelajari cara memfokuskan pikiran dan perhatian
dan meningkatkan konsentrasi kita. Bagaimana caranya? Akan kita bahasa esok. Satu
hal kecil untuk penutup hari ini.
Sahabatku… Mohon disadari bahwa kesempurnaan
adalah proses bukan hasil. Tidak ada hasil yang sempurna, yang ada hanyalah
proses yang sempurna. Seberapa sempurna hasil kita akan selalu tergantung
dengan seberapa sempurna proses kita. SANG MAHA SEMPURNA hanya membuat kesempurnaan.
Kita memang terlahir dengan kesempurnaan, tinggal bagaimana kita membuka dan
menikmati tiap kesempurnaan itu. Kunci untuk membukanya adalah dengan
berproses. Belajar adalah salah satu cara berproses – Mari kita belajar kepada-NYA.
Salam semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Dengan MOVE IN
Agustus 21, 2019
Setiap orang pastinya ingin memiliki
kecerdasan yang maksimal. Siapa yang menolak untuk menjadi cerdas. Selama ini
kita mengenal tiga kecerdasan
super manusia, yaitu IQ, EQ dan SQ. Ada usaha dibalik kecerdasan itu adalah pasti. Dahulu
banyak yang berpikir bahwa IQ dan EQ ditentukan dari factor genetis, tapi nyatanya
terbukti tidak. Lalu bagaimana dengan SQ (kecerdasan spiritual) – Bagaimana manusia
memiliki kecerdasan spiritual?
Kecerdasan Spiritual adalah bawaan bagi tiap
jiwa kita masing-masing, kecerdasan yang sudah kita miliki, bukan kecerdasan
yang kita kembangkan. Setiap spirit memiliki spiritual. Kita semua dilahirkan
sebagai makhluk spiritual. Tetapi sama seperti seorang anak dengan kemampuan musik,
anak ini tidak akan pernah menjadi sangat "cerdas dalam musik" jika
dia tidak belajar teori musik dan berlatih memainkan instrumen, demikian pula
dengan kecerdasan spiritual. Kita harus memahami dasar-dasar spiritual dan melatih keterampilan untuk menjadi cerdas secara spiritual.
Jadi memang kecerdasan spiritual
harus dilatih, agar berkembang dan meningkat. Sayangnya kebanyakan kita harus
mengakui kalau kecerdasan spiritual kita tidak terasah dengan baik. Sedari kecil
para orang tua kebanyakan mengajarkan anak-anaknya hukum agama. Akhirnya kita
tumbuh menjadi cerdas dalam agama, namun kurang cerdas dalam spiritual. Padahal,
kecerdasan spiritual sudah kita bawa dari lahir, fitrah manusia adalah
spiritual. Agama adalah baju yang dipakaikan oleh orang tua. Spiritual adalah
jiwa yang kita bawa, selamanya.
Inilah alasan kenapa, belum tentu orang yang semangat
religiusnya tinggi memiliki SQ yang tinggi. Begitu pula orang yang
sepintas kehidupan beragamanya terlihat biasa-biasa saja, bisa jadi ternyata
mereka memiliki SQ yang tinggi. Contohnya, apabila ada orang yang mengaku
beragama, namun memiliki sikap yang radikal dan antitoleran terhadap perbedaan
semesta. Maka bisa dipastikan orang itu adalah contoh dari orang yang memiliki
sikap terhadap agama yang loyal, namun memiliki SQ yang rendah. Jadi memang SQ
tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan beragama seseorang.
Lalu manakah yang lebih penting sekarang
: Memiliki kecerdasan spiritual (SQ) atau memiliki sikap agamis?
Tidak ada yang lebih penting.
Karena seharusnya SQ tumbuh berbarengan dengan intensitas keagamaan seseorang.
Apabila seorang yang beragama dan juga memiliki SQ yang tinggi, maka dia akan
benar-benar mengenal jati dirinya sebagai ciptaan SANG PENCIPTA yang dia
tuhankan. Dan dia akan memandang perbedaan beragama hanya sebagai sebuah
harmonisasi.
