BAGAIMANA FREKUENSI KESADARAN MANUSIA MEMPENGARUHI BUMI?
Januari 31, 2021
Seorang sahabat bertanya “Apakah
memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi, dan bagaimana
frekuensi itu dibaca sehingga membawa pengaruh bagi Bumi?”
Sahabatku… Ibarat dua bilik
jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi. Dalam kerendahan
hati, mari kita belajar memahaminya lagi.
Jadi begini sahabatku… Tubuh kita
adalah mesin molekular. Sementara setiap molekul memiliki frekuensinya
masing-masing. Sudah menjadi kodratnya, setiap frekuensi molekular akan
senantiasa terpengarhui oleh kesadaran.
Kesadaran manusia menentukan
bagaimana seluruh molekular tubuhnya memancarkan frekuensi. Lalu hasil dari pancaran
frekuensinya inilah mereka akan mempengaruhi Bumi.
Sebagai energi manusia selalu
menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang mereka pancarkan. Sementara elektromagnetik
manusia adalah apa yang menjadi dasar geomagnetik bumi.
Apabila molekular tubuh kita menghasilkan
gerakan frekuensi tertentu maka Bumi juga akan merasakan efek tertentu. Gerakan
molekular adalah keterhubungan yang mempengaruhi. Jejak langkah kita diatas
Bumi ini adalah keterhubungan dalam ketersalingan dengan Bumi itu sendiri.
Bumi bukan sekedar tanah bulat
berbentuk bulat yang kita sebut planet. Bumi adalah kehidupan dalam kehidupan.
Sama seperti kita, manusia juga adalah kehidupan dalam kehidupan. Setiap kehidupan
dalam kehidupan akan selalu senantiasa menyatu dalam jalinan yang menyatu. Begitulah
semesta dalam wujud yang apa adanya.
Dalam jalinan selalu ada
timbal-balik. Maksud dari timbal-balik disini adalah frekuensi yang saling
menarik untuk menerima. Kita tidak dapat memiliki pengalaman apapun di planet
ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula melalui
frekuensi.
Setiap emosi, termasuk cinta dan
benci yang baru kemarin kita bahas masing-masing memiliki frekuensi tertentu.
Kesehatan memiliki frekuensi tertentu. Penyakit memiliki frekuensi tertentu. Tiap
organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu. Kehidupan adalah simfoni frekuensi.
Fakta ini membuat kehidupan kita saling
terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia saja, namun juga terhadap
seluruh makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terjalin
otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan.
Medan elektromagnetik ada di
mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar elektromagnetik yang
aktif. Setiap gerakan, emosi dan tindakan kita memancarkan gelombang elektromagnetik
yang berbeda-beda.
Gelombang elektromagnetik adalah
fenomena fisik hasil dari pergerakan molekular yang tadi kita bahas di awal. Masuk
kedalam molekul pada tingkat mikroskopik atom, elektron bermuatan partikel
terus bergerak di sekitar inti atom, sehingga menciptakan medan magnet.
Itulah kenapa hewan, tumbuhan, bahkan
benda yang kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan
elektromagnetik dengan berbagai ukuran angka. Jadi ini bukan tentang manusia
dan bumi saja, tetapi tentang segalanya. Semesta adalah lautan energi yang dibentuk.
Gelombang elektromagnetik ini sendiri
dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati dengan jelas.
Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan melihat bahwa
semuanya benar-benar memiliki medan magnet, termasuk juga Bumi.
Medan magnet bumi, dikenal dengan
nama medan geomagnetik, yaitu medan magnet yang memanjang dari iner core bumi
ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin matahari, aliran partikel bermuatan
yang berasal dari matahari. Tetapi medan magnet matahari tidak sampai situ
saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto dan seterusnya.
Perpanjangan medan magnet
matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet atau Interplanetary
Magnetic Field (IMF). Apa yang sedang kita bahas disini, masih jalinan dalam
ruang lingkup yang masih sangat sempit. Masih ada ruang lingkup luasnya yang
bisa terpelajari.
Jadi kalau kita bertanya; Apakah
memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi? Jawabannya
adalah iya, manusia dan Bumi terhubung. Elektromagnetik manusia dan geomagnetik
Bumi saling terhubung dan saling memberi pengaruh.
Lalu bagaimana frekuensi kita membawa
pengaruh bagi Bumi? Jawabannya adalah dengan seluruh pergerakan jasad yang
dikendarai oleh kesadaran.
Jadi begini sahabatku… Jantung
manusia adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya
dapat dideteksi oleh instrumen ilmiah modern. Jantung manusia terhubung secara
ekslusif dengan otak. Sementara otak terkendalikan oleh kesadaran.
Secara stimulant kita memancarkan
medan elektromagnetik non stop. Nah, sebenarnya medan elektromagnetik jantung
berisi informasi atau kode tertentu. Informasi dan kode tertentu ini
ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, kepada seluruh makhluk Bumi,
termasuk ke Bumi.
Hasil percobaan menunjukkan,
ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi
pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini
bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi.
Kita ambil contoh yang
berhubungan dengan beberapa pembahasan kita sebelumnya, yaitu emosi cinta dan
benci. Dengan cinta seseorang mampu menarik frekuensi gembira, damai, bahagia,
bersyukur. Dan dengan benci seseorang mampu menarik frekuensi marah, cemburu,
sedih, bersalah, malu, kepedihan.
Sayangnya rasa cinta atau benci
yang kita pancarkan tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk
seluruh makhluk dan planet Bumi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketika
kita memancarkan emosi, jantung kita menghasilkan gelombang elektromagnetik
yang akan diterima oleh bumi. Lalu frekuensi geomagnetic bumi memancar menuju
magnet antar planet.
Ini adalah bukti kuat penelitian
yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta. Sebuah bukti koneksi
raksasa kehidupan. Sains telah membuktikan sendiri bahwa kita semua adalah
bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya mencakup kehidupan di
planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang ada di baliknya.
Semakin banyak orang yang
memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun medan energik besar
untuk bumi dan makhluk bumi lainnya. Berarti misalkan semakin banyak kebencian maka
sedikitnya akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat berkontribusi pada
perubahan global yang sedang berlangsung.
