Pesan Semesta.
melampaui batas menjadi satu

BAGAIMANA FREKUENSI KESADARAN MANUSIA MEMPENGARUHI BUMI?

 


Seorang sahabat bertanya “Apakah memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi, dan bagaimana frekuensi itu dibaca sehingga membawa pengaruh bagi Bumi?”

Sahabatku… Ibarat dua bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi. Dalam kerendahan hati, mari kita belajar memahaminya lagi.

Jadi begini sahabatku… Tubuh kita adalah mesin molekular. Sementara setiap molekul memiliki frekuensinya masing-masing. Sudah menjadi kodratnya, setiap frekuensi molekular akan senantiasa terpengarhui oleh kesadaran.

Kesadaran manusia menentukan bagaimana seluruh molekular tubuhnya memancarkan frekuensi. Lalu hasil dari pancaran frekuensinya inilah mereka akan mempengaruhi Bumi.

Sebagai energi manusia selalu menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang mereka pancarkan. Sementara elektromagnetik manusia adalah apa yang menjadi dasar geomagnetik bumi.

Apabila molekular tubuh kita menghasilkan gerakan frekuensi tertentu maka Bumi juga akan merasakan efek tertentu. Gerakan molekular adalah keterhubungan yang mempengaruhi. Jejak langkah kita diatas Bumi ini adalah keterhubungan dalam ketersalingan dengan Bumi itu sendiri.

Bumi bukan sekedar tanah bulat berbentuk bulat yang kita sebut planet. Bumi adalah kehidupan dalam kehidupan. Sama seperti kita, manusia juga adalah kehidupan dalam kehidupan. Setiap kehidupan dalam kehidupan akan selalu senantiasa menyatu dalam jalinan yang menyatu. Begitulah semesta dalam wujud yang apa adanya.

Dalam jalinan selalu ada timbal-balik. Maksud dari timbal-balik disini adalah frekuensi yang saling menarik untuk menerima. Kita tidak dapat memiliki pengalaman apapun di planet ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula melalui frekuensi.

Setiap emosi, termasuk cinta dan benci yang baru kemarin kita bahas masing-masing memiliki frekuensi tertentu. Kesehatan memiliki frekuensi tertentu. Penyakit memiliki frekuensi tertentu. Tiap organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu. Kehidupan adalah simfoni frekuensi.

Fakta ini membuat kehidupan kita saling terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia saja, namun juga terhadap seluruh makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terjalin otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan.

Medan elektromagnetik ada di mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar elektromagnetik yang aktif. Setiap gerakan, emosi dan tindakan kita memancarkan gelombang elektromagnetik yang berbeda-beda.

Gelombang elektromagnetik adalah fenomena fisik hasil dari pergerakan molekular yang tadi kita bahas di awal. Masuk kedalam molekul pada tingkat mikroskopik atom, elektron bermuatan partikel terus bergerak di sekitar inti atom, sehingga menciptakan medan magnet.

Itulah kenapa hewan, tumbuhan, bahkan benda yang kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan elektromagnetik dengan berbagai ukuran angka. Jadi ini bukan tentang manusia dan bumi saja, tetapi tentang segalanya. Semesta adalah lautan energi yang dibentuk.

Gelombang elektromagnetik ini sendiri dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati dengan jelas. Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan melihat bahwa semuanya benar-benar memiliki medan magnet, termasuk juga Bumi.

Medan magnet bumi, dikenal dengan nama medan geomagnetik, yaitu medan magnet yang memanjang dari iner core bumi ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin matahari, aliran partikel bermuatan yang berasal dari matahari. Tetapi medan magnet matahari tidak sampai situ saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto dan seterusnya.

Perpanjangan medan magnet matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet atau Interplanetary Magnetic Field (IMF). Apa yang sedang kita bahas disini, masih jalinan dalam ruang lingkup yang masih sangat sempit. Masih ada ruang lingkup luasnya yang bisa terpelajari.

Jadi kalau kita bertanya; Apakah memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi? Jawabannya adalah iya, manusia dan Bumi terhubung. Elektromagnetik manusia dan geomagnetik Bumi saling terhubung dan saling memberi pengaruh.

Lalu bagaimana frekuensi kita membawa pengaruh bagi Bumi? Jawabannya adalah dengan seluruh pergerakan jasad yang dikendarai oleh kesadaran.

Jadi begini sahabatku… Jantung manusia adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya dapat dideteksi oleh instrumen ilmiah modern. Jantung manusia terhubung secara ekslusif dengan otak. Sementara otak terkendalikan oleh kesadaran.

Secara stimulant kita memancarkan medan elektromagnetik non stop. Nah, sebenarnya medan elektromagnetik jantung berisi informasi atau kode tertentu. Informasi dan kode tertentu ini ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, kepada seluruh makhluk Bumi, termasuk ke Bumi.

Hasil percobaan menunjukkan, ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi.

Kita ambil contoh yang berhubungan dengan beberapa pembahasan kita sebelumnya, yaitu emosi cinta dan benci. Dengan cinta seseorang mampu menarik frekuensi gembira, damai, bahagia, bersyukur. Dan dengan benci seseorang mampu menarik frekuensi marah, cemburu, sedih, bersalah, malu, kepedihan.

Sayangnya rasa cinta atau benci yang kita pancarkan tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk seluruh makhluk dan planet Bumi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketika kita memancarkan emosi, jantung kita menghasilkan gelombang elektromagnetik yang akan diterima oleh bumi. Lalu frekuensi geomagnetic bumi memancar menuju magnet antar planet.

Ini adalah bukti kuat penelitian yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta. Sebuah bukti koneksi raksasa kehidupan. Sains telah membuktikan sendiri bahwa kita semua adalah bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya mencakup kehidupan di planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang ada di baliknya.

Semakin banyak orang yang memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun medan energik besar untuk bumi dan makhluk bumi lainnya. Berarti misalkan semakin banyak kebencian maka sedikitnya akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat berkontribusi pada perubahan global yang sedang berlangsung.

Ini terjadi karena medan magnet bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan semua sistem kehidupan. Dan sudah kita ketahui bersama kalau sistem kehidupan terdapat hukum sebab-akibat. Jadi apapun frekuensi yang kita lakukan akan membawa kita mendekat kepada sebab-akibat tertentu.