Dia akan masuk kedalam inti alam
Semesta, dan belajar kepada Semesta yang tetap berbagi kehidupan tanpa memilih
dan memandang agama. Jadi seorang beragama yang SQ-nya tinggi, dia akan tetap
memegang nilai-nilai teguh keyakinannya, dengan tetap menghargai nilai-nilai
keagamaan yang berbeda. Karena dia memahami segalanya adalah SANG PENCIPTA.
LALU BAGAIMANA CARA AWAL BAGI
KITA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL YANG SUDAH DIBAWA JIWA KITA INI?
Sahabatku… Kecerdasan Spiritual
dapat ditingkatkan dengan memperbanyak MOVE IN, yaitu masuk dan melihat kedalam
diri, guna membangun fase kesadaran kedalam diri sendiri. Caranya MOVE IN adalah
dengan berpikir serta merenungkan arti diri dan makna kehidupan yang
dijalaninya. Berdasarkan akal sehat dan hati bersih menurut semesta.
Seorang Socrates dalam hidupnya
pernah berkata “Manusia hendaknya
mengenal diri dengan dirinya sendiri, jangan membahas yang diluar diri, hanya
kembalilah kepada diri. Manusia selama ini mencari pengetahuan di luar diri.
Kadang – kadang dicarinya pengetahuan itu di dalam bumi, kadang – kadang diatas
langit, kadang – kadang di dalam air, kadang – kadang di udara. Alangkah
baiknya kalau kita mencari pengetahuan itu pada diri sendiri. Dia memang tidak
mengetahui dirinya, maka seharusnya dirinya itulah yang lebih dahulu
dipelajarinya, nanti kalau dia telah selesai dari mempelajari dirinya, barulah
dia berkisar mempelajari yang lain. Dan dia tidak akan selesai selama – lamanya
dari mempelajari dirinya. Karena pada dirinya itu akan didapatnya segala
sesuatu, dalam dirinya itu tersimpul alam yang luas ini.”
Pemikiran Socrates menunjukan
bahwa MOVE IN atau mengenal diri dapat dilihat dari berbagai perspektif.
Dimulai dari mengenal komponen dasar manusia, mengenal akal dan hati, mengenal
ego diri, mengenal keterhubungan diri dengan semesta, sampai kepada mengenal
pembuat dan pencipta diri. Ini berarti mengenal diri merupakan sebuah
perjalanan untuk menyelami diri sampai mengetahui diri pada hakikat yang
sebenarnya.
Menyelami diri ibarat berenang di dalam kubangan air suci.
Kita harus terlebih dahulu mensucikan diri untuk mampu menyelam ke dasar
sumber. Karena ini bukan sekedar informasi yang diterima oleh mata, akal dan
hati selama ini. Tapi menyelam jauh ke dalam jasad, lalu menuju jiwa, lalu
keluar dari keduanya. Sampai akhirnya kita menyadari kalau diri kita lebih dari
sekedar bagian manusia. Kita adalah bagian dari SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT itu
sendiri.
Inilah yang disebut dengan MOVE IN, yaitu masuk dan melihat
kedalam diri, guna membangun fase kesadaran kedalam diri sendiri. Jadi semua berawal
dari proses individu mengenal dirinya. Anda pasti pernah mendengar istilah
‘Siapa tidak mengenal dirinya maka tidak mengenal Tuhannya’, begitulah
kira-kira.
Sahabatku… Memang selama ini
secara sadar kita biarkan energi pikiran kita terfokus kepada hal-hal yang
mengalihkan kita dari kesadaran diri sendiri. Menjauhkan kita dari sumber
kecerdasan jiwa kita sendiri. Banyak yang mengaku beragama, namun disayangkan
pengakuan itu tidak dibarengi pula dengan kecerdasan spiritual yang matang.
Seseorang bisa menghapal satu
kitab atau mushaf yang terjilid lengkap dengan artinya. Namun belum tentu
seseorang itu mampu mengkoneksikan dirinya dengan apa yang dia hapal. Membaca
‘kitab’ didalam diri jelas lebih sulit, dibanding sekedar membaca kitab yang
terjilid.
Untuk membaca ‘kitab’ didalam diri,
seseorang harus terlebih dahulu meningkatkan kecerdasan spiritual yang sudah
dia bawa bersama jiwanya. Karena memang setiap manusia sudah terplugin-kan kemapuan
untuk membaca kitabnya sendiri. Sekaranglah waktu yang tepat bagi kita menyiapkan
energi penuh untuk kembali MOVE IN, guna meningkatkan kecerdasan spiritual kita
dengan membuka kesadaran kedalam diri.