Ini terjadi karena medan magnet
bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan
semua sistem kehidupan. Dan sudah kita ketahui bersama kalau sistem kehidupan
terdapat hukum sebab-akibat. Jadi apapun frekuensi yang kita lakukan akan
membawa kita mendekat kepada sebab-akibat tertentu.
Selama ini mungkin kita mengira
bumi tidak merasakan kebahagiaan, kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan,
yang semua berasal dari kebencian hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan
merasakannya juga. Bahkan sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu.
Jadi apa yang bisa kita lakukan
kepada Bumi saat ini sahabatku…?
Bagaimana kalau kita mulai membentuk
kesadaran untuk memancarkan frekuensi terbaik bagi Bumi. Ingatlah… ibarat dua
bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi.
Salam Semesta
KENAPA HARUS ADA KEBENCIAN KALAU KITA DITAKDIRKAN SEBAGAI PENYEBAR RAHMAT?
Januari 25, 2021
Sahabatku… Iya betul Dzat Maha
membentuk seluruh semesta untuk menjadi penyebar rahmatNYA bagi semesta yang
lainnya. Sebagai Dzat Maha Pembentuk tentunya akan sangat mudah bagiNYA
menghapus seluruh nilai kebencian dari atas muka semesta, apalagi kalau itu hanya
diatas muka planet Bumi.
Tetapi, kenapa Dzat Maha tidak
melakukannya – Kenapa kita harus dibuat repot-repot
memilih cinta kasih sayang dan mati-matian membentuknya untuk menyebarkannya – Kalau
memang Dzat Maha bisa mencabut seluruh kebencian diatas muka Bumi ini dengan mudah dan membuat
kita utuh sebagai penyebar rahmatNYA tanpa seluruh kerepotan ini, lalu kenapa tidak
dilakukanNYA?
Begitu bukan pertanyaan kita
sahabatku…?
Tidak mudah memang mencari alasan
dari kenapa Tuhan semesta alam membuat segalanya seperti ini. Tapi bukan
berarti pertanyaan kita tidak bisa terjawab. Mari kita hadirkan sedikit
kenetralan untuk memahami alasanNYA yang Maha Netral. Dari alasan yang
terpahami ini akan muncul sepercik rahmatNYA yang terbentuk sempurna sebegitu
adanya seluruh energi semesta terbentuk.
Sebagai energi kita memiliki
pilihan untuk membentuk seperti apa energi kita. Dalam hidup ini ada yang
namanya takdir dan ada yang namanya nasib. Dengan takdir semesta lah kita
akhirnya membentuk nasib. Kita membentuk nasib berdasarkan tiap pilihan yang
kita pilih.
Contoh sederhananya, dalam dimensi
planet Bumi ini sudah ditakdirkan kalau makan dan mium akan membuat kenyang – tidak
makan dan minum akan membuat lapar dan haus. Contoh-contoh seperti inilah yang
disebut dengan keniscayaan. Andaikan kita memilih makan minum maka kita akan terbebas
dari lapar dan haus. Inilah yang disebut sebab akibat dari keniscyaan yang kita
pilih.
Sistem dalam semesta ini harus
mendukung kebutuhan kita dalam memilih dengan memberikan kita kemudahan tools
untuk memilih. Makanya itu dalam hidup ini dirancanglah yang namanya nilai. Ada
baik dan buruk, ada panas dan dingin, ada terang dan gelap, ada pendek ada tinggi,
ada cinta ada benci. Segalanya hampir memiliki dua nilai berseberangan yang
kita sebut dualitas.
Dualitas adalah kebutuhan yang
mendasari manusia untuk memilih. Bayangkan saja; bagaimana kita bisa memilih
baik kalau buruk tidak ada? Apabila menjadi cinta dan kasih sayang adalah
kebaikan dan menjadi penyebar kebencian adalah keburukan. Maka bagaimana AKAL kita
bisa memilih kebaikan saat kita tidak bisa membandingkannya dengan keburukan?
Akal butuh informasi yang dengan
pengelolaan informasi itu terciptalah pilihan. Jadi kalau kita bertanya; untuk
apa Dzat Maha membuat kebencian, maka jawabannya adalah untuk membentuk keseimbangan agar akal kita mampu BELAJAR
memilih.
Sahabatku… Saat kita berbicara
tentang keseimbangan, maka kita akan berbicara tentang berdiri di tengah kubu
dan hanya mengambil porsi yang sama dari kedua sisinya. Artinya, tetap harus
ada negatif didalam positif dan tetap harus ada positif didalam negatif. Atom-atom
pebentuk jasad kita pun beroperasi dengan keseimbangan yang sama untuk terus mempertahankan
bentuk material jasad kita.
Dari sini kita bisa mau memahami
kalau Dzat Maha sengaja membentuk benci untuk menyeimbangi nilai cinta kasih
sayangNYA bagi semesta raya. Sebegitu netralNYA memang diriNYA membentuk
segalanya. Sebuah bukti besar kalau DiriNYA tidak butuh apapun dari apapun. DiriNYA
hanya memberi tanpa meminta balik keuntungan. DiriNYA hanya menjadi rahmat dari
setiap pilihanNYA.
Kita yang hidup ini adalah
pilihanNYA, sekarang apa yang akan kita pilih sahabatku…?
Meskipun awalnya kita dibentuk untu
dipilih agar menjadi penyebar rahmatNYA, namun Dzat Maha adalah Maha Netral. Dengan
segala komponen yang dibentuk olehNYA Dzat Maha memberi makhlukNYA segala
kesempatan untuk memilih dan membentuk energi semau apapun kesadaran mereka mau
membentuknya. Itulah kenapa dua nilai sengaja dibuat agar kita mampu memilih
dengan akal.
Sahabatku… Kalau begitu bagaimana
tentang meningkatkan kesadaran diri agar kita senantiasa mampu memilih pilihan
yang terbaik. Agar diri kita tidak terjebak pada pilihan yang buruk, melainkan
hanya terus berada pada yang terbaik dalam yang terbaik.
Kebencian dan cinta kasih sayang adalah
sentimen biologis yang kompleks. Saat manusia berbicara tentang keduanya ini
maka kita tidak sekedar berbicara tentang keduanya sebagai perasaan. Melainkan sebagai
gerakan molecular jasad yang tergerakkan oleh energi kesadaran yang mana setiap
gerakan molecular menghasilkan frekuensi.