Selama ini mungkin kita mengira bumi tidak merasakan kebahagiaan, kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan, yang semua berasal dari kebencian hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan merasakannya juga. Bahkan sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu.

Jadi apa yang bisa kita lakukan kepada Bumi saat ini sahabatku…?

Bagaimana kalau kita mulai membentuk kesadaran untuk memancarkan frekuensi terbaik bagi Bumi. Ingatlah… ibarat dua bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi.

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com 
  • 0
  • Januari 31, 2021
admin16 admin16 Author

KENAPA HARUS ADA KEBENCIAN KALAU KITA DITAKDIRKAN SEBAGAI PENYEBAR RAHMAT?



Seorang sahabat bertanya “Jika kita diciptakan untuk menyebarkan cinta ke seluruh alam, untuk apakah sang pencipta menganugrahkan kebencian yang energinya juga besar pada kita?” Melalui cintaNYA yang netral kami menjawab.

Sahabatku… Iya betul Dzat Maha membentuk seluruh semesta untuk menjadi penyebar rahmatNYA bagi semesta yang lainnya. Sebagai Dzat Maha Pembentuk tentunya akan sangat mudah bagiNYA menghapus seluruh nilai kebencian dari atas muka semesta, apalagi kalau itu hanya diatas muka planet Bumi.

Tetapi, kenapa Dzat Maha tidak melakukannya –  Kenapa kita harus dibuat repot-repot memilih cinta kasih sayang dan mati-matian membentuknya untuk menyebarkannya – Kalau memang Dzat Maha bisa mencabut seluruh kebencian  diatas muka Bumi ini dengan mudah dan membuat kita utuh sebagai penyebar rahmatNYA tanpa seluruh kerepotan ini, lalu kenapa tidak dilakukanNYA?

Begitu bukan pertanyaan kita sahabatku…?

Tidak mudah memang mencari alasan dari kenapa Tuhan semesta alam membuat segalanya seperti ini. Tapi bukan berarti pertanyaan kita tidak bisa terjawab. Mari kita hadirkan sedikit kenetralan untuk memahami alasanNYA yang Maha Netral. Dari alasan yang terpahami ini akan muncul sepercik rahmatNYA yang terbentuk sempurna sebegitu adanya seluruh energi semesta terbentuk.

Sebagai energi kita memiliki pilihan untuk membentuk seperti apa energi kita. Dalam hidup ini ada yang namanya takdir dan ada yang namanya nasib. Dengan takdir semesta lah kita akhirnya membentuk nasib. Kita membentuk nasib berdasarkan tiap pilihan yang kita pilih.

Contoh sederhananya, dalam dimensi planet Bumi ini sudah ditakdirkan kalau makan dan mium akan membuat kenyang – tidak makan dan minum akan membuat lapar dan haus. Contoh-contoh seperti inilah yang disebut dengan keniscayaan. Andaikan kita memilih makan minum maka kita akan terbebas dari lapar dan haus. Inilah yang disebut sebab akibat dari keniscyaan yang kita pilih.

Sistem dalam semesta ini harus mendukung kebutuhan kita dalam memilih dengan memberikan kita kemudahan tools untuk memilih. Makanya itu dalam hidup ini dirancanglah yang namanya nilai. Ada baik dan buruk, ada panas dan dingin, ada terang dan gelap, ada pendek ada tinggi, ada cinta ada benci. Segalanya hampir memiliki dua nilai berseberangan yang kita sebut dualitas.

Dualitas adalah kebutuhan yang mendasari manusia untuk memilih. Bayangkan saja; bagaimana kita bisa memilih baik kalau buruk tidak ada? Apabila menjadi cinta dan kasih sayang adalah kebaikan dan menjadi penyebar kebencian adalah keburukan. Maka bagaimana AKAL kita bisa memilih kebaikan saat kita tidak bisa membandingkannya dengan keburukan?

Akal butuh informasi yang dengan pengelolaan informasi itu terciptalah pilihan. Jadi kalau kita bertanya; untuk apa Dzat Maha membuat kebencian, maka jawabannya adalah untuk membentuk keseimbangan agar akal kita mampu BELAJAR memilih.

Sahabatku… Saat kita berbicara tentang keseimbangan, maka kita akan berbicara tentang berdiri di tengah kubu dan hanya mengambil porsi yang sama dari kedua sisinya. Artinya, tetap harus ada negatif didalam positif dan tetap harus ada positif didalam negatif. Atom-atom pebentuk jasad kita pun beroperasi dengan keseimbangan yang sama untuk terus mempertahankan bentuk material jasad kita.

Dari sini kita bisa mau memahami kalau Dzat Maha sengaja membentuk benci untuk menyeimbangi nilai cinta kasih sayangNYA bagi semesta raya. Sebegitu netralNYA memang diriNYA membentuk segalanya. Sebuah bukti besar kalau DiriNYA tidak butuh apapun dari apapun. DiriNYA hanya memberi tanpa meminta balik keuntungan. DiriNYA hanya menjadi rahmat dari setiap pilihanNYA.

Kita yang hidup ini adalah pilihanNYA, sekarang apa yang akan kita pilih sahabatku…?

Meskipun awalnya kita dibentuk untu dipilih agar menjadi penyebar rahmatNYA, namun Dzat Maha adalah Maha Netral. Dengan segala komponen yang dibentuk olehNYA Dzat Maha memberi makhlukNYA segala kesempatan untuk memilih dan membentuk energi semau apapun kesadaran mereka mau membentuknya. Itulah kenapa dua nilai sengaja dibuat agar kita mampu memilih dengan akal.

Sahabatku… Kalau begitu bagaimana tentang meningkatkan kesadaran diri agar kita senantiasa mampu memilih pilihan yang terbaik. Agar diri kita tidak terjebak pada pilihan yang buruk, melainkan hanya terus berada pada yang terbaik dalam yang terbaik.

Kebencian dan cinta kasih sayang adalah sentimen biologis yang kompleks. Saat manusia berbicara tentang keduanya ini maka kita tidak sekedar berbicara tentang keduanya sebagai perasaan. Melainkan sebagai gerakan molecular jasad yang tergerakkan oleh energi kesadaran yang mana setiap gerakan molecular menghasilkan frekuensi.