Kesadaran pertama kedalam diri
adalah menyadari diri bahwa kita adalah makhluk dan eksistensi hidup kita
adalah untuk kembali menjadi makhluk. Kesadaran tentang ini harus dirasakan
dahulu secara utuh, tulus dari jiwa, tanpa rekayasa dan tanpa paksaan. Biarkan akal
kita mengalir dalam kenetralan, tanpa dogma dan doktrin yang membelenggu.
Setelah sadar diri barulah kita
akan mampu menyadari dengan tulus keajaiban-keajaiban kehidupan didalam diri (kitab
didalam diri). Ingatlah satu hal, keajaiban tidak pernah menjadi keajaiban,
kalau kita tidak percaya dengan keajaiban. Dari mulai merasakan jantung yang
tidak pernah berhenti berdetak. Aliran darah. Pernafasan dan seluruh pergerakan
yang ada didalam diri. Bahkan sampai ke titik kerlingan mata dan kibasan jari. Semua
ini adalah keajaiban yang bisa dirasakan, meski selama ini tidak kita rasakan. Karena kita tidak percaya kalau itu adalah keajaiban. Sementara ketidakpercayaan kita hanyalah wujud ketidakmengertian kita.
Itulah kenapa kita membutuhkan MOVE IN. Karena melewai moment demi moment MOVE IN kita bukan hanya akan merasakan, tapi jauh dari itu, kita menyadari dengan
total bahwa sejatinya kita hanyalah makhluk. Semua yang ada didalam diri ini adalah
kumpulan kehidupan-kehidupan yang kesemuanya hanya bersumber dari SANG PENCIPTA.
Sahabatku... Sadar menjadi makhluk akan
membawa kepada ketaatan penghambaan, ketergantungan total dan kebersamaan abadi
yang tidak bisa terpisahkan. Kekuatan “rasa” inilah yang akan meningkatkan
kecerdasan spiritual seseorang. Jadi inti dari kecerdasan spiritual adalah
kesadaran penuh yang disertai rasa, bukan sekedar pengetahuan keagamaan belaka.
Dengan alasan ini pula lah kecerdasan spiritual akan terus berada diatas
kecerdasan beragama. Karena ini adalah kecerdasan yang dibuatkan langsung oleh
SANG PEMBUAT.
Jadi memang peningkatan
kecerdasan spiritual ini adalah sebuah proses perjalanan yang tidak instant. Seseorang
akan melihat hasil dari prosesnya sendiri. Salah satu hasil dari proses kecerdasan
spiritual yang meningkat ini, seseorang menjadi maklum akan perbedaan. Bahwa
bagaimanapun perbedaan-perbedaan keyakinan itu ada, tetap inti dari segalanya
adalah kembali kepada SANG PENCIPTA itu sendiri. Tidak ada yang perlu diperdebatkan
lagi saat SANG PENCIPTA tidak pernah memperdebatkan apa-apa selain terus
menerus menghidupkan dan menciptakan perbedaan.
Sahabatku… Marilah kita mulai
MOVE IN kita. Merasakan semua kehidupan yang ada didalam diri, mulai dari detak
jantung, pernafasan, semua pergerakan dan kehidupan didalam diri yang
sebetulnya digerakkan oleh SANG PENCIPTA dan bagaimana merasakan juga
menyaksikan kinerja SANG PENCIPTA menghidupkan diri kita. Dimulai dari dalam
diri pikirkan lalu sadari secara menyeluruh bahwa kita hadir disetiap kehidupan
yang diciptakan oleh SANG PENCIPTA.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
WUJUD KECERDASAN SPIRITUAL
Agustus 18, 2019
Sebenarnya dalam setiap
ajaran-ajaran yang dibawa oleh setiap Utusan pada zamannya. Anjuran untuk
meningkatkan kecerdasan spiritual selalu ada. Namun ajaran asli itu terkikis
seiring terbentuknya sekelompok pengikut yang memberi nama. Nama itu disebut agama.