Sudah menjadi kodratnya setiap frekuensi
akan saling mempengaruhi frekuensi. Jadi frekuensi kebencian memang akan
mempengaruhi frekuensi cinta kasih sayang. Keduanya diramu oleh sistem biologis
yang sama, jadi wajar kalau mereka saling mempengaruhi.
Disinilah letak pentingnya
kesadaran yang terus belajar memilih, yaitu agar kesadaran mampu menggerakan molecular
untuk memilih membentuk frekuensi yang terbaik diantara dua frekuensi yang akan
terus saling mempengaruhi.
Adilnya, keduanya tidak akan
tertukar. Karena baik itu kebencian maupun cinta kasih sayang masing-masing akan
menggema dalam frekuensi yang berbeda dan akan menarik frekuensi yang berbeda
pula.
RAHMAT-NYA tidak akan tertukar
dengan kebencian. Frekuensi tidak bisa dimanipulasi dengan tipuan-tipuan kesadaran
yang berusaha menipu. Tidak ada yang bisa kita tipu dari semesta, karena
semesta tahu persis apa yang telah terpilih.
Sahabatku… Kesadaran itu lebih
halus dari niat, kemanapun dan bagaimanapun kitalah kesadaran itu. Seseorang
masih bisa memanipulasi niatnya. Tapi seseorang tidak bisa memanipulasi
kesadarannya sendiri.
Menjadi rahmatNYA bagi semesta alam
jelas adalah pilihan dari kesadaran yang sadar akan siapa Pembentuk dirinya
sebenarnya. Kebencian adalah pilihan kesadaran. Cinta kasih sayang juga pilihan
kesadaran.
Lalu apa yang akan kita pilih
sahabatku…? Inilah akhir renungan kita setelah mengetahui alasanNYA. Selamat
memilih dalam sisa hidup ini. Berusahalah menetralkan setiap pilihan
sebagaimana diriNYA membuat pilihan-pilihan itu.
Kalau masih terasa tidak mungkin,
maka pahami saja kalau ketidakmungkinan hanyalah jarak yang memisahkankan kita
kepada kemungkinan tak terbatas. Hilangkanlah jaraknya dan kita akan mendekat.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
THE LAW OF KARMA: BAGAIMANA MEMBENTUK KARMA DAN MEWARISINYA?
Januari 18, 2021
Seorang sahabat bertanya “Bisa diuraikan untuk penjelasan : Apa dampak bagi kehidupan seseorang jika telah melakukan hal yang sangat dilarang tuhan..seperti berzinah atau yg lain seperti memakan hak orang lain..apa ya pak dampak dihari hari setelahnya bagi orang tersebut? ”
Sungguh sebuah pertanyaan yang
mengajak kita untuk kembali merenungi karma apa yang telah kita bentuk dan karma
apa yang akan kita warisi. Melalui izinNYA kami menjawab
Iya sahabatku… yang akan kami
bahas adalah KARMA dan bukan DOSA.
Karma itu tidak seperti istilah
dosa. Saat kita membawa istilah dosa, maka kita seakan-akan memaknai kalau hal
yang sedang kita perbuat adalah larangan Tuhan, dan kita harus berhenti
melakukannya karena Tuhan, karena kalau kita melakukannya maka kita akan
berdosa.
Akhirnya, yang kita pikirkan
justru adalah besaran dosanya dan bukan seberapa besar dampaknya. Lalu kita pun
mencari-cari penembusan yang seimbang sehingga akal kita pun luput untuk
memahami esensinya.
Esensi karma bukan sebuah
larangan melainkan sebuah kebaikan yang berjenjang akibat dari pemahaman yang
paham.
Saat kita berbicara tentang karma
maka kita akan berbicara tentang DAMPAK dan bukan PEMBALASAN.
Sahabatku… Kalau tangan ini
digerakkan oleh sistemNYA, lalu tangan ini mencuri hak orang lain akankah diriNYA
membalas dendam kepada tangan ini? Kemanakah kasih sayangNYA – Apakah kita
dibuatNYA hanya untuk dibuat takut, atau untuk diajak berpikir agar berakal?
Setiap manusia yang berakal pasti
bisa memikirkan sebab dan akibat dari setiap gerakannya. Karenanya pada jawaban
semesta kami akan duduk untuk belajar tentang karma (dampak) sebagai sebuah
anugerah kecerdasan awal akal bagi semesta.
Sebagai semesta kita adalah
energi. Semuanya adalah energi, termasuk pikiran dan emosi kita, yang merupakan
energi yang bergerak. Jadi, pada dasarnya, semua yang kita lakukan membentuk
energi yang sesuai yang kembali kepada kita dalam beberapa bentuk.
Jadi sederhananya, semua yang kita
lakukan membentuk konsekuensi positif atau negatif. Menggunakan karma sebagai
seperangkat pedoman yang ampuh untuk hidup kita yang mampu mendorong kita untuk
lebih memperhatikan pikiran, tindakan, dan perbuatan kita sebelum kita membuat
keputusan.
Sahabatku… Dzat Maha sudah
memberikan segalanya untuk kita bentuk. Api bisa menjadi baik dan bisa juga
menjadi buruk semua tergantung bagaimana kita membentuknya. Sayangnya kita
tidak paham. Akhirnya kita terjebak pada lingkaran dosa dan terus menganggap
kalau Dzat Maha bisa menjadi sangat buruk dengan hukuman yang sangat keji.
Seseorang yang kesadarannya berkembang
pasti akan berpikir kalau ini sungguh kata-kata yang tidak pantas untuk
disandingkan kepada Dzat Maha. Dan memanglah, memang itu tidak pantas. Kami
memohon maaf untuk segala ketidakpantasan yang telah kita sandingkan kepadaNYA
dengan terus belajar aturan-aturan awal semesta.
Dalam aturan semesta ini ada yang
namanya the law of karma. Maksud dari the law of karma ini adalah, bahwa segala
hal yang dilakukan akan membawa sebab dan akibat yang sesuai.
Sesuai disini bukan berarti hal
yang sama akan terjadi juga. Sesuai disini adalah akibat yang tidak menjauhi
sebab dan sebab yang tidak menjauhi akibat.
Contohnya; Anda mengkhianati
istri Anda dengan berzina bersama orang lain. Apakah karmanya Anda akan
dikhianati juga? Bukan begitu, belum tentu Anda akan dikhianati tiba-tiba tanpa
sebab-akibat yang jelas. Tetapi karmanya adalah energi emosi yang sudah
terlanjur terbentuk, dan inilah hal kritis yang menjadi konsekuensi Anda
selamanya.