Sudah menjadi kodratnya setiap frekuensi akan saling mempengaruhi frekuensi. Jadi frekuensi kebencian memang akan mempengaruhi frekuensi cinta kasih sayang. Keduanya diramu oleh sistem biologis yang sama, jadi wajar kalau mereka saling mempengaruhi.

Disinilah letak pentingnya kesadaran yang terus belajar memilih, yaitu agar kesadaran mampu menggerakan molecular untuk memilih membentuk frekuensi yang terbaik diantara dua frekuensi yang akan terus saling mempengaruhi.

Adilnya, keduanya tidak akan tertukar. Karena baik itu kebencian maupun cinta kasih sayang masing-masing akan menggema dalam frekuensi yang berbeda dan akan menarik frekuensi yang berbeda pula.

RAHMAT-NYA tidak akan tertukar dengan kebencian. Frekuensi tidak bisa dimanipulasi dengan tipuan-tipuan kesadaran yang berusaha menipu. Tidak ada yang bisa kita tipu dari semesta, karena semesta tahu persis apa yang telah terpilih.

Sahabatku… Kesadaran itu lebih halus dari niat, kemanapun dan bagaimanapun kitalah kesadaran itu. Seseorang masih bisa memanipulasi niatnya. Tapi seseorang tidak bisa memanipulasi kesadarannya sendiri.

Menjadi rahmatNYA bagi semesta alam jelas adalah pilihan dari kesadaran yang sadar akan siapa Pembentuk dirinya sebenarnya. Kebencian adalah pilihan kesadaran. Cinta kasih sayang juga pilihan kesadaran.

Lalu apa yang akan kita pilih sahabatku…? Inilah akhir renungan kita setelah mengetahui alasanNYA. Selamat memilih dalam sisa hidup ini. Berusahalah menetralkan setiap pilihan sebagaimana diriNYA membuat pilihan-pilihan itu.

Kalau masih terasa tidak mungkin, maka pahami saja kalau ketidakmungkinan hanyalah jarak yang memisahkankan kita kepada kemungkinan tak terbatas. Hilangkanlah jaraknya dan kita akan mendekat.

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

  • 0
  • Januari 25, 2021
admin16 admin16 Author

THE LAW OF KARMA: BAGAIMANA MEMBENTUK KARMA DAN MEWARISINYA?

 


Seorang sahabat bertanya “Bisa diuraikan untuk penjelasan : Apa dampak bagi kehidupan seseorang jika telah melakukan hal yang sangat dilarang tuhan..seperti berzinah atau yg lain seperti memakan hak orang lain..apa ya pak dampak dihari hari setelahnya bagi orang tersebut? ”

Sungguh sebuah pertanyaan yang mengajak kita untuk kembali merenungi karma apa yang telah kita bentuk dan karma apa yang akan kita warisi. Melalui izinNYA kami menjawab

Iya sahabatku… yang akan kami bahas adalah KARMA dan bukan DOSA.

Karma itu tidak seperti istilah dosa. Saat kita membawa istilah dosa, maka kita seakan-akan memaknai kalau hal yang sedang kita perbuat adalah larangan Tuhan, dan kita harus berhenti melakukannya karena Tuhan, karena kalau kita melakukannya maka kita akan berdosa.

Akhirnya, yang kita pikirkan justru adalah besaran dosanya dan bukan seberapa besar dampaknya. Lalu kita pun mencari-cari penembusan yang seimbang sehingga akal kita pun luput untuk memahami esensinya.

Esensi karma bukan sebuah larangan melainkan sebuah kebaikan yang berjenjang akibat dari pemahaman yang paham.

Saat kita berbicara tentang karma maka kita akan berbicara tentang DAMPAK dan bukan PEMBALASAN.

Sahabatku… Kalau tangan ini digerakkan oleh sistemNYA, lalu tangan ini mencuri hak orang lain akankah diriNYA membalas dendam kepada tangan ini? Kemanakah kasih sayangNYA – Apakah kita dibuatNYA hanya untuk dibuat takut, atau untuk diajak berpikir agar berakal?

Setiap manusia yang berakal pasti bisa memikirkan sebab dan akibat dari setiap gerakannya. Karenanya pada jawaban semesta kami akan duduk untuk belajar tentang karma (dampak) sebagai sebuah anugerah kecerdasan awal akal bagi semesta.

Sebagai semesta kita adalah energi. Semuanya adalah energi, termasuk pikiran dan emosi kita, yang merupakan energi yang bergerak. Jadi, pada dasarnya, semua yang kita lakukan membentuk energi yang sesuai yang kembali kepada kita dalam beberapa bentuk.

Jadi sederhananya, semua yang kita lakukan membentuk konsekuensi positif atau negatif. Menggunakan karma sebagai seperangkat pedoman yang ampuh untuk hidup kita yang mampu mendorong kita untuk lebih memperhatikan pikiran, tindakan, dan perbuatan kita sebelum kita membuat keputusan.

Sahabatku… Dzat Maha sudah memberikan segalanya untuk kita bentuk. Api bisa menjadi baik dan bisa juga menjadi buruk semua tergantung bagaimana kita membentuknya. Sayangnya kita tidak paham. Akhirnya kita terjebak pada lingkaran dosa dan terus menganggap kalau Dzat Maha bisa menjadi sangat buruk dengan hukuman yang sangat keji.

Seseorang yang kesadarannya berkembang pasti akan berpikir kalau ini sungguh kata-kata yang tidak pantas untuk disandingkan kepada Dzat Maha. Dan memanglah, memang itu tidak pantas. Kami memohon maaf untuk segala ketidakpantasan yang telah kita sandingkan kepadaNYA dengan terus belajar aturan-aturan awal semesta.

Dalam aturan semesta ini ada yang namanya the law of karma. Maksud dari the law of karma ini adalah, bahwa segala hal yang dilakukan akan membawa sebab dan akibat yang sesuai.

Sesuai disini bukan berarti hal yang sama akan terjadi juga. Sesuai disini adalah akibat yang tidak menjauhi sebab dan sebab yang tidak menjauhi akibat.

Contohnya; Anda mengkhianati istri Anda dengan berzina bersama orang lain. Apakah karmanya Anda akan dikhianati juga? Bukan begitu, belum tentu Anda akan dikhianati tiba-tiba tanpa sebab-akibat yang jelas. Tetapi karmanya adalah energi emosi yang sudah terlanjur terbentuk, dan inilah hal kritis yang menjadi konsekuensi Anda selamanya.