Sebagai sebuah kelompok, sudah tentu kelompok itu harus dibela. Seorang yang
beragama lalu membela agamanya adalah hal yang sangat wajar dan manusiawi. Apapun
nama agamanya. Tetapi bagaimana seseorang itu membela agamanya, akan sangat
tergantung dari bagaimana cerdas spiritualnya.
Setiap spirit (jiwa) memiliki
spiritual. Itu sudah menjadi sistem yang kita bawa otomatis didalam tiap diri
manusia. Karena setiap manusia memiliki jiwa (software sistem operasi manusia).
Seberapa cerdas sistem itu tidak sebanding dengan seberapa cerdas seseorang
beragama. Karena tidak memerlukan agama untuk memiliki kecerdasan spiritual. Spirituali
adalah hubungan seseorang dalam memaknai Tuhan didalam dirinya.
Setiap manusia memiliki sistem
spiritual yang butuh ditingkatkan kecerdasannya. Kecerdasan spiritual adalah tentang
men-Tuhankan Tuhan. Menemukan Tuhan, menyatu dan menerima bimbinganNYA. Kecerdasan
spiritual bukan tentang bagaimana agama membentuk manusia. Tapi bagaimana
manusia membentuk agama.
Setiap agama mendifinsikan Tuhan
sebagai SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang menciptakan, membuat dan mengatur
manusia dan seluruh alam semesta raya ini. Namun definisi ini masih definisi
kasar, ada definisi halus dari arti Tuhan. Jadi, hal penting sebelum mengaku
ber-Tuhan kita harus mampu menjawab definisi Tuhan itu apa?
Tuhan itu definitif... Tuhan itu
adalah sesuatu yang disembah dan puja, sesuatu yang ditakuti, sesuatu yang di
prioritaskan, dan sesuatu yang mampu membuat kita melakukan sesuatu yang tidak
kita sukai.
Pertanyaannya sekarang siapakah
Tuhan mereka yang mengaku ber-agama?
Itulah kenapa setiap pemeluk
agama harus meningkatkan kecerdasan spiritual didalam dirinya, karena
kecerdasan beragama tidak serta merta membangun kecerdasan spiritual. Banyak ajaran-ajaran
murni tentang kecerdasan spiritual dari para Utusan, yang bahkan tidak
diterapkan dan diajarkan secara baik dalam kehidupan beragama.
Sebagai contoh nyata: Buktinya setiap
yang beragam percaya bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Tuhan yang mereka yakini,
Tuhan yang mereka Imani, Tuhan yang mereka Tuhankan. Namun ternyata dalam
prakteknya ini adalah kebohongan besar.
Mohon jangan tersinggung! Bukankah
memang bohong besar kita percaya Tuhan itu hanya satu. Tapi kita masih
mengolok-ngolok makhluk Tuhan yang lainnya? Lalu dimanakah iman kita tentang ke’satu’an
itu? Mungkin dia bukan saudara satu agama kita, tapi bukankah dia masih saudara
satu Tuhan kita?
Lalu mana yang lebih tinggi
derajatnya? Tuhan atau agama? Dan siapa yang kita Tuhankan? Agama atau Tuhan?
Kecerdasan spiritual adalah
mentuhankan Tuhan. Bukan mentuhankan agama. Orang yang cerdas spiritualnya tahu
dia harus mentaati Tuhannya, dan tahu persis porsi dia dalam membela kelompoknya
(agamanya). Karena setiap orang yang memiliki kecerdasan spiritual tahu bahwa
Tuhan tidak membutuhkan pembelaan dari makhlukNYA. Jadi satu-satunya hal yang
dia lakukan untuk membela Tuhan adalah dengan memuliakan makhluk Tuhan itu sendiri.
Mereka yang memiliki kecerdasan
spiritual tidak akan menghina dan menjelek-jelekkan kepercayaan manusia lain. Karena
mereka paham bahwa seluruh makhluk semesta diciptakan dan dibuat oleh SANG
PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang sama. Karenanya mereka tidak akan mengganggu
ciptaanNYA yang lainnya. Karena kalau mereka melakukannya berarti mereka sedang
menggangu ciptaanNYA juga.
Inilah wujud kecerdasan
spiritual. Apapun agama Anda, apapun label Anda, apapun warna bendera Anda. Kita
adalah spirit yang diciptakan dan dibuat oleh ‘SATU’ yang sama.