Jadi begini Sahabatku… Energi
merekam apapun getaran emosi. Jadi apapun emosi kita mempengaruhi energi kita. Baik
emosi frekuensi negatif ataupun frekuensi positif.
Dalam kehidupan yang sekarang ini
setiap makhluk hidup senantiasa menyimpan getaran energinya sebagai memori
semesta. Dengan kata lain getaran energi emosi kita apapun itu frekuensinya
akan menjadi jejak yang tidak terhapus dalam semesta.
Inilah yang kami maksud dengan
membentuk karma dan mewariskannya.
Emosi berfungsi sebagai gelombang
pembawa untuk seluruh spektrum perasaan. Perasaan adalah apa yang kita sebut
sebagai kemarahan, kesedihan, kegembiraan atau ketakutan dan lainnya. Kemudian
interpretasi atau pemikiran kita tentang energi emosional yang memberinya
makna.
Kita harus memahami bahwa emosi
adalah energi yang mengalir dan membentuk sesuatu. Setiap apa yang kita bentuk
akan menarik sesuatu yang sama.
Menyiratkan bahwa emosi itu
memang sudah seharusnya dibentuk agar senantiasa netral atau minimal senantiasa
positif.
Emosi mendorong keinginan kita,
begitu juga sebaliknya. Jika kita dipenuhi dengan, katakan, kebencian, maka
pikiran, perkataan, dan perbuatan kita akan didorong oleh kebencian: kita akan
melakukan hal-hal yang merugikan, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, dan
memikirkan pikiran-pikiran penuh kebencian yang akan membuat kebencian kita
tetap hidup. Semua hal ini menghasilkan karma buruk bagi kita.
Sebaliknya, jika kita dipenuhi
dengan cinta, maka pikiran, kata-kata, dan perbuatan kita akan didorong oleh
cinta: kita akan melakukan hal-hal yang membantu, mengucapkan kata-kata penuh
kasih, dan memikirkan pikiran-pikiran penuh kasih yang akan berdampak pada
menjaga cinta kita. kuat. Dan semua ini menghasilkan karma baik.
Semua hal ini sudah tersistem
secara otomatis dalam semesta ini. Sebagai bagian dari sistem, kita sudah
berjalan sesuai dengan sistem ini. Baik kita paham atau tidak paham. Itulah kenapa
kita memang harus senantiasa belajar agar paham.
Seperti sekarang ini sahabatku… Kita
sudah paham kalau semuanya adalah sebab-akibat yang sudah tersistem. Dan apabila
kita mengaktifkan sistemnya secara sengaja atau tidak sengaja, maka kita akan
tetap merekam seluruh akibatnya sebagi sebab yang akan terus berlangsung sampai
kita membentuk ulang energinya.
Jadi sahabatku… Kita memang harus
belajar membentuk agar terus mewariskan karma terbaik. Kami ingin berbagi tips
sederhana kepada kita semua disini. Satu tips ini cukup tapi bisa dikembangkan.
Satu tips dari kami adalah kendalikanlah
diri.
Saat kita berbicara ‘diri’ maka
kita akan berbicara tentang keasadaran. Sementara kesadaran hanyalah hasil dari
tiga komponen; jasad, jiwa dan ruh. Ketiga komponen ini menjadi diri kita yaitu
kesadaran.
Saat manusia awas, maka
kesadarannya akan terus mengawasi dan memainkan peran pada setiap detail
gerakan pikirannya sendiri. Akhirnya segalanya lebih terkendali. Tidak ada yang
perlu disalahkan, tidak ada energi yang terbentuk salah, dan tidak ada emosi
yang terwarisi buruk.
Sahabatku… Mohon dipahami kalau kita
adalah semesta, apa yang kita warisi adalah semesta untuk semesta. Energi untuk
energi. Jadi mewarisi karma bukan sekedar tentang garis keturunan, melainkan
tentang segalanya.
Semesta adalah keterhubungan
abadi tentang segalanya. Apa yang kita lakukan akan menjadi sebab akibat untuk
segalanya. Itulah kenapa kita senantiasa diajarkan untuk berpikir. Maka pikirkanlah
lagi tindakan kita sahabatku…
Kita diberi akal pikiran untuk
mampu menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Kita diberi akal pikiran untuk mampu mengolah
dan memikirkan hasil akhir dari sebuah tindakan. Kita diberi akal pikiran untuk
mampu memilih pilihan yang baik dan meninggalkan pilihan yang buruk.
Setiap kita menginginkan warisan karma
kebaikan dan bukan karma keburukan, karena kita memang terlahir dengan fitrah
kebaikan.
Fitrahnya SANG PENCIPTA. Biarkan
akal dan jiwa kita benar-benar memahami hukum sebab akibat dari segala tindakan
yang akan kita aksikan. Gunakanlah akal yang senantiasa mengendalikan ego untuk
memilah segala pilihan yang akan diberaksikan.
Apabila kita terlanjut menoreh
karma yang buruk dalam hidup ini percayalah pada kasih sayangNYA yang tidak
terbatas. Percayalah kalau ini hanyalah pelajaran kehidupan. Kita belajar dari
setiap karma, baik itu karma baik ataupun karma buruk.
Karma bukanlah hukuman, karma
hanyalah pelajaran yang belum kita pelajari. Pelajaran tidak hadir untuk
menghukum tetapi mendidik.
Ada banyak jalan untuk memahami pelajaran.
Jalan itu tidak perlu dinilai baik atau buruk. Namun hanya perlu dilalui. Kita
lalui untuk menjadi lebih baik dalam hidup ini.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
AKTIFASI KECERDASAN SEMESTA DENGAN CINTA
Januari 10, 2021
Mereka berkata Love is the most powerfull energy in universe, use it! Dan memanng benar begitulah apa adanya sahabatku…
Melanjutkan
pertanyaan kemarin tentang; bagaimana bisa rasa cinta mampu menghasilkan
frekuensi otak gamma yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan?
Sudah
kita pelajari kalau frekuensi gelombang gamma terjadi saat terjadi koherensi
antara otak dan jantung untuk menciptakan perasaan diri yang seimbang di titik
0 (nol).
Kondisi
di titik 0 ini adalah kondisi yang sulit terjadi kecuali dengan cinta dan kasih
sayang. Kenapa?