Jadi begini Sahabatku… Energi merekam apapun getaran emosi. Jadi apapun emosi kita mempengaruhi energi kita. Baik emosi frekuensi negatif ataupun frekuensi positif.

Dalam kehidupan yang sekarang ini setiap makhluk hidup senantiasa menyimpan getaran energinya sebagai memori semesta. Dengan kata lain getaran energi emosi kita apapun itu frekuensinya akan menjadi jejak yang tidak terhapus dalam semesta.

Inilah yang kami maksud dengan membentuk karma dan mewariskannya.

Emosi berfungsi sebagai gelombang pembawa untuk seluruh spektrum perasaan. Perasaan adalah apa yang kita sebut sebagai kemarahan, kesedihan, kegembiraan atau ketakutan dan lainnya. Kemudian interpretasi atau pemikiran kita tentang energi emosional yang memberinya makna.

Kita harus memahami bahwa emosi adalah energi yang mengalir dan membentuk sesuatu. Setiap apa yang kita bentuk akan menarik sesuatu yang sama.

Menyiratkan bahwa emosi itu memang sudah seharusnya dibentuk agar senantiasa netral atau minimal senantiasa positif.

Emosi mendorong keinginan kita, begitu juga sebaliknya. Jika kita dipenuhi dengan, katakan, kebencian, maka pikiran, perkataan, dan perbuatan kita akan didorong oleh kebencian: kita akan melakukan hal-hal yang merugikan, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, dan memikirkan pikiran-pikiran penuh kebencian yang akan membuat kebencian kita tetap hidup. Semua hal ini menghasilkan karma buruk bagi kita.

Sebaliknya, jika kita dipenuhi dengan cinta, maka pikiran, kata-kata, dan perbuatan kita akan didorong oleh cinta: kita akan melakukan hal-hal yang membantu, mengucapkan kata-kata penuh kasih, dan memikirkan pikiran-pikiran penuh kasih yang akan berdampak pada menjaga cinta kita. kuat. Dan semua ini menghasilkan karma baik.

Semua hal ini sudah tersistem secara otomatis dalam semesta ini. Sebagai bagian dari sistem, kita sudah berjalan sesuai dengan sistem ini. Baik kita paham atau tidak paham. Itulah kenapa kita memang harus senantiasa belajar agar paham.

Seperti sekarang ini sahabatku… Kita sudah paham kalau semuanya adalah sebab-akibat yang sudah tersistem. Dan apabila kita mengaktifkan sistemnya secara sengaja atau tidak sengaja, maka kita akan tetap merekam seluruh akibatnya sebagi sebab yang akan terus berlangsung sampai kita membentuk ulang energinya.

Jadi sahabatku… Kita memang harus belajar membentuk agar terus mewariskan karma terbaik. Kami ingin berbagi tips sederhana kepada kita semua disini. Satu tips ini cukup tapi bisa dikembangkan.

Satu tips dari kami adalah kendalikanlah diri.

Saat kita berbicara ‘diri’ maka kita akan berbicara tentang keasadaran. Sementara kesadaran hanyalah hasil dari tiga komponen; jasad, jiwa dan ruh. Ketiga komponen ini menjadi diri kita yaitu kesadaran.

Saat manusia awas, maka kesadarannya akan terus mengawasi dan memainkan peran pada setiap detail gerakan pikirannya sendiri. Akhirnya segalanya lebih terkendali. Tidak ada yang perlu disalahkan, tidak ada energi yang terbentuk salah, dan tidak ada emosi yang terwarisi buruk.

Sahabatku… Mohon dipahami kalau kita adalah semesta, apa yang kita warisi adalah semesta untuk semesta. Energi untuk energi. Jadi mewarisi karma bukan sekedar tentang garis keturunan, melainkan tentang segalanya.

Semesta adalah keterhubungan abadi tentang segalanya. Apa yang kita lakukan akan menjadi sebab akibat untuk segalanya. Itulah kenapa kita senantiasa diajarkan untuk berpikir. Maka pikirkanlah lagi tindakan kita sahabatku…

Kita diberi akal pikiran untuk mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.  Kita diberi akal pikiran untuk mampu mengolah dan memikirkan hasil akhir dari sebuah tindakan. Kita diberi akal pikiran untuk mampu memilih pilihan yang baik dan meninggalkan pilihan yang buruk.

Setiap kita menginginkan warisan karma kebaikan dan bukan karma keburukan, karena kita memang terlahir dengan fitrah kebaikan.

Fitrahnya SANG PENCIPTA. Biarkan akal dan jiwa kita benar-benar memahami hukum sebab akibat dari segala tindakan yang akan kita aksikan. Gunakanlah akal yang senantiasa mengendalikan ego untuk memilah segala pilihan yang akan diberaksikan.

Apabila kita terlanjut menoreh karma yang buruk dalam hidup ini percayalah pada kasih sayangNYA yang tidak terbatas. Percayalah kalau ini hanyalah pelajaran kehidupan. Kita belajar dari setiap karma, baik itu karma baik ataupun karma buruk.

Karma bukanlah hukuman, karma hanyalah pelajaran yang belum kita pelajari. Pelajaran tidak hadir untuk menghukum tetapi mendidik.

Ada banyak jalan untuk memahami pelajaran. Jalan itu tidak perlu dinilai baik atau buruk. Namun hanya perlu dilalui. Kita lalui untuk menjadi lebih baik dalam hidup ini.

Salam semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

 

 

  • 0
  • Januari 18, 2021
admin16 admin16 Author

AKTIFASI KECERDASAN SEMESTA DENGAN CINTA

 

Mereka berkata Love is the most powerfull energy in universe, use it! Dan memanng benar begitulah apa adanya sahabatku…

Melanjutkan pertanyaan kemarin tentang; bagaimana bisa rasa cinta mampu menghasilkan frekuensi otak gamma yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan?

Sudah kita pelajari kalau frekuensi gelombang gamma terjadi saat terjadi koherensi antara otak dan jantung untuk menciptakan perasaan diri yang seimbang di titik 0 (nol).

Kondisi di titik 0 ini adalah kondisi yang sulit terjadi kecuali dengan cinta dan kasih sayang. Kenapa?