Pertanyaan pentingnya sekarang.
Siapa yang kita sembah dan puja…Tuhan atau Agama? Siapa yang kita sayangi…
Tuhan atau Agama? Siapa yang kita prioritaskan… Tuhan atau Agama?
Sahabatku… Pahami jawaban ini
agar kecerdasan spiritual kita meningkat. Karena memang sudah waktunya kita
meningkatkan kecerdasan spiritual kita bersama.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
SELAMAT MERDEKA NEGERIKU
Agustus 16, 2019

Sahabatku… Hari ini kita merayakan
kemerdekaan negeri ini. Merah putih berkibar. Merah putih berjaya. Merah putih
berbahagia. Pada hari ini rasa nasionalisme kita bersemi sebagai satu bangsa
dan tanah air.
Lalu bagaimana kita memaknai hari
kemerdekaan ini sahabatku…? Bagaimana kita memahami arti kemerdakan didalam
diri ini? Apa itu arti kemerdekaan bagi
kita? Benarkah diri ini telah merdeka? Kalau iya, sudahkah kita menjalani hidup
dengan merdeka? Tentu jawabannya sangat relatif.
Merdeka adalah melepas belenggu
yang membelenggu. Sama seperti para pendahulu kita mati-matian melepas belenggu
yang membelenggu bangsa ini. Syukurnya kerja keras – tetesan keringat – air
mata – darah serta nyawa mereka yang berguguran berhasil melepas
belenggu-belenggu itu.
Lalu sebagai rasa terimakasih
yang sangat seadanya, kita semua menyebut mereka pahlawan. Sungguh rasa
terimakasih yang tidak pernah cukup. Namun ketulusan memang tidak pernah bisa
terbalas dengan rasa terimakasih. Jiwa-jiwa para pahlawan kita memang tetap akan
tenang dan bangga tanpa rasa terimakasih. Itulah arti kekuatan ketulusan. Satu
jejak yang ditinggalkan para pahlawan yang membuat hari kemerdekaan ini menjadi
nyata. Satu jejak yang sangat patut untuk kita ikuti dan teladani pada perayaan
ini.
Tanpa ketulusan tentunya mereka
tidak akan pernah mau mengangkat bahu, merana, menahan sakit dan kehilangan
nyawa untuk melepas belenggu-belenggu yang membelenggu bangsa ini. Berkat kekuatan
ketulusan mereka lah kita sekarang bisa berdiri tegap tanpa belenggu, dan tanpa
ada yang membelenggu.
Kekuatan ketulusan.. Adalah
sebuah wujud yang mereka persembahkan kepada kita. Peninggalan berharga yang
harus kita teladani bersama. Lalu bagaimana kita mampu meneladani kekuatan ketulusan
mereka didalam diri kita...?
Sahabatku… Sebagai anak negeri
mari kita melanjutkan perjuangan mereka. Melepas belenggu-belenggu yang masih membelenggu
diri dari versi terbaiknya. Berikanlah kekuatan ketulusan dalam setiap aksi
perjuangan kita dalam membentuk diri, untuk menjadi versi terbaiknya. Majulah
terus, jadilah merdeka untuk teruslah merangkai diri menjadi versi terbaiknya. Versi
terbaik diri kita adalah wujud bangsa ini. Perjuangkanlah itu dan tuluslah
dalam memperjuangkannya.
Sejarah tidak akan pernah
berhenti tergores. Suatu saat kita hanya akan terkenang sebagai goresan
sejarah. Mari kita goreskan sejarah baru yang lebih indah dengan menjadikan
diri versi terbaiknya.
Ajarkan pesan ini kepada generasi
muda kita. Ingatkan mereka bahwa moment kemerdekaan negeri ini bukan sekedar
dirayakan dengan aneka perlombaan dan canda tawa. Ingatkan bahwa euphoria kemerdekaan
harus juga kita wujudkan dengan meneladani kekuatan ketulusan yang dicontohkan
oleh para pahlawan bangsa.
Sahabatku… MERDEKA! Tetap merdekalah
didalam kemerdekaan ini. Teladani dan bawalah terus kekuatan ketulusan sampai
akhir goresan sejarah kita.
Selamat
Merdeka Negeriku
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com