Secara
ilmiah saat seseorang merasakan cinta dan kasih sayang maka itu adalah pertanda
kalau otak dan jantungnya saling memberi intruksi agar dirinya dibanjiri dengan
tiga hormone dibawah ini :
1# Dopamin
Dopamine adalah molekul motivasi. Ketika kita
mengaktifkan dopamin di otak "dorongan pencarian" kita melonjak,
motivasi kita meningkat, dan sumber daya yang kita butuhkan untuk mencapai
penghargaan yang penting dapat segera diakses, seperti kreativitas, intuisi,
dan orientasi tujuan.
2# Oksitosin:
Oksitosin adalah kimia koneksi. Aktifkan
oksitosin dan keterampilan sosial yang kuat akan segera datang. Kemampuan kita
untuk terhubung dengan semesta meningkat dan kita mendapatkan apa yang kita
butuhkan untuk menjadi mahir dan sesuai dalam meningkatkan kecerdasan semesta
yang netral. Sehingga bisa muncul keterampilan membangun koneksi yang saling
memakmurkan.
3# Serotonin:
Serotonin adalah zat kimia kepercayaan. Tanpa
serotonin, efek dopamin dan oksitosin di otak kita akan diredam dan mati rasa.
Mengaktifkan serotonin meningkatkan kekuatan sinyal dari dua sekutunya, memberi
kita perpaduan motivasi dan koneksi yang sangat kuat.
Serotonin ini menghasilkan efek yang kuat: Kita
merasa percaya diri yang hampir tak terhentikan. Rasa agensi yang meningkat dan
kita mengakses semua yang kita butuhkan untuk membangun optimisme, keyakinan,
dan kemanjuran diri.
Ketiga
hormone ini hadir seperti DOA yang terjawab (Dinamis Optimis dan Aksi) agar
diri mencapai versi terbaik dirinya. Dimana untuk mencapai gelombang frekuensi
gamma ketiga gelombang mikro hormonal diatas ini bekerjasama sehingga thalamus
bergerak lebih cepat dibandingkan biasanya. Dengan kata lain, dengan cinta kita
berhasil membuat gelombang mikro kecerdasan yang brilliant.
Gelombang
mikro kecerdasan yang kita setting dengan otomatis ini dapat memberi energi
pada otak kita agar fokus untuk mengarah pada inovasi inovatif yang dibutuhkan
untuk kemakmuran semesta.
Sampai
sekarang hubungan thalamus dengan cinta adalah ikatan hubungan kompleks yang
memiliki timbal balik tinggi untuk pengaktifan yang sarat makna.
Mungkin
romantisme yang paling intim yang harus dikembangkan oleh manusia terlebih
dahulu adalah cara bagaimana mereka mencintai diri mereka untuk memilih
melakukan hal-hal yang kita cintai.
Dan
inilah rahasia yang belum banyak diketahui oleh orang banyak. Rahasia bahwa
cinta kasih sayang adalah anugerah bagi manusia untuk mempermudah manusia mencapai
tujuan dan fungsi mereka sendiri, lalu menjadi cerdas disitu untuk saling
memakmurkan semesta.
Kebanyakan
kita saat ini bergerak dengan penggerak kebencian dan ketakutan. Kita saling
menyingkirkan kemakmuran semesta untuk keuntungan peribadi.
Kita
intens menyebar kebencian dalam seutas janji yang kita sebut kemakmuran. Kita
menyebar ketakutan pada setiap lapis kehidupan, takut kalah saing, takut
dibenci, takut tidak bisa menguntungkan diri sendiri, takut tidak dinilai dan takut
dengan segudang ketakutan lainnya.
Ketakutan
itu mengaktifkan otak ego kita agar akal kita mengkerdil dan hanya tunduk untuk
menyingkir dari ketakutan itu.
Akhirnya
kita tidak pernah berkembang. Akal tidak pernah menerima jatah yang lebih untuk
berpikir. Benih-benih kebencian pun bermunculan akibat ketakutan yang dijaga. Sehingga
ketakutan dan kebencian menjadi bahan bakar manusia untuk memicu dirinya
bergerak. Tidak ada yang tersisa dari cinta dan kasih sayang meski itu untuk
diri sendiri.
Sahabatku…
Menyedihkan memang kesadaran makhluk Bumi saat ini. Tapi bagaimanapun, hal yang
utama untuk melangkah lebih cerdas adalah dengan tidak menyingkirkan kesadaran ini
untuk tidak mengakui hal menyedihkan ini.
Pengakuan
kita bukan kebobrokan akal dan mental yang tidak akan melaju. Melainkan kail
agar diri kita mau memperbaikinya menjadi lebih baik.
Tersenyumlah…
Kita ini adalah kesadaran yang tercerahkan, kesadaran yang akan terus bergerak
untuk memperbaiki. Setiap kita akan saling memperbaiki dengan kecerdasan
semestanya masing-masing sehingga semesta menjadi wujud yang lebih nyaman bagi
tiap kesadaran yang sadar.
Kita
adalah wujud semesta yang penuh cinta itu sahabatku…
Takdir
kita adalah sebagai penyebar rahmatNYA. Tentunya menjadi sederhana kalau kita
memang harus memakmurkan diri dengan CINTA KASIH SAYANG kepada diri sendiri
sebelum menyebarnya kepada semesta lainnya bukan?
Kalau
begitu bagaimana kalau kita mulai dengan mencari apa yang kita cintai dan
melakukannya, mempelajarinya, menjadi cerdas disitu dan menyebarnya untuk
kemakmuran?
Apapun
itu kecerdasan semesta yang Anda bentuk, tetaplah berjanji untuk bagian yang
terakhir; Bawalah niat kemakmuran ke setiap bagian aliran darah yang mengalir,
ke setiap hembusan napas yang menghembus. Kemanapun makmurkanlah, sebarlah
kemakmuran meski itu hanya untuk seekor semut dipojok bawah batu yang terdiam.
Akhir
kata sahabatku… Lakukan yang Anda cintai, dan cintailah yang Anda lakukan.
Bentuklah otak kita agar menjadi otak cinta. Programnkan agar otak penuh dengan
cinta yang mengalir dalam kenetralan semesta. Dimana kenetralan kita
memancarkan cinta yang memeluk bumi dan seluruh makhlukNYA dengan senyuman
kemakmurkan.