Secara ilmiah saat seseorang merasakan cinta dan kasih sayang maka itu adalah pertanda kalau otak dan jantungnya saling memberi intruksi agar dirinya dibanjiri dengan tiga hormone dibawah ini :

1# Dopamin

Dopamine adalah molekul motivasi. Ketika kita mengaktifkan dopamin di otak "dorongan pencarian" kita melonjak, motivasi kita meningkat, dan sumber daya yang kita butuhkan untuk mencapai penghargaan yang penting dapat segera diakses, seperti kreativitas, intuisi, dan orientasi tujuan.

2# Oksitosin:

Oksitosin adalah kimia koneksi. Aktifkan oksitosin dan keterampilan sosial yang kuat akan segera datang. Kemampuan kita untuk terhubung dengan semesta meningkat dan kita mendapatkan apa yang kita butuhkan untuk menjadi mahir dan sesuai dalam meningkatkan kecerdasan semesta yang netral. Sehingga bisa muncul keterampilan membangun koneksi yang saling memakmurkan.

3# Serotonin:

Serotonin adalah zat kimia kepercayaan. Tanpa serotonin, efek dopamin dan oksitosin di otak kita akan diredam dan mati rasa. Mengaktifkan serotonin meningkatkan kekuatan sinyal dari dua sekutunya, memberi kita perpaduan motivasi dan koneksi yang sangat kuat.

Serotonin ini menghasilkan efek yang kuat: Kita merasa percaya diri yang hampir tak terhentikan. Rasa agensi yang meningkat dan kita mengakses semua yang kita butuhkan untuk membangun optimisme, keyakinan, dan kemanjuran diri.

 

Ketiga hormone ini hadir seperti DOA yang terjawab (Dinamis Optimis dan Aksi) agar diri mencapai versi terbaik dirinya. Dimana untuk mencapai gelombang frekuensi gamma ketiga gelombang mikro hormonal diatas ini bekerjasama sehingga thalamus bergerak lebih cepat dibandingkan biasanya. Dengan kata lain, dengan cinta kita berhasil membuat gelombang mikro kecerdasan yang brilliant.

Gelombang mikro kecerdasan yang kita setting dengan otomatis ini dapat memberi energi pada otak kita agar fokus untuk mengarah pada inovasi inovatif yang dibutuhkan untuk kemakmuran semesta.

Sampai sekarang hubungan thalamus dengan cinta adalah ikatan hubungan kompleks yang memiliki timbal balik tinggi untuk pengaktifan yang sarat makna.

Mungkin romantisme yang paling intim yang harus dikembangkan oleh manusia terlebih dahulu adalah cara bagaimana mereka mencintai diri mereka untuk memilih melakukan hal-hal yang kita cintai.

Dan inilah rahasia yang belum banyak diketahui oleh orang banyak. Rahasia bahwa cinta kasih sayang adalah anugerah bagi manusia untuk mempermudah manusia mencapai tujuan dan fungsi mereka sendiri, lalu menjadi cerdas disitu untuk saling memakmurkan semesta.

Kebanyakan kita saat ini bergerak dengan penggerak kebencian dan ketakutan. Kita saling menyingkirkan kemakmuran semesta untuk keuntungan peribadi.

Kita intens menyebar kebencian dalam seutas janji yang kita sebut kemakmuran. Kita menyebar ketakutan pada setiap lapis kehidupan, takut kalah saing, takut dibenci, takut tidak bisa menguntungkan diri sendiri, takut tidak dinilai dan takut dengan segudang ketakutan lainnya.

Ketakutan itu mengaktifkan otak ego kita agar akal kita mengkerdil dan hanya tunduk untuk menyingkir dari ketakutan itu.

Akhirnya kita tidak pernah berkembang. Akal tidak pernah menerima jatah yang lebih untuk berpikir. Benih-benih kebencian pun bermunculan akibat ketakutan yang dijaga. Sehingga ketakutan dan kebencian menjadi bahan bakar manusia untuk memicu dirinya bergerak. Tidak ada yang tersisa dari cinta dan kasih sayang meski itu untuk diri sendiri.

Sahabatku… Menyedihkan memang kesadaran makhluk Bumi saat ini. Tapi bagaimanapun, hal yang utama untuk melangkah lebih cerdas adalah dengan tidak menyingkirkan kesadaran ini untuk tidak mengakui hal menyedihkan ini.

Pengakuan kita bukan kebobrokan akal dan mental yang tidak akan melaju. Melainkan kail agar diri kita mau memperbaikinya menjadi lebih baik.

Tersenyumlah… Kita ini adalah kesadaran yang tercerahkan, kesadaran yang akan terus bergerak untuk memperbaiki. Setiap kita akan saling memperbaiki dengan kecerdasan semestanya masing-masing sehingga semesta menjadi wujud yang lebih nyaman bagi tiap kesadaran yang sadar.

Kita adalah wujud semesta yang penuh cinta itu sahabatku…

Takdir kita adalah sebagai penyebar rahmatNYA. Tentunya menjadi sederhana kalau kita memang harus memakmurkan diri dengan CINTA KASIH SAYANG kepada diri sendiri sebelum menyebarnya kepada semesta lainnya bukan?

Kalau begitu bagaimana kalau kita mulai dengan mencari apa yang kita cintai dan melakukannya, mempelajarinya, menjadi cerdas disitu dan menyebarnya untuk kemakmuran?

Apapun itu kecerdasan semesta yang Anda bentuk, tetaplah berjanji untuk bagian yang terakhir; Bawalah niat kemakmuran ke setiap bagian aliran darah yang mengalir, ke setiap hembusan napas yang menghembus. Kemanapun makmurkanlah, sebarlah kemakmuran meski itu hanya untuk seekor semut dipojok bawah batu yang terdiam.

Akhir kata sahabatku… Lakukan yang Anda cintai, dan cintailah yang Anda lakukan. Bentuklah otak kita agar menjadi otak cinta. Programnkan agar otak penuh dengan cinta yang mengalir dalam kenetralan semesta. Dimana kenetralan kita memancarkan cinta yang memeluk bumi dan seluruh makhlukNYA dengan senyuman kemakmurkan.

Kita ini adalah gerbangnya Sang Pembuat Kecerdasan bagi semesta alam, jadi memang sudah seharusnya kita menyebar kecerdasan ini untuk kemakmuran semesta alam dengan anugerah cinta-NYA.