Kita
ini adalah gerbangnya Sang Pembuat Kecerdasan bagi semesta alam, jadi memang
sudah seharusnya kita menyebar kecerdasan ini untuk kemakmuran semesta alam
dengan anugerah cinta-NYA.
Kita
ini adalah cinta dan cinta ini adalah cintaNYA yang akan kita sebar sebagai
rahmat bagi semesta alam. Sebagai cinta-NYA kita tidak membuat kebencian,
apalagi membentuk dan menyebarnya. Dengan rahmat yang terbentuk dari cintaNYAlah
tiap diri kita akan menyampaikan cintaNYA dengan lembut dan cerdas.
Tetaplah
membentuk dan memprogram sahabatku… Jangan menilai sekecil apapun itu yang kita
bentuk, melainkan nilailah dengan apa yang kecil itu bisa menjadi ada, bukankah
jawabannya tidak akan pernah kecil?
Tanpa
perlu diakui memang ujung dari setiap kecerdasan semesta hanyalah Dzat Maha
Cerdas itu sendiri. Karenanya, netralkanlah kecerdasan semesta yang kita raih
sahabatku… Netralkanlah!
Salam
Semesta
Copyright
2020 © www.pesansemesta.com
SOLUSI AGAR IBADAH DAN BACAAN MAMPU MENGHASILKAN FREKUENSI OTAK GAMMA
Januari 09, 2021
Sahabatku... Kita sudah membahas sebelumnya kalau frekuensi gelombang otak gamma akan bergerak karena akal yang berpikir dan kenetralan batin yang terjaga.
Jadi sebenarnya mudah sekali
menilai apakah ibadah atau bacaan keagamaan yang kita lakukan itu berdampak
atau tidak memiliki dampak sama sekali?
Kuncinya adalah dengan menilai
akal dan batin kita. Caranya sederhana; Jawab saja dua pertanyaan dibawah ini:
Pertama; Apakah akal kita sudah
mulai tergerak untuk mempertanyakan ibadah atau bacaan yang sedang kita
lakukan? Ataukah kita hanya melakukannya karena ketakutan atau karena sekedar
mematuhi norma-norma keagamaan saja?
Kedua; Apakah batin kita sudah
mampu membentuk diri yang netral dengan ibadah dan bacaannya sendiri? Dengan
kata lain, apakah ibadah atau bacaan kita sudah membuat kita tentram, damai,
bergerak tanpa kebencian, tanpa keraguan, tanpa ketakutan dan tanpa mendikte
Sang Maha yang sedang kita sembah itu sendiri?
Kita bisa menemukan dan menjawab
dua pertanyaan ini masing-masing sahabatku…
Dari dua pertanyaan yang kita disini
kita bisa tahu, apakah ibadah atau bacaan yang sedang kita lakukan memiliki
efek atau tidak memiliki efek sama sekali.
Kami tidak akan menjawab kalau
ibadah atau bacaan-bacaan itu adalah kesia-siaan. Hidup ini adalah pilihan yang
selama pilihan itu ada, maka selama itu kita harus menghargai setiap pilihan. Setiap
pilihan akan membawa hasil sesuai persis dengan sebab akibat.
Saat kita berbicara efek, kita
akan berbicara tentang ‘Hasil’ dan bukan angka pahala, apalagi itu level
keimanan. Karena apabila efeknya saja sudah tidak terasa, maka bagaimana
keimanan mampu diakui.
Begitu juga tentang pahala, seharusnya
sebagai orang-orang yang mentuhankan Sang Maha yang diakui telah dituhankan,
setiap manusia yang beribadah dan membaca atas namaNYA tidak lagi pernah mendikte
pahala.
Itu karena kebaikan (pahala) dari
setiap ibadah atau bacaan seharusnya langsung terasa. Segala sesuatu dalam
hidup ini senantiasa selaras. Jadi kalau kita menyelaraskan sebab dengan
akibatnya, maka kita pasti akan sampai pada hasilnya.
Jadi, apabila kita yang beribadah
atau yang membaca tidak merasakan hasil apa-apa, maka sebenarnya itu bukan tentang
ibadah atau bacaannya.
Misalkan saja tentang mensetting
gelombang gamma. Kenapa kita belum sampai untuk membentuk gelombang otak itu
saat melakukan Ibadah atau membaca bacaannya?
Jawabannya adalah karena kita
belum melakukan sebabnya. Saat melakukan ibadah kita belum membawa akal yang
memikirkan ibadahnya sendiri. Saat membaca kita tidak membawa akal yang mau
memikirkan apa yang dibacanya sendiri.
Akhirnya otak kita yang sedang
beribadah dan membaca hanya memutar neuron yang sama. Sama sekali tidak terjadi
aktifitas thalamus yang aktif, otak justru menon-aktifkan thalamus karena tidak
membutuhkannya.
Sekali lagi, sering kami ulang. Otak
itu bekerja untuk selalu men-saving energi pemiliknya, Otak manusia butuh
energi yang lebih kalau mereka harus terus menerus harus memikirkan hal-hal
yang mereka biasa lakukan secara sadar.
Otak tidak akan membuang-buang energi
untuk hal yang tidak Anda lakukan secara sadar. Semua ibadah dan bacaan yang
kita lakukan dari kecil, sudah tersetting dalam pikiran bawah sadar.
Seseorang harus mengaktifkan
akalnya saat melakukan ibadah atau bacaan untuk mengaktifkan frekuensi
gelombang gamma. Karena frekuensi gelombang gamma hanya aktif dalam keadaan pikiran
sadar seseorang.
Tanpa pikiran sadar, maka tidak aka
nada gelombang gamma, semuanya hanya akan menjadi program yang terulang-ulang. Semoga
bisa terpahami. Jadi solusinya pertama agar ibadah atau bacaan mampu
menghasilkan frekuensi gamma adalah dengan mengaktifkan akal yang berpikir
sadar.
Solusi kedua adalah kenetralan
batin yang diaktifkan. Sahabatku… Seharusnya memang saat kita melakukan ibadah
atau membaca bacaan batin menjadi netral dan hati menjadi tenang. Tapi sayang harus diakui kalau itu tidak
selalu terjadi. Kenapa?
Jawabannya adalah karena
kekhusyuaan tidak dibawa. Apabila setiap ibadah dan setiap bacaan dibaca dengan
kekhusyuan maka setiap ibadah dan bacaan akan sampai pada frekuensi gelombang otak
gamma.
Bukankah sampai di solusi kedua
ini pelajarannya akan selalu ada? Begitulah semesta, kita disini hanya untuk
belajar dan melanjutkan pelajaran.
Pastinya sekarang kita butuh belajar
untuk membentuk sepaket diri yang lengkap dengan kekhusyuan sejatinya sebelum
melakukan ibadah atau bacaan agar segalanya bisa membawa hasil yang bermanfaat,
dan bukan sekedar ketakutan atau pendiktean pahala, bukan begitu?
Hanya saja, apa itu kekhusyuan sejati
dan bagaimana kita membentuknya?
Sahabatku… Anggap saja kalau satu
pertanyaan diatas adalah babak baru dalam setiap ibadah yang masih dilakukan.
Kita akan membahasnya nanti, sungguh sebuah jawaban yang manis dari semesta
yang senantiasa mengajari.
Terimakasih untuk pertanyaan yang
membawa pelajaran…
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
MENJADI CERDAS DENGAN MENSETTING DIRI UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG GAMMA
Januari 07, 2021
Sahabatku…. Mari kita belajar bagaimana menghasilkan frekuensi gelombang otak gamma.
Sampai saat ini gelombang otak
gamma menjadi gelombang otak tercepat yang diproduksi di dalam otak manusia.
Ahli saraf percaya bahwa gelombang gamma mampu menghubungkan informasi dari
semua bagian otak. Seseorang yang berhasil mensetting gelombang gamma maka
dirinya akan belajar dengan sangat mudah dan cepat menjadi cerdas dibidang yang
dipelajarinya.
Menarik bukan frekuensi gamma
itu? Setiap diri kita ternyata bisa bergerak begitu cepat untuk membentuk
kecerdasan semesta dan memanfaatkannya dengan mudah tanpa kesusahan. Sungguh sebuah
anugerah yang sayang kalau tidak kita gunakan.
Diri kita ini adalah kumpulan
anugerah yang terabaikan oleh diri sendiri. Disayangkan memang kita telah tumbuh
untuk menjauhi anugerah kita sendiri. Tapi dengan setiap kita yang mulai tertarik
untuk membaca kerumitan diri ini, maka itu sebuah tanda besar kalau tiap kita
memang sudah semakin tersadar untuk lebih mengenal diri lagi.
Tenang semesta, setiap yang mau
mengenal dirinya, maka akan senantiasa mengenal. Setiap pengenalan diri akan
menarik kita untuk melaju, dan dalam kebaikanNYA yang Maha Baik kita akan
belajar dan berguru. Tidak akan ada paksaan dalam pelajaran yang ada hanyalah
senyum yang tertanam dalam jiwa-jiwa semesta yang berseri karena telah paham.
Setiap kita tentunya memiliki aktivitas gelombang otak gamma, namun jumlah gelombang gamma yang dihasilkan bervariasi. Sayangnya gelombang memang Gamma tidak akan otomatis terjadi saat seseorang berpikir sadar sebagaimana gelombang Beta yang otomatis. Kita harus secara sengaja dan sadar mensetting diri agar menghasilkan gelombang Gamma untuk memanfaatkannya.
Pastinya kita dapat melatih diri untuk menghasilkan lebih
banyak frekuensi Gamma untuk meningkatkan kecerdasan semesta. Setiap semesta
selalu mampu meraih anugerahnya sendiri dan menggunakannya.
Lalu bagaimana cara kita
mensetting diri untuk untuk menghasilkan gelombang gamma?
Sahabatku… Gelombang Gamma ini
berasal dari thalamus dan bergerak dari belakang otak ke depan dan kembali lagi
40 kali per detik. Aktivitas yang cepat ini menjadikan kondisi gamma sebagai
salah satu puncak kinerja mental dan fisik.
Thalamus sendiri adalah bagian
masa abu-abu besar di sekitar ventrikel otak. Fungsinya mirip stasiun sentral,
tempat impuls sensorik. Thalamus adalah jendela bagi otak untuk melihat dunia,
karena thalamus menerima semua informasi dari indra dan mengolahnya. Tulisan yang
Anda baca ini pada akhirnya akan diolah oleh thalamus.
Dari informasi singkat ini kita
bisa menerima JAWABAN CARA KITA MENSETTING DIRI UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG
GAMMA :
“yaitu dengan mengaktifkan thalamus untuk lebih aktif ketimbang
sebelumnya, sambil terus menjaga aktifitas mental agar tetap seimbang.”
Baiklah jadi ada dua cara yang
harus dilakukan secara bersamaan untuk mensetting diri untuk menghasilkan gelombang
gamma, yaitu pertama: mengaktifkan Thalamus. Kedua: Menjaga Aktifitas Mental.
Baiklah, jadi ada dua cara yang
harus dilakukan secara bersamaan untuk mensetting diri untuk menghasilkan gelombang
gamma, yaitu pertama: mengaktifkan Thalamus. Kedua: Menjaga Aktifitas Mental.
Sahabatku… Mari kita jabarkan cara mengaktifkan keduanya dengan singkat dan jelas.
#PERTAMA : BAGAIMANA CARA KITA MENGAKTIFKAN THALAMUS?
Bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya, proses
pembelajaran tidak terjadi secara eksklusif di korteks serebral. Korteks
serebral adalah tempat kita belajar dan berpikir, membentuk kesan lingkungan
kita, mengontrol perilaku sadar, dan menyimpan ingatan.
Menurut buku teks, daerah hulu otak seperti talamus hanya
berkontribusi pada proses ini dengan meneruskan informasi dari organ sensorik
ke daerah yang sesuai di korteks serebral dan menyaring informasi, jika perlu.
Tapi informasi ini perlu diperbaiki, otak adalah
keterhubungan kompleks yang mendukung kecerdasan semesta terbentuk. Selain
korteks serebral, Thalamus memainkan peran yang jauh lebih aktif dalam
pemrosesan visual dalam konteks pembelajaran daripada yang diasumsikan
sebelumnya.
Kalau kita berencana mengaktifkan thalamus maka caranya
sederhana :
PERHATIKAN DAN AMATI SETIAP YANG ANDA LIHAT, SAKSIKAN DAN
AJAK PEMAHAMAN ANDA UNTUK MEMPELAJARI DETAIL DARI SETIAP APA YANG ANDA SAKISKAN.