Kita ini adalah cinta dan cinta ini adalah cintaNYA yang akan kita sebar sebagai rahmat bagi semesta alam. Sebagai cinta-NYA kita tidak membuat kebencian, apalagi membentuk dan menyebarnya. Dengan rahmat yang terbentuk dari cintaNYAlah tiap diri kita akan menyampaikan cintaNYA dengan lembut dan cerdas.

Tetaplah membentuk dan memprogram sahabatku… Jangan menilai sekecil apapun itu yang kita bentuk, melainkan nilailah dengan apa yang kecil itu bisa menjadi ada, bukankah jawabannya tidak akan pernah kecil?

Tanpa perlu diakui memang ujung dari setiap kecerdasan semesta hanyalah Dzat Maha Cerdas itu sendiri. Karenanya, netralkanlah kecerdasan semesta yang kita raih sahabatku… Netralkanlah!

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

 

  • 0
  • Januari 10, 2021
admin16 admin16 Author

SOLUSI AGAR IBADAH DAN BACAAN MAMPU MENGHASILKAN FREKUENSI OTAK GAMMA


 

Sahabatku... Kita sudah membahas sebelumnya kalau frekuensi gelombang otak gamma akan bergerak karena akal yang berpikir dan kenetralan batin yang terjaga.

Jadi sebenarnya mudah sekali menilai apakah ibadah atau bacaan keagamaan yang kita lakukan itu berdampak atau tidak memiliki dampak sama sekali?

Kuncinya adalah dengan menilai akal dan batin kita. Caranya sederhana; Jawab saja dua pertanyaan dibawah ini:

Pertama; Apakah akal kita sudah mulai tergerak untuk mempertanyakan ibadah atau bacaan yang sedang kita lakukan? Ataukah kita hanya melakukannya karena ketakutan atau karena sekedar mematuhi norma-norma keagamaan saja?

Kedua; Apakah batin kita sudah mampu membentuk diri yang netral dengan ibadah dan bacaannya sendiri? Dengan kata lain, apakah ibadah atau bacaan kita sudah membuat kita tentram, damai, bergerak tanpa kebencian, tanpa keraguan, tanpa ketakutan dan tanpa mendikte Sang Maha yang sedang kita sembah itu sendiri?

Kita bisa menemukan dan menjawab dua pertanyaan ini masing-masing sahabatku…

Dari dua pertanyaan yang kita disini kita bisa tahu, apakah ibadah atau bacaan yang sedang kita lakukan memiliki efek atau tidak memiliki efek sama sekali.

Kami tidak akan menjawab kalau ibadah atau bacaan-bacaan itu adalah kesia-siaan. Hidup ini adalah pilihan yang selama pilihan itu ada, maka selama itu kita harus menghargai setiap pilihan. Setiap pilihan akan membawa hasil sesuai persis dengan sebab akibat.

Saat kita berbicara efek, kita akan berbicara tentang ‘Hasil’ dan bukan angka pahala, apalagi itu level keimanan. Karena apabila efeknya saja sudah tidak terasa, maka bagaimana keimanan mampu diakui.

Begitu juga tentang pahala, seharusnya sebagai orang-orang yang mentuhankan Sang Maha yang diakui telah dituhankan, setiap manusia yang beribadah dan membaca atas namaNYA tidak lagi pernah mendikte pahala.

Itu karena kebaikan (pahala) dari setiap ibadah atau bacaan seharusnya langsung terasa. Segala sesuatu dalam hidup ini senantiasa selaras. Jadi kalau kita menyelaraskan sebab dengan akibatnya, maka kita pasti akan sampai pada hasilnya.

Jadi, apabila kita yang beribadah atau yang membaca tidak merasakan hasil apa-apa, maka sebenarnya itu bukan tentang ibadah atau bacaannya.

Misalkan saja tentang mensetting gelombang gamma. Kenapa kita belum sampai untuk membentuk gelombang otak itu saat melakukan Ibadah atau membaca bacaannya?

Jawabannya adalah karena kita belum melakukan sebabnya. Saat melakukan ibadah kita belum membawa akal yang memikirkan ibadahnya sendiri. Saat membaca kita tidak membawa akal yang mau memikirkan apa yang dibacanya sendiri.

Akhirnya otak kita yang sedang beribadah dan membaca hanya memutar neuron yang sama. Sama sekali tidak terjadi aktifitas thalamus yang aktif, otak justru menon-aktifkan thalamus karena tidak membutuhkannya.

Sekali lagi, sering kami ulang. Otak itu bekerja untuk selalu men-saving energi pemiliknya, Otak manusia butuh energi yang lebih kalau mereka harus terus menerus harus memikirkan hal-hal yang mereka biasa lakukan secara sadar.

Otak tidak akan membuang-buang energi untuk hal yang tidak Anda lakukan secara sadar. Semua ibadah dan bacaan yang kita lakukan dari kecil, sudah tersetting dalam pikiran bawah sadar.

Seseorang harus mengaktifkan akalnya saat melakukan ibadah atau bacaan untuk mengaktifkan frekuensi gelombang gamma. Karena frekuensi gelombang gamma hanya aktif dalam keadaan pikiran sadar seseorang.

Tanpa pikiran sadar, maka tidak aka nada gelombang gamma, semuanya hanya akan menjadi program yang terulang-ulang. Semoga bisa terpahami. Jadi solusinya pertama agar ibadah atau bacaan mampu menghasilkan frekuensi gamma adalah dengan mengaktifkan akal yang berpikir sadar.

Solusi kedua adalah kenetralan batin yang diaktifkan. Sahabatku… Seharusnya memang saat kita melakukan ibadah atau membaca bacaan batin menjadi netral dan hati menjadi tenang.  Tapi sayang harus diakui kalau itu tidak selalu terjadi. Kenapa?

Jawabannya adalah karena kekhusyuaan tidak dibawa. Apabila setiap ibadah dan setiap bacaan dibaca dengan kekhusyuan maka setiap ibadah dan bacaan akan sampai pada frekuensi gelombang otak gamma.

Bukankah sampai di solusi kedua ini pelajarannya akan selalu ada? Begitulah semesta, kita disini hanya untuk belajar dan melanjutkan pelajaran.

Pastinya sekarang kita butuh belajar untuk membentuk sepaket diri yang lengkap dengan kekhusyuan sejatinya sebelum melakukan ibadah atau bacaan agar segalanya bisa membawa hasil yang bermanfaat, dan bukan sekedar ketakutan atau pendiktean pahala, bukan begitu?

Hanya saja, apa itu kekhusyuan sejati dan bagaimana kita membentuknya?

Sahabatku… Anggap saja kalau satu pertanyaan diatas adalah babak baru dalam setiap ibadah yang masih dilakukan. Kita akan membahasnya nanti, sungguh sebuah jawaban yang manis dari semesta yang senantiasa mengajari.

Terimakasih untuk pertanyaan yang membawa pelajaran…

 

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com

  • 0
  • Januari 09, 2021
admin16 admin16 Author

MENJADI CERDAS DENGAN MENSETTING DIRI UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG GAMMA


Sahabatku…. Mari kita belajar bagaimana menghasilkan frekuensi gelombang otak gamma.

Sampai saat ini gelombang otak gamma menjadi gelombang otak tercepat yang diproduksi di dalam otak manusia. Ahli saraf percaya bahwa gelombang gamma mampu menghubungkan informasi dari semua bagian otak. Seseorang yang berhasil mensetting gelombang gamma maka dirinya akan belajar dengan sangat mudah dan cepat menjadi cerdas dibidang yang dipelajarinya.

Menarik bukan frekuensi gamma itu? Setiap diri kita ternyata bisa bergerak begitu cepat untuk membentuk kecerdasan semesta dan memanfaatkannya dengan mudah tanpa kesusahan. Sungguh sebuah anugerah yang sayang kalau tidak kita gunakan.

Diri kita ini adalah kumpulan anugerah yang terabaikan oleh diri sendiri. Disayangkan memang kita telah tumbuh untuk menjauhi anugerah kita sendiri. Tapi dengan setiap kita yang mulai tertarik untuk membaca kerumitan diri ini, maka itu sebuah tanda besar kalau tiap kita memang sudah semakin tersadar untuk lebih mengenal diri lagi.

Tenang semesta, setiap yang mau mengenal dirinya, maka akan senantiasa mengenal. Setiap pengenalan diri akan menarik kita untuk melaju, dan dalam kebaikanNYA yang Maha Baik kita akan belajar dan berguru. Tidak akan ada paksaan dalam pelajaran yang ada hanyalah senyum yang tertanam dalam jiwa-jiwa semesta yang berseri karena telah paham. 

Setiap kita tentunya memiliki aktivitas gelombang otak gamma, namun jumlah gelombang gamma yang dihasilkan bervariasi. Sayangnya gelombang memang Gamma tidak akan otomatis terjadi saat seseorang berpikir sadar sebagaimana gelombang Beta yang otomatis. Kita harus secara sengaja dan sadar mensetting diri agar menghasilkan gelombang Gamma untuk memanfaatkannya.

Pastinya kita dapat melatih diri untuk menghasilkan lebih banyak frekuensi Gamma untuk meningkatkan kecerdasan semesta. Setiap semesta selalu mampu meraih anugerahnya sendiri dan menggunakannya. 

Lalu bagaimana cara kita mensetting diri untuk untuk menghasilkan gelombang gamma?

Sahabatku… Gelombang Gamma ini berasal dari thalamus dan bergerak dari belakang otak ke depan dan kembali lagi 40 kali per detik. Aktivitas yang cepat ini menjadikan kondisi gamma sebagai salah satu puncak kinerja mental dan fisik.

Thalamus sendiri adalah bagian masa abu-abu besar di sekitar ventrikel otak. Fungsinya mirip stasiun sentral, tempat impuls sensorik. Thalamus adalah jendela bagi otak untuk melihat dunia, karena thalamus menerima semua informasi dari indra dan mengolahnya. Tulisan yang Anda baca ini pada akhirnya akan diolah oleh thalamus.

Dari informasi singkat ini kita bisa menerima JAWABAN CARA KITA MENSETTING DIRI UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG GAMMA :

yaitu dengan mengaktifkan thalamus untuk lebih aktif ketimbang sebelumnya, sambil terus menjaga aktifitas mental agar tetap seimbang.”

Baiklah jadi ada dua cara yang harus dilakukan secara bersamaan untuk mensetting diri untuk menghasilkan gelombang gamma, yaitu pertama: mengaktifkan Thalamus. Kedua: Menjaga Aktifitas Mental.

Baiklah, jadi ada dua cara yang harus dilakukan secara bersamaan untuk mensetting diri untuk menghasilkan gelombang gamma, yaitu pertama: mengaktifkan Thalamus. Kedua: Menjaga Aktifitas Mental.

Sahabatku… Mari kita jabarkan cara mengaktifkan keduanya dengan singkat dan jelas.


#PERTAMA : BAGAIMANA CARA KITA MENGAKTIFKAN THALAMUS?

Bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya, proses pembelajaran tidak terjadi secara eksklusif di korteks serebral. Korteks serebral adalah tempat kita belajar dan berpikir, membentuk kesan lingkungan kita, mengontrol perilaku sadar, dan menyimpan ingatan.

Menurut buku teks, daerah hulu otak seperti talamus hanya berkontribusi pada proses ini dengan meneruskan informasi dari organ sensorik ke daerah yang sesuai di korteks serebral dan menyaring informasi, jika perlu.

Tapi informasi ini perlu diperbaiki, otak adalah keterhubungan kompleks yang mendukung kecerdasan semesta terbentuk. Selain korteks serebral, Thalamus memainkan peran yang jauh lebih aktif dalam pemrosesan visual dalam konteks pembelajaran daripada yang diasumsikan sebelumnya.

Kalau kita berencana mengaktifkan thalamus maka caranya sederhana :

PERHATIKAN DAN AMATI SETIAP YANG ANDA LIHAT, SAKSIKAN DAN AJAK PEMAHAMAN ANDA UNTUK MEMPELAJARI DETAIL DARI SETIAP APA YANG ANDA SAKISKAN.

Sesederhana itu sahabatku… Caranya memang sederhana.

Berhentilah, tengoklah langit, saksikan detailnya lalu bertanyalah. Pergilah ke kaca, tataplah, saksikanlah detailnya lalu bertanyalah. Jangan takut dengan pertanyaan, apa yang kita lihat adalah jawaban dari setiap pertanyaan.