Sesederhana itu sahabatku… Caranya memang sederhana.
Berhentilah, tengoklah langit, saksikan detailnya lalu
bertanyalah. Pergilah ke kaca, tataplah, saksikanlah detailnya lalu
bertanyalah. Jangan takut dengan pertanyaan, apa yang kita lihat adalah jawaban
dari setiap pertanyaan.
Sahabatku... Apa yang telah luput kita saksikan dengan mata ini? Lihatlah! Perhatikanlah! Seraplah ilmunya semesta.
Dalam sekejap kita melakukannya. Thalamus mengaktifkan hampir seluruh bagian korteks serebral, mengalirinya dengan impulse listrik, membuatnya sangat aktif, neuron baru terbentuk, dan segera saat Anda terbenam dalam pertanyaan, lalu Anda berlari mencari jawaban (belajar) Anda membentuk energi baru sebagai neuron baru yang menebal.
Semakin tebal neuron semakin
cerdas Anda di bidang apapun itu, di keterampilan apapun itu, di pemikiran
apapun itu.
Semesta adalah pembentuk semesta.
Kita adalah pembentuk jasad kita sendiri.
Mohon jadilah sadar akan
kebesaran ini dan apapun kecerdasan semesta yang Anda inginkan hanya akan
menjadi kenyataan yang nyata. Apapun itu sudah benar-benar terkabul.
#KEDUA : BAGAIMANA CARA KITA
MENJAGA AKTIFITAS MENTAL?
Sahabatku… Kebanyakan kita masih
berpikir kalau jawaban dari pertanyaan diatas adalah dengan bermeditasi,
beribadah, pergi ke alam, menyendiri, menghalau masalah dan lain sebagainya.
Tidak terlalu salah! Tapi ada
cara yang lebih ampuh dari segala yang kita sebutkan diatas. Mohon pegang satu
rahasia kecil dibawah ini dan pahamilah:
Rahasianya adalah; Kita harus
berada di titik 0 (nol) untuk memenuhi keseimbangan mental. Keseimbangan mental
bukan tentang apa yang Anda lakukan atau dimana Anda berada, tetapi hanya tetang
Anda.
Dimanapun, kapanpun dan dalam
situasi sebaik atau separah apapun. Apabila kita berhasil seimbang, maka kita
hanya akan seimbang.
Artinya, tidak ada bagian yang
membuat mental kita turun ke dasar yang mengganggu kesadaran Anda untuk fokus
pada kecerdasan yang sedang kita bentuk. Kesulitan kita dalam belajar tidak
akan menjadi kesulitan saat kita seimbang. Hebat bukan?
Kita ini memanglah semesta yang
dibuat sempurna. kita adalah anugerah pembentukan Sang Maha Sempurna. Tugas
kita hanyalah menjadi saksi dari kesempurnaanNYA. Sementara kebersaksian butuh
cara. Carilah caranya, sebuah jawaban sudah mengambang dibawah atmosfir ini.
Begitu juga cara untuk berada di
titik nol, untuk berada di titik 0 (nol) ini diperlukan cara. Apakah caranya harus
rumit, tidak juga. Justru kadang cara-caranya sebenarnya terlalu sepele
sehingga malah lebih sering terlewat untuk kita aplikasikan.
Dalam hidup ini kita mengagumi
kerumitn sebagai bagian dari kecerdasan, tetapi bahkan dari hal yang sepele
terdapat juga kecerdasan. Memang harus diakui kalau kadang kita menyepelehkan
hal yang sederhana. Padahal hal yang sederhana adalah kerumitan berjenjang yang
terlewat dipelajari.
Salah satu untuk berada di tiitk
(o) adalah menjaga kenetralan untuk hanya melihat dengan cinta dan kasih
sayang. Singkatnya, menjadi Rahmat bagi semesta alam, dan bukannkah ini adalah
tugas tujuan kita?
Bagaimana cara kita mensetting
frekuensi gamma ternyata adalah sangat simple dan sering sekali kita
sepelehkan. Jawabannya adalah “Love what you do and do what you love” Lakukan
yang Anda cintai, dan cintailah yang Anda lakukan!
Hari ini mari kita mempelajari, dan
menjadi saksi dari bagaimana cinta bisa membentuk kecerdasan semesta.
Sahabatku… Gamma adalah kondisi
gelombang otak cinta. Kenapa? Karena saat kita berada pada gelombang Gamma kita
mampu berpikiran sadar tapi tanpa strees dan tetap relaks. Itulah alasan
mengapa gelombang Gamma disebut keadaan super seseorang. Dimana seseorang
menjadi sangat cerdas secara pikiran, namun sangat tenang dalam perasaan.
Artinya, gelombang gamma terjadi
saat terjadi koherensi antara otak dan jantung untuk menciptakan perasaan diri yang
seimbang di titik 0 (nol). Kondisi ini adalah kondisi yang sulit terjadi
kecuali dengan cinta dan kasih sayang.
Para ilmuan percaya bahwa bahwa
saat kita mampu fokus pada cinta dan kasih sayang, maka rasa cinta dan kasih
sayang kita akan membuat kita mampu menghasilkan lebih banyak frekuensi gamma.
Mungkin saat ini kita bertanya-tanya
APA HUBUNGANNYA ANTARA AKTIFASI THALAMUS DAN RASA CINTA SEHINGGA MAMPU
MENGHASILKN FREKUENSI GAMMA?
Sahabatku… Kita akan lanjut lagi
besok untuk melanjutkan jawaban diatas. Mari kita penuhi otak ini dengan
penyaksian yang berjenjang. Cintailah pertanyaan yang belum terjawab dan
cintailah setiap ilmu yang belum terserap dan belum terlihat. Cintailah
keterampilan apapun atau masalah apapun yang sedang Anda hadapi.
Dari diri yang terus mau
menyaksikan dan dari diri yang memancarkan cinta maka kita akan selalu hidup
dalam frekuensi gamma yang tersetting otomatis.
Mulai sekarang jangan mencari
anugerah, kita sepenuhnya anugerah semesta itu. Kecerdasan semesta yang kita
harapkan hanyalah sebungkus kado yang sedang menunggu kita buka sendiri.
Bukalah sahabatku… dan sempurnakan dengan kedua cara yang baru kita pelajari
ini.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com