Sahabatku... Apa yang telah luput kita saksikan dengan mata ini? Lihatlah! Perhatikanlah! Seraplah ilmunya semesta. 

Dalam sekejap kita melakukannya. Thalamus mengaktifkan hampir seluruh bagian korteks serebral, mengalirinya dengan impulse listrik, membuatnya sangat aktif, neuron baru terbentuk, dan segera saat Anda terbenam dalam pertanyaan, lalu Anda berlari mencari jawaban (belajar) Anda membentuk energi baru sebagai neuron baru yang menebal.

Semakin tebal neuron semakin cerdas Anda di bidang apapun itu, di keterampilan apapun itu, di pemikiran apapun itu.

Semesta adalah pembentuk semesta. Kita adalah pembentuk jasad kita sendiri.

Mohon jadilah sadar akan kebesaran ini dan apapun kecerdasan semesta yang Anda inginkan hanya akan menjadi kenyataan yang nyata. Apapun itu sudah benar-benar terkabul.

 

#KEDUA : BAGAIMANA CARA KITA MENJAGA AKTIFITAS MENTAL?

Sahabatku… Kebanyakan kita masih berpikir kalau jawaban dari pertanyaan diatas adalah dengan bermeditasi, beribadah, pergi ke alam, menyendiri, menghalau masalah dan lain sebagainya.

Tidak terlalu salah! Tapi ada cara yang lebih ampuh dari segala yang kita sebutkan diatas. Mohon pegang satu rahasia kecil dibawah ini dan pahamilah:

Rahasianya adalah; Kita harus berada di titik 0 (nol) untuk memenuhi keseimbangan mental. Keseimbangan mental bukan tentang apa yang Anda lakukan atau dimana Anda berada, tetapi hanya tetang Anda.

Dimanapun, kapanpun dan dalam situasi sebaik atau separah apapun. Apabila kita berhasil seimbang, maka kita hanya akan seimbang.

Artinya, tidak ada bagian yang membuat mental kita turun ke dasar yang mengganggu kesadaran Anda untuk fokus pada kecerdasan yang sedang kita bentuk. Kesulitan kita dalam belajar tidak akan menjadi kesulitan saat kita seimbang. Hebat bukan?

Kita ini memanglah semesta yang dibuat sempurna. kita adalah anugerah pembentukan Sang Maha Sempurna. Tugas kita hanyalah menjadi saksi dari kesempurnaanNYA. Sementara kebersaksian butuh cara. Carilah caranya, sebuah jawaban sudah mengambang dibawah atmosfir ini.

Begitu juga cara untuk berada di titik nol, untuk berada di titik 0 (nol) ini diperlukan cara. Apakah caranya harus rumit, tidak juga. Justru kadang cara-caranya sebenarnya terlalu sepele sehingga malah lebih sering terlewat untuk kita aplikasikan.

Dalam hidup ini kita mengagumi kerumitn sebagai bagian dari kecerdasan, tetapi bahkan dari hal yang sepele terdapat juga kecerdasan. Memang harus diakui kalau kadang kita menyepelehkan hal yang sederhana. Padahal hal yang sederhana adalah kerumitan berjenjang yang terlewat dipelajari.

Salah satu untuk berada di tiitk (o) adalah menjaga kenetralan untuk hanya melihat dengan cinta dan kasih sayang. Singkatnya, menjadi Rahmat bagi semesta alam, dan bukannkah ini adalah tugas tujuan kita?

Bagaimana cara kita mensetting frekuensi gamma ternyata adalah sangat simple dan sering sekali kita sepelehkan. Jawabannya adalah “Love what you do and do what you love” Lakukan yang Anda cintai, dan cintailah yang Anda lakukan!

Hari ini mari kita mempelajari, dan menjadi saksi dari bagaimana cinta bisa membentuk kecerdasan semesta.

Sahabatku… Gamma adalah kondisi gelombang otak cinta. Kenapa? Karena saat kita berada pada gelombang Gamma kita mampu berpikiran sadar tapi tanpa strees dan tetap relaks. Itulah alasan mengapa gelombang Gamma disebut keadaan super seseorang. Dimana seseorang menjadi sangat cerdas secara pikiran, namun sangat tenang dalam perasaan.

Artinya, gelombang gamma terjadi saat terjadi koherensi antara otak dan jantung untuk menciptakan perasaan diri yang seimbang di titik 0 (nol). Kondisi ini adalah kondisi yang sulit terjadi kecuali dengan cinta dan kasih sayang.

Para ilmuan percaya bahwa bahwa saat kita mampu fokus pada cinta dan kasih sayang, maka rasa cinta dan kasih sayang kita akan membuat kita mampu menghasilkan lebih banyak frekuensi gamma.

Mungkin saat ini kita bertanya-tanya APA HUBUNGANNYA ANTARA AKTIFASI THALAMUS DAN RASA CINTA SEHINGGA MAMPU MENGHASILKN FREKUENSI GAMMA?

Sahabatku… Kita akan lanjut lagi besok untuk melanjutkan jawaban diatas. Mari kita penuhi otak ini dengan penyaksian yang berjenjang. Cintailah pertanyaan yang belum terjawab dan cintailah setiap ilmu yang belum terserap dan belum terlihat. Cintailah keterampilan apapun atau masalah apapun yang sedang Anda hadapi.

Dari diri yang terus mau menyaksikan dan dari diri yang memancarkan cinta maka kita akan selalu hidup dalam frekuensi gamma yang tersetting otomatis.

Mulai sekarang jangan mencari anugerah, kita sepenuhnya anugerah semesta itu. Kecerdasan semesta yang kita harapkan hanyalah sebungkus kado yang sedang menunggu kita buka sendiri. Bukalah sahabatku… dan sempurnakan dengan kedua cara yang baru kita pelajari ini.

 

Salam Semesta  

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com


  • 0
  • Januari 07, 2021
admin16 admin16 Author

DATABASE

COPYRIGHT

Seluruh artikel didalam website ini ditulis orisinil oleh tim penulis Pesan Semesta. Artikel yang kami share melalui website ini bukan hasil jiplakan, kutipan atau terjemahan.

Bagi pembaca yang ingin menghubungi penulis silahkan mengrim pesan melalui email : pesansemesta@yahoo.com


SALAM SEMESTA